• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis dan Metode Pengambilan Data 1. Jenis Data yang Dikumpulkan

TINJAUAN PUSTAKA

3.3. Jenis dan Metode Pengambilan Data 1. Jenis Data yang Dikumpulkan

Data-data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan penunjang (sekunder), yaitu :

a. Data Primer, adalah data yang diambil melalui pengamatan langsung di lapangan (observasi lapang) dan melakukan kegiatan wawancara mendalam yang di dalamnya meliputi :

Masyarakat lokal : bentuk interaksi dengan kawasan TWA Rimbo Panti, kearifan lokal masyarakat adat yang ada hubungannya dengan pengelolaan kawasan, harapan terhadap pengelola TWA Rimbo Panti, harapan terhadap stakeholder lainnya, dan pola interaksi dengan stakeholder lainnya.

Pemerintah Daerah Kab.Pasaman : sejarah kawasan, visi dan misi (sektor kehutanan), potensi kawasan konservasi di Kab.Pasaman, permasalahan yang terjadi di luar dan di dalam kawasan TWA Rimbo Panti serta penyelesaiannya. BKSDA Sumatera Barat : sejarah kawasan, visi dan misi (sektor kehutanan), kebijakan yang dikeluarkan yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan TWA Rimbo Panti, harapan terhadap stakeholder lainnya, pola interaksi dengan stakeholder lainnya, perencanaan kawasan, konsistensi perencanaan, organisasi pengelolaan, pemantapan kawasan, zonasi kawasan, sarana dan prasarana pengelolaan, perlindungan dan pengamanan kawasan, SDM, dan faktor finansial.

Masalah- masalah pengelolaan yang terjadi di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang akan diambil dalam penelitian ini antara lain meliputi Rencana Pengelolaan TWA Rimbo Panti, potensi TWA Rimbo Panti, undang-undang yang berkaitan dengan sektor kehutanan, rencana tata ruang Kabupaten Pasaman, kearifan lokal masyarakat di sekitar kawasan TWA Rimbo Panti, serta semua kebijakan yang berkaitan dengan kawasan TWA Rimbo Panti.

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode :

1. Metode pengamatan (observation) langsung, bertujuan untuk mengamati secara langsung pihak-pihak terkait (stakeholder) dalam hal pengelolaan kawasan CA dan TWA Rimbo Panti dan mengetahui masalah- masalah serta kendala pengelolaan yang terjadi di lapangan.

2. Metode wawancara mendalam (in-depth interviewing), yaitu wawancara responden setiap stakeholder secara mendalam untuk memahami setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan secara fleksibel, terbuka, tidak baku, informal, dan tepat sasaran.

Studi ini dilakukan untuk mendukung keabsahan dan pendalaman data untuk menganalisis data yang akan dilakukan.

Jenis dan metode pengumpulan data tersebut secara keseluruhan dikelompokkan pada Tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Pengelolaan TWA Rimbo Panti

No Jenis data Metode Uraian data

1 Sejarah dan status kawasan

Penelusuran pustaka

Sejarah penunjukan kawasan yang meliputi: sejarah kawasan, perubahan status dan peruntukan kawasan serta implikasinya terhadap manajemen

Aspek legal dari status kawasan berupa Surat Keputusan (SK) penunjukan / pengukuhan kawasan beserta luasan kawasannya 2 Perencanaan kawasan Penelusuran pustaka Menginventarisasi dokumen-dokumen perencanaan yang ada, dokumen Rencana Pengelolaan TWA

Melakukan analisis terhadap pencapaian tujuan manajemen kawasan dan implementasinya di lapangan 3 Pengelolaan kawasan Penelusuran pustaka Pemantapan kawasan

Mengkaji konsistensi rencana operasional Sarana dan prasarana pengelolaan

Menilai keberhasilan pengelolaan sumberdaya alam hayati

Perlindungan dan pengamanan kawasan

No Jenis data Metode Uraian data

4 Sumberdaya manusia (SDM)

Penelusuran pustaka

Mengidentifikasi jumlah dan latar belakang pendidikan seluruh pengelola, termasuk pelatihan pelatihan yang pernah diikuti Memproyeksikan SDM yang di butuhkan untuk terpenuhinya ketercukupan pengelolaan kawasan

5 Finansial (anggaran)

Penelusuran pustaka

Meninventarisasi besarnya anggaran yang dipergunakan dalam pengelolaan kawasan (5 tahun terakhir)

Mengidentifikasi kesesuaian anggaran yang direncanakan dalam Rencana Pengelolaan dan realisasinya.

