kaisar kekalahan memalukan
di Cape Bon. Meski begitu, Yustinianus bersikeras dan tidak mengindahkan nasehat mereka. Pada bulan Juni, ta- hun 533, Belisarius pun be-
rangkat. Ia membawa istrin- ya, Antonina, serta Procopius,
sekretaris pribadinya dalam ekspedisi ini.
Pasukan Romawi pun menda-
rat di Caputvada. Belisarius dan pasukannya bergegas menuju Kartago, ibukota Ker-
ajaan Vandal. Belisarius sadar
bahwa citra pasukan Romawi
Timur sangat penting dalam perang kali ini. Ia ingin para penduduk setempat men-
ganggap mereka datang se-
bagai pembebas, maka dari
itu Belisarius menekankan
disiplin ketat pada pasukann-
ya. Hal ini menyebabkan para penduduk setempat koopera-
tif dengan pasukan Belisarius. Berita kedatangan Belisarius pun sampai ke telinga Gelim-
er. Ia mengeksekusi Hilderic, dan menyiapkan pasukan un-
tuk menyergap pasukan Ro- mawi Timur sebelum mereka
mencapai Kartago. Gelimer
hanya memiliki 11.000 pasu-
penduduk setempat. Ia pun memerintahkan pembangu-
nan kembali dinding pertah-
anan kota. Setelah terusir dari Kartago, Gelimer membawa
pasukannya menuju Bulla
Regia, Numidia. Ia mengirim pesan kepada saudaranya, Tzazon yang sedang berada di Sardinia untuk kembali ke Afrika Utara. Menunggu ke-
datangan saudaranya, Gelimer
mencoba memecah pasukan Romawi Timur. Ia menawar-
kan hadiah untuk setiap kepa- la pasukan Romawi Timur
yang mereka bawa kepada suku pribumi. Ia juga menco-
ba menyogok kavaleri bayaran Hun yang berperan penting dalam kekalahannya sebelum- nya.
Tzazon pun sampai ke Afrika Utara pada bulan Desember. Gelimer segera mengerahkan pasukan menuju Kartago. Ber-
sama dengan pasukan Tzazon, ia memerintahkan penghan-
curan tanggul air yang menja-
di sumber air untuk Kartago. Dalam dua belas minggu se-
menjak ia menguasai Kartago,
Belisarius telah menyelesaikan
pembangunan dinding per-
tahanan. Ia juga sadar peny- usup-penyusup Gelimer telah meracuni loyalitas pasukan
bayaran yang ia bawa, sehing-
ga menempatkan mereka di posisi paling belakang dalam formasi perang. Belisarius dan pasukannya keluar dari Kart-
ago, dan bertemu dengan pa-
sukan Vandal yang berjumlah 50.000 di Tricamarum. Kavaleri Romawi Timur pun meng-
hantam pasukan Vandal dan membunuh Tzazon. Kematian
Tzazon membuat Gelimer ke-
hilangan semangat tempurn-
ya sekali lagi. Pasukan Vandal mundur, namun dikejar oleh
pasukan Romawi Timur. Seki-
tar 3.000 pasukan Vandal te-
was dalam pertempuran ini. kan, kalah jumlah dengan
15.000 pasukan Romawi Timur. Gelimer berencana
mengepung pasukan Belis-
arius dengan memanfaatkan pengetahuannya akan med-
an setempat. Kedua pasukan bertemu pada tanggal 13 Sep- tember, tahun 533.
Meski rencana awalnya untuk mengepung pasukan Romawi Timur gagal, Gelimer berada di atas angin. Moral pasu-
kannya tinggi, dan ia berhasil mengalahkan pasukan ka-
valeri Romawi Timur. Sayang-
nya, Gelimer mendapat kabar bahwa saudaranya, Ammatas
telah tewas terbunuh musuh.
Tengelam dalam kesedihan,
Gelimer membatalkan seran-
gan penghabisan ke pasukan
Romawi Timur. Belisarius
segera memanfaatkan kes-
empatan ini untuk menyerang
balik. Pasukan Romawi Timur
pun mengalahkan pasukan Vandal.
Kekalahan Gelimer menga-
kibatkan kota Kartago tidak
memiliki pertahanan. Pasukan Romawi Timur pun memasuki kota tanpa perlawanan. Belis- arius memerintahkan pasu-
kannya untuk tidak mengusik Perang Vandal
Tanpa perlawanan berarti, Be-
lisarius dan pasukannya men-
guasai kota-kota Kerajaan Vandal satu-persatu. Gelimer yang bersembunyi di Numidia selama beberapa bulan sadar bahwa kerajaannya tidak bisa diselamatkan lagi. Ia menyer-
ah pada bulan Maret, tahun
534, menutup tirai sejarah
Kerajaan Vandal.
