• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil wawancara dengan 132 (seratus tiga puluh dua) responden di 6 (enam) wilayah Kejaksaan Tinggi yaitu Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Kejaksaan Tinggi Lampung, Kejaksaan Tinggi Banten, dan Kejaksaan Tinggi Maluku, yang meliputi responden : Ahli Hukum Pidana / Dosen sebanyak 12 responden, Hakim (Pengadilan) sebanyak 24 responden, Jaksa (Kejaksaan) sebanyak 48 responden, DPrD / Komisi Hukum sebanyak 24 responden, dan Pengacara/ Penasehat Hukum sebanyak 24 responden, maka diperoleh jawaban responden tentang hal-hal yang berhubungan dengan Eksistensi Kejaksaan Sebagai Lembaga Penuntutan Dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. Dimana dalam penelitian ini menitikberatkan pada pentingnya pengaturan lembaga Kejaksaan secara eksplisit dalam sistem ketatanegaraan melalui Undang-undang Dasar 1945, mengingat bahwa posisi Kejaksaan sangat dominan sebagai penyandang asas “dominus

litis” (procereur die de procesvoiring vaststell), pengendali proses

perkara yang menentukan sebagai terdakwa yang diajukan ke pengadilan berdasarkan alat bukti yang sah menurut Undang-undang dan sebagai

executive ambtenaar pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan

dalam perkara pidana.

Dari uraian diatas, maka dapat diperoleh pendapat responden sebagaimana dimaksud :

Tabel 1

Posisi Pentingnya Jaksa Dalam Sistem Peradilan Pidana

NO 1 2 3 4 RESPONDEN PENDAPAT RESPONDEN Setuju Tidak Setuju Tidak Menjawab Alasan Lain Jumlah AHLI HUKUM PIDANA (DOSEN) 20 1 1 22 HAKIM 9 2 1 12 JAKSA 23 5 28 DPRD 9 3 1 13 PENGA-CARA 13 13 Angka 74 0 11 3 88 % 84% 0% 13% 3% 100% Jumlah N = 88 (100%)

Berdasarkan tabel 1 tentang pentingnya posisi Jaksa dalam Sistem Peradilan Pidana, dapat diperoleh jawaban dari para responden sebagai berikut :

74 responden (84%) menyatakan setuju dengan alasan : 1.

Peran pentingnya Jaksa tidak terlepas dari sejarahnya baik pada -

jaman penjajahan maupun jaman kemerdekaan. Terlepas dari kedududkan Jaksa yang diatur secara implisit dalam konstitusi maupun yang diatur dalam Undang-undang, kedudukan Jaksa sebagai officium nobile tetap menempatkan Jaksa sebagai posisi sentral dalam proses peradilan di Indonesia;

Kejaksaan rI terus mengalamai berbagai perkembangan dan -

dinamika secara terus menerus sesuai dengan kurun waktu dan perubahan sistem pemerintahan yang terjadi dalam negara republik Indonesia. Mempelajari sejarah dan kedududkan Jaksa dalam sistem peradilan pidana Indonesia, maka seharusnya Jaksa memiliki peran dan posisi penting. Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan rI, pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa “Kejaksaan rI adalah lembaga pemerintah yang berdasarkan Undang-Undang”. Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara hanya insititusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping sebagai penyandang Dominus Litis, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Karena itulah, Undang-Undang Kejaksaan yang baru dipandang lebih kuat dalam menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan rI sebagai lembaga negara pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan.

Posisi Jaksa sangat penting dalam perkara pidana, Jaksa -

adalah mewakili korban dalam perkara pidana, posisi Jaksa mempresentasikan korban dalam peristiwa pidana, disamping itu dalam perkara pidana Jaksa bertugas melaksanakan penetapan

dan putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, melakukan penyidikan dalam perkaran tindak pidana tertentu.

Penyidik dan penuntut, mempunyai peran/posisi masing-masing, -

keduanya sejajar dan tidak saling mengawasi. Dalam praktek penuntut secara tidak langsung dapat mengontrol kinerja dari penyidik. Sebagai contoh kasus Jessica, dimana Jaksa/penuntut berulang-ulang mengembalikan berkas perkara kepada penyidik. Ini menunjukkan penuntut/Jaksa berperan dalam mengawasi kinerja penyidik/kepolisian.

