• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jadwal kegiatan Keagamaan Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya Ungaran. Karya Ungaran

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

10. Jadwal kegiatan Keagamaan Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya Ungaran. Karya Ungaran

Berikut adalah jadwal mengenai kegiatan keagamaan yang di

laksanakan di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya”Ungaran. Tabel 3.8 Jadwal kegiatan keagamaan Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran.

No Hari Kegiatan Waktu

1

Senin Kajian tentang fiqh (pengajian) dan malam harinya berzanjian.

16.00-1700

19.00-20.30

2

Selasa Mujahadah, berzanji. 19.00-20.30

3

viii

dilanjutkan malamnya

yasinan tahlil 19.00-20.30

4

Jumat Pengajian Rutin 19.00-20.30

5

Minggu Tadarus Al-qur‟an 19.00-20.30

Sumber: Kasubbag, Tata Usaha Balai Resos

“Wira Adhi Karya” Ungaran. B. Penyajian data berdasarkan hasil penelitian

1. Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan bagi Remaja Putus Sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran.

Pelaksanaan pembinaan keagamaan pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial sebagaimana diungkapkan oleh informan penelitian. Bapak SB mengungkapkan program yang di tetapkan dalam rangka pembinaan remaja putus sekolah terdapat beberapa macam yaitu antara lain pembinaan mental, pembinaan kesehatan, pembinaan kedisiplinan, pembinaan moral, pembinaan moral dan pembinan keterampilan.

Pembinaan yang dilakukan secara intensif, pembinaan keagamaan masuk dalam pembinaan mental. Tujuan dari pembinaan keagamaan yang dilaksanakan di Balai ini antara lain agar remaja memiliki bekal dalam melaksanakan ibadahnya semaksimal mungkin, seperti yang disampaikan oleh bapak SB sebagai berikut:

“Agar mereka memiliki bekal untuk melaksanakan ibadah semaksimal mungkin,sebagus mungkin ,dalam menjalankan

ix

ibadah. Tujuanya juga untuk memperbaiki mental mereka mbak, dan diharapkan setelah mereka mendapatkan pembinaaan keagamaaan di balai mereka mempunyai perubahan sikap yang baik. Pembinaan keagamaan juga untuk membimbing remaja agara mereka mengetahui tentang ajaran-ajaran islam”(SB/22-1-2015).

pembinaan keagamaan dan menjalankan shalat” (RB/24-1-2015).

“ingin merubah sikap dan mendalami ilmu tentang

agama,serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari”(

TR/24-1-2015).

“Pelaksanaan pembinaan yang dilakukan di balai rehabilitas

ini yaitu dengan cara membina dan membimbing mereka dengan memotivasi, karena motivasi inilah merupakan awal dari pembinaan. Dan setelah termotivasi maka mereka yang

telah putus sekolah akan dengan sendirinya mau

x

“Membimbing mereka, dengan melakukan rutinitas di balai

ini, karena dengan rutinitas keagamaan yang mereka lakukan maka nanti atau kelak setelah selesai dari rehabilitas ini mereka akan terbiasa dengan rutinitas yang dilakukan di balai

ini” (AF/24-1-2015).

“Memberikan contoh, mungkin selama ini mereka tidak

mengerti karena kurangnya pemahaman tentang proses pendidikan agama. Jadi dengan memberikan contoh yang nyata serta benar maka mereka akan mudah untuk menerima

pembinaan yang kami berikan disini” (IN/24-1-2015).

“Balai disini menerapkan sistem pembinaan dengan cara

memberi sangsi bagi mereka yang melanggar, jadi bagi siswa kami yang melanggar aturan yang telah diterapkan disini maka akan mendapatkan teguran dan sangsi.

Untuk media yang kami lakukan disini yaitu dengan cara praktik secara langsung, jadi siswa yang ada disini akan mendapatkan pengetahuan yaitu dengan cara setelah diberi

xi

teori-teori, siswa akan langsung diterapkan didalam lapangan

atau di balai ini” (RR/24-1-2015).

Selanjutnya mengenai tujuan pelaksanaan pembinaan keagamaan dituturkan oleh remaja penerima manfaat sebagai berikut:

“Tujuan saya mengikuti pembinaan keagamaan di balai untuk memperdalam dan memahami ilmu agama lebih luas” (RZ/24-1-2015).

