• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaring rampus dikelompokkan ke dalam jaring insang hanyut dasar atau bottom gillnet. Cara pengoperasiannya dengan cara dihanyutkan di dasar perairan. Jaring rampus merupakan jaring yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata yang sama pada seluruh tubuh jaring. Pada sisi atas jaring diletakkan pelampung (float) dan pemberat (sinker) pada sisi bawah. Jaring akan terentang akibat dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy force dari float yang mengarah ke atas dan sinking force dari sinker yang ditambah dengan berat jaring yang mengarah ke bawah (Ayodhyoa 1981).

(2) Konstruksi

Bagian-bagian dari jaring rampus terdiri atas badan jaring, tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung, pelampung, tali pemberat dan pemberat. Desain dan konstruksi dari jaring rampus ditunjukkan pada Gambar 19 dan 20.

Gambar 19 Desain jaring rampus.

Gambar 20 Konstruksi jaring rampus.

(a) Badan jaring

Badan jaring merupakan bagian yang berfungsi untuk menghadang ikan secara vertikal. Bahan yang digunakan adalah PA (Plyamide) monofilament berwarna putih transparan dengan ukuran jaring dengan keadaan terpasang per piece sebesar 56 x 4,8 meter. Ukuran mata jaringnya adalah 2 inch. Jaring rampus pada tiap piecenya memiliki jumlah mata 1934 mata pada arah

2442 ◊ 75 ◊ PA Monofilamen : 2 inchi 75 ◊ 2442 ◊ 56 PE Ø 5 56 PE Ø 5 56 PE Ø 5 56 PE Ø 3

Tali pelampung Pelampung

Badan Tali ris atas

Tali ris bawah

Tali pemberat Pemberat

horizontal dan 75 mata pada arah vertikal. Panjang badan jaring dalam keadaan terentang adalah 98,25 m sedangkan dalam keadaan terpasang adalah 56 m. Hanging ratio dari jaring rampus ini adalah 0,57. Badan jaring yang digunakan pada jaring rampus di Cisolok disajikan pada Gambar 21.

Gambar 21 Badan jaring rampus yang digunakan di Cisolok.

(b) Pelampung

Pelampung pada jaring rampus terbuat dari bahan styrofoam dengan berbentuk balok dengan panjang 4 cm dan lebar 2,5 m. Jumlah pelampung dalam satu piece sebanyak 107 buah dengan jarak antar pelampung 48 cm. Pelampung yang digunakan pada jaring rampus di Cisolok disajikan pada Gambar 22.

Gambar 22 Pelampung jaring rampus yang digunakan di Cisolok.

(c) Pemberat

Pemberat pada jaring rampus terbuat dari timah dengan berat satuan 12 gram. Jumlah pemberat dalam satu piece sebanyak 242 buah. Karena penempatan jaring berada didasar perairan maka pemberat memiliki peran penting untuk

menjaga kedudukan jaring agar tetap di posisinya. Hal itu menjadi penting karena pengaruh arus yang dapat menggeser kedudukan jaring dari tempat semula, dan biasa mengubah kedudukan jaring dalam menghadang ikan; Jangkar biasanya digunakan pada awal setting piece pertama dan satu jangkar lagi pada piece terakhir. Jangkar terbuat dari kayu dengan panjang 1 m dengan diameter 5 cm dan pada bagian atasnya disambungkan kayu yang berbentuk seperti mata kail pancing serta pada bagian bawahnya diikatkan beton yang terbuat dari campuran semen dan batu dengan berat 5 kg. Pemberat yang digunakan pada jaring rampus di Cisolok disajikan pada Gambar 23.

Gambar 23 Pemberat jaring rampus yang digunakan di Cisolok.

