HASIL DAN PEMBAHASAN
5.4. Aktivitas Pengelolaan
5.4.1. Pengelolaan Obyek
Taman Wisata Alam Rimbo Panti memiliki 3 obyek wisata yang utama , yaitu sumber air panas, tempat pemandian air panas dan gedung Herbarium. Kondisi obyek saat ini masih terabaikan dan belum dikelola sebagaimana mestinya.
1. Sumber air panas
Sumber air panas terdapat di sebelah kanan jalan dari Kecamatan Lubuk Sikaping. Obyek ini dikelilingi oleh kawasan hutan lindung dan cagar alam. Sumber air panas sering dijadikan sebagai tempat merebus makanan oleh pengunjung, dengan luasan sekitar 2.8 ha. Kondisi umum dari obyek sumber air panas ini dapat dilihat pada Gambar 2. Belum terdapat bentuk pengelolaan intensif terhadap obyek sumber air panas ini. Lokasi ini merupakan salah satu pusat aktivitas pengunjung. Tingginya aktivitas pengunjung menyebabkan banyaknya sampah sisa cangkang telur yang direbus pengunjung dan bungkusan mie instan. Sisa sampah pengunjung banyak bertebaran di sekitar objek mata air panas padahal di dekat sumber mata air panas sudah disediakan tempat sampah.
Sumber air panas yang ada di rimbo panti ini akibat dari raising magma dengan deforestasi primer, sekunder, dan tertier dengan patahan semangko yang ada di Panti (Sahana, 2007). Patahan semangko terbentuk dari pertemuan plate tektonik India Australia dan plate Eurasia sehingga berlaku hukum dextral convergen. Akibat adanya subduksi deformasi dextral comvergen itu membentuk sesar semangko yang membelah pulau Sumatera.
2. Kolam pemandian air panas
Kolam pemandian air panas TWA Rimbo Panti berjarak ± 50 m dari jalan raya utama. Tempat pemandian air panas TWA Rimbo Panti berupa kolam pemandian yang terpisah untuk laki- laki dan perempuan. Masing- masing bak kira-kira beukuran 3.5 x 3 meter. Pembangunan kolam pemandian air panas ini bekerja sama dengan Pemerintahan Daerah Kabupaten Pasaman. Gambar 3 menunjukkan kondisi umum tempat pemandian air panas di TWA Rimbo Panti.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3 Kolam Pemandian Air Panas, (a) Papan Nama; (b) Gerbang Masuk Kawasan; (c) Lorong Menuju Kolam Pemandian; (d) Bak Pemandian Bentuk-bentuk pengelolaan obyek tempat pemandian air panas saat ini adalah :
1. Pembangunan bak penampungan permanen.Air kolam pemandian ini berasal dari 2 sumber, yaitu sumber air panas perut bumi TWA Rimbo Panti (± 50 m dari kolam pemandian) dan air dingin yang berasal dari pegunungan (± 1 km dari kolam pemandian).
3. Penyediaan ruang ganti pengunjung (4 kamar untuk pengunjung laki- laki, 4 kamar untuk pengunjung perempuan)
4. Pembatasan waktu kunjungan
Sahana (2007) menyebutkan bahwa air di kolam pemandian air panas ini mempunyai sifat fisika dan kimia antara lain suhu 72 °C, pH 8, O2 terlarut 1.0 ppm, CO2 bebas 0.88 ppm, airnya keruh dan tidak terdapat batu-batuan. Waktu kunjungan maksimal adalah jam 19.00 WIB dengan tujuan petugas kebersihan mempunyai waktu untuk membersihkan obyek. Kolam pemandian saat ini sudah dilengkapi dengan WC, tempat bilasan terakhir, dan ruangan ganti pakaian. Kegiatan penggantian air kolam dilakukan sekali sehari pada tiap malam. Ruang ganti pakaian berjumlah masing- masing 4 kamar pada pria dan wanita namun saat ruang ganti yang berfungsi baik dan bisa digunakan masing- masing untuk pria dan wanita hanya berjumlah 1 kamar saja, 3 kamar lainnya rusak. Ruangan untuk tempat bilasa terakhir kondisi bangunannya baik tetapi kurang terawat.
3. Gedung herbarium
Gedung herbarium terletak di sebelah kanan jalan dari Kecamatan Lubuk Sikaping. Kondisi fisik bangunan ini masih bagus tetapi tidak terawat dan belum dimanfaatkan dengan baik. Hal ini ditandai dengan kondisi dari gedung herbarium yang pintunya selalu ditutup dan herbarium yang ada di dalamnya banyak yang sudah rusak sehingga tidak bias lagi memberikan informasi yang diharapkan oleh pengunjung seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Di dalam gedung herbarium terdapat berbagai contoh koleksi herbarium (awetan) tumbuh-tumbuhan yang berasal dari dalam kawasan lindung Rimbo Panti (Cagar Alam dan TWA). Bentuk pengelolaan obyek ini belum intensif, karena saat ini hanya diterapkan aturan pengunjung, seperti pengunjung diwajibkan mengisi buku tamu dan belum ada kete ntuan biaya masuk. Para pengunjung dipersilahkan membayar sesuai keinginan. Gedung herbarium dapat dijadikan obyek wisata pendidikan (education tourism) bagi pelajar dan mahasiswa.Tepat di samping gedung herbarium terdapat taman bermain anak. Taman ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas bermain bagi anak-anak, seperti seluncuran, ayunan, dan jalan lorong.
