• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jadwal Kebaktian di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo

Bab IV , menguraikan mengenai implikasi dari kehadiran Gereja Kristen Jawa terhadap kehidupan masyarakat, yang akan membicarakan pengaruhnya dalam

PERKEMBANGAN GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO

C. Jadwal Kebaktian di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo

Kebaktian adalah pertemuan orang beriman untuk bersama-sama menghadap Tuhan dan saling menolong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik. Kebaktian Minggu, Kebaktian untuk hari Minggu diatur dalam tata kebaktian (liturgi) yang mempunyai unsur-unsur antara lain30: Unsur-unsur liturgi

kebaktian adalah adiutorium/votum, salam, puji-pujian, penyampaian hukum Allah, penyesalan dosa, doa, berita anugerah, petunjuk hidup baru, persembahan, pelayanan firman Allah, pengakuan iman dan penyampaian berkat.

Macam-macam kebaktian31 :

1. Kebaktian hari Minggu adalah kebaktian yang diselenggarakan pada hari Minggu dengan menggunakan liturgi dan nyanyian gerejawi yang berlaku di sinode GKJ.

2. Kebaktian hari raya Gerejawi adalah kebaktian yang diselenggarakan pada hari-hari raya Gerejawi yaitu Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus dan Pentakosta. Kebaktian tersebut dapat mempergunakan liturgi dan nyanyian gerejawi variasi yang disusun oleh penyelenggara kebaktian.

3. Kebaktian-kebaktian khusus adalah kebaktian yang diselenggarakan berdasarkan kebutuhan dalam rangka kehidupan bergereja dan bernegara antara lain kebaktian Pernikahan, kebaktian Pemakaman dan Penghiburan, Kebaktian Penahbisan/Peneguhan Pendeta, kebaktian Ucapan Syukur, kebaktian hari besar Nasional dan kebaktian khusus lainnya yang dislenggarakan dengan tetap memperhatikan hakikat kebaktian.

30

Ibid., hlm. 37. 31Sinode GKJ

Kebaktian diadakan setiap hari Minggu atau saat kebaktian khusus. Setelah didewasakan kebaktian diadakan hanya 4 kali dalam satu hari di gedung gereja Ambarukmo I, yaitu pada pukul :

•06.30 WIB menggunakan Bahasa Indonesia •08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa •16.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa •18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia

Setelah GKJ Ambarukmo memliki 3 gedung gereja yaitu pada tahun 1986 maka jam kebaktian juga menyesuaikan untuk ketiga gedung tersebut, yang dirinci sebagai berikut:

Gedung Gereja I:

•05.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia •06.30 WIB menggunakan Bahasa Indonesia •08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa •16.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa •18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia Gedung Gereja II:

•07.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa •18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia Gedung Gereja III :

•08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa

Saat ini jadwal kebaktian di GKJ Ambarukmo mempunyai jadwal baru yaitu: Kebaktian Minggu di Gereja Induk

•05.00WIB : Bahasa Indonesia •07.00 WIB: Bahasa Indonesia •09.00 WIB: Bahasa Jawa •18.00 WIB: Bahasa Indonesia

43 Kebaktian Minggu di Pepanthan Nologaten

•08.30 WIB : Bahasa Jawa •18.00 WIB : Bahasa Indonesia

Kebaktian sekolah Minggu di Gereja Induk pukul 07:00 dan di Pepanthan Nologaten pada pukul 08:30. Kebaktian kaum Bapak dilaksanakan setiap hari Selasa Pukul 19:00 Wib dan Ibadah kaum Ibu dilaksanakan setiap hari Rabu Pukul 17:00 Wib.

Pelayanan gerejawi a. Sakramen Baptisan Sakramen Baptis

1) Sakramen Baptis dilayankan bagi orang dewasa dan anak. 2) Sakramen Baptis dilayankan hanya satu kali.

3) Warga Gereja pindahan dari Gereja lain yang sudah dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh K udus oleh orang yang diberi wewenang di gerejanya, di GKJ tidak perlu dibaptis ulang.

Sakramen Baptisan Dewasa

1) Sakramen Baptisan Dewasa adalah Sakramen Baptis yang dilayankan kepada orang dewasa yang mengaku percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Jurus Selamatnya.