(d) Tali ris

Tali ris pada jaring rampus terdiri dari tali ris atas dan tali ris bawah. Tali ris atas dan bawah terbuat dari PE multifilament dengan diameter 5 mm. Panjang tali ris atas adalah 56 m. Tali ris atas terdiri dari dua tali. Satu utas tali digunakan sebagai tali pelampung dan satu utas lainnya digunakan sebagai penggantung badan jaring. Tali pelampung berfungsi untuk memasangkan pelampung pada jaring. Tali pelampung ini memiliki diameter 5 mm dan panjang 56 m. Jaring rampus juga dilengkapi tali ris bawah dengan diameter 5 mm untuk pengikat jaring bagian bawah dan diameter 2,5 mm untuk pengikat pemberat dengan panjang kedua tali ris bawah ini adalah 60 m. Tali ris jaring rampus yang digunakan di Cisolok disajikan pada Gambar 24.

Gambar 24 Tali ris jaring rampus yang digunakan di Cisolok.

(3) Perahu

Perahu yang digunakan dalam pengoperasian jaring rampus yaitu jenis jukung yang terbuat dari bahan fiber dan dilengkapi dengan katir. Perahu ini memiliki dimensi ukuran L x B x D : 11 x 1 x 0,8 meter. Perahu ini menggunakan mesin tempel dengan kekuatan 5 PK dengan merk yamaha. Perahu ini dilengkapi dengan katir di sebelah kanan dan kiri Perahu. Katir berfungsi sebagai penyeimbang atau mengurangi efek gerakan oleng perahu, sehingga memudahkan nelayan dalam mengoperasikan perahu dalam operasi penangkapan ikan. Perahu yang digunakan pada jaring rampus di Cisolok disajikan pada Gambar 25.

Gambar 25 Perahu jaring rampus yang digunakan di Cisolok.

(4) Nelayan

Jumlah nelayan yang mengoperasikan jaring rampus sebanyak 2-3 orang. Masing-masing nelayan mempunyai tugas yang berberda. Satu orang sebagai pengemudi perahu dan yang lainnya menurunkan alat, sedangkan pada saat hauling dari jumlah nelayan yang ikut secara bergantian menarik jaring sampai

semua jaring terangkat ke atas perahu. Perbaikan alat dan perahu dilakukan nelayan pada waktu sampai di darat atau pada waktu sore hari.

(5) Metode pengoperasian

Jaring rampus biasanya dioperasikan pada saat dini hari sampai pagi hari. Pengoperasiannya dibagi dalam lima tahap yaitu:

(a) Persiapan

Persiapan meliputi mengecekan kondisi mesin dan pendorongan perahu yang bersandar di pinggir pantai menuju ke kolam pangkalan pendaratan ikan sampai propeler mesin tidak menyentuh pasir, sehingga perahu dapat berjalan. Persiapan perahu jaring rampus menuju fishing groud di Perairan Cisolok disajikan pada Gambar 26.

Gambar 26 Perahu jaring rampus menuju fishing ground di Perairan Cisolok.

(b) Penentuan fishing groud

Perjalanan perahu dari fishing base menuju fishing groud dimulai dari pukul 03.30 WIB. Lama waktu yang ditempuh ± 40 menit sampai dengan 1 jam perjalanan dari fishing base menuju fishing groud. Penentuan fishing ground biasanya berdasarkan dari informasi nelayan lain yang mendapatkan hasil tangkapan yang banyak dan biasanya nelayan tidak pernah pindah fishing

groud sebelum ikan yang didapatkan menurun atau ada informasi lain mengenai fishing groud yang ikannya lebih banyak;

(c) Pemasangan jaring (setting)

Proses penurunan jaring dilakukan dengan penurunan jangkar yang berupa balok dari beton, tali selambar, jaring dan terakhir jarkar yang diikatkan dengan kayu yang bebentuk seperti mata pancing. Pada saat penurunan jaring, mesin dibiarkan hidup untuk mempermudah proses penuruanan jaring. Proses ini berlangsung selama 12-15 menit. Selanjutnya setelah penurunan jaring selesai, tali selambar diikat pada bagian buritan perahu. Pemasangan jaring rampus di Perairan Cisolok disajikan pada Gambar 27.