Atas kesuksesannya menga-
lahkan Kerajaan Vandal, Be-
lisarius dianugrahi trimphus, upacara kehormatan untuk
pemimpin militer yang berja-
sa untuk bangsa Romawi. Ia adalah orang terakhir yang menerima penghargaan ini.
Perang Goth
Athalarik, cucu Theodorik, menggantikan kakeknya se-
bagai penguasa Italia. Athalar-
ik yang baru berusia 10 tahun memerintah di bawah penga- wasan Amalasuntha, ibunya
yang dianggap pro-Romawi. Ia akrab dengan Yustinianus. Amalasuntha juga cenderung mendidik anaknya dengan tr-
adisi Romawi, menyebabkan dirinya dibenci oleh bang-
sawan-bangsawan Ostrogoth. Sadar bahwa para bangsawan
tersebut mencoba menyin-
gkirkannya, Amalasuntha pun mengeksekusi mereka.
Sayangnya, Athalarik meninggal pada tahun 534. Amalasuntha pun mengang-
kat Theohadad, sepupunya sebagai pemimpin baru bang-
sa Ostrogoth dan penguasa Italia. Ironis, Theohadad yang ia anggap dapat memban- tu posisinya malah berpihak
pada para bangsawan yang
membenci Amalashuntha. Al-
hasil, Amalasuntha pun dias-
ingkan dan dibunuh pada bu-
lan April, tahun 535. Kematian
Amalasuntha pun kini menja-
di alasan yang dapat dipakai
an untuk melawan Yustini-
anus, dan membatalkan niatn- ya untuk menyerah.
Belisarius yang berada di Sis-
ilia pun diperintahkan untuk menyerang Italia. Bulan Ok- tober, tahun 536, pasukan Romawi Timur pun mencapai
Naples. Setelah pengepungan yang brutal selama 3 minggu, Naples pun jatuh. Penduduk
setempat menolak untuk
menyerah, mengakibatkan
Belisarius memperbolehkan pasukannya untuk menjarah
kota tersebut.Ketidakmam-
puan Theohadad untuk meng-
hentikan serangan Romawi Timur pun harus ia bayar den-
gan tahta dan nyawanya. Para bangsawan Ostrogoth pun mengangkat Witiges, seorang jendral sebagai pemimpin baru mereka. Witiges tahu jelas kemampuan Belisarius, dan
berniat untuk memantapkan
keadaan pasukannya sebelum melawannya. Ia meninggalkan kota Roma dan pergi ke Raven-
na. Ia juga menceraikan istrin-
ya, dan menikahi Matasuntha,
anak perempuan Amalasuntha untuk memperkuat posisinya. oleh Yustinianus untuk
menyerang Italia. Ia memanggil Belisarius
untuk memimpin eks-
pedisi sekali lagi, kali ini
bersama 7.500 prajurit,
hanya setengah dari saat perang melawan Kerajaan Vandal. Yus-
tinianus juga mengirim Mundus, pemimpin pasukan kekaisaran di
Illyricum untuk men-
guasai Dalmatia. Belis-
arius dan pasukannya pun mendarat di Sisilia. Penduduk pulau yang strategis ini menerima kedatangan pasukan
Romawi Timur, mem-
buat Belisarius tidak menemui kesulitan dalam menguasai Sisilia. Theoha-
dad, mengingat kemenangan cepat Belisarius di Afrika pun menyerah dan berjanji akan menyerahkan Italia dan Sisilia kepada kekaisaran.
Yustinianus merasa sangat girang mendapati betapa mudahnya ia dapat men-
guasai Italia kembali, tetapi
kenyataan akhirnya berkata
lain. Mundus berhasil men-
guasai Dalmatia, namun pasukan Ostrogoth datang dan menyerang dengan niat merebut kembali provinsi tersebut. Di tengah pertem-
puran, Mauricius, putra Mun-
dus terbunuh. Mundus yang
marah besar pun memimpin
serangan yang brutal ke pa-
sukan Ostrogoth. Pasukan Ostrogoth yang mendapat pukulan berat pun mundur, dan Mundus memerintahkan pengejaran. Di tengah penge-
jaran ini, Mundus terluka par- ah, menyebabkan pasukan
Romawi Timur kehilangan arah, dan terpaksa mening-
galkan Dalmatia. Theohadad yang mendapatkan berita ini pun mendapatkan keberani-
JASMERAH
Sementara itu, Belisarius
sendiri belum menunjukkan pergerakan menuju Roma. Ia
mencoba memperkuat po-
sisinya di Italia Selatan sem-
bari berkirim surat dengan Paus Silverius. Paus Silverius yang tidak ingin Roma ber-
nasib sama dengan Naples
pun memutuskan untuk men-
dukung Belisarius. Mendapa- ti kabar ini, Belisarius pun
bergerak menuju Roma. Ia dan pasukannya memasuki
kota tersebut tanpa perlawa- nan. Tahu bahwa pasukan
Ostrogoth akan kembali, Be- lisarius pun memperkuat per-
tahanan kota, dan menum-
puk ransum dan suplai untuk perang mendatang.