Sangat penting karena Jaksa adalah pengacara negara dalam hal -

ini Jaksa sangat berperan penting dalam penegakan hukum di Indonesia mewakili keadilan Indonesia di dalam persidangan. Seharusnya Jaksa tetap berwenang pada kedudukannya sebagai -

penuntut umum dan tidak dicampur dengan tugas penyidikan dalam perkara Tipikor, sehingga dengan kewenangannya sebagai penuntut umum bisa menjadikan Jaksa fokus dalam melakukan penuntutan perkara-perkara pidana dan tidak bisa diintervensi oleh lembaga-lembaga negara/ pemerintahan.

Posisi dan peran Jaksa sebagai satu-satunya institusi penuntutan -

adalah amat penting. Surat dakwaan yang disusun Jaksa Penuntut Umum menjadi dasar pemeriksaan terdakwa oleh Hakim di persidangan. Hakim tidak bolen mendasarkan pada pasal lain selain pada pasal-pasal yang didakwakan.

Jaksa mempunyai peran yang sangat penting dalam penegakan -

hukum, keberhasilan dalam hal penuntutan sangat berpegang pada kesempurnaan surat dakwaan dan kecermatan Jaksa dalam membuktikan suatu perkara yang sedang ditanganinya.

Penegakan hukum merupakan pusat dari seluruh aktifitas -

kehidupan. Penegakan hukum tidak semata-mata dianggap sebagai proses penerapan hukum sebagaimana pendapat kaum legalistik. Jaksa sebagai salah satu aparat penegak hukum

terlibat dalam proses tegaknya hukum karena memiliki peranan yang sangat penting. Jaksa sebagai poros perkara (dominus litis) yang menentukan apakah suatu kasus/perkara dapat diajukan ke pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut hukum acara pidana.

Peranan Jaksa sangat penting dikatikan dengan perkembagan saat -

ini karena sebagai penuntut untuk penegakan hukum publik. Peran Jaksa sangat penting dalam penegakan hukum di Indonesia -

karena tidak semua warga Indonesia melek hukum, disini peran Jaksa dalam penuntutan terlihat jelas. Karena di Indonesia sendiri Jaksa sudah dimonopoli atau memiliki asas oportunitas, berbeda dengan Belgia warga masyarakat yang menuntut sendiri menurut saya tidak efektif.

Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang -

yaitu melakukan penuntutan, melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat; melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang; melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik. Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau pemerintah. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan, yaitu peningkatan kesadaran hukum masyarakat; pengamanan kebijakan penegakan hukum, pengamanan peredaran barang cetakan; pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara; pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama; penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.

Karena Indonesia adalah negara hukum yang bercirikan -

adanya penegakan hukum, dalam penegakan hukum pada suatu negara hukum terdapat sistem peradilan pidana dimana Jaksa merupakan bagian dari proses sistem peradilan pidana yang memiliki tugas penuntutan dan pelaksanaan putusan peradilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. Oleh karena itu peran Jaksa sangat penting dalam sistem peradilan di Indonesia, karena proses peradilan pidana diawali dari proses penyidikan ke proses penuntutan yang merupakan kewenangan Jaksa dan proses pengadilan untuk mendapatkan kekuatan hukum tetap yang pelaksanaan dari putusan tersebut dilaksanakan oleh Jaksa. Seluruh rangkaian proses peradilan pidana tersebut merupakan proses penegakan hukum yang merupakan ciri dari negara hukum yang dianut oleh Indonesia.

Peran Jaksa yang memiliki hak dominus litis sangat penting dan -

strategis terutama dalam penegakan keadilan yang mewakili negara dalam perlindungan dan pemenuhan hak korban di hadapan hukum.

Jaksa mempunyai posisi yang penting dalam sistem penegakan -

hukum di Indonesia, sebagai lembaga yang memiliki dominus litis, posisi Jaksa sangat sentral, terutama dalam penegakan keadilan Jaksa tidak hanya mewakili negara tetapi juga Jaksa mempunyai peran utama bagaimana memulihkan, mengembalikan atau mewakili korban di hadapan umum.

