• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR BELAKANG BERDIRINYA GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO

Bab IV , menguraikan mengenai implikasi dari kehadiran Gereja Kristen Jawa terhadap kehidupan masyarakat, yang akan membicarakan pengaruhnya dalam

LATAR BELAKANG BERDIRINYA GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO

A. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo masa pra pendewasaan

Gereja Kristen Jawa Ambarukma adalah salah satu Gereja dari ribuan Gereja dewasa yang ada di Indonesia umumnya atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya, dan GKJ Gondokusuman adalah salah satu Gereja dalam sejarah kebersamaan Sinode GKJ, yang melahirkan banyak Gereja dewasa di Yogyakarta. Wilayah-wilayah yang berkembang menjadi pepanthan, kemudian didewasakan menjadi Gereja mandiri, salah satunya yaitu Gereja Kristen Jawa Ambarukmo15.

Sebagai salah satu pepanthan yang ada di bagian timur wilayah pelayanan GKJ Gondokusuman, anggota majelis dan warga jemaat mengajukan diri untuk menjadi pepanthan. Dari tahap pepanthan lantas mewujudkan permohonan menjadi Gereja dewasa. Setelah dipersiapkan dengan baik dan atas kesungguhan dari warga jemaat maka, pada tanggal 17 Mei 1964 dilaksanakan pendewasaan dengan nama Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, dengan wilayah pelayanan bagian timur dari jalan. Munggur-Gejayan sampai Janti dan sekitarnya.

Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja induk bagi jemaat kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu ke waktu semakin bertambah banyak jumlah jemaat, baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar yang merupakan

15Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta,

Catatan Sejarah Ringkas GKJ Ambarukmo, Yogyakarta, 1996, hlm. 2.

pendatang (mahasiswa). Gereja Kristen Gondokusuman memiliki wilayah yang

cukup luas, majelis jemaat membagi ke dalam beberapa wilayah. Di antaranya

wilayah sebelah timur: Demangan baru, Sapen, Ambarukmo, dan Gendeng.

Wilayah ini yang kemudian menjadi wilayah pepanthan Ambarukmo16. Hal ini

yang menyebabkan gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaat yang hadir untuk beribadah. Majelis jemaat memutuskan untuk medirikan pepanthan (anak cabang) yang bertujuan menampung jemaat yang ingin beribadah di wilayah tertentu yang sudah mempunyai jemaat yang cukup banyak.

Pepanthan ini diharapkan dapat menambah banyak jemaat Kristen yang telah ada untuk memperluas penyebaran agama Kristen. Pada tahun 1964 didewasakanlah Pepanthan Ambarukmo dan sekarang menjadi Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Pepanthan Ambarukmo sudah cukup banyak memiliki jemaat sehingga jemaat yang berada di daerah dekat Pepanthan Ambarukmo bisa beribadah Minggu di pepanthan Ambarukmo. Pepanthan yang pada saat itu masih meminjam Panti Asuhan Reksa Putra (panti asuhan yang didirikan oleh Gereja Gondokusuman) yang bertujuan untuk menampung dan mendidik anak-anak kristen yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolah dan membantu sesama.

Dalam perkembangannya Gereja Kristen Ambarukmo, ada warga sekitar gereja yang ingin belajar tentang agama kristen. Kegiatan pertama yang mereka lakukan yaitu berdoa sebelum makan malam di rumah. Keluarga tersebut merasakan adanya kedamaian di hati dan ketenangan ketika melakukan doa.

16

Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Gondokususman Yogyakarta, Djemaat Kristen Gondokususman, Empat puluh Tahun, Yogyakarta, hlm. 116.

19 Mendengar keputusan dari keluarga Prawiro Utomo untuk belajar agama kristen, bapak Suwandi bersedia untuk mengajarkan tentang ajaran agama kristen, kemudian dilakukan katekisasi oleh Pendeta Wiyoto Hardjopawiro sebagai

pembimbingnya17. Pada tanggal 25 D esember 1961 di pepanthan Ambarukmo

dilaksanakan baptisan kudus untuk pertama kali bagi keluarga atau orang-orang yang sudah menjalankan katekisasi. Dengan adanya jemaat baru maka keberadaan pepanthan Ambarukmo dalam masa ini (pra pendewasaan) bisa diterima oleh masyarakat sekitar, terbukti dari adanya baptisan dan katekisasi yang telah dilaksanakan oleh pepanthan Ambarukmo dan juga gedung gereja baru untuk beribadah.

B. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Sebagai Gereja Mandiri

Dalam perkembangannya, pembangunan kampus IAIN Sunan Kalijaga di Ngentak Sapen, memberi pengaruh dalam penyelenggaraan ibadah yang masih menumpang di ruangan Panti Asuhan. Majelis dan warga jemaat kemudian menemui Bapak Lurah Papringan pada waktu itu, yang mana rumah beliau pernah digunakan untuk penyelenggaraan SD BOPKRI Demangan III, sehingga diperkenankan untuk membeli tanah, di mana Gereja Induk sekarang berdiri yakni di Jl. Ampel 4 Papringan, satu komplek dengan SD BOPKRI Demangan III, yang lebih dahulu memiliki bangunan sekolah, sehingga majelis dan warga jemaat dapat membeli tanah seluas 1.250 m² di dusun Papringan (sekarang Jalan Ampel 4 Papringan), kemudian dibangun gedung gereja (sekarang gedung induk) yang

diresmikan pemakainnya pada tanggal 17 Mei 1975.Pembangunan gedung gereja,

17Evi Dewajanti,

diwujudkan dengan persembahan berupa material bangunan dan juga tenaga melalui gotong royong. Majelis GKJ Gondokosuman memberikan dukungan dengan menyumbangkan daun pintu serta jendela yang semuanya dari kayu jati dari bangunan toko buku taman pustaka kristen lama dan bisa digunakan pada tahun 1975.

Pada tanggal 14 Mei 1975 diresmikan tempat ibadah untuk warga di sekitar dusun Karangasem, Dero dan Condongcatur (wilayah 7) yang berjumlah 150 jiwa. Pelayanan Gerejawi berkembang hingga sekitar dusun Karangaem Condongcatur. Karena letaknya yang cukup jauh dan jumlah warga yang cukup banyak, majelis Gereja memandang perlu untuk mengangkat pembantu pendeta yaitu Sdr.Yusuf Sutarman, S.Th yang ditetapkan kedudukannya sebagai pembantu pendeta pada tanggal 23 September 1979. Dalam perkembangannya, ada tawaran melalui perumnas Condongcatur yang telah menyediakan tanah seluas 500 m² untuk segera dibangun sebuah gereja. Hal tersebut ditanggapi dengan baik oleh majelis GKJ Ambarukmo, yang kemudian membangun sebuah gedung gereja dengan dana yang berasal dari swadaya warga jemaat. Meskipun pembangunan belum selesai 100% namun atas kehendak majelis gereja dan warga jemaat serta kesepakatan Klasis GKJ Yogyakarta timur, Wilayah 7 (Condong catur dan sekitarnya) pada tanggal 5 Juli 1984, didewasakan dan diberi nama GKJ Condongcatur, dengan warga sejumlah 356 jiwa terdiri dari 168 warga dewasa dan 188 anak-anak.

Dalam perkembangan pelayanan Gerejawi, untuk memenuhi kebutuhan kerohanian pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta, maka GKJ Ambarukmo

21 menerima permohonan kerjasama dari (Badan Kerjasama Persatuan Gereja Indonesia) BKS PGI Wilayah DIY-GMKI cabang Yogyakarta untuk pemanggilan pendeta pelayanan mahasiswa. Setelah rekomendasi persidangan Klasis Yogyakarta Timur, calon pendeta dari Bapak Yusri Panggabean, S.Th, yang dinyatakan layak tahbis. Sedangkan penahbisan dilakukan pada tanggal 17 September 1986 bertempat di gedung gereja yang selesai dibangun di Karangbendo dan sekaligus dilakukan peresmian sebagai gedung gereja kedua. Pembangunan gedung gereja kedua GKJ Ambarukmo, di dusun Karangbendo bermula dari gedung induk yang sudah tidak bisa menampung jumlah jemaat saat melaksanakan ibadah dan adanya 2 keluarga yaitu keluarga Drs. Toekidjo Widjisantosa dan Kel. Hardiyanto Yoram mempersembahkan tanah yang letaknya bersebelahan seluas 1850 m ² untuk dapat dibangun gereja, sedangkan keluarga Handoko Murwitosusanto dan Bapak Samuel Suharto mempersembahkan