2) Syarat-syarat Sakramen Baptisan Dewasa: 1. Calon baptisan telah berusia 16 tahun.

2. Calon baptisan telah menyelesaikan katekisasi.

3. Jika ada orang yang telah menyelesaikan katekisasi di Gereja lain yang mempunyai perbedaan ajaran dengan GKJ, ia perlu memperoleh penjelasan tentang perbedaan ajaran itu berdasarkan Pokok-pokok Ajaran GKJ, sehingga orang itu menerima dan meyakini ajaran GKJ.

4. Calon baptisan dinyatakan layak oleh Majelis Gereja. Sakramen Baptisan Anak

(1) Sakramen Baptisan Anak adalah sakramen Baptis yang dilayankan kepada anak berdasarkan Perjanjian Anugerah Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan pengakuan percaya orangtua/walinya.

(2) Syarat-syarat Sakramen Baptisan Anak:

2. Kedua atau salah satu orang tua atau walinya yang sah adalah warga sidi dari Gereja yang bersangkutan dan tidak berada dalam Pamerdi. Jika salah satu orangtua/wali belum Sidi, orangtua/waliyang bersangkutan sebaiknya menyatakan persetujuan tertulis yang formulasinya ditetapkan oleh Majelis Gereja.

3. Orangtua/walinya ditetapkan layak oleh Majelis Gereja setelah mengikuti percakapan gerejawi yang diselenggarkan oleh Majelis Gereja berkenan dengan pemahaman dan penghayatan imannya serta tanggung jawab sebagai orangtua/wali atas pendidikan anak yang dibaptiskan.

b. Sakramen Perjamuan Kudus

Diadakan setiap 3 bulan sekali dan pada saat kebaktian malam Jumat Agung (1)Sakramen perjamuan dilayankan sekurang-kurangnya 4 kali setahun. (2)Yang boleh mengikuti Sakramen Perjamuan adalah:

1. Warga Sidi yang tidak dalam Pamerdi

2. Warga titipan sebagaimana diatur dalam pasal 4 dan 5 Tata Laksana

3. Tamu dari gereja lain.

(3)Sebelum Sakramen Perjamuan dilayankan, perlu ada persiapan terlebih dahulu yaitu:

1. Majelis mewartakan rencana pelayanan Sakramen Perjamuan dalam kebaktian hari Minggu 2 Minggu berturut-turut dan meminta para warga Gereja yang berhak ikut Sakramen Perjamuan untuk mempersiapkan diri.

2. Majelis mengingatkan makna Sakramen Perjamuan melalui kotbah atau pembacaan bagian pertelaan Sakramen Perjamuan dalam kebaktian hari Minggu menjelang pelayanan Sakramen Perjamuan. 3. Majelis Gereja melakukan penggembalaan persiapan Sakramen

Perjamuan kepada warga Gereja yang berhak mengikuti Sakramen perjamuan32.

c. Penerimaan Pengakuan Iman

Pada seoarang jemaat yang sudah beranjak dewasa dan yang sudah dibaptis untuk selanjutnya akan mengadakan pengakuan Iman (Sidi), sebelum melakukan penerimaan pengakuan Iman diwajibkan mengkuti katekisasi atau pendalaman Kitab Suci. Syarat-syarat Pengakuan Percaya (Sidi):

32

45 1. Calon Pengaku Percaya (Sidi) berusia sekurang-kurangnya 16 tahun. 2. Calon Pengaku Percaya (Sidi) telah meyelesaikan Katekisasi dan

dinyatakan layak oleh Majelis Gereja.