Posisi Jaksa menjadi garda terdepan lembaga hukum dalam hal -

ini kejaksaan. Dalam perkembangan hingga saat ini, Jaksa harus lebih profesional dan melihat kondisi masyarakat saat ini yang seringkali masyarakat kecil menjadi korban dalam suatu perkara di pengadilan.

Indonesia adalah negara hukum, salah satu ciri negara hukum -

adalah masyarakat Indonesia dipandang sama di hadapan hukum. Jaksa sebagai satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan dalam upaya penuntutan bekerja profesional dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum tanpa melihat dari latar belakang

seseorang dalam melakukan penuntutan. Jaksa sebagai alat negara memiliki peran yang sangat besar dalam upaya sebagai penegakan hukum pidana sama pentingnya dengan posisi hakim sebagai pemutus perkara pidana. Seorang hakim tidak dapat memutuskan suatu perkara pidana dengan adil tanpa ada peran Jaksa sebagai penuntut umum.

Peran / posisi pentingnya Jaksa dikaitkan dengan perkembangan -

hingga saat ini ialah Jaksa memiliki peran yang sangat dominan dalam sistem peradilan pidana, pengendali proses penuntutan sekaligus sebagai satu-satunya pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan dalam perkara pidana serta melaksanakan segala proses perkara pidana dari awal hingga selesai. Selain itu terdapat pula peran dan posisi Jaksa lainnya yang meliputi bidang ketertiban dan keamanan masyarakat, melakukan penyidikan terhadap tindak pidana korupsi serta tindak pidana khusus lainnya serta dengan surat kuasa khusus Jaksa dapat berperan baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara/pemerintah dalam perkara perdata dan tata usaha negara sehingga peran/posisi Jaksa dengan perkembangan hingga saat ini menjadi semakin penting dan luas.

Dalam proses pra penuntutan maupun penuntutan sesungguhnya -

dilakukan atas dasar keadilan dan kebenaran berdasarkan ketuhanan YME dimana penegakan hukum demi keadilan tersebut juga mencakup adil bagi terdakwa, adil bagi masyarakat yang terkena dampak akibat perbuatan terdakwa dan adil di mata hukum dengan begitu apa yang dilakukan JPU dalam rangka penegakan hukum untuk mencapai tujuan hukum ini kepastian hukum yang menjembatani rasa keadilan demi kemanfaatan hukum bagi para pencari keadilan.

Kedudukan jaksa mempunyai posisi penting sebagai salah satu -

aparatur negara dalam menegakan hukum di Indonesia. Selain sebagai salah satu aparat hukum, Jaksa juga berperan sebaga pengacara negara dalam menghadapi kasus-kasus Perdata dan Tata Usaha Negara.

Kejaksaan di Indonesia memiliki kewenangan terbatas -

dibandingkan dengan kejaksaan di berbagai negara seperti di negara Belanda, Inggris ataupun Amerika selain yang tercantum dalam KUHAP, tugas dan wewenang Kejaksaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai sub sistem/ komponen penegak hukum sistem peradilan pidana tercantum dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan. Melaksanakan tugas dan kewenangan di bidang penuntutan dan -

melaksanakan tugas dan kewenangan di bidang penyidikan dan penuntutan perkara korupsi dan pelanggaran HAM.

Peran Jaksa sebagai penuntut perkara-perkara pidana tentu -

sangat penting demi penegakan keadilan dalam masyarakat sehingga tidak terjadi tindakan sewenang-wenang bagi kejahatan di masyarakat.

Jaksa mempunyai peran yang sangat penting sebagai penuntut -

umum JPU bertugas untuk menuntut setiap terdakwa dalam persidangan

Peran/posisi Jaksa sangat strategis hingga saat ini sebagai satu--

satunya lembaga/aparat penegak hukum yang mempunyai kewenangan penuntutan terhadap perkara tindak pidana.