Kondisi umum dari TWA Rimbo Panti dapat dilihat pada Tabel 2. Selanjutnya potensi TWA Rimbo Panti disajikan pada Tabel 3 dan potensi pengunjung TWA Rimbo Panti disajikan pada Tabel 4.

Tabel 2 Kondisi umum TWA Rimbo Panti No Jenis Data Jenis Data Metode Pengumpula n Data

Informasi yang Dikumpulkan

1. Sejarah kawasan

Data sekunder

Studi literatur a. Asal usul TWA Rimbo Panti b. Luas kawasan

c. Sejarah penetapan TWA Rimbo Panti

2. Kondisi fisik

Data sekunder

Studi literatur a. Letak (administratif dan geografis)

b. Luas

c. Batas wilayah

d. Topografi (kelerengan dan bentuk topografi)

e. Geologi dan tanah (jenis tanah, batuan dan tekstur tanah)

f. Iklim (tipe iklim, curah hujan, bulan basah dan bulan kering) g. Hidrologi (sungai dan air) 3. Kondisi

biologi

Data sekunder

Studi literatur a. Jenis flora b. Jenis fauna c. Tipe ekosistem 4. Masyara kat Data sekunder

Studi literatur a. Penduduk (jumlah penduduk dan tingkat pendidikan) b. Ekonomi masyarakat (mata

pencaharian penduduk)

h. Budaya

masyarakat (mitos yang berkembang dikalangan masyarakat tentang TWA Rimbo Panti, kesenian, kerajinan, upacara adat dan agama)

Tabel 3 Potensi TWA Rimbo Panti No Jenis Data Sumber

Data

Metode Pengumpulan

Data

Informasi yang Dikumpulkan

1. Daya tarik kawasan Data primer Observasi lapang dan wawancara

a. Keunikan sumberdaya alam b. Sumberdaya alam yang

menonjol

c. Kepekaan sumberdaya alam

d. Variasi kegiatan wisata alam

e. Ruang gerak pengunjung f. Kebersihan lokasi g. Keamanan kawasan 2. Aksesibilitas Data primer dan sekunder Observasi lapang dan wawancara

a. Kondisi dan jarak jalan darat dari ibukota provinsi ke kawasan

b. Pintu gerbang udara nasional/internasional c. Waktu tempuh dari pusat

kota menuju kawasan d. Frekuensi kendaraan dari

pusat kota ke obyek wisata di kawasan

e. Jumlah kendaraan bermotor di kabupaten dimana obyek berada 3. Akomodasi Data primer dan sekunder Observasi lapang dan wawancara a. Jumlah kamar b. Kelas penginapan 4. Sarana dan prasarana Data primer dan data sekunder Observasi lapang, studi literatur dan wawancara

a. Sarana yang terdapat di kawasan

b. Prasarana yang terdapat di kawasan 5. Hubungan dengan obyek wisata disekitarnya Data sekunder dan data primer Studi literatur dan observasi lapang

Jarak dengan obyek wisata yang sejenis dan tidak sejenis.