“Tujuan pembinaan keagamaan yaitu agar penerima manfaat

untuk mengarahkan remaja tentang arti pentingnya

pengetahuan tentang agama dan mempunyai kesadaran dalam

melaksanaknnya” (DN/24-1-2015).

“tujuan saya mengikuti pembinaan keagamaan supaya saya mengerti tentang agama dan menjalankan ibadah tepat

xii

Setelah dirasa cukup untuk menggali informasi tentang tujuan pelaksanaan pembinaan keagamaan maka untuk memperdalam pelaksanaan pembinaan keagamaan maka Balai Rehabilitasi Sosial

“Wira Adhi Karya” Ungaran melakukan pembinaan keagamaan dan

kegiatan dalam pembinaan keagamaan antara lain:

“Melakukan upaya sholat lima waktu secara berjamaah, pengajian umum, berjanjen, mujahaadah, pengajaran iqro dan al-qur’an, hafalan surat pendek, sholat tarawih, sholat idul fitri dan idul adha, dan juga ada pembagian hewan kurban pada saat idul adha” (MH/22-1-2015).

“ kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan

keagamaan setiap hari senin ada pengajian sore dan malam

jum’at yasinan bersama” (RK/24-1-2015).

“shalat lima waktu berjamaah, yasinan rutin setiap malam jum’at, pengajian senin sore dan rabu malam” (AD/24-1-2015).

xiii

“malam jum’at yasinan rutin secara bersama dan kalau senin sore pengajian yang mengisi bapak Muhtadi” (RR/24-1-2015).

“yasinan bersama dan pengajian rutin, berzanjian, mujahadah, membaca iqro dan shalat berjamaah” (FL/24-1-2015).

Pertanyaan selanjutnya bertujuan untuk mengetahui siapa pembina serta materi yang diberikan dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan, sehingga pembinaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

“Pembinaan keagamaan yang mengisi disini yaitu balai rehabilitasi sosial bekerjasama dengan departemen agama semarang, yaitu bapak Muhtadi materi yang disampaikan yaitu kajian tentang fiqh, tariqh islam, dan ilmu

tajwid”(EC/22-1-2015).

“Yang mengisi pembinaan keagamaan biasannya ustad

xiv

mbak, tapi kalau sabtu juga ada yang mengisi dari pihak”

(FB/24-1-2015).

kepolisian kab. Semarang, biasanya juga menyampaikan materi tentang agama dan bagaimana cara menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari” (FS/24-1-2015).

“mengajarkan tentang cara membaca Al-qur’an yang benar

serta tajwidnya dan tentang cara wudhu dan shalat yang

benar”(RR/24-1-2015).

Selanjutnya mengenai materi yang disampaikan dalam pembinaan keagamaan disamapaikan oleh remaja penerima manfaat sebagai berikut:

“Materi yang diberikan yaitu senin sore pengajian , malam

jumat yasinan dan pemahaman tentang tajwid yang mimpin

kalau hari senin Bapak Muhtadi dari departemen agama”

xv

“materi dalam pembinaan keagamaan yang diberikan kajian

tentang fiqh, ilmu tajwid, dan dianjurkan bagi yang sudah bisa

membantu yang belum bisa” (AA/24-1-2015).

“materinya yaitu kajian fiqh, ilmu tajwid, tarikh Islam,

yasinan, dan sholawatan”( DN/24-1-2015).

Meteri yang disampaikan dalam pembinaan keagamaan banyak sekali mbak, yang menyakut tentang agama dan dalam kehidupan sehari-hari” (RZ/24-1-2015).

Untuk memperjelas bagaimana pembinaan keagamaan pada remaja putus sekolah di balai rehabilitasi sosial melakukan kegiatan pembinaan keagamaan dan manfaat yang di peroleh setelah mendapatkan pembinaan agama.

“Manfaat setelah mengikuti pembinaan keagamaan

sebelumnya saya sholat itu jarang mbak, setelah saya disini dan mendapatkan pembinaan keagamaan saya jadi rajin

xvi

“Menjadi lebih disiplin dalam melaksanakan ibadah dan lebih bisa membaca Al-Qur’an dari sebelumnya” (RR/24-1-2015).

“Meningkatkan kedisiplinan dalam beribadah, menjadi orang yang lebih sabar, ikhlas, dan merasakan ketenangan dalam

hati dan diri” (DN/24-1-2015).

