• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul berita dengan judul “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” a. Struktur Makro (Tematik)

Berita dengan judul Dugaan Anggaran Siluman Menguat dimuat pada halaman utama harian Kompas edisi tanggal 02 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa terkait semakin kuatnya dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang terdapat dalam teks tersebut adalah tentang perusahaan pemenang tender pengadaan UPS yang diragukan kebenarannya dan isntansi pengguna anggaran pengadaan alat catu daya listrik (UPS) seperti kantor kecamatan yang tidak mengajukan anggaran tersebut. Sedangkan subtopik yang ada dalam teks berita ini adalah tentang adanya dana yang tiba-tiba muncul dalam RAPBD 2015.

Pemilihan kalimat “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” untuk judul memang sudah cukup menjelaskan bagian penting dalam berita. Dari judul tersebut juga menimbulkan pertanyaan dibenak pembaca yaitu apa yang menguatkan adanya dugaan anggaran siluman tersebut. Judul tersebut menjadi memiliki daya tarik untuk dibaca oleh khalayak, seperti gaya penulisan berita yang efektif dalam buku

Kusumaningrat (2009: 157) salah satunya yaitu daya hidup, warna dan imaginasi.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul dan lead berita “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” sudah mampu menjelaskan inti dari teks berita tersebut.

Penulis membagi dalam berita dalam beberapa isu yaitu perusahaan yang menangani tender UPS, pihak instansi yang merasa tidak mengajukan anggaran UPS, serta komentar Sekretaris Komisi E DPRD DKI tentang pernyataan Gubernur terkait anggaran yang tiba-tiba muncul dalam RAPBD 2015.

“JAKARTA, KOMPAS – Dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta tahun 2014 dan Rancangan APBD tahun 2015

menguat. Perusahaan pemenang lelang tak cukup meyakinkan, sementara instansi pengguna menyatakan tak pernah mengajukan usulan anggaran.” (lead)

Lead merupakan ringkasan dari tubuh berita atau isi berita (Sobur, 2012: 81). Pada berita Dugaan Anggaran Siluman Menguat lead tersebut mengarah pada jenis lead menonjok. Lead menonjok disebut juga dengan catridge, capsule atau astonisher yaitu lead ini mengguncang pembaca di baris pertama, dan pembaca akan buru-buru membaca baris berikutnya (Kusumaningrat, 2009: 138). Hal tersebut terlihat pada kalimat pertama yaitu Dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta tahun 2014 dan Rancangan APBD tahun 2015 menguat. Kemudian kalimat kedua pada lead berita tersebut yang mendukung kalimat pertama menonjok pembaca dari berita tesebut.

Pada bagian lead penulis menjelaskan secara cukup rinci tentang inti dari teks berita tersebut bahwa dugaan adanya anggaran siluman semakin dikuatkan dengan perusahaan pemenang lelang yang tidak meyakinkan serta pernyataan instansi pengguna yang tidak pernah mengajukan usulan anggaran tersebut.

Pada paragraf selanjutnya dijelaskan menganai tubuh berita yaitu tentang perusahaan yang memenagkan lelang tersebut ternyata merupakan perusahaan penyedia jasa perbaikan pendingin ruangan (AC) (par. 2). Sejumlah instansi yang tercatat sebagai pengguna anggaran dalam RAPBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta menyatakan

tidak tahu mengenai anggaran tersebut dan tidak memprioritaskannya karena lebih baik anggaran tersebut digunakan untuk keperluan yang lain seperti penanganan banjir (par. 4 - par. 11).

Disebutkan pula sejumlah mata anggaran lain yang dinilai tidak perlu seperti yang terlihat pada paragraf 12 hingga 13. Dan Gubernur DKI menambahkan total anggaran yang tiba-tiba muncul dalam RAPBD DKI 2015 sebesar Rp 12, 1 triliun (par 14). Selanjutnya terdapat komentar dari Sekretaris Komisi E DPRD DKI yang menyatakan bajwa terkait UPS pada tahun 2014 sebaiknya ditanyakan kembali kepada pengguna bukan kepada DPRD (par. 15 – par. 16). c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh

wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS yang memperkuat dugaan anggaran siluman dalam APBD DKI. Hal ini menjadi berita karena ditemukan fakta bahwa perusahaan tersebut ternyata merupakan tempat perbaikan penyejuk ruangan (AC) yang semakin memperkuat dugaan anggaran siluman (par. 2).

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil berisi tentang penjelasan dari ayah dari Indah Lestari pemilik CV. Bintang Mulia Wasesa pemenang lelang pengadaan UPS yang menyatakan tidak tahu mengenai pengadaan UPS yang dikerjakan anak ketiganya tersebut. Selain itu penguat dugaan anggaran siluman adalah pernyataan instansi terkait yang tidak mengetahui mengenai pengadaan UPS tersebut. Instansi terkait yang menyatakan tidak mengetahui perihal pengadaan UPS.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praanggapan dalam teks berita ini mengambil pendapat Camat sebagai pihak pengguna anggaran pengadaan anggaran siluman tersebut yaitu Mursidin selaku Camat Tambora

Jakarta Barat (par. 5 – par. 7), Ali Maulana Hakim selaku Camat Cengkareng Jakarta Barat (par. 8 – par. 11), dan Abdul Khalit Wakil Camat Penjaringan (par. 12 – par 13).