Tabel 4 Potensi Pengunjung TWA Rimbo Panti No Jenis Data Sumber

Data Metode Pengumpulan Data Informasi yang Dikumpulkan 1. Karakteristik pengunjung

Data primer Kuisioner dan wawancara a. Nama b. Umur c. Jenis kelamin d. Daerah asal e. Pendidikan f. Pekerjaan 2. Tujuan dan pola kunjungan

Data primer Kuisoner dan wawancara

a. Tujuan utama kunjungan TWA Rimbo Panti

b. Kegiatan wisata yang dilakukan di TWA Rimbo Panti

c. Obyek yang disukai d. Lama kunjungan (1

hari, 2 hari dan sebagainya)

e. Intensitas kunjungan (1 kali, 2 kali dan sebagainya) 3. Pengetahuan pengunjung tentang kelestarian kawasan

Data primer Kuisioner dan wawancar

Pengetahuan mengenai flora fauna dilindungi

4. Penilaian pengunjung

Data primer Kuisioner dan wawancara

a. Daya tarik utama kawasan

b. Pelayanan pengunjung 5. Harapan dan

saran pengunjung

Data primer Kuisioner dan wawancara

Harapan dan saran pengnjung terkait

pengembangan ekowisata TWA Rimbo Panti

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam pengolahan data adalah dengan analisis deskriptif dan tabulasi (penyajian data dalam bentuk tabel). Data-data yang telah diambil selanjutnya dikumpulkan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode content analysis (analisis isi) yang mendeskripsikan setiap isi dari unsur-unsur pengelolaan yang ada di TWA Rimbo Panti.

BAB IV

KONDISI UMUM

4.1 Sejarah Kawasan

Kawasan TWA Rimbo Panti awalnya merupakan satu kesatuan dari Cagar Alam Rimbo Panti (register 75) yang ditunjuk berdasarkan Gubernur Besluit (Keputusan Gubernur Hindia Belanda) No.34 Staatblat 420 tanggal 8 Juni 1932, dengan luas 3.120 ha. Selanjutnya berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No.284/Kpts/Um/6/1979 tanggal 1 Juni 1979, sebagian areal cagar alam ini seluas 570 ha dijadikan kawasan taman wisata alam. Penetapan kawasan taman wisata alam tersebut, sangat mungkin dilatarbelakangi oleh keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi, dengan keunikan vegetasi hutan dataran rendah serta memiliki potensi wisata alam yang cukup tinggi contohnya masih ditemukannya bunga bangkai (Amorphophallus titanium).

4.2 Letak dan Luas Kawasan

Panjang batas keliling TWA Rimbo Panti adalah 11 km, yang terdiri dari batas luar sepanjang 3,4 km dan batas fungsi dengan Cagar Alam Rimbo Panti 7,6 km. Kawasan ini telah ditata batas dan sudah temu gelang sepanjang 11 km dan pada tahun 1999 dilaksanakan rekonstruksi batas kawasan sepanjang 11 km tersebut oleh Sub Balai Inventarisasi dan Pemetaan (BIPHUT) Padang. Secara administrasi, pengelolaan hutan termasuk dalam wilayah kerja Seksi KSDA Wilayah Pasaman dan sekitarnya, sedangkan menurut administrasi pemerintahan, kawasan ini terletak di wilayah Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman.

Kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti disajikan dalam bentuk peta pada Gambar 1. Menurut tata letaknya, batas-batas wilayah dari Taman Wisata Alam ini adalah sebagai berikut :

Bagian Utara berbatasan dengan Desa Murni Panti;

Bagian Timur berbatasan dengan Cagar Alam Rimbo Panti; Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Petok; dan

Gambar 1 Peta Kawasan TWA Rimbo Panti. 4.3 Kondisi Fisik Kawasan

4.3.1 Topografi dan Geografi

TWA Rimbo Panti terletak di ketinggian antara 200 sampai 300 m di atas permukaan laut (mdpl) dan mempunyai kelerengan yang bervariasi mulai dari landai sampai kelerengan lebih dari 60º, dengan konfigurasi datar, berbukit dan berawa. Jalan raya Bukittinggi-Medan menjadi pemisah antara daerah perbukitan dengan daerah yang berawa.