3. Calon Pengaku Percaya (Sidi) yang telah meyelesaikan Katekisasi di Gereja lain yang mempunyai perbedaan ajaran dengan GKJ, ia perlu memperoleh penjelasan tentang perbedaan ajaran itu berdasarkan Pokok-pokok Ajaran GKJ, sehingga orang itu menerima dan meyakini ajaran GKJ.

d. Pengakuan Dosa (Parmedi)

Parmedi adalah tindakan Gereja berdasarkan kasih sebagai bentuk pemeliharaan iman kepada warga Gereja atau pejabat Gerejawi yang jatuh ke dalam dosa, atau paham pengajarannya bertentangan dengan Firman Tuhan. Parmedi bertujuan agar yang bersangkutan mengakui dosanya dan bertobat, sehingga keselamatannya terpelihara, menjadi peringat dan pendidikan bagi sesama warga gereja dan agar kesucian Gereja sebagai anugerah Tuhan tetap terjaga demi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Parmedi dilakukan terhadap warga Baptis anak, warga dewasa, pejabat Gerejawi dan Gereja33.

Pelayanan Hari besar Gereja dan Hari Besar Nasional •Malam Jumaat Agung

•Peringatan Jumat Agung •Paskah

•Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga •Malam Natal

•Peringatan Natal

•Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia •Menyambut Tahun Baru

Pelayanan Katekisasi

Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam Gereja yang memiliki latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang Israel dalam perjanjian lama maupun dalam hidup jemaat mula-mula di perjanjian baru.

33

Katekisasi atau Katekese berasal dari kata kerja bahasa Yunani Κατεχειν (katekhein), yang berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi pengajaran. Dalam perjanjian baru misalnya, Lukas 1:4, Kisah Para Rasul 18:25, 21:21, 24, Roma 2:17-18,1 Korintus 14-19,dan Galatia 6:6. Disimpulkan bahwa arti kata Katekhein lebih ditekankan pada mengajar bukan dalam arti intelektualistis tetapi lebih kepada arti praktis, yaitu mengajar atau membimbing seseorang, supaya ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekisasi yang berlangsung dalam gereja berarti, kegiatan pengajaran iman yang membimbing seseorang (atau beberapa) agar ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya.

Katekisasi tidak semata-mata melakukan transfer pengetahuan Alkitab, melainkan lebih menekankan pada upaya menyampaikan pemahaman isi Alkitab. Oleh karena itu, katekisasi yang dilakukan gereja adalah kegiatan pengajaran yang penting tentang iman juga merupakan pembentukan iman dari peserta katekisasi (katekisan atau calon warga sidi jemaat), sehingga melalui katekisasi warga jemaat dilengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus sehingga sanggup menghayati, mentaati dan melaksanakan imannya dalam keluarga, Gereja dan masyarakat (Efesus 4: 12-13 : Untuk melengkapi orang- orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus). Katekisasi dilaksakan oleh pendeta dan guru katekisasi. Waktu pelaksanaan katekisasi sekurang-kurangnya 36 kali pertemuan. Bagi kasus-kasus tertentu, jika calon tidak dapat mengikuti katekisasi menurut waktu

47 yang ditentukan, maka majelis gereja dapat menentukan lama penyelenggaraan dan penyesuaian bahan katekisasinya

Pelayanan katekisasi dilaksanakan untuk persiapan anggota jemaat yang akan mengaku percaya. Katekisasi juga diwajibkan untuk anggota jemaat yang akan menikah, khususnya untuk katekisasi pranikah akan dibimbing langsung oleh Pendeta. Katekiasai diadakan pada setiap wilayah pelayanan dan diselenggarakan sesuai jadwal masing-masing wilayah dan dibedakan berdasarkan kelompok umur. Kelompok katekisasi remaja, kelompok katekisasi Pemuda/Dewasa dan kelompok katekisasi orang tua.

Persekutuan Doa

Persekutuan doa merupakan bagian dari pembinaan iman yang mendorong anggota jemaat untuk selalu memelihara relasinya dengan Tuhan, dan dapat membangun sikap hidup yang taat dan setia kepada-Nya34. Persekutuan doa

keluarga pada setiap wilayah dan diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Pemahaman Alkitab

Pemahaman Alkitab adalah media untuk mendorong anggota jemaat untuk menemukan kekuatan-kekuatan yang membangun hidup bergereja sesuai dengan Firman Tuhan. Dalam kelompok pemahaman Alkitab diberi kesempatan untuk diadakannya diskusi, untuk dan mningkatkan pemahaman tentang Firman Tuhan sehingga menjadi pedoman dalam kehidupan iman di kehidupan sehari-hari.