tanahnya untuk jalan masuk, seluas 5 meter dan panjang 60 meter18. Peletakan

batu pertama pembangunan gereja dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 1983. Meskipun pembangunan gedung gereja belum selesai seluruhnya, atas usul warga jemaat, gedung gereja mulai digunakann untuk ibadah Minggu pada tanggal 16 Agustus 1985. Bersamaan dengan itu ditahbiskan Bapak Yusri Panggabean, S.Th sebagai pendeta dengan penugasan pelayanan mahasiswa atas prakasa Badan Kerja Sama Persekutuan Gereja Indonesia Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (BKS PGI GMKI Cabang Yogyakarta).

18

Salah satu wilayah GKJ Ambarukmo adalah wilayah 6 (Nologaten) yang mempunyai daerah yang cukup luas yang kebetulan adalah lembaga pendidikan Kristen yaitu sekolah PGAK/P (sekarang Kampus STAK Marturia) melalui pengurus Yayasan Pendidikan Kristen Marturia, mengijinkan tiga ruangan kelas dapat digunakan untuk beribadah dan dapat digunakan mulai tanggal 1 Maret 1986 mulai minggu pukul 08.30 WIB. GKJ Ambarukmo bekerjasama dengan pengurus YPK Marturia Yogyakarta untuk membangun gedung gereja di lokasi kampus STAK Marturia di Dusun Nologaten. Setelah mendapatkan ijin prinsip dan ijin mendirikan bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, acara peletakan batu pertama diselenggarakan pada tanggal 12 J uni 1993 ol eh Bupati Sleman Drs. H. Arifin Illyas. Pada tanggal 27 Juli 1995 telah terpilih Sdr. Purwantoro Kurniawan, S.Th sebagai pendeta jemaat ketiga dan dithabiskan hari Jumat, 17 Januari 1997 bersamaan dengan peresmian Gedung 3 GKJ Ambarukmo di Nologaten oleh Bupati Sleman Drs. H. Arifin Illyas.

Gereja Kristen Jawa Amabrukmo mempunyai 3 gedung gereja, yaitu gedung gereja 1 di Papringan, Gedung 2 di Karangbendo dan gedung 3 di Nologaten, namun sejak bulan maret 2008, penyebutan gedung 1 P apringan, Gedung 2 Karangbendo dan gedung 3 Nologaten diganti menjadi Gedung Induk Papringan, Pepanthan Karangbendo dan Pepanthan Nologaten.

C. Program-program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo

Gereja Kristen Jawa Ambarukmo yang mempunyai visi “Terwujudnya warga Kristen Jawa Ambarukmo yang damai sejahtera sebagai kawan sekerja Allah dalam karya penyelamatan Allah atas dunia ini”. Memiliki beberapa

23 program yang berhubungan dalam pelaksaan kegiatan-kegiatan dalam beribadah. Program-program ini bertujuan untuk peningkatan dalam pelayanan Gereja

kedepan19. Misi adalah program kegiatan untuk mencapai/mewujudkan visi yang

telah ditetapkan, dengan memberdayakan warga jemaat yang dilandasi semangat kebersamaan dan kerjasama serta peran aktif segenap warga jemaat melaksanakan kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat, maka rumusan misi adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan dan mewujudkan kehidupan warga Gereja yang aman, tentram, rukun da n peduli terhadap sesama yang dijiwai semangat kebersamaan dan kerjasama,

2. Mewujudkan pemberdayaan seluruh warga Gereja untuk berkarya secara profesional,

3. Menjadikan dan mewujudkan warga Gereja untuk melaksanakan/kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat yang dilandasi kasih,

4. Mewujudkan warga Gereja dalam kehidupan bergereja yang dilandasi iman Kristen dan menumbuhkankembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

5. Mewujudkan warga Gereja dalam kehidupan bermasyarakat yang dilandasi cinta kasih terhadap sesama, kebersamaan dan kegotongroyongan tanpa memandang perbedaan agama, suku, maupun golongan,

6. Mewujudkan sarana dan prasarana dan pemanfaatan serta penatalayanan dalam mendukung pelaksanaan organisasi dan tata laksana Gereja Kristen Jawa Ambarukmo20.

