• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2 Implementasi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup

4.2.4 Jadwal Kontrol Pelaksanaan

Jadwal kontrol pelaksankan kegiatan pengawasan terdiri dari dua yaitu jadwal kontrol internal dan jadwal kontrol eksternal. Dalam kontrol internal, pelaksanaan dapat dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, atau setiap semester sekali. Namun dalam kontrol eksternal berada di luar organisasi dan bukan menjadi kewenangan organisasi yang menjadi pelaku kontrol untuk melakukan penjadwalan. Selain itu kontrol eksternal sulit dilakukan intervensi.

Implementasi pengawasan Dinas Lingkungan Hidup terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan ada 2 (dua) cara yang, yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung.

Gambar 4.8 Wawancara dengan Pak Tekad Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD)

Sumber: Dokumentasi Penelitian di Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, 2020

Jadwal pelaksanaan pengawasan langsung yang dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan yaitu 1 (satu) kali dalam setahun kesetiap perusahaan yang ada di Kota Medan, termasuk pengawasan terhadap limbah medis rumah sakit, limbah perhotelan dan seluruh kegiatan usaha yang menghasilkan limbah baik dalam bentuk cair, padat, gas dan B3.

Gambar 4.9 Surat Perintah Tugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan

Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2020

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwasannya pelaksanaan pengawasan pengelolaan limbah di Kawasan Industri Medan Kelurahan Mabar sudah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan pada bulan juli 2020.

Pelaksanaan Pengawasan dilakukan terhadap PT. Growth Asia di Jl. Pulau Jawa No.7, Kawasan Industri Medan 1, Kota Medan untuk menindaklanjuti verifikasi

pengaduan.

Seperti yang dikatakan informan Pahmi Harahap, S.Sos, M.Si selaku Kepala Bidang Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan:

“Pengawasan langsung kami lakukan 1 kali dalam setahun itu berdasarkan SOP Pengawasan dan kami juga akan melakukan pengawasan secara mendadak/inspeksi langsung ke lapangan jika terdapat ketidaksesuaian dalam hal data pengelolaan limbah B3 di lapangan dan pengaduan masyarakat.”

Seperti halnya dikatakan informan Helbert Gultom, SH, MAP selaku Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Pengaduan:

“PPLHD melakukan pengawasan setiap setahun sekali turun kelapangan dan itu sudah diatur dalam SOP pengawasan.”

Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa implementasi pengawasan Dinas Lingkungan Hidup terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan 1 (satu) tahun sekali. Namun pengawasan akan lebih sering dilakukan apabila perusahaan tersebut melakukan pencemaran lingkungan ataupun terdapat pengaduan dari masyarakat.

Sedangkan jadwal pengawasan secara tidak langsung yakni, berupa laporan hasil pengelolaan limbah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Limbah B3 menjelaskan bahwa, Setiap perusahaan wajib melaporkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan per/triwulan sekali terkait pengelolaan limbah mereka.

Seperti halnya dikatakan oleh informan Tekad Pramoko, ST selaku Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah:

“Kalau pengawasan tidak langsung yaitu berupa laporan. Setiap usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melaporkan per triwulan dan persemester. Kalau pengawasan langsung kita langsung turun ke

lapangan/perusahaan. Yang kita periksa yaitu tempat penyimpanan dan bentuk pengelolaan/alur keluar masuk (manifest) limbah B3 tersebut”

Hal serupa juga dikatan informan Diyan Andhostora Nasution, S.ST, selaku Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah:

“Pengawasan yang dilakukan Dinas lingkungan Hidup ada 2 ada pengawasan langsung turun ke lapangan itu dilakukan apabila mendapatkan laporan pencemaran dari masyarakat atau bisa juga secara mendadak atau tidak direncakan dan pengawasan tidak langsung yaitu berupa menerima bentuk laporan masing-masing industri terkait pengelolaan limbah mereka”

Berdasarkan pernyataan diatas, implementasi pengawasan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup ada 2 cara yaitu, pengawasan langsung (On-the-Spot observatiton) dan pengawasan tidak langsung (On-the-spot report). Pengawasan Langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan atau Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan. Dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh pelaku usaha penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di kawasan Industri Medan dan Pengawasan tidak langsung merupakan pengawasan dari jarak jauh. Dalam hal ini pelaksanaan pengawasan dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para pelaku usaha/industri, baik itu tertulis maupaun lisan.