34Evi Dewajanti,

Pelayanan Peneguhan Nikah

Peneguhan nikah didahului dengan katekisasi pranikah yang dibimbing sendiri oleh Pendeta. Menurut orang kristen pernikahan adalah suatau persekutuan antar suami dan istri dan lingkungan orang kristen berlaku sistem monogami, yaitu pernikahan berlangsung untuk selamanya atau sekali dalam hidup.

Dalam pelayanan katekisasi pranikah diajarkan, pertama tentang konsep pernikahan kristen itu sendiri seperti apa: bahwa itu mengenai memulai kehidupan baru (“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”, Kejadian 2:24), yang salah satunya mengimplikasikan bahwa seorang cowok dan harus siap nikah dan tidak lagi meminta support keluarga untuk menafkahi istri seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 7:3 yang berbunyi “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula istri terhadap suaminyadan juga mengimplikasikan bahwa masalah dalam keluarga sebaiknya tidak dibawa ke orang tua (pertama didoakan, di bawa ke pendeta dan diselesaikan oleh pasangan suami-istri). Pernikahan juga hanya boleh sekali: Tidakkah kamu baca, ‘Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’ Matius 19:6.

Dijelaskan juga mengenai peran dan tanggung jawab suami dan istri (Efesus 5:22-28: Istri harus tunduk pada suami, dan suami harus mengasihi istri). Dijelaskan juga mengenai peran anak, dan bagaimana berkomunikasi dengan pasangan dalam menghadapi persoalan dalam keluarga maupun persoalan dari luar.

49 Retret

Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan biasanya. Sebuah retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan spritiual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis. Sebuah retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun pengalaman mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok/komunitas. Beberapa retret dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya dilakukan dalam suasana berbagi rasa, tergantung dari pengetahuan dan praktik yang dilakukan oleh fasilitator dan/atau pesertanya. Retret sering kali dilakukan di daerah pedesaan atau pedalaman, atau di tempat-tempat retret khusus seperti sebuah biara. Retret religius/spiritual menyediakan waktu untuk berefleksi, berdoa, atau bermeditasi.

Kegiaatan retret dilakukan oleh masing-masing komisi yang bertujuan untuk berdoa dan mendapatkan kekuatan, inspirasi dan semangat sehingga dapat kembali melaksanakan tugas dengan baik dalam menghadapi setiap tantangan dalam tugas dan pelayanan gerejawi.

Rapat-rapat Gereja

Rapat gerejawi diselenggarakan untuk membicarakan kelangsungan kehidupan bergereja. Rapat terdiri dari: Rapat Majelis Gereja, Rapat Diaken, Rapat Majelis terbuka dan Rapat Moderamen. Di dalam keputusan Sidang Sinode XVII pasal 28 yang berisi macam persidangan Gerejawi : Persidangan Majelis Gereja dan Persidangan Majelis Gereja Terbuka (Rapat Gereja). Rapat jemaat

telah dicantumkan dalam persidangan gerejawi yang disebut dengan persidangan Majelis Terbuka, maka Persidangan Majelis Terbuka adalah forum Persidangan Majelis Gereja yang dihadiri oleh Pendeta, Penatua dan Diaken yang juga dihadiri oleh anggota gereja, dengan ketentuan35:

1. Sidang Majelis merupakan wadah pengambilan keputusan serta kebijakan di jemaat.

2. Sidang Majelis Gereja adalah badan pelayanan tertinggi dalam jenjang pengambilan keputusan di tingkat jemaat oleh karena itu wajib dihadiri oleh seluruh anggota Majelis Jemaat

3. Sidang Majelis Gereja dilaksanakan setiap 3 bulan dan sidang dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu

4. Sidang Majelis Gereja diadakan atas undangan Pelaksanaan Harian Majelis Jemaat (PHMJ)

Sidang Majelis Gereja diadakan untuk berbagai tujuan berupa: 1. Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran

2. Pertanggungjawaban Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran dari PHMJ kepada Majelis Jemaat

3. Penetapan Peraturan Pelaksanakan Majelis Jemaat

4. Permintaan persetujuan bagi realisasi suatu proyek Non Program

5. Sidang khusus dalam rangka penyelesaian masalah yang timbul dalam jemaat dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan/keputusan sidang majelis gereja.