Peran dan posisi pentingnya Jaksa dikaitkan dengan perkembangan -

hingga saat ini adalah sangat penting dikarenakan Jaksa termasuk dalam unsure JPP dan harus bersinergis dengan komponen JPP lainnya dalam memberantas tindak pidana di Indonesia dan dikaitkan dengan perkembangan saat ini dimana banyak tindak pidana yang menggunakan modus-modus operandi yang sangat canggih maka Jaksa dituntut juga untuk lebih prosfesional dan mandiri;

Jaksa mempunyai peran/posisi yang penting karena berada pada -

posisi sentral untuk menentukan dapat tidaknya suatu perkara pidana yang dilakukan penyidikan oleh penyidik untuk dilakukan penuntutan serta melimpahkan perkara tersebut ke pengadilan untuk dilakukan penuntutan;

Posisi Jaksa sangat sentral dalam proses penegakan hukum di -

Indonesia antara penyidik dan peradilan sehingga dalam posisi tersebut sangat rentan dengan dapat di intervensi oleh pihak-pihak lain. Sedangkan posisi JPU di KPK dapat dipertanyakan keberadaannya apakah dibawah Jaksa Agung atau KPK sedangkan Penuntut Umum berada dibawah Jaksa Agung; Posisi Jaksa dikaitkan dengan perkembangan hingga saat ini -

belum memainkan perannya sebagaimana mestinya disebabkan karena :

Pengaruh Politik 

Banyak Intervensi 

Tidak diberi kewenangan penuh 

Posisi Jaksa sangat sentral dalam proses penegakan hukum -

di Indonesia antara penyidik dan peradilan sehingga dalam posisi tersebut sangat rentan dengan di intervensi oleh pihak-pihak lain. Sedangkan posisi JPU di KPK dapat dipertanyakan keberadaannya, apakah dibawah Jaksa Agung atau KPK, sedangkan penuntut umum dibawah Jaksa Agung.

0 responden (0%) menyatakan tidak setuju tentang pentingnya posisi 2.

Jaksa dalam sistem peradilan pidana;

11responden (13%) menyatakan tidak menjawab tentang pentingnya 3.

posisi Jaksa dalam sistem peradilan pidana;

3 responden (5%) berpendapat lain tentang pentingnya posisi 4.

Jaksa dalam sistem peradilan pidana, oleh karena proses peradilan pidana dapat dimaknai sebagai keseluruhan tahapan pemeriksaan perkara pidana untuk mengungkap perbuatan pidana yang terjadi dan mengambil tindakan hukum kepada pelakunya. Dengan melalui berbagai institusi, maka proses peradilan pidana dimulai dari Institusi Kepolisian, diteruskan kepada Institusi Kejaksaan, sampai ke Institusi Pengadilan dan berakhir pada Institusi Lembaga Pemasyarakatan.

Tabel 2

Posisi Jaksa sebagai penegak hukum

NO 1 2 3 4 RESPONDEN PENDAPAT RESPONDEN Setuju Tidak Setuju Tidak Menjawab Alasan Lain Jumlah AHLI HUKUM PIDANA (DOSEN) 12 5 17 HAKIM 11 8 19 JAKSA 11 8 19 DPRD 12 12 PENGA-CARA 5 5 10 Angka 70 0 18 0 88 % 80% 0% 20% 0% 100% Jumlah N=88 (100%)

Berdasarkan tabel 2 tentang posisi Jaksa sebagai penegak hukum, dapat diperoleh jawaban responden sebagai berikut :

70 responden (80%) menyatakan setuju dengan alasan : 1.

Posisi kejaksaan berada di sentral penegakan hukum dapat -

menjadi filter antara proses penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan juga sebagai pelaksana penetapan putusan pengadilan. Dan juga dapat melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dimana didalam menjalankan fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya.

Posisi kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum saat ini -

menempati letak yang paling sentral, didukung oleh fungsinya yang strategis dalam penegakan hukum. Sehingga kejaksaan dharapkan menjadi lembaga yang mandiri dan independen serta mempunyai aparatur yang profesional dan akuntabel. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 30 UU rI No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan rI dimana kejaksaan sebagai lembaga pemerintah eksekutif yang memiliki unsur pembantu Presiden/Pemerintah dengan tupoksi dan wewenang di bidang penuntutan yang mana termasuk dalam unsur yudikatif.