Gambar 4 Gedung Herbarium. 3.4.2. Pengelolaan Sarana Prasarana Wisata
Untuk pengembangan pariwisata fokus pengembangan tidak hanya pada titik objek wisata itu sendiri tetapi juga diperlukan sarana dan prasarana atau fasilitas yang ikut menunjang keberadaan objek wisata tersebut. Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas yang nantinya mendukung kegiatan wisata yang berlangsung di tempat wisata yang bersangkutan. Fasilitas- fasilitas pendukung wisata tersebut adalah hotel(penginapan), restoran(rumah makan), fasilitas ibadah, dan MCK. Sarana dan prasarana merupakan penunjang yang sangat penting di tempat wisata untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan. Tersedianya fasilitas yang memadai dapat dipromosikan kepada wisatawan dan dapat dijual sehingga bisa memberikan penambahan kontribusi pada pendapatan daerah.
Sarana prasarana wisata yang terdapat di TWA Rimbo Panti relatif lengkap (Tabel 5; Gambar 5), akan tetapi sebagian besarnya belum tertata dengan baik.
Tabel 5 Sarana prasarana wisata di TWA Rimbo Panti No Jenis Sarana Prasarana
Wisata
Keterangan Kondisi Sarana Prasarana 1. Kolam pemandian air
panas
2 unit Ukuran 5x 3 m dengan kondisi kurang terawat 2. Gedung herbarium 1 unit Tidak terawat, koleksi
kurang dan tidak ada petugas pelayanan 3. Tempat bermain anak 1 unit Kurang terawat 4. Pintu gerbang masuk 2 unit Kondisinya bagus 5. Jalan trail wisata 1 unit, sepanjang 5 km jalan dengan pasir
No Jenis Sarana Prasarana Wisata
Keterangan Kondisi Sarana Prasarana 8 km dan batu, dan 3 km
jalan yang menyerupai tunggul kayu
6. Tempat penjualan tiket 3 unit Hanya 1 unit yang berfungsi
7. Pusat informasi 1 unit Berupa gedung
permanen kosong, tanpa fasilitas penunjang informasi (baru selesai dibangun tahun 2000)
8. Areal parkir 2 unit Luasanya cukup luas.
9. Sarana MCK 1 unit Hanya 1 unit yang
berfungsi, 1 unit lagi kondisinya rusak 10. Sarana ibadah (mushola) 1 unit Kondisi fisik bangunan
sederhana. Hanya dibuka pada waktu dan jam tertentu, jarang digunakan pengunjung. 11. Kios dagang 4 unit Kondisi fisik bangunan
baik dan telah berfungsi dengan baik
12. Shelter 5 unit Kondisi bagus.
13. Jalan masuk ke kolam pemandian air panas
1 unit Berupa jalan kerikil yang dihiasi taman dikiri dan kanan jalan. Kondisi jalan relative baik.
14. Rumah pengelola 1 unit Tidak ditempati. 15. Gazebo (tempat istirahat
pengunjung)
2 unit Kondisinya baik.
16. Areal perkemahan 1 unit Ada.
17. Tempat sampah 3 unit Jumlahnya belum
(a) (b)
(c)
(d)
(e) (f)
Gambar 5 Beberapa sarana prasarana wisata di TWA Rimbo Panti : (a) Ja lan trail
wisata; (b) Sarana MCK; (c) Gedung Herbarium ; (d) Lahan parkir ; (e) Fasilitas taman bermain; dan (f) Gerbang masuk TWA.
Kawasan TWA Rimbo Panti sudah memiliki tempat parkir yang berada di pinggir Jalan Lintas Sumatera Bukittinggi-Medan. Pada hari- hari biasa kendaraan wisatawan bisa menggunakan areal parker yang sudah tersedia ini, khusus untuk
ke tempat pemandian air panas kendaraan pengunjung bisa dibawa masuk ke dalam komplek kolam pemandian. Pada hari- hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru jumlah kendaraan yang akan parkir sudah tidak seimbang dengan luas kawasan parkir yang tersedia sehingga pengunjung terpaksa memarkir kendaraannya di pinggir jalan yang menyebabkan kemacetan yang luar biasa. Menurut perencanaan yang ada di dalam RPTWA, ke depannya akan dibuat dan disediakan lahan parkir pada setiap lokasi kegiatan seperti di lokasi penginapan, pemandian air panas, dan di depan kios berdagang.
Di TWA Rimbo Panti saat ini sudah tampak terlihat tersedianya beberapa tempat sampah tetapi masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengunjung sehingga masih banyak sampah yang berada bukan pada tempatnya. Hal seperti ini perlu penekanan khusus kepada pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya karena berkaitan erat dengan stabilitas lingkungan.