Pelaksanaan pengawasan langsung akan lebih intens dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam pengelolaan limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3) jika terdapat penyimpangan ataupun pengaduan dari masyarakat terkait adanya pencemaran yang terjadi di Industri/perusahaan tersebut. namun, laporan pengelolaan limbah wajib dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan per/triwulan sekali.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai Implementasi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Kawasan Industri Medan Kelurahan Mabar, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan Kelurahan Mabar masih belum berjalan optimal, dikarenakan masih memiliki kendala dalam pelaksanaan pengawasannya yaitu keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan.

2. Kurangnya intensitas jadwal pelaksanaan pengawasan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan.

Pengawasan secara langsung hanya dilakukan 1 (satu) tahun sekali secara rutin. Hal ini dikarenakan pengawasaan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan meliputi seluruh kegiatan usaha yang menghasilkan limbah di Kota Medan seperti limbah rumah sakit, hotel dan kegiatan usaha yang menghasilkan limbah lainnya. Namun pengawasan tidak langsung yaitu berupa laporan pengelolaan limbah B3 setiap pelaku industri per/triwulan wajib dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup.

.

3. Implementasi pengawasan Dinas Lingkungan Hidup dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan tidak melibatkan masyarakat dalam pengawasan langsung. Padahal dengan adanya peran serta masyarakat sekitar, bisa membantu dan mendorong kinerja pemerintah dalam mengawasi dan melindungi lingkungan hidup.

Keikutsertaan masyarat juga bisa mempercepat proses pengawasan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup jika terjadi pengaduan ataupun pelanggaran mengenai pencemaran/kerusakan lingkungan.

4. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan tentang pengelolaan lingkungan hidup dan tata cara pengaduan pencemaran lingkungan yang dilaksanakan setiap tahunnya masih belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Kelurahan Mabar. Padahal dampak dari pencemaran limbah tersebut dirasakan langsung oleh masyarakat yang tinggal disekitar Kawasan Industri tersebut.

5. Jadwal pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan yaitu 1 (satu) tahun sekali kesetiap perusahaan/Industri penghasil limbah di Kota Medan. Pada bulan Juli 2020 Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan sudah melakukan pengawasan di PT. Growth Asia Jl.

Pulau Jawa No.7, Kawasan Industri Medan, Kota Medan guna menindaklanjuti verifikasi pengaduan.

6. Kurangnya kesadaran pelaku usaha dalam mentaati peraturan perundang- undangan lingkungan hidup khususnya dalam hal pengelolaan limbah. Hal ini dikarenakan masih ditemukannya pencemaran yang dilakukan oleh perusahaan di Kelurahan Mabar.

7. Mekanisme pengelolaan limbah B3 yang dilakukan PT. KIM sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah industri-industri di dalamnya sudah cukup baik. PT. KIM dalam melakukan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sudah sesuai dengan SOP pengelolaan limbah dan sudah memiliki izin tempat penyimpanan sementara. Mekanisme pengelolaan limbah B3 di PT. KIM sendiri yaitu mengumpulkan, mengelola dan pada tahap akhir pemusnahan limbah B3. Tahap akhir limbah B3 yang dilakukan pihak PT. KIM yakni bekerjasama dengan pihak-3 (pemusnah) dan selanjutnya limbah tersebut ditimbang dan dikirim ke Cileungsi Jawa Barat untuk dimusnahkan.

5.2 Saran

Berdasarkan implementasi pengawasan Dinas Lingkungan Hidup dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan Kelurahan Mabar, maka dapat diambil beberapa saran dan masukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pengawasan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan rekrutmen/penambahan kuota jumlah Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLHD) sehingga dalam melaksanaan pengawasan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan dapat berjalan lebih efektif dan menyeluruh ke berbagai perusahaan/industri penghasil limbah yang ada di Kota Medan, khususnya terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

2. Meningkatkan intensitas jadwal pengawasan langsung dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan, agar dapat meminimalisir adanya kasus pencemaran/kerusakan lingkungan akibat limbah B3 di Kota Medan.

3. Meningkatkan sosialisasi tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan tata cara pengaduan pencemaran lingkungan secara menyeluruh kepada para pelaku usaha dan masyarakat, agar meningkatkan kepedulian dan ketaatan pelaku usaha dalam hal mengelola limbah B3 dan pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Melibatkan masyarakat, Kecamatan, dan kelurahan dalam pelaksanaan pengawasan langsung ke perusahaan/industri penghasil limbah, dikarenakan pentingnya peran masyarakat agar memperlancar kegiatan pemerintah, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dalam mengatasi kasus pencemaran/kerusakan lingkungan yang terjadi di daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Djamin, Djanius. 2007. Pengawasan dan Pelaksanaan Undang-undang Lingkungan Hidup: Suatu Analisis Sosial Ed. 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Erni TrisKurniawan, Sule dan Saefullah, 2005. Pengantar Manajemen, Jakarta.

Prenada Media Jakarta.

Hadari Nawawi & Mimi Martini. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta:

Gajahmada University.

Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Hamid, Hamrat & Pramudyanto, Bambang. 2007. Pengawasan Industri Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Granit.

Hamdan, M. 2000. Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup. Bandung:

Mandar Maju.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajmen, Edisi 2. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Handayaningrat, Soewarno. 1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung

Handyaningrat, Soewarno. 2002. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.

Moleong, J, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Manullang, M. 2015. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Moekijat. 1979. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Alumni

Kadarman A.M, Udaya Jusuf. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta:

PT Prenhallindo

Kusnadi. 2002. Masalah, Kerjasama, Konflik dan Kinerja. Malang: Taroda.

Raihan. 2006. Lingkungan dan Hukum Lingkungan. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Siagian, Sondang P. 2007. Fungsi-fungsi Manajerial, Edisi Revisi. Jakarta:

Bumi Aksara.

Singarimbun, M., 2006. Metode dan Proses Penelitian. Dalam: Singarimbun, M., Efendi, S. (editor). Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, Cetakan ke 18, Jakarta, LP3ES Indonesia.

Suharto, Edi. 2015. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Suharto,Ign. 2011. Limbah Kimia Dalam Pencemaran Air dan Udara. Yogyakarta: Andi

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).

Jakarta: Bumi Aksara.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Penada Media.

Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Wardhana, Wisnu A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta:

Andi.

Widodo, Joko. 2016. Analisis Kebijakan Publik. Malang : Mayumedia Publishing.

Wirawan. 2012. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi.

Jakarta: Rajawali Press.

Zulkifli, Arif. 2017. Pengelolaan Limbah, Edisi 2. Yogyakarta: Teknosain.

Sumber Skripsi:

1. Mohamad Novian. 2015. Skripsi. Efektivitas Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Daerah Dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup di Balaraja Kabupaten Tangerang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Novi Ari Adistya. 2017. Skripsi Pengawasan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Oleh Dinas LIngkungan Hidup Kota Serang. Program Studi Ilmu administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Choiriah. 2015. Skripsi. Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Program Studi Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan lingkungan hidup

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berabahaya Dan Bercacun (B3)

Peraturan Daerah Kota Medan No 1 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 02 Tahun 2013 Tentang Sanksi Administratif

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Tahun 2009 Tentang Tata Cara Perizinan Dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Tahun 2013 Tentang Simbol Dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup N0mor 56 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Pengawasan Penataan LIngkungan Hidup Bagi Pejabat Pengawas Menteri Negara Lingkungan Hidup

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 2002 tentang Tata Cara Kerja Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Di Provinsi/Kabupaten/Kota Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang: Tata Cara dan Persyaratan

Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Sumber Internet:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kawasan_Industri_Medan

http://www.medanbisnisdaily.com/news/online/read/2019/03/08/68373/pengawas an_pengelolaan_limbah_b3_di_medan_masih_lemah/

https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pencemaran-lingkungan

http://blh.pemkomedan.go.id/ecoshop/content/2016/7/VISI+DAN+MISI+BADA N+LINGKUNGAN+HIDUP+PEMKO+MEDAN.htm

https://kim.co.id/new/imagesfile/report_laporan-tahunan-2018-annual-report- 2018551.pdf

Lampiran I. Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan pada Implementasi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan Keluraha Mabar.

a. Tujuan

Observasi (pengamatan) ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data baik secara tertulis maupun tidak tertulis dalam Implementasi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan Keluraha Mabar.

b. Aspek yang diamati:

1. Pelaku kontrol pelaksanaan kebijakan dalam Implementasi Pengawasan Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan Keluraha Mabar.

2. Standar Prosedur Operasi Kontrol dalam Implemenatsi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan Keluraha Mabar

3. Sumber Daya Keuangan Dan Peralatan dalam Implementasi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan Keluraha Mabar

4. Jadwal Pelaksanaan Kontrol dalam Implementasi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan Keluraha Mabar

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA Kepala Bidang Pengendalian dan Pencemaran

a. Tujuan

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data/informasi secara jelas mengenai Implementasi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Kelurahan Mabar.

1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan?

2. Siapakah yang melakukan pengawasan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

3. Bagaimana bentuk implementasi pengawasan yang dilakukan Dinas lingkungan Hidup dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

4. Bagaimana implementasi pengawasan langsung dan tidak langsung yang dilakukan Dinas Lingkungan hidup dalam pengelolaan limbah bahan berabhaya dan beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan?

5. Hal-hal apa saja yang disiapkan dalam membuat izin tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) oleh pihak industri?

6. Berapa jumlah industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan ?

7. Berapa jumlah Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLHD) yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam melakukan

pengawasan terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

8. Apakah jumlah pegawai dalam pelaksanaan pengawasan sudah memadai?

9. Apakah ada dari pihak eksternal yang melakukan pengawasan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

10. Apakah ada kerja sama dengan instansi lain dalam melakukan pengawasan pengelolaan limbah di Kawasan Industri Medan Kelurahan Mabar?

11. Apakah ada laporan-laporan dari setiap industri di Kawasan Industri kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup mengenai pengelolaan limbah B3?

12. Apakah implementasi pegawasan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan melibatkan masyarakat sekitar industri?

13. Apakah pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan pernah melakukan sosialisasi terkait pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) ke pihak industri dan masyarakat?

14. Bagaimana alur pengaduan masyarakat kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup jika terjadi dugaan pencemaran oleh pihak industri?

15. Bagaimana tindakan koreksi/perbaikan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup kepada pihak industri yang terbukti melakukan pencemaran/kerusakan lingkungan?

16. Apa saja hambatan dalam implementasi pengawasan terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Indsutri Medan?

17. Apakah ada SOP pengawasan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

18. Berasal darimana biaya anggaran untuk melakukan kontrol pengawasan?

19. Apakah biaya anggaran sudah memadai dalam melakukan kontrol pengawasan terhadap pengelolaan limbah B3 Di Kawasan Industri Medan ?

20. Apakah sarana prasarana yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup sudah memenuhi standar pengawasan?

21. Berapa waktu sekali pihak Dinas Lingkungan Hidup melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Indsutri Medan Kelurahan Mabar?

22. Bagaimanacara penentuan jadwal yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam pengawasan?

23. Apa saja hal-hal yang harus disiapkan pihak Dinas Lingkungan Hidup dalam melakukan pengawasan kesetiap industri-industri di Kawasan Industri Medan yang melakukan pencemaran/kerusakan lingkungan?