Posisi kejaksaan sebagai penegak hukum sangatlah penting -

system berperan sebagai penuntut umum dalam peradilan kita. Selain iu Jaksa juga dapat berperan dalam melakukan supervisi terhadap hasil penyidikan yang dilaksanakan oleh kepolisian serta Jaksa diberi kewenangan untuk menghentikan proses penuntutan perkara apabila ada sebab-sebab yang dibernarkan oleh peraturan perundang-undangan.

Posisi kejaksaan saat ini masih berada di bawah eksekutif -

(Presiden) sehingga tidak bisa dipungkiri dalam perkara-perkara tertentu penanganan perkara masih diintervensi oleh kepentingan politik maupun penguasa, sehingga memang posisi kejaksaan agar lebih kua, memang harus lepas dari intervensi eksekutif dan legislatif agar penanganan perkara-perkara benar-benar independen.

Walaupun sebagian perannya dalam menuntut perkara Tipikor -

telah diambil oleh KPK, namun kejaksaan masih berwenang untuk menangani perkara Tipikor yang tidak ditangani KPK. Dan untuk perkara pidana yang lain, peran kejaksaan sebagai penegak hukum sangat kuas, karena diberi legitimasi untuk menuntut. Untuk dijadikan terdakwa di pengadilan, harus diproses dulu di kejaksaan.

Posisi kejaksaan sebagai penegak hukum saat ini harusnya -

mampu menjadikan kejaksaan sebagai penegak hukum yang kuat, karena tidak ada lagi intervensi dari lembaga lain sehingga independensi kejaksaan sebagai penuntut dapat lebih ditingkatkan dengan memperjuangkan independensi tanpa ada campur tangan pemerintah dan kepentingan politik dalam melakukan penuntutan.

Sebagai lembaga negara di bidang penuntutan harus melakukan -

fungsi tugas secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya.

Posisi kejaksaan saat ini masih sangat kuat dan tetap mendapatkan -

sorotan masyarakat karena kadang-kadang masih ada Jaksa yang belum maksimal dalam menjalankan tugasnya.

Posisi kejaksaan pada saat ini sudah kuat selain sebagai JPU juga -

mempunyai tugas di penyelidikan dan penyidikan perkara korupsi. Jadi tidak hanya sebagai penuntut tapi juga bisa menetapkan seseorang sebagai tersangka. Selain itu Jaksa mempunyai tugas sebagai eksekutor putusan pengadilan yang sudah inchrah. Posisi kejaksaan sebagai penegak hukum saat ini yang langsung -

di bawah presiden sangat rentan dengan intervensi kekuasan pemerintah.

Sudah tepat dan benar posisi kejaksaan berada di bawah kejaksaan -

Agung saat ini. Ia merupakan bagian pemerintahan eksekutif di bidang penuntutan umum. Dalam penegakan hukum Jaksa independen, tidak tunduk pada eksekutif.

Sebagai penegak hukum idealnya saat ini kejaksaan adalah -

suatu bagian dari Mahkamah Agung sebagai criminal justice system, sehingga dalam penyelesaian perkara lebih efisien dan terstruktur.

Keberadaan kejaksaan sebagai penegak hukum saat ini sangatlah -

dibutuhkan oleh semua pihak yang mengharapkan supremasi hukum itu ditegakkan. Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum tentunya dituntut untuk lebih berperan aktif. Tugas dan wewenang kejaksaan harus menyeluruh dimulai dari bidang pidana, perdata, tata usaha negara, ketertiban dan ketentraman umum.

Pada saat ini Jaksa sebagai salah satu aparat penegak hukum -

dalam sistem crime justice system mempunyai peran penting atau menjadi poris dalam proses dan filter penyidikan dan pemeriksaan di persidangan dan pelaksana putusan hakim. Dalam perkembangan hukum di Indonesia Jaksa sudah ada -

tempatnya dan porsinya di penegakan itu sendiri setara hakim, pengacara dan polisi. Bayangkan jika tidak ada Jaksa, pihak kepolisian akan monopoli tidak menseleksi lagi suatu perbuatan hukum tersebut karena mereka akan menganggap berkas selalu lengkap dan langsung disajikan di pengadilan.

Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut -

untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan korupsi, serta lebih mengedepankan keadilan pada masyarakat. Kejaksaan harus ml fungsi, tugas dan wewenangnya secara merdeka yang terlepas dari pengaruh kekuasan pemerintah, pengaruh politik dan lain sebagainya. Keberadaan kejaksaan (lembaga kejaksaan) sebagai suatu -

lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan kewenangan lain berdasarkan UU memiliki peran yang penting dalam penegakan hukum. Karena lembaga kejaksaan merupakan wadah dari pejabat (Jaksa) yang diberi wewenang oleh negara (UU) untuk melakukan penuntutan dan pelaksanaan putusan peradilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Lembaga kejaksaan sebagai wadah Jaksa memiliki fungsi pengawasan terhadap Jaksa dalam melaksanakan kewenangannya yang diberikan oleh negara atau UU.

Posisi kejaksaan sangat penting, kejaksaan masuk dalam -

integrated criminal justice system, dengan kata lain posisi kejaksaan mempunyai derajat yang sama dengan penegak hukum yang lain, tanpa ada kejaksaan mustahil bisa memberantas kejahatan.

Posisi dan peran kejaksaan sebagai penegak hukum sangat -

dibutuhkan oleh pemerintah daerah, DPrD dan stakeholders yang lain, sebagai institusi yang mengawasi setiap kebijakan pemerintah yang independen dan profesional.

Seorang hakim tidak boleh menghukum seseorang melebihi -

tunutan yang diajukan oleh Jaksa, sehingga tuntutan Jaksa yang diperoleh dari hasil pengumpulan data-data, bukti-bukti dan informasi yang terkait tindak pidana harus sesuai dengan asas-asas keadilan sehingga Jaksa tidak boleh salah dalam menuntut suatu tindak pidana, karena kesalahan Jaksa akan berdampak kepada kesalahan hakim dalam memutus perkara pidana.

Meskipun Undang-Undang Dasar 1945 hanya mengatur -

keberadaaan Kejaksaan rI salam sistem ketatanegaraan secara implisit, tetapi fungsinya sangatlah dominan sebagai penyandang asas Dominus Litis, yakni pengendalian proses perkara yang menetapkan dapat tidaknya seseorang dinyatakan sebagai terdakwa dan diajukan ke pengadilan, berdasarkan alat bukti yang sah menurut Undang-Undang, dan sebagai executive ambtenaar pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan dalam perkara pidana. Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan republik Indonesia memberikan kewenangan kepada Kejaksaan untuk melaksanakan kekuasaan di bidang penuntutan. Kejaksaan memiliki peran yang sangat penting dalam proses penegakan hukum pidana, karena dapat tidaknya perkara pidana masuk ke pengadilan adalah tergantung sepenuhnya oleh Kejaksaan (penuntut umum). Kebijakan kriminal yang lebih menentukan adalah kebijakan penuntutan (dan penyidikan), karena pengadilan sebenarnya dibatasi oleh kebijakan dalam tahap adjudikasi ini. Tahap penuntutan merupakan pintu gerbang sistem peradilan pidana. KeJaksaanlah yang pada akhirnya menentukan perkara mana yang akan dilimpahkan ke persidangan. Dengan posisi dan peran yang demikian, maka posisi Kejaksaan sebagai penegak hukum adalah kuat;

Posisi Kejaksaan sebagai penegak hukum mengalami pasang -

surut dalam perkembangan sejarah. Dalam Undnag-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan rI, pasal 2 ayat (1) ditegaskan bahwa “Kejaksaan rI adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekauasaan negara dlam bidang penuntutan serta kewenngan lain berdasarkan undang-undang”. Kejaksaan sebagai pengendali perkara (Dominus Litis), mempunyai kedududkan sentral dalam penegakan hukum, karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Disamping sebagai penyandang Dominus Litis, Kejaksaan merupakan satu-satunyainstansi pelaksana

putusan pidana (executive ambtenaar). Karena itulah, Undang-Undang Kejaksaan yang baru ini dipandang lebih kuat dalam menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan rI sebagai lembaga