Sumber air panas yang terdapat di kawasan ini mengindikasikan bahwa secara geologis TWA Rimbo Panti mempunyai struktur sesar. Jenis tanah di kawasan Taman Wisata Alam ini antara lain Alluvial, Andosol dan Kompleks Podsolik Merah Kuning, Litosol yang berasal dari bahan induk batuan beku, endapan dan metamorf. Jenis tanah ini sangat peka terhadap erosi dengan permeabilitas 3,0 cm/jam. Kesuburan tanah sedang dengan tekstur tanah berkisar antara lempung berpasir-pasir dan pH tanah berkisar antara asam dan netral yaitu antara 5,9 – 7,8 (Rencana Pengelolaan TWA Rimbo Panti, 2000).

4.3.2 Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson iklim di TWA Rimbo Panti tergolong Tipe A dan dari data curah hujan di Kabupaten Pasaman, diketahui bahwa TWA Rimbo Panti mempunyai curah hujan perhari rata-rata 27,4 mm. Kawasan ini sangat dekat dengan garis khatulistiwa yang mempunyai cura h hujan rata-rata tinggi setiap tahunnya. O leh karena itu kawasan TWA Rimbo Panti banyak ditemui jenis flora dan fauna yang beranekaragam. (RPCA Rimbo Panti, 2000).

4.3.3 Hidrologi

Di dalam dan sekitar Taman Wisata Alam Rimbo Panti terdapat beberapa buah sungai, yaitu Batang Air Sulang, dan Batang Air Bancaula ng. Batang Air Sulang yang merupakan sungai terbesar di sekitar Taman Wisata Alam dengan debit 6,42 m3/dt, telah dimanfaatkan untuk mengairi saluran irigasi Panti Rao. Saluran irigasi yang memanfaatkan kawasan Taman Wisata Rimbo Panti ini telah dibangun menjadi saluran Induk Kiri dengan rekomendasi Izin Pinjam Pakai.

Batang Air Bancaulang yang lebarnya 3,8 meter dan debit sebesar 1,24 m3/dt, terdapat di Desa Simpang Tiga Cubadak dan berhulu di kawasan Cagar Alam Rimbo Panti, dan merupakan sumber air minum bagi masyarakat Panti.

Sumber air panas yang berada di Taman Wisata Alam Rimbo Panti merupakan daya tarik bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara Sumber air panas berupa kolam yang berukuran 3 – 3,5 m yang menurut Reni (1994) mempunyai beberapa sifat fisiko kimia antara lain bersuhu air 72° C, pH 8, O2 terlarut 1,0 ppm, CO2 bebas 0,88 ppm, airnya keruh dan tidak terdapat batu-batuan (RPCA Rimbo Panti, 2000).

4.3.4 Geologi dan Tanah

Berdasarkan peta geologi skala 1 : 250.000, kondisi geologi kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti tergolong Tipe A, yang termasuk ke dalam dataran pantai barat Bukit Barisan yang berada pada cekungan Lubuk Sikaping yang tersusun oleh batu kapur dan granit. Di sekitarnya terdapat bukit-bukit, seperti Bukit Taruko, Bukit Sahutan, Bukit Air Abu, Bukit Gadang dan Bukit Sontang.

Stratigrafi kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti ini tersusun dari beberapa jenis satuan batuan, yaitu :

- Satuan Batuan Metamorf - Satuan Batu Kristalin

- Satuan Garanodiorit/ Granit.

Sumber air panas dalam kawasan ini mengindikasikan bahwa secara geologis TWA ini mempunyai struktur sesar. Jenis tanah di kawasan taman wisata alam ini antara lain Alluvial, Andosol, Kompleks Podsolik Merah Kuning, dan Litosol yang berasal dari bahan induk batuan beku, endapan, dan metamorf. Jenis tanah ini sangat peka terhadap erosi, dengan permeabilitas 3,0 cm/jam. Kesuburan tanah sedang dengan tekstur tanah berkisar antara lempung berpasir - pasir dan pH tanah berkisar antara 5,9 – 7,8 (RPTWA Rimbo Panti, 2002).

4.4 Kondisi Biologi Kawasan