Gambar 27 Pemasangan jaring rampus pada saat operasi penangkapan di Perairan Cisolok.

(d) Perendaman jaring (soaking)

Perendaman di perairan selama 1 jam. Pada saat perendaman jaring, nelayan biasanya beristirahat untuk menyiapkan tenaga untuk melakukan penarikan jaring. Proses pada saat nelayan menunggu perendaman jaring rampus di Perairan Cisolok disajikan pada Gambar 28.

Gambar 28 Nelayan menunggu perendaman jaring rampus di Perairan Cisolok.

(e) Penarikan jaring (hauling) dan pelepasan hasil tangkapan

Proses hauling berlangsung selama 1,5-2 jam, satu nelayan bertugas menarik tali ris atas dengan posisi beridiri dan satu nelayan bertugas menarik tali ris bawah dan melepaskan ikan yang terjerat. Hasil tangkapan yang diperoleh disimpan di palka dan kemudian hasil tangkapan diikat satu persatu. Hasil tangkapan utama diikat terpisah dengan ikan sampingan oleh benang nilon. Satu kali trip hanya berlangsung 1 kali setting saja. Penarikan jaring rampus pada operasi penangkapan ikan di Perairan Cisolok disajikan pada Gambar 29.

Gambar 29 Penarikan jaring rampus di Perairan Cisolok.

(6) Hasil tangkapan

Hasil tangkapan utama dari jaring rampus adalah ikan layang (Decapterus kurroides). Adapun hasil tangkapan sampingan dari jaring rampus adalah beloso (Saurida spp), pepetek (Leiognatus sp), sebelah (Pleuronectidae), lidah (Paraplagusia bilineata), biji nangka (Upeneus sp), barakuda (Sphyraena jello) dan simata goyang (Priacanthus tayenus).

4.3.3 Nelayan

Mayoritas nelayan di PPN Palabuhanratu merupakan penduduk asli daerah tersebut. Namun ada pula nelayan pendatang yang berasal dari Cirebon, Cilacap, Binuangen, Indramayu, dan beberapa nelayan dari luar pulau Jawa, seperti Sumatera dan Sulawesi. Nelayan yang berada di PPN Palabuhanratu dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan buruh adalah orang yang ikut dalam operasi penangkapan ikan, sedangkan nelayan

pemilik adalah orang yang memiliki armada penangkapan ikan dan tidak selalu ikut dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan pemilik biasanya disebut juragan. Jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu mengalami peningkatan secara bertahap pada tahun 2005 jumlah nelayan sebanyak 3.498 orang. Jumlah ini meningkat 27,9% menjadi 4474 orang pada tahun 2010. Secara detail Perkembangan jumlah nelayan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Jumlah nelayan PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, 2011

4.4 Produksi

Produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu mengalami penurunan secara bertahap. Pada tahun 2006 jumlah produksi 2.637.748 kg. Jumlah ini menurun 63,77% menjadi 955.540 kg pada tahun 2010. Secara detail Perkembangan jumlah produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, 2011 Tahun Total nelayan

(orang) 2006 3.498 2007 3.936 2008 4.363 2009 4.453 2010 4.474 Tahun Produksi (kg) 2006 2.637.748 2007 1.003.942 2008 709.483 2009 962.632 2010 955.540

4.5 Nilai Produksi

NilaiProduksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu mengalami penurunan secara bertahap. Pada tahun 2006 nilai produksi Rp 10.720.734.920. Jumlah ini menurun 27,19% menjadi Rp 7.805.769.900 pada tahun 2010. Secara detail Perkembangan nilai produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Nilai produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, 2011 Tahun Nilai produksi (Rp)

2006 10.720.734.920 2007 11.654.357.704 2008 6.320.706.025 2009 6.963.664.250 2010 7.805.769.900