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud yang ada dalam teks berita tersebut antara lain pada paragraf 3 dimana Zainuri ayah pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS menyatakan tidak tahu soal pengadaan UPS yang dikerjakan putri ketiganya.

Melalui teks tersebut penulis mengarahkan pembaca untuk percaya bahwa anggaran siluman dalam APBD DKI memang ada dan didukung dengan penolakan sejumlah isntansi terkait. Bahkan perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS dinilai kurang meyakinkan kebenarannya. Dalam hal ini Kompas menjalankan fungsi media massa yaitu kontrol, yang bertindak mengawal informasi kepada pubik terkait pemberitaan temuan dana siluman dalam APBD DKI. Fungsi kontrol, dimana pers mengawasi dan menyelidiki apa yang menyangkut mengenai pekerjaan pemerintah atau perusahaan (Kusmaningrat, 2009: 27-29).

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Dalam teks berita ini, bentuk koherensi yang pertama terdapat dalam kalimat “Menurut Fahmi, bisa jadi anggaran diusulkan DPRD tetapi DPRD bukan pengguna.” Penggunaan kata “tetapi” menjelaskan koherensi pengingkaran. Koherensi pengingkaran adalah bentuk wacana di mana wartawan tidak secara tegas dan eksplisit menyampaikan pendapat dan gagasannya kepada khalayak (Eriyanto, 2012: 249). Jadi pada kalimat tersebut sudah menjelaskan ada kemungkinan anggaran siluman diusulkan oleh DPRD namun diberikan sanggahan untuk menyamarkannya pernyataan tersebut.

Koherensi pembeda terdapat pada paragraf 9 yang isinya “Memamng, itu cukup (UPS) penting, tetapi bukan prioritas karena di tempat kami jarang mati listrik, ujar Ali, Camat Cengkareng, Jakarta Barat.” Kata “tetapi” digunakan untuk melihat fungsi UPS yang cukup penting dan kebutuhan kantor kecamatan yang kurang perlu penggunaan UPS tersebut. Ada pula koherensi penjelas dalam kalimat tersebut yaitu kata “karena” dalam KBBI berarti kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan. Kata “karena” dalam kalimat ini digunakan untuk lebih memperjelas bahwa penggunaan UPS dikantor kecamatan kurang diperlukan. Dugaan adanya anggaran siluman

semakin menguat dengan pernyataan Camat bahwa pengadaan UPS tidak menjadi prioritas.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada paragraf 13 yaitu “Dia menduga ada oknum yang memasukannya sebelum draf disampaikan kepada Kementrian Dalam Negeri.” Kata “okmun” dalam KBBI berarti pribadi, orang seorang, perseorangan, orang atau anasir (dengn arti yang kurang baik). Penggunaan kata oknum dalam kalimat tersebut menegaskan bahwa ada pihak penyusun RAPBD DKI 2015 yang menambahkan anggaran siluman dalam RAPBD tersebut.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Terdapat unsur grafis dalam teks berita ini yaitu foto warga yang memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait perseteruan antara Gubernur DKI dan DPRD DKI dalam penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015. Foto tersebut diambil saat warga Jakarta menyalurkan aspirasi mereka dalam acara yang berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia. Dalam foto tersebut terdapat salah seorang warga yang mengenakan topeng bergambar Gubernur DKI sebagai bentuk dukungannya dalam memberantas kasus korupsi yang telah ditemukannya adanya anggaran siluman dalam RAPBD DKI 2015 serta perselisihan yang terjadi antara DPRD dan Gubernur DKI Jakarta. Foto yang disajikan Kompas semakin menguatkan pemberitaan dengan judul “Dugaan Anggaran Siluman Menguat”. Elemen grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257).

Terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut majas dalam teks berita ini salah satunya adalah majas hiperbola. Majas hiperbola merupakan majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian (http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Majas hiperbola ditemukan pada paragraf 2 dalam kalimat “Saya tidak tahu-menahu

soal pengadaan UPS…” dan pada paragraf 3 dalam kalimat “sejumlah instansi yang tercatat sebagai pengguna anggaran dalam Rancangan APBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta juga tak tahu-manahu…” Kata “tahu-manahu” melebih-lebihkan dari kata dasar tahu yang berarti mengerti, paham, dll. Hal ini menggambarkan ketidaktahuan sama sekali ayah Indah Lestari pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS dan instansi terkait pengguna RAPBD DKI 2015 versi DPRD DKI.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks berita dengan judul berita “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” yaitu dugaan adanya anggaran siluman yang semakin kuat. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI yang semakin kuat, bukan hanya pada RAPBD 2015 namun pada APBD 2014 yang lalu juga terdapat indikasi dana siluman. Hal tersebut dikarenakan perusahaan pemenang tender UPS pada APBD 2014 kurang meyakinkan untuk memenangkan tender pengadaan UPS untuk sekolah di Jakarta ini. Selain itu terdapat temuan beberapa mata anggaran yang dinilai bukan prioritas namun disetujui dalam APBD DKI, yang semakin memperkuat adanya indikasi dana siluman.

4. Judul berita “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar”