• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaksa Agung Sebagai Penuntut Umum Tertinggi.e

Sebagaimana halnya Mahkamah Agung, Jaksa Agung semestinya sebagai penuntut umum tertinggi. Pasal 7 undang-undang nomor 15 tahun 1961 tentang ketentuan-ketentuan pokok kejaksaan republik Indonesia disebutkan bahwa :

Jaksa Agung adalah penuntut umum tertinggi ; (1)

……… (2)

Jaksa Agung memimpin dan mengawasi para jaksa dalam (3)

melaksanakan tugasnya.

89% responden setuju tentang Jaksa Agung sebagai penuntut umum tertinggi (lihat tabel 7 bab III). Jaksa Agung sebagai penuntut umum tertinggi dimana hak Jaksa Agung termasuk dalam penyampingan perkara/deponeering wewenang tunggal Jaksa Agung.

Jaksa Agung sebagai Penuntut Umum tertinggi, seharusnya dimulai dari lembaga kejaksaan itu sendiri yang harusnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh politik manapun sehingga Jaksa Agung dalam hal ini sebaga Penuntut Umum tertinggi tidak terpengaruh dari aspek apapun, sehingga Penuntut Umum dalam melakukan tugasnya dapat secara mandiri, seharusnya kejaksaan menjadi lembaga negara tersendiri dalam konstitusi setingkat dengan Mahkamah Agung (MA). Tapi, tidak berada di bawah eksekutif dalam menjalankan fungsi penegak hukum. Sebagai penegak hukum, kejaksaan wajib independen.

Kaitan dengan penegak hukum, kejaksaan agung dalam bekerja profesional dan berinteraksi dalam menegakkan supremasi hukum dan bertanggung jawab atas penuntutan yang dilaksanakan secara independen demi keadilan berdasarkan hukum dan hati nurani, dengan demikian Jaksa Agung selaku pimpinan kejaksaan dapat sepenuhnya merumsukan dan

mengendalikan arah kebijakan penanganan perkara untuk keberhasilan dalam penunutan dan juga Jaksa Agung mampu menempatkan hukum di atas segalanya tanpa takut diintervensi oleh pihak manapun.

Kondisi saat ini tentang posisi Jaksa Agung terkait dengan penegakan hukum, posisi Jaksa Agung seharusnya ditempati oleh orang-orang yang berasal dari karier kejaksaan rI bukan dari pihak independen seperti berasal dari partai politik, perorangan maupun instansi lain terkait karena Jaksa Agung yang berasal dari karier kejaksaan sendiri akan lebih memahami dan mengetahui tupoksi, wewenang serta segala permasalahan yang ada di tubuh institusi kejaksaan sendiri permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh kejaksaan sehingga dapat terhindar dari adanya

conflict of interest dari jabatan Jaksa Agung tersebut juga menghindari

adanya intervensi dari pihak-pihak terkait yang telah membantu promosi jabatan Jaksa Agung terpilih.

Posisi Jaksa Agung harus kuat, karena dia independen dalam proses penuntutan dan penanganan perkara. Sedangkan proses pemberhentian dan pengangkatan Jaksa Agung juga tidak dapat dilakukan sembarangan karena harus mendapat persetujuan DPr rI.

Jaksa Agung sederajat dengan Kepala Kepolisian rI. Untuk menjadi Kapolri harus melalui fit dan proper test di DPR. Idealnya, Jaksa Agung juga harus melalui fit dan proper test di DPR, sehingga posisi Jaksa Agung lebih kuat dan legitimate di mata publik.

Posisi Jaksa Agung harus memiliki kekuatan hukum yang sah dari Presiden/Kepala negara Indonesia, karena Jaksa Agung harus menciptakan keadilan dalam penegakan hukum jadi agar Jaksa Agung tidak bisa dengan mudah kalah dalam penanganan perkara.Sebaiknya posisi Jaksa Agung tidak lagi diangkat dari non karier kejaksaan oleh Presiden, sehingga posisi kejaksaan sebagai penuntut menjadi lebih kuat.Dengan posisi yang sangat kuat tentu ke depan terus ditingkatkan profesionalismenya Posisi Jaksa Agung sudah kuat karena tidak ada pejabat yang bisa memecat Jaksa Agung. Untuk memberhentikan maupun mengangkat Jaksa Agung harus mendapatkan pertimbangan DPr.

Posisi Jaksa Agung saat ini yang berada langusng di bawah Presdien, rawan intervensi kekuasaan pemerintahan sehingga independensinya sulit untuk diwujudkan.

Jaksa Agung sebagai penuntut umum tertinggi di Indonesia, harus lebih bisa mengusut perkara-perkara yang ada di Indonesia dari perkara yang kecil hingga perkara yang besar secara lebih adil.Untuk itu Jaksa Agung harus bisa lebih merangkul semua elemen masyarakat di Indonesia agar tercipta keselarasan dalam penegakan keadilan di Indonesia.

Posisi Jaksa Agung sebagai pimpinan tertinggi di dalam lembaga kejaksaan maka sudah seharusnya dan sepantasnya serta sangat wajar sebagai pemimpin tertinggi di kejaksaan secara internal mempunyai fungsi pengawasan dan secara eksternal sebagai pengendali kewenangan penuntutan.

Jaksa Agung mempunyai peran yang sentral dalam penegakan hukum dan Jaksa Agung dapat bersifat progresif demi penegakan keadilan.Jaksa Agung sebagai penuntut umum tertinggi dalam penegakan hukum yang tidak membedakan kedudukan, status atau golongan dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah.

Dalam menjalankan fungsi penegakan hukum di Indonesia khususnya kewenangan penunututan, maka perlu diatur oleh lembaga tertentu yang mengemban kewenangan tersebut. Sebagai lembaga tertinggi yang menjalankan fungsi penuntutan tentunya dikepalai oleh pimpinan tertinggi yakni Jaksa Agung dimana tugas yang kewenangan khusus yang diemban sesuai pasal 35 Undang-Undang Kejaksaan adalah:

Menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakan hukum o

dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang Jaksa; Mengefektifkan proses penegakan hukum yang diberikan oleh o

undang-undang;

Mengesampingkan perkara demi kepentingan umum; mengajukan o

kasasi demi kepentingan hukum kepada Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana

Dapat mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Mahkamah o

Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana

Mencegah atau menangkal orang tertentu untuk masuk atau o

keluar wilayah Negara Kesatuan republik Indonesia karena keterlibatannya dalam perkara pidana sesuai dengan paraturan perundang-undangan

BAB V

PenUTUP

Kesimpulan

A.

Bahwa Kejaksaan sebagai bagian dari lembaga penegak hukum 1.

menjalankan tugas pokok dalam bidang yudikatif seperti halnya mahkamah agung dan kepolisian maka peran strategis lembaga penegakhukum dalam sistem ketatanegaraan merupakan suatu hal yang krusial. Maka dari itu keberadaaan lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan yudisial harus diatur secara jelas didalam konstitusi. Independensi peradilan harus dijamin oleh negara dan diatur dalam konstitusi. Ide tentang perlunya pengaturan Kejaksaan dalam undang-undang dasar (constitution) suatu negara bukanlah merupakan hal yang baru, karena ternyata diduni ini terdapat 90 (Sembilan puluh) negara yang mengatur lembaga Kejaksaan dan/ atau Jaksa agungnya dalam undang-ndang dasar. Maka dari itu keberadaan lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan yudisial termasuk kategori sebagai organ negara utama( auxiliary organ). Sebagai organ negara utama maka sumber atribusi kewenangannya harus diberikan legitimasi melalui Undang-Undaang Dasar. Kejaksaan memerlukan proteksi konstitusi guna menjaga integritas dan indpendensinyasetingkat Mahkamah Agung tidak di bawah eksekutif. Kejelasan posisi kejaksaan dalam konsitusi dianggap perlu yang seharusnya kejaksaan sebagai lembaga tersendiri dan konstitusi setingkat dengan Mahkamah Agung tetapi tidak di bawah eksekutif dalam menjalankan fungsi penegakan hukum. Dengan fungsi kejaksaan sebagai dominus litis (pengendali proses perkara) untuk mempererat dan memperkuat konstitusional kejaksaan dalam UUD 1945 perlu mengadopsi aturan yaitukejaksaan sebagai penegak hukum kejaksaan harus berdiri sendiri. Tidak secara tegas diatur dalam konstitusi lembaga kejaksaan dan jaksa akan tidak menjadi independen.

Kejaksaan adalah satu-satunya lembaga yang berwenang melakukan 2.

penuntutan adalah Kejaksaan. Instansi lain atau pejabat lain diluar penuntutan umum tidak mempunyai wewenang melakukan penuntutan adalah Kejaksaan. Instansi lain atau pejabat lain diluar penuntutan umum tidak mempunyai wewenang melakukan penuntutan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan Kejaksaan memiliki posisi yang strategis dalam sistem peradilan pidana. Peran Jaksa sebagai penuntut perkara-perkara pidana tentu sangat penting demi penegakan keadilan dalam masyarakat sehingga tidak terjadi tindakan sewenang-wenang bagi kejahatan di masyarakat. Jaksa mempunyai peran yang sangat penting sebagai penuntut umum JPU bertugas untuk menuntut setiap terdakwa dalam persidangan Peran/posisi Jaksa sangat strategis hingga saat ini sebagai satu-satunya lembaga/aparat penegak hukum yang mempunyai kewenangan penuntutan terhadap perkara tindak pidana. Peran dan posisi pentingnya Jaksa dikaitkan dengan perkembangan hingga saat ini adalah sangat penting dikarenakan Jaksa termasuk dalam unsure JPP dan harus bersinergis dengan komponen JPP lainnya dalam memberantas tindak pidana di Indonesia dan dikaitkan dengan perkembangan saat ini dimana banyak tindak pidana yang menggunakan modus-modus operandi yang sangat canggih maka Jaksa dituntut juga untuk lebih prosfesional dan mandiri. Jaksa mempunyai peran/posisi yang penting karena berada pada posisi sentral untuk menentukan dapat tidaknya suatu perkara pidana yang dilakukan penyidikan oleh penyidik untuk dilakukan penuntutan serta melimpahkan perkara tersebut ke pengadilan untuk dilakukan penuntutan.

Saran

B.

Jaksa Agung beserta jajaran harus mendorong pemerintah untuk 1.

mengusulkan amandemen UUD 1945 menempatkan Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum dalam sebuah pasal yang secara tegas menyebutkan Kejaksaan sebagai lembaga negara penegak

hukum yang melaksanakan tugas dibidang penuntutan. Amandemen tentang kejaksaan ini harus didukung lembaga lembaga masyarakat, kalangan penegak hukum dan perguruan tinggi.

Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penegak hukum yang 2.

melaksanakan tugas pokok dibidang penuntutan harus independen dan tidak dalam tekanan lembaga lain. Peran Jaksa yang memiliki hak dominus litis sangat penting dan strategis terutama dalam penegakan keadilan yang mewakili negara dalam perlindungan dan pemenuhan hak korban di hadapan hukum. Jaksa mempunyai posisi yang penting dalam sistem penegakan hukum di Indonesia, sebagai lembaga yang memiliki dominus litis, posisi Jaksa sangat sentral, terutama dalam penegakan keadilan Dalam perkembangannya, seyogyanya Jaksa dituntut lebih profesional dan melihat kondisi masyarakat dalam menangani suatu perkara di pengadilan. Jaksa sebagai satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan dalam penuntutan dituntut bekerja profesional dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum . Jaksa Agung sebagai pengendali penuntutan mengawasi jaksa dalam lingkungan kejaksaan maupun jaksa yang berada diluar institusi kejaksaan.