• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2006 – 2010, yang terdiri dari:

1. PDRB kabupaten/kota atas dasar harga konstan 2000.

2. Pengeluaran rumah tangga yang diagregasi dari data KOR Susenas untuk wilayah kabupaten/kota dan telah dideflasi dengan menggunakan tahun dasar 2000, yang diperoleh dari deflator PDRB.

3. Investasi kabupaten/kota, yang merupakan penggabungan dua variabel: i.Investasi pemerintah berupa belanja barang modal pemerintah

kabupaten/kota

ii.Investasi perumahan yang dilakukan oleh rumah tangga, yang diperoleh dari data KOR Susenas untuk wilayah kabupaten/kota. 4. Jumlah tenaga kerja kabupaten/kota.

5. PDRB perkapita kabupaten/kota dan provinsi atas dasar harga konstan 2000, yang dihitung dengan membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk.

6. Pengeluaran rumah tangga perkapita kabupaten/kota dan provinsi, yang dihitung dengan cara membagi pengeluaran rumah tangga dengan jumlah penduduk.

7. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB total kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data kontribusi sector pertanian terhadap PDRB total pada level provinsi untuk analisis disparitas.

8. Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDRB total kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi, dan data kontribusi sektor manufaktur terhadap PDRB total pada level provinsi untuk analisis disparitas.

9. Tingkat pendidikan tenaga kerja kabupaten/kota, yang diproksi dengan share tenaga kerja yang berpendidikan SMA ke atas terhadap jumlah tenaga kerja. Alasan penggunaan variabel ini digunakan sebagai

variabel instrumen untuk analisis konvergensi adalah adanya hubungan yang langsung antara kualitas tenaga kerja dengan produktivitas dalam kegiatan produksi. Sedangkan dalam analisis disparitas, share tenaga kerja yang berpendidikan SMA ke atas digunakan untuk menghilangkan bias yang disebabkan adanya lag variabel pendidikan dalam kegiatan ekonomi. Alasan lain digunakan tingkat pendidikan SMA keatas karena tenaga kerja yang berpendidikan SMA keatas diasumsikan berpengaruh paling besar terhadap perekonomian suatu wilayah dalam setiap koridor ekonomi di Indonesia.

10. Pengeluaran rutin pemerintah kabupaten/kota yang digunakan sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data pada level provinsi untuk analisis disparitas. Variabel ini terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja tak terduga dan belanja lain-lain.

11. Pajak daerah kabupaten/kota, hanya digunakan sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi.

12. Persentase rumahtangga pengguna listrik pada level kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data pada level provinsi untuk analisis disparitas.

13. Persentase rumahtangga pengguna air bersih pada level kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data pada level provinsi untuk analisis disparitas.

14. Persentase rumahtangga pengguna telepon pada level kabupaten/kota sebagai variabel instrumen untuk analisis konvergensi dan data pada level provinsi untuk analisis disparitas.

15. Panjang jalan yang kondisinya baik dan sedang, baik jalan negara, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten/kota di masing-masing provinsi. Kondisi jalan yang baik dan sedang diharapkan lebih menentukan kelancaran kegiatan ekonomi dibandingkan jalan yang rusak, sehingga

16. Rasio puskesmas terhadap jumlah penduduk di masing-masing provinsi, sebagai proksi infrastruktur kesehatan yang menjangkau seluruh masyarakat sampai ke level kecamatan.

Sumber data yang digunakan tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Keuangan, BKPM dan data-data pendukung lainnya yang relevan.

Tabel 3 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Simbol

(1) (2) (4)

CVW

1.

Koefisien variasi Williamson yang dihitung berdasarkan pendekatan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000

cvpdrb

2.

Koefisien variasi williamson yang dihitung berdasarkan pendekatan pengeluaran rumah tangga yang telah di deflasi menggunakan harga tahun 2000

cvcons

2 Indeks Theil Td

3 Investasi inv

4 Tenaga kerja labour

5 Pengeluaran rutin pemerintah govexp

6 Share pertanian agri

7 Share manufaktur manu

8 Infrastruktur listrik electric

9 Infrastruktur air bersih water

10 Infrastruktut telepon phone

11 Infrastruktur jalan road

12 Infrastruktur kesehatan puskes

Merupakan salah satu ukuran ketimpangan pembangunan antar wilayah. Indeks Theil umumnya membandingkan kesenjangan pembangunan antar wilayah yang

dicerminkan oleh nilai tambah aktifitas ekonomi dari suatu wilayah seperti pendapatan perkapita.

Penjelasan

(3)

1 Koefisien Variasi Williamson

Merupakan alat ukur untuk melihat ketimpangan wilayah dilihat dari pendapatan antar provinsi di setiap koidor, berdasarkan deviasi PDRB per kapita provinsi dari rata-rata PDRB setiap koridor

Persentase rumahtangga yang menggunakan air bersih Persentase rumahtangga yang menggunakan telepon Panjang jalan yang kondisinya baik dan sedang, baik jalan negara, jalan provinsi, maupun jalan kabupaten/kota di masing-masing provinsi

Rasio jumlah puskesmas terhadap jumlah penduduk provinsi Merupakan gabungan dari investasi yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota (pengeluaran untuk infrastruktur diasumsikan sebagai modal) dan pengeluaran untuk perumahan yang dilakukan oleh rumah tangga Jumlah tenaga kerja kabupaten/kota

Pengeluaran rutin pemerintah provinsi, yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan, belaja bunga, belanja subsidi, belanja bantuan keuangan, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja tak terduga, dan belanja lain-lain

Share pertanian terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000

Share manufaktur terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000

Persentase rumahtangga yang menggunakan listrik

Definisi operasional varabel yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan pada Tabel 3, sedangkan tujuan penelitian dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Matrik Pendekatan Penelitian

No Tujuan Analisis Metode Variabel Data dan Sumber Data

1 Menganalisis dinamika disparitas pendapatan dan pembangunan infrastruktur antar wilayah koridor ekonomi di Indonesia. Analisis deskriptif, KV Williamson, Indeks Theil, dan Indeks infarstruktur Persentase rumahtangga pengguna listrik, telepon, air bersih, panjang jalan, dan rasio puskesmas per kapita, PDRB kabupaten/kota, Jumlah Penduduk per kabupaten/kota PDRB provinsi, PDRB nasional, Survei Susenas BPS 2 Menguji konvergensi wilayah dan membandingkan fenomena tingkat konvergensi antar wilayah koridor ekonomi di Indonesia dikaji dari pendekatan pendapatan wilayah dan pendekatan pengeluaran rumahtangga. Regresi data panel dinamis PDRB perkapita adhk 2000 kabupaten/kota, pengeluaran rumahtangga yang di deflasi menggunakan harga tahun 2000, jumlah tenaga kerja, investasi yang merupakan gabungan dari investasi pemerintah dan rumahtangga. PDRB atas dasar harga konsta 2000, Survei Susenas BPS, Kementerian Keuangan 3 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

disparitas wilayah antar koridor ekonomi di Indonesia.

Regresi data panel statis

KV Williamson berdasarkan PDRB per kapita adhk 2000 dan pengeluaran

rumahtangga, pengeluaran rutin pemerintah, share pertanian terhadap PDRB, share manufaktur terhadap PDRB, share tenaga kerja pendidikan SMA keatas terhadap tenaga kerja, persentase rumahtangga pengguna listrik, air bersih, dan telepon, panjang jalan kondisi baik dan sedang, serta rasio ju mlah

puskesmas terhadap jumlah penduduk.

PDRB perkapita adhk 2000, Susenas, dan data BPS lainnya.