• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melihat begitu agresifnya budaya K-Pop mengagre si seluruh dunia, tak salah jika kemudian muncul

Dalam dokumen 193212612 Jasmerah Agustus September 2013 (Halaman 49-52)

anggapan bahwa budaya dari negeri Asia Timur

itu mulai mengancam kebudayaan nasional Indo-

nesia. Ketakutan bahwa budaya nasional menjadi

semakin terancam ternyata bukan hal yang baru.

Pada medio 1950-an, Bung Karno sudah mengge-

makan kesadaran untuk berdaulat di bidang ke-

budayaan.

Budaya dan politik

Sebagai seorang Presiden yang dikenal sangat nasi-

onalis, Bung Karno pernah melakukan sebuah langkah berani, yakni menggunakan kebudayaan sebagai sebuah

sarana memperkuat seman-

gat kebangsaan. Tidak hanya itu, dalam masa kepemipinan beliau, terjadi sebuah perse-

tubuhan yang unik antara bu-

daya dan politik. Hal ini bisa dilihat dari lirik-lirik lagu pop-

uler di masa itu, yang selain

menyiratkan pesan-pesan

politis, juga memiliki ritme yang rancak khas lagu-lagu

JASMERAH

Padahal pada awal tahun 1950- an, di Indonesia mulai dikenal invasi musik pop dan Hawaian style yang lebih condong pada

budaya hedonisme. Pada

masa itu pula mulai menjamur

festival-festival musik pop yang digandrungi anak muda. Salah satu festival musik pop yang cukup populer pada saat itu adalah pemilihan bintang radio yang diadakan oleh RRI. Pada medio 1960-an, musik

rock n roll ala Beatles mulai

menghipnotis kaum muda In-

donesia. Lagu-lagu dari band asal Liverpool, Inggris itu se-

makin digilai setelah muncul sebuah band lokal tetapi den-

gan nuansa Beatles yang kuat, Koes Ploes. Walau merupakan grup musim lokal, tetapi mer- eka secara konsisten memain- kan musik-musik British rock

yang langsung mendapat sam- butan luar biasa. Bukan hanya

lagu-lagunya, dandanan mer-

eka juga menjadi trend setter

dan standar bagi kaum muda pada jaman itu untuk bisa dise-

but trendy.

luas dan semakin membaha-

yakan , maka pada tanggal 22 November 1964, Bung Karno membentuk tim yang berang-

gotakan antara lain Oe Tjoe Tat dan Adam Malik, untuk meng-

konsepkan sebuah formula agar rakyat Indonesia kembali kepada kepribadian dan kebu-

dayaan nasionalnya.

Alhasil, setelah itu banyak

pencekalan dan peringatan yang diberikan kepada para artis yang dianggap telah ter-

jangkiti virus budaya barat. Beberapa artis yang pernah mengalaminya antara lain Ermi Johan dan Lilis Suryani yang di-

minta mengubah cara berpa-

kaian serta lagu-lagunya agar lebih Indonesia. Nama yang kedua bahkan akhirnya dikenal sebagai pelantun lagu-lagu ber-

tema politis, seperti tembang berjudul Manipol-USDEK . Ti-

dak hanya itu, pemerintah juga menghimbau kepada para tu-

kang pangkas rambut agar me-

nolak para pelanggan yang me-

minta gaya rambut gondrong,

atau poni ala The Beatles.

Tetapi ternyata, ada bebera-

pa pihak yang merasa jengah dengan itu semua. Organisasi politik yang berailiasi dengan PKI serta pers-pers ultranasi-

onalis mengecam gaya musik anak-anak Koes Plus tersebut. Bahkan Bung Karno sendi- ri menyebut musik tersebut

dengan nama musik ngak ngik ngok .

Pada tahun 1963, dalam berbagai kesempatan Bung Karno mengecam secara terang-terangan musik ngak ngik ngok yang dianggap ti-

dak nasionalis, mengajarkan

kemalasan serta melemah-

kan mental generasi muda untuk tenggelam pada te-

ma-tema yang remeh temeh seperti cinta dan pacaran. Padahal menurut bapak Pan-

casila tersebut, mental gen-

erasi muda Indonesia harus senantiasa dipelihara agar menjadi kuat dan berkarakter untuk menghadapi ancaman neo-kolonialisme. Menyadari bahwa gejala musik ngak ngi- kngok mulai digemari secara

