• Tidak ada hasil yang ditemukan

ءرسلاب ءيشا ةلباقم Artinya: “menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain” 17

4. Macam-Macam Jual Beli

Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi. Ditinjau dari segi hukumnya,jual beli ada dua macam jual beli yang sah menurut hukum dan batal menurut hukum, dari segi objek jual beli dan pelaku jual beli.

Ditinjau dari segi benda yang dijadikan objek jual beli dapat dikemukakan pendapat imam taqiyuddin bahwa jual beli dibagi menjadi tiga bentuk:

ِّفُص ْوَم ٍئْيَش ُعْيَب َو ٍةَدَهاَشُم ٍنْيَع ُعْيَب ٌةَشلآَش ُع ْوُيُبْلا ِّف

ِّةَّمَّذ لاى ْيَع ُعْيَب َو ْدِّهاَشُت ْمَل ٍةَبِّئاَغ ٍن

Artinya: “jual beli itu ada tiga maca:1) jual beli benda yang kelihatan, 2 )jual beli yang disebutkan,3) jual beli benda yang tidak ada”.38

Jual beli benda yang kelihatan adalah pada waktu melakukan akad jual beli benda atau barang yang diperjual belikan akan di depan penjual dan pembeli.hal ini lazim dilakukan masyarakat banyak dan boleh dilakukan, seperti membeli beras di pasar.

Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah jual beli salam (pesanan), menurut kebiasaan para pedagang, salam adalah jual beli yang tidak tunai (kontan), salam pada awalnya berarti meminjamkan barang atau sesuatu yang seimbang dengan harga tertentu, maksudnya ialah perjanjian yang penyerahan barang-barangnya ditangguhkan hingga masa tertentu, sebagai imbalan harga yang telah ditetapkan ketika akad.

Dalam salam berlaku semua syarat jual beli dan syarat-syarat tambahan sebagai berikut ini:

38Hendi Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2005), hlm.75

a. Ketika melakukan akad salam, disebutkan sifat-sifatnya yang mungkin dijangkau oleh pembeli, baik berupa barang yang dapat ditakar, ditimbang, maupun diukur.

b. Dalam akad harus disebutkan segala sesuatu yang bias mempertinggi dan memperendah harga barang itu, umpamanya benda tersebut berupa kapas,sebutkansemua identitasnya yang dikenal oleh orang-orang yang ahli dibidang ini yang menyangkut kualitas barang tersebut.

c. Barang yang akan diserahkan hendaknya barang-barang yang biasa didapatkan di pasar.

d. Harga hendaknya dipegang di tempat akan berlangsung.39

Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat ialah jual beli yang dilarang oleh agama islam karena barangnya tidak tentu atau masih gelap sehingga dikhawatirkan barang tersebut diperoleh dari curian atau barang titipan yang akibatnya dapat menimbulkan kerugian salah satu pihak. Sementaa itu, merugikan dan menghancurkan harta benda seseorang tidak diperbolehkan.

Ditinjau dari segi pelaku akad (subjek), jual beli terbagi menjadi tiga bagian,yaitu:

a. dengan lisan b. dengan perantara c. dengan perbuatan.

Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan adalah akad yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Bagi orang bisu diganti dengan isyarat karena isyarat

39Hendi Suhendi,Fiqh Muamalah,….hlm.76

merupakan pembawaan alami dala menampakkan kehendak. Hal yang dipandang dalam akad adalah maksud atau kehendak dan pengertian, bukan pembicaraan dan pernyataan.40

Menurut Hanafiyah, akad jual beli terbagi menjadi:

a. sahih b. fasid c. bathil.

Akad sahih adalah akad yang disyariatkan secara asalnya(rukun terpenuhi secara sempurna) ataupun syarat yang melekat dalam akad terpenugi dan tidak berhubungan dengan hak orang lain serta tidak ada khiyar didalamnya.

Jual beli fasid adalah akad yang secara asal disyari’atkan, akan tetapi terdapat masalah atas sifat akad tersebut.41

Akad bathil adalah akad yang salah satu rukunnya tidak terpenuhi.