Kehadiran dalam persidangan majelis jemaat merupakan wujud nyata tanggung jawab sebagai pimpinan jemaat. Seorang anggota majelis jemaat berhak dan berkewajiban untuk hadir dalam persidangan majelis gereja dan berpartisipasi di dalamnya dapat mendatangkan banyak hal positif dalam pelayanan bersama

35Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta,

Catatan Sejarah Ringkas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Yogyakarta, 2004, hlm. 12

51 dapat terjadi antara lain karena kurangnya kehadiran dan keterlibatan dalam persidangan.

1) Rapat majelis

Permusyawaratan anggota majelis jemaat yang mengatur dan menetapkan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab gereja, perihal pemberitaan Injil, pemeliharaan Iman warga jemaat, adminitrasi dan keuangan Gereja. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Gereja dan maslah-masalah kebersamaan Klasikal, Sinodal, Oikumenis dan Kemasyarakatan.Dilaksanakan setiap 2 minggu sekali setiap hari Kamis pukul 19.00 WIB – Selesai dan dihadiri oleh anggota majelis.

2) Rapat MajelisTerbuka

Materi yang dibicarakan dalam sidang adalah evaluasi kegiatan dan atau rencana dalam pelayanan Gereja, dan hal-hal yang tidak menyangkut rahasia jabatan serta rahasia pribadi warga jemaat.

3) Rapat Diakonia

Dilaksanakan 1 bul an sekali untuk membahas secara khusus tindakan- tindakan diakonia yang dilakukan terhadap anggota jemaat, yang memerlukan pelayanan. Membahas kebutuhan jemaat yang sedang mengalami masalah, peristiwa dukacita, menderita sakit, kelahiran anak dan melayani keluar wilayah seperti membantu daerah yang dilanda bencana.

4) Rapat Moderamen

Dilaksanakan dalam rangka melaksanakan keputusan rapat majelis untuk membicarakan hal-hal khusus atau jika dipandang perlu dan mendesak.

Sidang Klasis

Klasis Gereja-Gereja Kristen Jawa adalah ikatan kebersamaan beberapa Gereja Kristen Jawa di wilayah tertentu yang didasarkan pada pengakuan keesaan Gereja sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa. Ikatan kebersamaan beberapa Gereja Kristen Jawa tersebut diwujudkan dalam Persidangan Klasis dan Visitasi. Beberapa Gereja yang berasal dari satu atau beberapa klasis yang berdekatan dan telah mampu mengatur, mengembangkan, serta membiayai diri sendiri sebagai klasis dapat berdiri menjadi sebuah klasis baru.

Setiap klasis memiliki nama yang pasti dan alamat yang jelas. Kedudukan hukum setiap klasis ditentukan oleh klasis itu sendiri. Apabila dalam melaksanakan pelayanannya Gereja Kristen Jawa mengalami masalah, maka akan diadakan Sidang Klasis. Sidang Klasis adalah persidangan para pemangku jabatan Gerejawi utusan Gereja-Gereja anggota Klasis yang bersangkutan.

Sidang Klasis terbagi dalam dua macam36:

1. Sidang Klasis yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup klasis, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja.

2. Sidang Klasis Istimewa yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan mendesak yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup klasis, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja.

Keputusan yang diperoleh pada saat Sidang Klasis dan Sidang Klasis Istimewa ditetapkan berdasarkan Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen

36Sinode GKJ,

Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa, Salatiga: Sinode Gereja- Gereja Kristen Jawa, 2012, hlm. 13

53 Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa. Selain itu, keputusan tersebut pun mengikat Gereja-Gereja se-klasis yang bersangkutan.

Visitasi Klasis adalah perkunjungan Gerejawi yang dilakukan oleh para pejabat Gerejawi yang ditunjuk oleh persidangan klasis ke suatu Gereja sebagai wujud ikatan Gereja-Gereja dalam lingkungan klasis. Visitasi klasis bertujuan untuk saling mengingatkan dan menguatkan agar Gereja-Gereja senantiasa melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam pemberitaan penyelamatan Allah, pemeliharaan keselamatan, penataan organisasi, serta keuangan dan harta benda.