Tetapi ada saja yang kemudi-

an membangkang terhadap

peraturan ini, salah satunya

adalah Koes Ploes. Band pal-

ing tenar di masanya tersebut tetap ngotot menyanyikan lagu-lagu The Beatles atau-

pun lagu-lagu mereka sendi-

ri, yang tentunya juga sangat

kental nuansa rock n roll ala

Beatles ataupun Elvis Presley. Walau sering diberi perin-

gatan oleh Kejaksaan, teta-

pi band yang dimotori Tony Koeswoyo beserta sauda-

ra-saudaranya tersebut ma-

sih sering memainkan lagu- lagu yang tidak sesuai dengan irama nasionalisme . Pada beberapa even, mereka bah-

kan terang-terangan memb-

awakan lagu-lagu The Beatles. Pada 15 Maret 1965, Harian Bintang Timur mengangkat topik bahwa budaya barat ha-

rus segera dijebol. Serentak sejak itu, pers, terutama yang berailiasi dengan partai poli-

tik tertentu segera tenggalam untuk mengangkat isu-isu mengenai kontroversi budaya

rock n roll. Sedang Harian War-

ta Bhakti mengangkat suatu artikel yang berisi desakan

melakukan hal itu. Sebagai sebuah negeri yang masih sangat muda, generasi mu-

danya harus selalu awas un- tuk terus mempertahankan

kemerdekaannya, termasuk di bidang budaya.

Generasi muda di masa Bung Karno pun dikenal sebagai generasi pelopor yang suk-

ses mengawal kedaulatan Re- publik serta membuat nama

Indonesia bersinar. Sayang, setelah Bung Karno dilengser-

kan, politik untuk melindungi kebudayaan dan kepribadi-

an nasional menjadi berjalan tanpa arah. Bukti yang paling nyata, negeri ini baru mer-

aung ketika wayang dan reog diklaim negara tetangga. Pemuda adalah pewaris peradaban. Butuh kesadaran untuk mencintai negaranya, rakyatnya dan budayanya. Jika generasi muda hanya disibuk-

kan dengan kata-kata cinta serta budaya yang membuat jiwa melempem, jangan salah-

kan langit Indonesia jika ti-

ba-tiba terdengar ejekan men-

tal tempe yang membahana, menertawakan mereka yang asyik bersalon ria dan berhe-

donis ria. Merdeka.

untuk melakukan penyeli-

dikan mendalam terhadap fenomena musik ngak ngik ngok itu. Pada tahun 1965, RRI

pun berhenti untuk memutar

lagu-lagu The Beatles.

Rakyatpun seakan juga turut larut dalam semangat untuk kembali kepada kepribadian nasional. Banyak organisasi pemuda dan mahasiswa yang akhirnya menjadi pelopor untuk menggemakan lagu- lagu pemacu semangat. Dua lagu paling terkenal masa itu,

Manipol-USDEK dan Interna- sionale benar-benar menjadi

standar musik yang boleh din- yanyikan.

Tetapi pada 24 Juni 1965 ter-

jadi kehebohan. Di suatu ru-

mah, Koes Ploes tampil den-

gan menyanyikan lagu-lagu terlarang -nya. Alhasil pada saat itu juga, para pemuda di lingkungan itu membubarkan

penampilan mereka. Akhirnya

pada 29 Juni 1965, Koes Ploes diamankan untuk dimintai keterangan.

Apa yang dilakukan Bung Kar-

no, jika dilihat dari kaca mata masa kini, memang terdengar

berlebihan. Tetapi bukan tan-

JASMERAH

1.

N

eptunus atau Nep- tune adalah nama dari planet dalam Tata Surya yang le- taknya paling jauh dari ma- tahari. Layaknya planet-plan- et Jovian ”non-kebumian) lainnya, Neptunus memiliki ukuran yang besar dan ma- teri penyusun yang terbuat dari gas. Jika dibandingkan dengan planet-planet lain nya yang juga menyusun Tata Surya, Neptunus merupakan planet dengan ukuran diam- eter terbesar ke-4 sesudah Yupiter, Saturnus, dan Ura- nus. Neptunus kadang dise- but sebagai planet kemba- ran Uranus karena keduanya memiliki ukuran dan kompo- sisi gas yang nyaris serupa.

DWIBULAN

By Shuma-Gorath

23 September 1846:

Planet Neptunus

Dalam dokumen 193212612 Jasmerah Agustus September 2013 (Halaman 49-52)

Dokumen terkait