BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiandan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sugiyono (2010) penelitian dan pengembangan atau Research and
Development (R&D) digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Jenis penelitian ini dipilih oleh peneliti karena penelitiakan mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe immersed untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar mengacu kurikulum 2013. Menurut Borg and Gall, “education research and
development (R & D) is a process used to develop and validate
educational production”. Dengan pengertian tersebut maka rangkaian
langkah-langkah penelitian dan pengembangan dilakukan secara siklis, dan pada setiap langkah yang akan dilalui atau dilakukan selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya hingga pada akhirnya diperoleh suatu produk.
Borg & Gall dalam Sugiyono (2012: 298-311) menjelaskan
rangkaian tahap atau langkah yang harus ditempuh dalampenelitian ini, terdapat 10 langkah penelitian pengembangan yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji cob aproduk, (7) revisi desain, (8) uji coba produk, (9) revisi produk, (10) produk masal. Berikut adalah contoh bagan dari langkah-langkah Borg and Gall
Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Borg & Gall
Berikut adalah paparan penjelasan dari langkah-langkah model desain instruksional Borg and Gall.
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang memiliki kapasitas untuk Potensi masalah Pengumpulan data Desain produk Validasi desain Uji coba produk Revisi desain
Revisi desain Uji coba pemakaian
Revisi produk
dikembangtumbuhkan. Sedangkan masalah merupakan area atau focus yang menjadi perhatian peneliti, suatu kondisi yang ingin diperbaiki atau suatu kesulitan yang ingin dihilangkan.
2. Pengumpulan data
Setalah potensi dan masalah ditunjukkan secara faktual, selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Desain Produk
Hasil dari pengumpulan informasi adalah satu desain produk baru yang dibuat berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama. Desain produk biasanya diwujudkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari yang terdahulu atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Pakar diminta untuk menilai produk sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatan produk.
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi, maka dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
6. Uji coba Produk
Setelah dilakukan perbaikan berdasarkan kritik dan saran validator, maka dilakukan uji coba produk untuk melihat kefektifan dan keefisienan produk yang dikembangkan.
7. Revisi Produk
Setelah dilakukan uji coba produk, dapat dilihat beberapa kelemahan produk disaat uji coba. Oleh karena itu, dilakukan lagi revisi desain untuk meningkatkan keefisenan dan keefektifan produk.
8. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk yang diterapkan pada lingkup yang lebih luas untuk dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna perbaikan lebih lanjut. 9. Revisi produk
Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan atau kelemahan sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
10. Produksi Massal
Produksi massal dilakukan apabila produk yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal.
Peneliti juga menggunakan desain instruksional pada model Dick and
Carey. Menurut Uno (2007, p.24), secara umum pengunaan model pengajaran
Dick and Carey adalah sebagai berikut :
1. Model Dick and Carey terdiri atas 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain.
2. Kesepuluh langkah pada model Dick and Careymenunjukkan hubungan yang sangat jelas dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan langkah yang lainnya.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup 1) Asses Needs
to identify goals, 2) Conduct Intruksional Analysis, 3) Analyze Learners and
contexts, 4) Write Performance Objective, 5) Develop Criterion-Referenced Test
Items, 6) Develop Intructional Strategy, 7) Develop/select Intrucsional Materials,
8) Develop/conduct Formative Evaluation, 9) Revise Intruction, 10)
Berikut adalah bagan dari langkah-langkah Dick & Carey
Gambar 3.2 Bagan Langkah-langkah Model Dick & Carey
Berikut adalah paparan penjelasan dari langkah-langkah model desain instruksional Dick and Carey.
1. Assess needs to identify goal(s) (Menetapkan tujuan instruksional)
Proses dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan apa yang harus dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan cara wawancara, survei atau observasi.
2. Conduct intruksional analysis (Melakukan analisis pembelajaran)
Analisis pembelajaran merupakan suatu prosedur yang diterapkan pada suatu tujuan pembelajaran yang menghasilkan identifikasi kemampuan yang diperlukan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Analisis ini dilakukan untuk memproleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana mencapai suatu
tujuan pembelajaran yang ditetapkan melalui analisis tujuan pembangun tujuan akhir.
3. Analyze learners and contexts (Menganalisis siswa dan konteks pembelajaran) Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang dipelajari siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi oleh siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa, gaya belajar, sikap terhadap aktivitas belajar, dan termasuk di dalamnya karakter kepribadian siswa.
4. Write Performance Objective (Menetapkan tujuan performasi)
Tujuan performasi adalah gambaran detail tentang apa yang akan dapat dilakukan oleh siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Tujuan performasi bisa disebut sebagai indikator pembelajaran.
5. Develop Criterion-Referenced Test Items (Mengembangkan kriteria tes kinerja)
Dick andCarey meyakini bahwa hendaknya instrumen penilaian
dilakukan sebelum proses pembelajaran bukan setelah proses pembelajaran. Yang perlu diperhatikan dalam menentukan instrumen penilaian adalah instrumen harus dapat mengukur performa siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan secara tepat dan reliabel.
6. Develop Intructional Strategy (mengembangkan strategi intruksional)
Langkah selanjutnya dalam mengembangan desain ini adalah menentukan strategi yang akan ditentukan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya bersifat konstruktivis dan kontekstual.
7. Develop/select Intrucsional Materials (mengembangkan dan memilih materi intruksional)
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar yang telah ditentukan.
8. Develop/conduct Formative Evaluation (mengembangkan dan melakukan evaluasi formatif)
Tujuan evaluasi formatif adalah untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan desain yang dikembangkan. Hasil dari evaluasi formatif dapat digunakan sebagai masukan atau input untuk memperbaiki desain sistem pembelajaran.
9. Revise Intruction (melalukan revisi intruksi sebagai umpan balik)
Revisi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari evaluasi formatif yang telah dilakukan. Revisi dilakukan untuk memperbaki dan meningkatkan kualitas desain yang telah dikembangkan.
10. Develop/conduct Summative (mengembangkan dan melakukan evaluasi sumatif)
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang berbeda dengan evaluasi formatif. Jenis evaluasi ini dianggap sebagai puncak dalam aktivitas model
desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick and Carey. Tujuan utama evaluasi sumatif yaitu menguji keefektifan desain sistem pembelajaran yang dikembangkan dengan dibandingkan dengan desain pembelajaran yang selama ini digunakan di sekolah.
B. Setting Penelitian