Tujuan : hasil yang akan dicapai dalam waktu 5 tahunan atau 25 tahunan: 1. Meletakkan kerangka prioritas semua program dan kegiatan,

2. Merupakan fokus dari arah semua program dan kegiatan dalam pelaksanaan misi GKJ Ambarukmo,

3. Mampu menjawab kesenjangan yang terjadi selama ini, saat sekarang dan waktu yang akan datang21.

19

Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Data Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Yogyakarta, 2004, hlm.4.

20Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta,

Program Kerja Majelis GKJ Ambarukmo. Yogyakarta, 2014, hlm. 2.

21 Idem

Sasaran : yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 1 tahun, semesteran, triwulan, bulanan, disebut juga tujuan antara (intermediate goal):

1. Meningkatnya kehidupan warga Gereja yang harmonis dalam persekutuan Tuhan Yesus dan sesama warga,

2. Meningkatnya pemberdayaan warga Gereja secara optimal dan profesional dalam bidangnya,

3. Meningkatnya kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat,

4. Meningkatnya kehidupan warga Gereja yang merupakan satu tubuh dalam kehidupan bergereja,

5. Meningkatnya hubungan yang harmonis antara sesama manusia, lintas agama, golongan dalam kehidupan bermasyarakat,

6. Terpenuhinya sarana dan prasarana dan pemanfaatannya serta penatalayanan dalam mendukung pelaksanaan Organisasi dan Tata Laksana Gereja22.

Strategi: untuk mewujudkan sasaran dan tujuan dibutuhkan rencana menyeluruh dan terpadu yang mencakup:

1. Memberdayakan Majelis, Badan-badan Pembantu Majelis, kantor Gereja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan dalam susunan Organisasi dan Tata Laksana yang berlaku.

2. Memberdayakan seluruh warga Gereja agar berperan aktif dalam menumbuhkembangkan semangat kebersamaan dan kerjasamanya dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.

3. Menggali potensi warga Gereja yang ada untuk pengembangan kehidupan jemaat,

4. Membangun komunikasi dan kebersmaan antara warga Gereja, Badan- badan Pembantu Majelis dan lintas agama/golongan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat,

5. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dengan peningkatan penatalayanan untuk mendukung kegiatan Gereja dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat23.

Berikut adalah program-program tersebut : Program Umum

Rangkuman kegiatan yang nyata, sistematis, terencana, terpadu serta terkoordinasikan dalam mencapai sasaran dan tujuan yang sudah ditetapkan dengan meperhatikan potensi, kondisi dan permasalahan serta analisis SWOT (

22Ibid., hlm. 3. 23

25 metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek) secara kualitatif24,

kemudian ditetapkan program dalam bidang-bidang yang disesuaikan dengan susunan organisasi yang telah ada sebagai berikut:

a. Program Bidang Pembinaan Warga Gereja

1. Bidang pembinaan warga jemaat sesuai tugas pokok da n fungsinya

merencanakan dan mengkoordinir serta mendampingi pembinaan warga jemaat secara katergorial berdasarkan umur dan pembinaan warga jemaat secara umum dengan tugas tersebut bidang pembinaan warga jemaat mempunyai program untuk memberdayakan warga jemaat secara utuh menurut kategorial usia, fungsi maupun profesi dan potensi yang ada dalam rangka mengembangkan iman dan kebersamaan dalam kehidupan bergereja melalui berbagai kegiatan. Kegiatan

bidang pembinaan warga jemaat selanjutnya dalam pelaksaannya dibagi dalam

komisi-komisi yang meliputi:

a) Komisi Anak

Komisi anak merencanakan 8 kegiatan yaitu : pengadaan materi (bahan ajar sekolah minggu), bantuan transport pengasuh komisi anak, forkom pengasuh KA, kebaktian anak gabungan, gelar ekspresi anak, kegiatan klasikal dan administrasi sekretariat.