“Manfaat setelah mengikuti pembinaan keagamaan saya

menjadi lebih baik, sopan, patuh kepada pembina dan dapat mengontrol diri dapat mengetahui mana perbuatan yang baik

dan tidak baik” (RS/24-1-2015).

“Meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan sholat lima

waktu dan meningkatkan rasa tanggung jawab” (AD/24-1-2015).

“manfaat nya banyak mbak, saya lebih banyak mendapatkan

ilmu tentang pengetahuan agama dan lebih rajin shalat dan bersholawatan,hati menjadi tenang enggak grusa-grusu

xvii

mbak... seneng bisa kumpul-kumpul sama teman-teman”

(NP/24-1-2015).

“tambah rajin melaksanakan shalat dan puasa karena selama saya hidup di jalanan gak pernah shalat mbak, setelah saya disini mendapatkan pengetahuan tentang keagamaan,saya mulai tau dan berusaha merubah diri saya untuk

melaksanakan ibadah” (TR/24-1-2015).

Dari penuturan remaja putus sekolah dapat disimpulkan bahwa manfaat yang di dapatkan setelah mengikuti pembinaan keagamaan adalah dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan ibadah, mempunyai rasa tanggung jawab, dan dapat mencegah dari perbuatan yang buruk.

Pertanyaan selanjutnya bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan antara lain adalah ceramah, tanya jawab, evaluasi dll. Hasil wawancara kepada informan mengenai metode pembinaan keagamaan antara lain:

“ metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan antara lain ceramah, tanya jawab, dan setelah penyampaian materi selesai terkadang saya kasih soal.

xviii

Metodenya saya buat bergantian mbak supaya mereka tidak jenuh dengan metode yang saya gunakan” (SB/24/-1-2015).

Hal senada juga di sampaikan oleh bapak MH selaku pembina dari departemen agama tentang metode pembinaan keagamaan adalah sebagai berikut:

“Biasanya saya menggunakan metode ceramah dan tanya

jawab mbak, setelah pembinaan itu selesai biasanya saya

melakukan evaluasi” (MH/24-1-2015).

Hal senada juga dituturkan oleh beberapa penerima manfaat mengenai metode yang digunakan dalam pembinaan keagamaan sebagai berikut:

“Metode yang digunakan itu ceramah,evaluasi, tanya jawab mengenai keagamaan” (DN/24-1-2015).

“ Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan

kebanyakan ceramah mbak, tapi kadang di selingi dengan tanya jawab serta humor agar tidak bosan, kalau ceramah

xix

“ Dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan metode yang

digunakan adalah kebanyakan ceramahnya mbak sampai saya

ngantuk” (RI/24-1-2015).

“Metode yang digunakan di balai ini yaitu dengan cara metode tanya jawab, jadi siswa yang tidak bisa dipersilahkan bertanya secara langsung kepada pembina yang. Yaitu dengan cara bertanya secara langsung. Seperti contohnya ketika melakukan wudhu, yang benar membasuh tangan itu sampai siku, dan sebagainya” (SF/24-1-2015).

“Selain metode tanya jawab, dibalai ini juga menerapkan

metode ceramah, pembiasaan dan keteladanan. Dengan cara membiasakan untuk shalat berjamaah dan berbuat baik oleh

sesama” (FN/24-1-2014).

Penuturan remaja penerima manfaat tersebut, metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan yaitu ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan evaluasi.

2. Fungsi pembinaan keagamaan bagi remaja putus sekolah Di Balai

xx

Temuan penelitian di lapangan yang membahas tentang fungsi

pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya”. Hasil

wawancara kepada informan mengenai fungsi pembinaan keagamaan antara lain:

“Fungsi pembinaan keagamaan ya agar anak mengetahui

banyak informasi tentang agama dan ibadah dan dapat mengamalkannya dengan baik, karena ibadah sangatlah penting bagi dirinya kelak, dan setelah mendapatkan pengetahuan tentang agama dapat mengalami perubahan sikap dan tingkah

laku menjadi yang lebih baik” (SB/24-1-2015).

Hal senada juga di tuturkan oleh remaja penerima manfaat mengenai fungsi pembinaan keagamaan sebagai berikut:

Fungsi pembinaan keagamaan disini tentu ya untuk membentuk siswa agar sesuai syariat islam. Dapat membedakan yang baik

dan yang buruk” (MA/24-1-2015).

