• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul berita “Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta” a. Struktur Mikro (Tematik)

Berita dengan judul “Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta” tampil pada halaman pertama Kompas edisi 08 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa pihak eksekutif dan legislatif dalam menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus mau berkerjasama dan mengedepankan kepentingan rakyat Jakarta.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan melalui teks tersebut adalah Pemprov dan DPRD DKI Jakarta yang diminta untuk mengedepankan kepentingan rakyat. Judul yang digunakan dalam teks ini “Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta” sudah mewakili topik utama yaitu terlepas dari kisruh yang terjadi kepentingan rakyat Jakarta harus diutamakan.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita

memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik yaitu disusun dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang kurang penting.

“JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta diminta segera menentukan solusi kebuntuan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015. Eksekutif dan legislatif diminta duduk bersama dan mengedepankan kepentingan rakyat.” (lead)

Lead pada pemberitaan ini merupakan ringkasan dari tubuh berita. Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa Perintah Provinsi DKI dan DPRD DKI harus bekerja sama untuk menetapkan RAPBD DKI 2015 untuk kepentingan rakyat Jakarta, agar tidak mengganggu kegiatan seperti pada pemberitaan sebelum-sebelumnya.

Pada tubuh teks berita ini penulis membahas mengenai usulan yang tidak dapat dijalankan akibat kisruh APBD DKI. Hukum harus ditegakkan dalam menangani kasus anggaran siluman dalam APBD DKI. Selanjutnya terdapat pernyataan dari pihak DPRD yang menilai penggunaan sistem e-budgeting yang belum kompatibel. Wakil Ketua DPRD DKI juga mengatakan siap diperiksa polisi terkait anggaran pengadaan UPS.

Untuk itu teks berita ini disusun dengan piramida terbalik karena fakta-faktanya disusun dari yang paling penting hingga kurang penting. Seperti kutipan dalam buku Mursito (2013: 160) berikut: fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik.

c. Struktur Mikro Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Latar yang terdapat pada teks berita ini adalah usulan prioritas yang tidak bisa dijalankan dikarenakan perbedaan pendapat terkait APBD DKI Jakarta antara Gubernur dan DPRD DKI Jakarta. Hal ini merugikan terutama bagi rakyat Jakarta.

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012:

238). Elemen detil berisi tentang penggambaran penulis mengenai ketidaksepahaman antara Pemprov dan DPRD DKI terkait draf RAPBD 2015 yang menakibatkan program tidak dapat jalankan. Program yang tidak dapat dijalankan antara lain adalah pembangunan angkutan massal cepat (MRT) serta normalisasi waduk, kali, dan saluran.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praanggapan yang digunakan dalam teks berita ini yaitu penyertaan pendapat dari Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Yenny Sucipto, Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra Mohammad Sanusi, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul, dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 4 dalam kalimat “Pemprov dn DPRD harus menemukan solusi mengefektifkan APBD 2015.” Pernyataan tersebut mengisyaratkan

bahwa pihak Gubernur DKI dan pihak DPRD DKI Jakarta harus segera menuntaskan polemik yang terjadi dan lebih mementingkan kepentingan rakyat Jakarta, anggaran yang dirasa merugikan dan tidak perlu sebaiknya dihapus dari APBD DKI.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Pada paragraf 2 terdapat kalimat yang merupakan koherensi sebab akibat yaitu “Kalau memakai APBD Perubahan 2014, usulan prioritas tahun ini tidak bisa dilaksanakan.” Koherensi sebab-akibat menggunakan kata hubung “kalau”, dalam buku Eriyanto (2012: 243), dijelaskan bahwa memberian kesan kepada khalayak bagaimana dua fakta diabstraksi dan dihubungkan. Sedangkan dalam KBBI kata “kalau” berarti kata penghubung untuk menandai syarat. Apabila tidak mencapai kesepakatan antara Pemprov dan DPRD sehingga harus memakai APBD Perubahan 2015, hal ini mengakibatkan usulan prioritas dalam APBD 2015 tidak dapat dilaksanakan.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada paragraf 8 terdapat kalimat “Ia menegaskan, TAPD tidak berkompromi terhadap dana tidak jelas…” Penulis menyebutkan kata “menegaskan” dalam kalimat tersebut yang berarti TAPD bersungguh-sungguh dalam menghapuskan anggaran yang tidak jelas, karena dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “menegaskan” berarti menerangkan, menjelaskan, mengatakan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-ragu), membenarkan, memastikan. Dan kata “berkompromi” dalam kalimat ini memiliki kata dasar kompromi yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bersetuju dengan jalan damai (saling mengurangi tuntutan). Penggunaan kata berkompromi dapat diganti dengan kata berdamai yang memiliki arti berbaik kembali; berhenti bermusuhan, berunding untuk mencari kesepakatan. Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Pada paragraf 2 terdapat kalimat “…Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD diharapkan menyudahi akrobat politik yang berlarut-larut ini.” Terdapat majas hiperbola dalam kalimat ini dimana kata “akrobat politik”, majas hiperbola merupakan majas yang berupa pernyataan berlebihan dengan kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian (http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata akrobat berarti kemahiran dalam melakukan berbagai ketangkasan dan dengan kaitannya dengan politik kata “akrobat” dalam KBBI berarti pernyataan yang dikeluarkan hari ini, bisa bertentangan dengan pernytaan beberapa saat kemudian, kader politik yang menyebrang ke partai lain. Kata “akrobat politik” yang digunakan merupakan kalimat yang melebih-lebihkan polemik yang terjadi seolah polemik tersebut sama dengan pertunjukan akrobat, dimana pemainnya melakukan pertunjukan dengan gerakan yang tidak biasa. Kalimat akrobat politik dalam kalimat ini mengartikan bahwa perselisihan antara Gubernur Basuki dan DPRD DKI membuat pertunjukan yang disaksikan masyarkat Jakarta terkait dengan proses penetapan APBD DKI Jakarta 2015.

d. Kesimpulan

Judul berita “Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta” Wacana yang muncul kepentingan rakyat Jakarta harus diutamakan

dalam penyelesaian kasus kisruh APBD DKI. Dalam pemberitaan ini Kompas membahas mengenai kepentingan rakyat Jakarta yang seharusnya diutamakan dan perselisihan antara eksekutif dan legislatif segera diselesaikan sehingga APBD dapat segera ditetapkan. Kepentingan rakyat Jakarta yang harus didahulukan karena akibat dari kekisruhan yang terjadi dalam penetapan APBD DKI 2015 masyarakat Jakarta menjadi dirugikan. Secara tidak langsung Kompas seolah ingin menyindir dengan halus tanpa bermaksud memperkeruh perselisihan yang terjadi agar rakyat tidak terus dirugikan.