Klasis dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pelaksana Klasis (Bapelklas), Badan Pengawas Klasis (Bawasklas), dan Administrasi Klasis. Pertama, Badan Pelaksana Klasis (Bapelklas) adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk melaksanakan keputusan-keputusan klasis. Bapelklas mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan klasis berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan klasis.

Kedua, Badan Pengawas Klasis (Bawasklas) adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan klasis. Bawasklas mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan klasis berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan klasis. Ketiga, Administrasi Klasis adalah penataan, penyelenggaraan, dan pengurusan segala usaha atau kegiatan klasis, yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

Setiap Klasis memiliki kekayaan yang pada hakikatnya kekayaan tersebut adalah milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada Klasis dalam rangka melaksanakan tugas panggilannya untuk karya penyelamatan Allah. Kekayaan Klasis terdiri dari uang, surat berharga, barang bergerak dan tidak bergerak, serta kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki oleh Klasis diperoleh dari dukungan Gereja-Gereja se-klasis, persembahan warga Gereja, sumbangan perseorangan atau lembaga yang tidak mengikat, dan sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan iman Kristen.

Sidang Sinode

Sinode Gereja Kristen Jawa adalah ikatan kebersamaan seluruh Gereja- Gereja Kristen Jawa melalui Klasis yang didasarkan pada pengakuan keesaan Gereja sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab dengan menaati pokok-pokok ajaran GKJ, serta tata Gereja dan tata laksana GKJ. Sinode GKJ pertama kali diselengarakan di Kebumen, pada tanggal 17 Februari 1931. P ara pemangku jabatan Gerejawi utusan tiap klasis GKJ berhak melakukan persidangan apabila menghadapi masalah dalam menjalankan pekerjaannya. Persidangan tersebut biasa disebut Sidang Sinode.

Sidang Sinode terbagi menjadi dua37:

1. Sidang Sinode yaitu persidangan untuk membicarakan masalah- masalah yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup sinode, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja.

2. Sidang Sinode Istimewa yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan mendesak yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup sinode, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja.

37

55 Keputusan yang diperoleh pada saat Sidang Sinode dan Sidang Sinode Istimewa ditetapkan berdasarkan Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa, yang harus diterima oleh setiap GKJ atau klasis.

Visitasi sinode adalah perkunjungan Gerejawi yang dilakukan oleh para pejabat Gerejawi yang ditunjuk oleh persidangan sinode ke suatu klasis sebagai wujud ikatan Gereja-Gereja dalam lingkungan sinode. Visitasi sinode bertujuan untuk melakukan pendampingan terhadap klasis atau Gereja melalui klasis yang divisitasi agar senantiasa melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam pemberitaan penyelamatan Allah, pemeliharaan keselamatan, penataan organisasi, serta keuangan dan harta benda.

Klasis dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pelaksana Sinode (Bapelsin), Badan Pengawas Sinode (Bawasin), dan Administrasi Sinode. Pertama, Badan Pelaksana Sinode (Bapelsin) adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan sinode untuk melaksanakan keputusan-keputusan sinode. Bapelsin mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan sinode berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan sinode.

Kedua, Badan Pengawas Sinode (Bawasin) adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan sinode untuk melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan sinode. Bawasin mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan sinode berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan sinode. Ketiga, Administrasi

Sinode adalah penataan, penyelenggaraan, dan pengurusan segala usaha atau kegiatan sinode, yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

Setiap Sinode memiliki kekayaan yang pada hakikatnya kekayaan tersebut adalah milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada Sinode dalam rangka melaksanakan tugas panggilannya untuk karya penyelamatan Allah. Kekayaan Sinode terdiri dari uang, surat berharga, barang bergerak dan tidak bergerak, serta kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki oleh Sinode diperoleh dari dukungan setiap GKJ, persembahan warga Gereja, sumbangan perseorangan atau lembaga yang tidak mengikat, dan sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan iman Kristen.

57 BAB IV

IMPLIKASIKEHADIRAN GKJ AMBARUKMO TERHADAP

Dokumen terkait