Fungsi pembinaan disini untuk saya yaitu untuk menambah ilmu pengetahuan. Daripada dijalan bermain tidak jelas, mending

xxi

Pernyataan selanjutnya tentang fungsi pembinaan keagamaan yang telah dituturkan oleh ibu AS adalah sebagai berikut:

“Fungsi pembinaan keagamaan dapat memberikan informasi

dan pengetahuan tentang agama kepada remaja putus sekolah dan setelah mendapatkan pembinaan keagamaan remaja tersebut dapat merubah sikap dan perilaku serta dapat mengembangkan keterampilan yang diperolehnya dalam pembinaan yang telah diberikan di sini” (AS/24-1-2015).

Penuturan pembina tersebut tentang fungsi pembinaan keagamaan yang diberikan kepada remaja putus sekolah dapat disimpulkan bahwa fungsi pembinaan keagamaan dapat merubah sikap dan perilaku serta dapat mengembangkan keterampilan.

3. Pembinaan keagamaan dapat membangun motivasi untuk membentuk karakter unggul remaja putus sekolah Di Balai Rehabilitasi Sosial

“Wira Adhi Karya” Ungaran.

Temuan data penelitian menunjukkan bahwa pembinaan keagamaan dapat membentuk karakter unggul siswa seperti yang dituturkan oleh bapak SB sebagai berikut:

xxii

“ iya mbak pembinaan keagamaan sangat berpengaruh sekali

terhadap pembentukan karakter remaja, dengan pembinaan keagamaan remaja memiliki perilaku yang terpuji dan dapat membedakan mana yang perbuatan yang baik dan buruk, dalam pembentukan karakter unggul pembina menggunakan metode remaja di diajarkan untuk membiasakan perilaku terpuji, giat belajar, bekerja keras bertanggung jawab, atas setiap tugas yang telah disampaikan”(SB/24-1-2015).

“Kebanyakan setelah penerima manfaat mendapatkan

pembinaan keagamaan tersebut, mereka merasa dirinya sangat beruntung tidak hanya mereka saja yang mengalami seperti itu orang tuanya juga merasakan hal yang sama setelah mereka mendaptkan tentang pembinaan keagamaan disini anaknya menjadi sangat rajin dan tekun dalam

beribadah dan dapat mengamalkan dalam masyarakat”

(IM/24-1-2015).

“Yaitu dengan tidak memberi tekanan pada siswa, karena apabila siswa terlalu diberi tekanan maka siswa mungkin akan malas. Dan justru tidak memberikan hasil yang positif. Namun selain tidak memberikan tekanan yang berlebihan kepada siswa, siswa juga harus dituntut disiplin. Jadi siswa harus

xxiii

disiplin dan kita sebagai guru yang membina mereka tidak

memberikan tekanan” (RA/24-1-2015).

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh bapak MH sebagai berikut:

“ pembinaan keagamaan memiliki tujuan agar anak menjadi

pribadi yang lebih baik, terutama memberikan pengetahuan dalam bidang agama. Jelaslah pembinaan keagamaan berperan penting dalam pembentukan karakter karena tujuan dari pembentukan karakter sejalan dengan pembinaan keagamaan tersebut”(MH/24-1-2015).

Hal senada juga disampaikan oleh beberapa remaja penerima manfaat mengenai motivasi dalam memebentuk karakter remaja penerima manfaat mengenai pembinaan keagamaan sebagai berikut:

“Sebagian besar siswa disini termotivasi, karena tidak sedikit dari mereka setelah lulus dari balai ini mereka menjadi penceramah, dan justru mereka memotivasi orang-orang lain”

(AA/24-1-2015).

“Dengan adannya pembinaan keagaman anak jadi termotivasi

xxiv

semangat yang luar biasa suatu tujuan akan dapat tercapai

dan rasa itu tumbuh dari dalam diri individu tersebut”

(AD/24-1-2015).

“Terbukti setelah mereka menerima pembinaan yang diterapkan dibalai ini, mereka sering berkunjung kesini yaitu mestipun mereka ada yang bertanya terutama kaitanya tentang agama terutama untuk pengetahuan-pengetahuan yang tidak tahu. Jadi dengan mereka bertanya tersebut maka mereka diluar sana apabila ada hal-hal yang baru dan mereka tidak tahu maka mereka akan mencari tahu. Itu membuktikan bahwa

mereka juga termotivasi untuk belajar dan terus belajar”

(EC/24-1-2015).

“Tidak jarang dari mereka yang palah membawa atau

mengajak teman-teman mereka untuk mengikuti pembinaan

disini” (DN/24-1-2015).