Witiges sadar betul bahwa kredibitilasnya sebagai pemi-
mpin Ostrogoth dipertaruh-
kan dalam pertempurannya
melawan Belisarius. Ia pun menyiapkan 45.000 pasukan-
nya dan segera mengepung Roma pada Maret, tahun 537. Witiges memerintahkan pasu- kannya untuk menyabotase
tanggul air yang merupakan
sumber air utama Roma. Be-
lisarius yang hanya memiliki
5.000 pasukan pun meminta
bantuan dari Konstantinopel. Sembari menunggu pasukan
bantuan, Belisarius meman-
faatkan mata air di sekitar kota sebagai pengganti sum- ber air.
Setelah pengepungan selama dua bulan, pasukan bantuan pun datang. 1.600 kavaleri bayaran bangsa Hun menem-
bus blokade dan bergabung dengan pasukan Belisarius di dalam kota. Meski begitu, pa- sukan Romawi Timur masih kalah jumlah. Belisarius ber-
hasil menghentikan serangan Witiges dengan korban mini- mal, namun jumlah pasukan
Ostrogoth yang besar mem-
pusat kekuasaannya akan dis-
erang oleh pasukan Romawi Timur, Witiges pun mengakh-
iri pengepungannya di Roma pada bulan Maret tahun 538. Bersamaan dengan mundurn-
ya Witiges dan pasukannya, Be-
lisarius pun mulai menyerang kota-kota yang dikuasai Ostro-
goth. Ia pun memerintahkan John dan 2.000 kavalerinya untuk bergabung kembali den-
gan pasukan utama, namun ia menolak. John mencoba untuk meyakinkan Matasuntha, istri Witiges untuk mengkhiana-
ti suaminya. Sayangnya, se-
belum John berhasil, Witiges mengerahkan pasukannya un-
tuk mengambil kembali Rimini. Belisarius pun bergegas menu- ju Rimini bersama pasukannya
untuk menolong John. Bersa-
maan dengan ini, Narses dan 5.000 pasukannya sampai di Italia. Narses, kasim dan pe- nasehat kepercayaan Yustin-
ianus diutus oleh sang kaisar untuk mengawasi tindak-tan-
duk Belisarius. Keberhasilan sang jendral telah mengun-
dang banyak gosip tidak sedap
akan semakin besar ambisinya
seiring meroketnya reputasin- ya.
Baik sang jendral dan sang ka-
sim punya pendekatan yang berbeda akan bagaimana cara mereka membantu John. Narses memilih konfrontasi langsung, sementara Belisari- us memilih untuk berhati-hati.
Setelah perdebatan panjang, diputuskanlah rencana Belis-
arius lah yang dipakai. Ia pun membagi pasukannya menjadi tiga, dimana dua di antaranya akan mendekati Rimini lewat
laut, sementara pasukan uta-
ma yang dipimpin oleh Belisar-
ius dan Narses akan mendekati kota lewat darat. Witiges yang mengetahui bahwa ia akan dikepung dari tiga arah pun
buat pertempuran berjalan
cenderung stagnan. Seiring pengepungan berlangsung,
baik pasukan Romawi Timur
dan Ostrogoth pun mulai ke-
habisan ransum dan terjangk- it penyakit.
Di bulan November, 5.000
pasukan elit Romawi Timur
pun sampai ke Roma dibawah pimpinan John. Witiges yang awalnya percaya diri dengan
jumlah pasukannya pun mu-
lai patah semangat. Moral pasukannya sudah jatuh aki-
bat pengepungan yang tak
membuahkan hasil. Sebelum
situasi semakin buruk, Wi-
tiges pun berniat mengakh-
iri perang dengan negosiasi dan menawarkan perjanjian gencatan senjata selama tiga bulan. Pengepungan pun di- hentikan untuk memberikan waktu untuk perjalana utusan
Ostrogoth ke Konstantinopel. Memanfaatkan waktu lu-
ang ini, Belisarius pun men-
datangkan 3.000 pasukan Issauria. Dengan hati-hati, ia
merusak jalur suplai pasukan
Ostrogoth. Ia juga mengirim John bersama 2.000 kavaleri
untuk menjarah Picenum.
Witiges memprotes tindakan Belisarius, namun ia tidak mengindahkannya. Witiges
pun mencoba membalas Be-
lisarius. Ia mengirimkan ma- ta-mata untuk mensabotase pertahanan Roma, namun
berhasil digagalkan.