24

b). Komisi Remaja

Komisi remaja merencanakan 8 kegiatan yaitu: rapat rutin, pendalaman alkitab gabungan, olahraga, pemeliharaan sarana prasarana, kegiatan klasikal dan adminitrasi sekretariat.

c). Komisi Pemuda

Komisi pemuda merencanakan 7 kegiatan yaitu: Pendalaman alkitab gabungan, rapat rutin komisi atau sekretariat, retreat, perawatan alat musik, lomba antar Gereja dan pelatihan dasar kepemimpinan.

d). Komisi Dewasa

Komisi dewasa merencanakan 10 kegiatan yaitu; Persekutuan doa akhir bulan, kebaktian oikumene HANNA, pelayanan kasih ke panti asuhan Wreda HANNA, kunjungan pasca sripah, kunjungan orang sakit, paduan suara wilayah, perayaan Paskah, wisata, persekutuan doa kawasan wajib doa se-klasis dan penggalangan dana.

e). Komisi Adiyuswa

Komisi adiyuswa merencankan 7 kegiatan, yaitu: Pendalaman alkitab, senam dan taman gizi, paduan suara adiyuswa, kegiatan klasikal dan sinodal, retreat/wisata rohani, kunjungan warga adiyuswa (yang sudah jompo) dan ceramah kesehatan.

b. Program Bidang Keesaan

Bidang Keesaan mempunyai tugas dan fungsi merencanakan dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan keesaan, yaitu hubungan antar warga jemaat, antar wilayah, pokja, anggota majelis dan hubungan antar Gereja, lintas agama dan lembaga lain. Progam dalam bidang keesaan bertujuan

27 mewujudkan kebersamaan dan kerjasama antar warga jemaat di antar wilayah, antar kelompok kerja, antar anggota majelis melalui urusan dalam. Kebersamaan dan kerjasama ke luar Gereja baik melalui berklasis dan bersinode dengan lembaga-lembaga Kristen maupun lembaga lain /pemerintah/swadaya masyarakat dan membangun hubungan komunikasi dan kebersamaan dengan berbagai

kegiatan melalui urusan luar25.

a. Sub Bidang Dalam

Pembekalan anggota majelis, pergantian anggota majelis, penatua dan diaken yang meliputi sub kegiatan persiapan, pengenalan, pemilihan, pelepasan dan penyegaran, pelatihan kepemimpinan dan kegiatan selanjutnya adalah sidang majelis, rapat koordinasi bidang, komisi dan sidang majelis terbuka.

b. Sub Bidang Luar

Menjalin relasi eksternal berupa kepedulian terhadap lembaga/perorangan lain (bantuan) dan partisipasi terhadap lembaga/perorangan lain (utusan)

c. Kajian minat warga jemaat dalam beribadah dan bergereja serta susunan organisasi dan tata kerja.

c. Program Bidang Kesaksian dan Pelayanan

Merencanakan dan mengkordinir kegiatan kesaksian dan pelayanan bagi warga jemaat maupun masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial lahir batin. Dengan ketugasan tersebut bidang kesaksian dan pelayanan mempunyai program memberdayakan warga jemaat dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat untuk memberitakan keselamatan dan berperan serta

25

mewujudkan kesejahteraan warga jemaat dan masyarakat melalui kegiatan pelayanan kasih (diakonia), pelayanan pendididkan serta kesaksian dan pelayanan pekabaran injil dan komunikasi masa. Kegiatan bidang kesaksian dan pelayanan selanjutnya dalam pelaksanaannya dibagi dalam komisi-komisi yang meliputi:

a. Sub Bidang Diakonia

Kegiatan Diakonia dilaksanakan oleh anggota majelis, diaken, melaksanakan pelayanan kasih diakonia melalui berbagai kegiatan untuk warga jemaat yang kurang mampu serta penghiburan bagi warga jemaat yang sedang kesusahan. Diakonia juga mengelola dana jemaat peduli untuk dana bantuan insidental bagi warga jemaat yang tekena musibah dan masyarakat umum (bencana, sakit, perbaikan rumah, dll) dan PB Palma.

b. Komisi Beasiswa

Persiapan pendirian Play group/TK, pertemuan rutin, pertemuan pembinaan guru, studi banding guru, subsidi dana rutin/ honorarium guru, perayaan natal dan pentas, bingkisan natal, promosi sekolah, perbaikan fasilitas siswa serta pekan pendidikan kristen.