“Pembinaan yang dilakukan disini cukup menarik, dan dengan

mengikuti pembinaan disini saya menjadi lebih tahu arti dari hidup, dapat membedakan mana yang baik dan benar, dan

xxv

belum tentu yang dilakukan orang itu benar dan baik dimata Allah, maka saya akan melakukan yang lebih baik lagi dan yang lebih baik. Karena kita hidup cuman sekali dan itupun

cuman istilah jawa “mung nunut ngombe” (NI/24-2015).

Selanjutnya hal senada mengenai motivasi untuk membangun karakter unggul remaja penerima manfaat melalui pembinaan keagamaan juga disampaikan oleh AP sebagai berikut:

“Setelah mendapatkan pembinaan disini, saya bisa menjadi

pribadi yang lebih baik, mengerti mana yang baik atau mana yang tidak baik untuk saya...dulu sewaktu di rumah saya kesulitan dalam mempelajari ilmu agama...tapi setelah mengikuti kegiatan disini..saya bisa lebih mudah memahami

agama” (AP/24-1-2015).

Hal senada juga dituturkan oleh AS mengenai motivasi dalam membangun karakter melalui pembinaan keagamaan sebagai berikut

“Dulu sewaktu saya sudah tidak bersekolah..saya sempat

xxvi

bermain-main dan foya-foya...setelah saya masuk dan mengikuti kegiatan disini...saya bisa lebih memanfaatkan waktu saya...dan termotivasi untuk berubah menjadi lebih baik

lagi...” (AS/24-1-2015).

“Pembinaan disini sangat baik....karena bisa membuat penerima manfaat termotivasi untuk berubah menjadi baik...”

(DA/24-1-2015).

Pembinaan keagamaan dalam kaitannya untuk membentuk karakter unggul sangat mempengaruhi. Dikarenakan sebagian besar siswa setelah mengikuti pembinaan keagamaan dapat menerima manfaat dan bahkan mereka menjadi termotivasi. Dalam melaksanakan ibadahnya dalam menjalankan shalat lima waktu, puasa dan dapat memahami tentang perilaku tercela dan terpuji karena dalam pembinaan keagamaan menyampaikan materi tentang keagamaan yang kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pasalnya, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu dalam hal pembentukan sikap atau perilaku yang baik.

xxviii BAB IV PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pembinaan Keagamaan Remaja Putus Sekolah

Hasil wawancara Di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya”

Ungaran, pembinaan keagamaan pada remaja putus sekolah dilaksanakan melalui beberapa macam kegiatan pembinaan keagamaan, pembinaan keagamaan berhubungan dengan Tuhan merupakan bagian dari kegiatan bimbingan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para remaja penerima manfaat sehingga mereka mempunyai kesadaran beragama secara lebih mendalam, dapat melaksanakan ajaran-ajaran agama atau beribadah lebih aktif dan membentuk karakter, sikap mental yang baik.

Kegiatan ini bertujuan agar penerima manfaat dapat meningkatkan keteguhan iman terutama memberikan pengertian agar menyadari akibat-akibat dari perbuatan yang tidak benar dan perbuatan yang dapat merugikan masa depannya. Penerima manfaat yang sebelunya belum mengetahui tentang agama diharapkan melelui pem binaan keagamaan ini dapat meningkatkan keimanan serta ibadahnya. Seperti yang diutarakan oleh salah satu penerima manfaat sebagai berikut:

“Manfaat setelah mengikuti pembinaan keagamaan

sebelumnya saya sholat itu jarang mbak, setelah saya disini dan mendapatkan pembinaan keagamaan saya jadi rajin

sholat dan takut akan dosa” (AA/24-1-2015).

Kegiatan pembinaan keagamaan bukan hanya menitikberatkan pada pengetahuan semata, namun lebih ditonjolkan amalan-amalannya

xxix

seperti shalat berjamaah, tahlilan, yasinan, berzanjian, mujahadah, pengajian iqro, tadarus. Pembinaan keagamaan berhubungan dengan Tuhan diwujudkan dengan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan. Setiap sebelum memulai kegiatan, remaja penerima manfaat diajak untuk senantiasa berdoa terlebih dahulu agar semua kegiatan yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar. Tujuannya agar penerima manfaat selalu ingat dan memohon perlindungan kepada Tuhan agar diberikan keselamatan, kelancaran, dan keberkahan segala kegiatan yang akan dilakukan selama pembinaan berlangsung.