PEDOMAN WAWANCARA Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Pengaduan

a. Tujuan

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data/informasi secara jelas mengenai Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Terhadap Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Kelurahan Mabar.

b. Pertanyaan Panduan Nama : Jabatan : Alamat : Hari/tanggal : Waktu/tempat : c. Pertanyaan Peneliti :

1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan?

2. Siapakah yang melakukan pengawasan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

3. Bagaimana bentuk implementasi pengawasan yang dilakukan Dinas lingkungan Hidup dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

4. Bagaimana implementasi pengawasan langsung dan tidak langsung yang dilakukan Dinas Lingkungan hidup dalam pengelolaan limbah bahan berabhaya dan beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan?

5. Hal-hal apa saja yang disiapkan dalam membuat izin tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) oleh pihak industri?

6. Berapa jumlah industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan ?

7. Berapa jumlah Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLHD) yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam melakukan

pengawasan terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

8. Apakah jumlah pegawai dalam pelaksanaan pengawasan sudah memadai?

9. Apakah ada dari pihak eksternal yang melakukan pengawasan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

10. Apakah ada kerja sama dengan instansi lain dalam melakukan pengawasan pengelolaan limbah di Kawasan Industri Medan Kelurahan Mabar?

11. Apakah ada laporan-laporan dari setiap industri di Kawasan Industri kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup mengenai pengelolaan limbah B3?

12. Apakah implementasi pegawasan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan melibatkan masyarakat sekitar industri?

13. Apakah pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan pernah melakukan sosialisasi terkait pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) ke pihak industri dan masyarakat?

14. Bagaimana alur pengaduan masyarakat kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup jika terjadi dugaan pencemaran oleh pihak industri?

15. Bagaimana tindakan koreksi/perbaikan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup kepada pihak industri yang terbukti melakukan pencemaran/kerusakan lingkungan?

16. Apa saja hambatan dalam implementasi pengawasan terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Indsutri Medan?

17. Apakah ada SOP pengawasan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

18. Berasal darimana biaya anggaran untuk melakukan kontrol pengawasan?

19. Apakah biaya anggaran sudah memadai dalam melakukan kontrol pengawasan terhadap pengelolaan limbah B3 Di Kawasan Industri Medan ?

20. Apakah sarana prasarana yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup sudah memenuhi standar pengawasan?

21. Berapa waktu sekali pihak Dinas Lingkungan Hidup melakukan pengawasan terhadap pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Indsutri Medan Kelurahan Mabar?

22. Bagaimanacara penentuan jadwal yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan dalam pengawasan?

23. Apa saja hal-hal yang harus disiapkan pihak Dinas Lingkungan Hidup dalam melakukan pengawasan kesetiap industri-industri di Kawasan Industri Medan yang melakukan pencemaran/kerusakan lingkungan?

PEDOMAN WAWANCARA

Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Pengaduan a. Tujuan

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data/informasi secara jelas mengenai Implementasi Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Kawasan Industri Kelurahan Mabar.

b. Pertanyaan Panduan Nama :

Jabatan :

Alamat :

Hari/tanggal : Waktu/tempat : c. Pertanyaan Peneliti :

1. Apa yang dimaksud dengan pengawasan?

2. Siapakah yang melakukan pengawasan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

3. Bagaimana bentuk implementasi pengawasan yang dilakukan Dinas lingkungan Hidup dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Kelurahan Mabar?

4. Bagaimana implementasi pengawasan langsung dan tidak langsung yang dilakukan Dinas Lingkungan hidup terhadap pengelolaan limbah bahan berabhaya dan beracun (B3) Di Kawasan Industri Medan?

5. Hal-hal apa saja yang disiapkan dalam membuat izin tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) oleh pihak industri?

6. Berapa jumlah industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan ?

6. Berapa jumlah industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kawasan Industri Medan ?

Dokumen terkait