c. Komisi Pendidikan

Pengumuman beasiswa/pengambilan formulir, pengumpulan formulis permohonan, koordinasi pencarian dana, pencarian dana/pembaharuan donatur, Seleksi calon penerima beasiswa, pengumuman dan pembagian SK, pelaksanaan pembagian beasiswa, laporan tri wulan, kunjungan sosial ke sekolah binaan, rapat koordinasi, penyusunan laporan akhir tahun dan evaluasi serta keakraban pengurusan (tabungan, arisan dan rekreasi)

29

d. Komisi Psikomas

Bantuan transport guru pendidikan Agama Kristen Tidak Tetap (GATT); latihan dan pentas seni antara lain macapat, keroncong, karawitan; pemeliharaan alat dan latihan rutin dan pengembangan kembali paduan suara gabungan GKJ Ambarukmo serta pemberdayaan paduan suara anak, remaja, pemuda.

d. Program Bidang Penatalayanan

Bidang penatalayanan sesuai dengan fungsinya mengkoordinir pengelolaan kekayaan Gereja untuk mendukung kegiatan Gereja secara menyeluruh dengan ketugasan tersebut bidang penatalayanan mempunyai program pengadaan, pengololaan dan pemeliharaan kekayaan Gereja dengan kegiatan merencanakan, melaksanakan/memanfaatkan, mengawasi dan menyusun laporan yang meliputi uang dan barang serta mempertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel. Kegiatan bidang penatalayaan selanjutnya dalam pelaksanaan dibagi dalam 2 sub bidang yaitu:

a. Sub Bidang Keuangan

Biaya tenaga, biaya kesehatan, jaminan kesehatan, pustaka, Iuran dana kemandirian klasis, bantuan YPK Marturia, Investasi/tabungan, kerumahtanggaan, administrasi, pengembalian pinjaman investasi.

b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana

Inventaris peralatan kantor, pemeliharaan gedung dan inventaris, pemeliharaan kendaraan, pengembangan/renovasi gedung, pembangunan fasilitas gedung gereja, pengadaan tanah pepanthan nologaten, inventasris kekayaan gereja dan inventaris rumah pendeta emiritus II.

e. Program Bidang Ibadah

Melaksankan perencanaan ibadah dan liturgi untuk persiapan kebaktian dan sakramen serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perayaan hari besar.

f. Program Bidang Pengawasan

Melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan yang dikelola bendahara, sub bidang keuangan, komisi, panitia, dan satuan pelaksanaan anggaran lainnya. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan sarana dan prasarana milik gereja baik yang ada di gereja maupun yang ada pada satuan pelaksanaan anggaran dan pembinaan penertiban pelaksanaan program seluruh bagian yang sudah disahkan oleh sidang majelis. Mereview sistem dan prosedur pencatatan keuangan 4 kali setahun, pemeriksaan ketaatan sistem dan prosedur, pemeriksaan laporan keuangan gereja dan pemeriksaan inventaris gereja.

g. Penugasan Khusus

Panitia pengadaan tanah GKJ Ambarukmo untuk gereja d i pepanthan Nologaten (gedung gereja 2). Panitia bekerja berdasarkan keputusan sidang majelis untuk kepemilikan tanah, sehingga tidak hanya kepemilikan hak guna bangunan panitia ini membantu program sekaligus program kegiatan sub bidang sarana prasarana bidang penatalayanan. Panitia pembangunan rumah koster, gedung induk GKJ Ambarukmo. Panita bekerja berdasarkan keputusan sidang majelis untuk mengelola kegiatan pembangunan rumah koster di gedung induk GKJ Ambarukmo. Tim penyusun liturgi, membantu pelaksanaan kegiatan kebaktian sakramen bidang ibadah, yang dikoordinir oleh komisi ibadah.

31 Pendewasaan GKJ Ambarukmo diharapkan bisa memberi dampak positif bagi warga sekitar khususnya dalam hal spiritual dan sosial. Sejak didewasakannya GKJ Ambarukmo dapat dilihat bahwa pelayanan dan kegiatan gereja yang semakin hari terus berkembang agar dapat memperluas pelayanan Gereja Kristen Jawa.

32 BAB III

Dokumen terkait