Pelaksanaan pembinaan keagamaan membutuhkan peran penting dari Bapak/ Ibu pembimbing dan pengasuh. Sebagai seorang pembimbing dan pengasuh harus memberikan contoh sikap yang baik agar dapat ditiru oleh penerima manfaat. Selain itu, pembimbing dan pengasuh harus senantiasa mengajarkan nilai-nilai agama dan mengajak, membimbing, dan mengarahkan remaja penerima manfaat. Seperti yang dituturkan oleh Bapak SB sebagai berikut:

“Pembimbing sangat memegang peranan penting dalam

bimbingan dalam hal mental agama, jika anak dirumah tidak pernah shalat setelah disini mendapatkan pembimbing yang tidak shalat ya sudah bubar mbak, maka dari itu pembimbing sebisa mungkin memberikan contoh yang baik untuk mereka” (SB/22-1-2015).

Hal diatas merupakan salah satu cara untuk mengajarkan kepada remaja penerima manfaat untuk semakin meningkatkan keimanan kepada Allah . selain itu shalat juga tidak pernah ditinggalkan selama pembinaan

xxx

di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran. Sebisa mungkin

mengerjakan shalat secara berjamaah diusahakan tepat waktu.

Selain shalat berjamaah penerima manfaat juga dilatih untuk mengumandangkan adzan dan menjadi imam bagi teman-temanya, kegiatan tersebut dilakukan ketika pembimbing berhalangan datang ke mushola. Menjadi bekal dimana suatu saat nanti akan menjadi imam di keluarganya.

Pembinaan keagamaan diharapkan agar remaja penerima manfaat dapat menjadi insan yang lebih beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

maha Esa setelah keluar dari Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya”

Ungaran. Kegiatan pembinaan keagamaan bagi remaja penerima manfaat dilaksanakan di mushola bagi yang beragama Islam dan yang Non islam pembinaan dilaksanakan di wisma.

Kegiatan keagamaan di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran sebagai berikut:

a. Pengajian

Pengajian dilaksanakan setiap hari senin dilaksanakn di mushola dengan mendatangkan ustad dari luar yang merupakan guru agama yang khusus diberikan mengenai fiqh yang diberikan meliputi: tata cara wudhu, shalat, dan kedudukan manusia di akherat. Pengajian mempunyai tujuan untuk memperkokoh kepribadian remaja penerima manfaat agar memiliki pengetahuan tentang agama.

xxxi

Pendidikan agama tentang fiqh juga memberikan manfaat bagi penerima manfaat seperti yang dituturkan oleh remaja penerima manfaat sebagai berikut:

“Manfaat setelah mengikuti pembinaan keagamaan saya

menjadi lebih baik, sopan, patuh kepada pembina dan dapat mengontrol diri dapat mengetahui mana perbuatan yang baik

dan tidak baik” (RS/24-1-2015).

Selain dari segi materi, metode penyampaian dari ustad Muhtadi juga sangat menarik. Bapak Muhtadi menyampaikan materi secara langsung dengan metode ceramah di bantu dengan media whiteboard dan spidol. Dalam penyampaian materinya beliau menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan diselingi dengan humor sesuai dengan kehidupan para remaja penerima manfaat tujuanya agar remaja putus sekolah tidak jenuh. Seperti teori Harsono (1995:342-377) dalam pembinaan keagamaan Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh pembina keagamaan dari dalam lembaga maupun di luar lembaga.

Metode ceramah merupakan metode yang sudah lama dipakai dalam proses pembelajaran. Selain menggunakan metode ceramah ustad Muhtadi juga menggunakan metode tanya jawabseperti dalam teori

xxxii

Harsono (1995:342-377) Metode tanya jawab adalah cara penyajian pembinaan dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Cara yang ditempuh biasanya pembina keagamaan mengajukan pertanyaan kepada penerima manfaat tentang materi yang telah diajarkan. Metode ini bertujuan bila remaja penerima manfaat belum jelas dalam materi yang telah disampaikan dapat bertanya langsung untuk mengetahui materi tersebut.

Metode yang digunakan dalam pelasnaan pembinaan keagamaan

di Balai rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran salah satu

metode menurut Asmani (2012:67) ialah melalui metode keteladanan di mana tingkah laku meniru dan berlaku sejak kecil, memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam kehidupan