Artinya, penjual bukan orang yang kompeten( tidak memiliki ahliyah atau wilayah) atau objek tidak dapat diserah terimakan.

Jual beli bathil terdiri dari:

a. Jual beli ma’dum (benda tidak ada)

Jual beli ma’dum adalah jual beli yang dilakukan terhadap sesuatu yang tidak ada atau belum ada ketika akad. Ulama sepakat atas ketidak adsahan akad ini. Misalnya menjual mutiara yang masih berada dalam lautan, menjual buku

40Hendi Suhendi,Fiqh Muamalah,…,hlm.77

41Dimyauddin Djuaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2010), hlm. 74

yang belum dicetak, menjual hewan yang masih dalam perut induknya.42 Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW yang berbunyi:

راخبلا هاور(...ةلبحلا لبح عيب نع يخ م.ص يبنلا نا هنع الله يضر رمع نبا نع )ي

Artinya: dari ibnu umar ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang jual beli anak binatang yang masih dalam perut induknya…(H.R. Bukhari).

b. Menjual barang yang tidak dapat diserahkan kepada pembeli

Kalangan ulama hanafiyah, malikiyah dan syafi’iyah berpendapat bahwa tidak sah melakukan jual beliterhadap sesuatu yang tidak dapat diserah terimakan.

Seperti menjual ikan yang ada dilaut, dam menjual burung yang sudah terbang diudara. Jual beli ini dilarang karena tidak memenuhi ketentuan syari’at islam.43 c. Jual beli yang mengandung unsur gharar (penipuan)

Jual beli gharar yaitu jual beli yang pada lahirnya baik tetapi dibalik itu terdapat unsur-unsur penipuan,contohnya orang yang memperjual belikan buah-buahan yang diatasnya bagus tetapi dibawahnya terdapat yang kurang bagus supaya tidak kelihatan oleh pembeli, maka jual beli ini termasuk gharar (penipuan). Yang termasuk jual beli gharar yaitu:

1) Jual beli muzabanah

Jual beli muzabanah yaitu menjual buah yang basah dengan buah yang kering. Seperti menjual padi kering dengan bayaran padi basah sedang.

42Dimyauddin Djuaini, Pengantar Fiqh Muamalah,….,hlm.82

43Dimyauddin Djuaini, Pengantar Fiqh Muamalah,….,hlm. 83

Ukurannya dengan ditimbang sehingga akan merugikan pemilik padi kering.44 Jual beli seperti ini berdasarkan hadis Nabi SAW yang berbunyi:

َّلَس َو ِّهْيَلَع الله ىَّلَص َّيِّبِّّناَأ ُهْنَع الله َي ِّض َر ٍرِّباَج ْنَع َو

Artinya :”Dari Jabir Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi SAW melarang jual beli dengan cara muhaqalah, muzabanah, mukhabarah, dan tsunaya,kecuali jika diketahui”. (HR. Al-Khamsah kecuali ibnu Majah.

Hadis ini dishahihkan oleh At-tarmidzi)45 2) Jual beli Mulamasah dan Munabadzah

Jual beli mulamasah adalah jual beli dengan cara menyentuh barang dan jual beli munabazah adalah jual beli dengan cara melempar barang46 jual beli ini dilarang berdasarkan hadis Nabi SAW yang berbunyi:

َمَّلَس َو ِّهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِّالله ُل ْوُس َر ىَهَن َلاَق ٍسَنَأ ْنَع َو

transaksi jual beli dengan cara muhaqalah, muqhadharah, mulamasah,munabadzah,dan muzabanah” (HR. Al-Bukhari)47

3) Jual beli Hadhir Lil Bad dan Talaqqi Rukban

Jual beli hadhir lil bad adalah jual beli yang dilakukan dengan cara menghadang pedagang dari desa yang belum tahu hargapasaran. Talaqqi rukban adalah transaksi jual beli, dimana supplier menjemput produsen yang sedang

44Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat,…,hlm.85

45Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan’ani, Subulus as-Salam Syarah Bulughul Maram,…,hlm.351

46Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat,…,hlm.86

47Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan’ani, Subulus as-Salam Syarah Bulughul Maram,…,hlm.353

dalam perjalanan menuju pasar48 jual beli seperti ini dilarang berdasarkanhadis

Artinya: “Dari Thawus dariinmu abbas, dia berkata,”Rasulullah SAW bersabda,janganlah kamu menghadang rombongan (pedagang)di tengah perjalanan (untukmemberi barang dagangan mereka sebelum sampai pasar) dan janganlah orang kota menjualkan barang dagangan orang kampong” (Muttafaq Alaih, dan lafazhnya adalah lafazh Al-Bukhari)49

d. Jual beli benda najis

Ulama hanafiyah, malikiyah, syafi’iyah dan hanabilah berpendapat bahwa tidak sah melakukan jual beli bangkai, khamar, babi dan darah karena

Artinya :”sesungguhnya Rasulullah SAW menjualkan jual beli khamar, bangkai, babi dan berhala”(HR. Bukhari)50

e. Jual beli urbun

Jual beli urbun adalah jual beli yang dilakukan dengan perjanjian di mana pembeli menyerahkan uang seharga barang dengan syarat apabila pembeli tertarik

48Dimyauddin Djuaini, Pengantar Fiqh Muamalah,….,hlm. 94

49Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan’ani, Subulus as-Salam Syarah Bulughul Maram,…,hlm.355

50Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan’ani, Subulus as-Salam Syarah Bulughul Maram,…,hlm.310

dan setuju dengan barang tersebut maka jual beli itu dilakukan. Apabila pembeli tidak tertarik dan tidak setuju dengan barang tersebut maka barangnya dikembalikan kepada penjual dan uang yang telah diberikan pembeli menjadi hibah bagi penjual.51

f. Jual beli air

Salah satu syarat jual belia adalah benda yang diperjualbelikan merupakan milik sendiri,maka tidak sah memperjualbelikan benda-benda yang dimiliki secara bersama oleh manusia, seperti air sungai, air danau, air laut dan air sumur umum disuatu negeri. Hal ini berdasarkan hadis Nabi SAW yang berbunyi:

ِّهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِّالله ُلُس َر َلاَق ِّالله ِّدْبَع ِّنْب ِّرِّباَج ْنَع َو

Artinya: Darijabir ra beliau berkata: Rasulullah SAW melarang kami memperjualbelikan air” (HR.Muslim)52

Dari berbagai tinjauan, ba’i dapat dibagi menjadi beberapa bentuk sebagai berikut:

a. Ditinjau dari sisi objek akad ba’i dibagi menjadi3 yaitu:

1) Tukar menukar uang denganbarang,misalnya tukar menukar mobil dengan rupiah.

2) Tukar menukar barang dengan barang. Misalnya tukar menukar buku dengan jam.

51Dimyauddin Djuaini, Pengantar Fiqh Muamalah,….,hlm. 90

52Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan’ani, Subulus as-Salam Syarah Bulughul Maram,…,hlm.334

3) Tukar menukar uang dengan uang. Misalnya tukar menukar rupiah dengan real.

b. Ditinjau dariwaktu serah terima, ba’I dibagi menjadi 4 yaitu:

1) Barang dan uang diserah terima dengan tunai.

2) Uang dibayar dimuka dan barang menyusul pada waktu yang disepakati, ini dinamakan salam.

3) Barang diterima dimuka dan uang menyusul, misalnya jual beli kredit.

4) Barang dan uang tidak tunai(jual beli utang dengan utang).

c. Ditinjau dari cara penetapan harga, ba’I dibagi menjadi 2:

1) Ba’i musawamah (jual beli dengan cara tawar menawar), yaitu jual beli dimana pihak penjual tidak menyebutkan harga pokok barang, akan tetapi menetapkan harga tertentu dan membuka peluang untuk ditawar.

2) Ba’i amanah, yaitu jual beli dimana pihak penjual menyebutkan harga pokok lalu mentebutkan harga jual barang tersebut.

5. Tujuan dan Manfaat Jual Beli

Dokumen terkait