Belisarius kemudian mengi-
rim John untuk menguasai Ri-
mini, sementara Witiges ma-
sih menunggu dengan gelisah hasil negosiasi damainya den-
gan Yustinianus. Setelah men-
dengar kabar bahwa Rimini telah jatuh ke tangan John, Witiges pun segera mundur ke Ravenna. Ravenna, ibukot- anya hanya berjarak satu hari
akhirnya memilih untuk kem-
bali ke Ravenna. Ramini pun berhasil dikuasai Belisarius dan Narses. Ironisnya, ke-
menangan ini memecah pa-
sukan Romawi Timur menjadi dua faksi. Satu faksi berpihak pada Belisarius, faksi lainnya berpihak pada Narses, dima-
na John menjadi salah satu anggotanya karena ia sadar
bahwa status Narses lebih menjanjikan, meskipun ia
berhutang nyawa dengan Be- lisarius.
Di bulan April 538, Belisarius mendapatkan permintaan dari Mediolanum ”Milan). Pen-
duduk kota tersebut meminta
Belisarius untuk membebas-
kan mereka dari pemerin-
tahan bangsa Ostrogoth. Be-
lisarius pun mengirim 1.000 pasukannya yang dipimpin oleh Mundilas, salah seorang
letnannya. Pasukan kecil ini,
dengan bantuan penduduk Milan pun berhasil men-
gamankan Milan dan daerah sekitarnya. Mediolanum mer-
upakan kota terkaya kedua di Italia setelah Roma. Kehilan-
gan kota tersebut merupakan pukulan berat untuk harga diri Witiges. Ia pun memer- intahkan 10.000 pasukannya
untuk merebut kembali Medi- olanum.
penduduk setempat. Pasukan Ostrogoth menjarah Mediola-
num, membunuhi pendudukn-
ya dan membakar kota terse- but.
Yustinianus pun menyadari kesalahannya, dan memanggil Narses kembali, dan memberi komando sepenuhnya kepa-
da Belisarius. Witeges yang menyadari kerajaannya kini terancam runtuh. Ia mengirim utusan ke Persia, ke Khosrau I agar ia memulai perang baru dengan Kekaisaran Romawi Timur. Sayangnya, utusannya
tersebut tak pernah kemba-
li. Belisarius dan pasukann-
ya pun menyerang kota-kota di selatan Ravenna dengan cepat. Di tengah perang, pa-
sukan Romawi Timur dan Ostrogoth sama-sama dikag-
etkan dengan munculnya pa-
sukan bangsa Franka di bawah pimpinan Raja Theudebert. Pa-
sukan Ostrogoth yang mengi-
ra kedatangan mereka adalah
untuk membantu mereka mel-
awan para penyerang Romawi Timur pun dihancurkan oleh pasukan Franka dengan mu-
dah. Pasukan Romawi Timur pun terpaksa mundur.
Pasukan Franka mungkin akan bisa mengubah sejarah Perang Goth seandainya wabah disen-
tri tidak menyerang. Wabah
ini menyebabkan pukulan be- rat ke moral pasukan Franka.
Mereka pun akhirnya mundur.
Belisarius pun melanjutkan
serangannya ke Ravenna. Di saat yang sama, utusan Yus- tinianus pun sampai ke Italia untuk menawarkan perjanji-
an damai. Bangsa Ostrogoth akan tetap memegang kuasa atas daerah di utara Sungai Po, sementara daerah di selatan akan menjadi milik kekaisaran. Tak punya banyak pilihan, Wi-
tiges pun setuju.
Saat Belisarius menyadari hal - Mundilaspun segera mem-
beritahukan kabar ini kepada Belisarius dan mengirimkan pasukan ke Mediolanum. Meski begitu, pasukan ban- tuan ini pun kewalahan oleh
jumlah pasukan Ostrogoth. Mereka pun meminta bantu-
an kepada Belisarius, dimana ia kemudian memerintahkan John untuk segera berangkat ke Mediolanum. John meno-
lak, dan beralasan bahwa ia hanya akan mengikuti per-
intah langsung dari Narses. Meski Narses memberikan perintah, John jatuh sakit. Penundaan-penundaan terse-
but mengakibatkan Milan be-
rada dalam bahaya besar. Lama dikepung,suplai mer- eka pun mulai habis. Pasu-
kan Ostrogoth berjanji akan membebaskan Mundilas dan
pasukannya apabila mereka
menyerah. Mundilas meno-
lak, karena penduduk Medi-
olanum yang telah mengkh-
ianati Witiges tentu tidak akan diampuni. Di akhir Ma-
ret, tahun 539, Mundilas, di
bawah tekanan pasukannya
yang sudah kehilangan se-
mangat tempur pun terpaksa
menerima tawaran tersebut. Pasukan Romawi Timur pun
meninggalkan kota dengan selamat, namun tidak dengan Pengepungan Roma oleh Ostrogoth