• Tidak ada hasil yang ditemukan

Judul berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas” a. Struktur Makro (Tematik)

Berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas” tampil pada halaman pertama Kompas edisi tanggal 04 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa kisruh APBD DKI akan segera tuntas karena sudah dievaluasi oleh pihak Kementrian Dalam Negeri.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan melalui teks tersebut adalah segera ditetapkannya rancangan APBD DKI 2015 yang sudah dikoreksi oleh Mendagri dan telah selasai dievaluasi. Setelah sempat tertunda penetapan RAPBD DKI yang mengakibatkan pembangunan disejumlah daerah di Jakarta terhambat serta gaji PNS yang tersendat akhirnya selesai dievaluasi oleh Mendagri. Dalam teks ini juga disebutknan bahwa Mendagri akan

melakukan pertemuan terkait koreksi RAPBD 2015 bersama dengan pemerintah DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik yaitu disusum dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang kurang penting. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Mulai dari judul berita Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas dan dilanjutkan dengan lead berita disusun secara struktur piramida terbalik.

“BANDUNG, KOMPAS – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengingatkan agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta jangan sampai terbengkalai hanya karena kisruh saat ini. Tjahjo mengatakan, masalah itu harus segera diselesaikan dengan cara mengesahkan Rancangan APBD.” (lead)

Pada lead berita ini menjelaskan mengenai himbauan dari Mendagri terkait penetapan APBD DKI supaya tidak berlarut-larut dan segera menuntaskan masalah yang terjadi agar rakyat tidak semakin dirugikan. Lead tersebut termasuk dalam jenis lead kutipan. Lead kutipan adalah penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, dipilih secara selektif dan dipertahankan terus dalam tubuh berita (Kusumaningrat, 2009: 140). Lead pada berita ini mengutip pernyataan dari Menteri Dalam Negeri yaitu Tjahjo Kumolo.

Penulis melalui teks berita menjelaskan pengesahan RAPBD DKI 2015 dilakukan secepatnya karena anggaran ini untuk masyarakat. Mendagri tidak akan mencampuri aspek hukum di KPK dan proses politik lewat hak angket DPRD (par.2 dan par.3). Selanjutnya penulis menjelaskan RAPBD sudah selesasi dikoreksi Mendagri dan sudah dievaluasi. Hasil evaluasi akan dibahas dalam pertemuan dengan DPRD DKI dan Pemerintah DKI Jakarta, dalam pertemuan ini menjadi ruang untuk menyampaikai dan mengklarifikasi terkait polemik APBD DKI (par. 4 sampai par. 8).

Terdapat pula penjelasan dari pihak Gubernur DKI Jakarta terkait polemik APBD DKI bahwa ia tidak akan mundur memperjuangkan penghapusan dana siluman (par. 9). Pada paragraf terakhir menjelaskan bahwa pihak DPRD DKI akan melaporkan Basuki terkait pencemaran nama baik dan memalsukan dokumen (par.10).

c. Struktur Mikro Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi.

Latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang sudah tuntasnya Kemendagri dalam mengevaluasi APBD DKI Jakarta. Seperti tergambar dalam paragraf 4 berikut: “Di Jakarta, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek mengetakan, proses evaluasi APBD DKI telah selesai.”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil berisi tentang penggambaran penulis mengenai detil pengkoreksian alokasi anggaran dalam APBD DKI Jakarta. Pendeskripsian tersebut didapat dari keterangan-keterangan pihak yang terlihat serta dari pengamatan penulis sendiri. Seperti pada paragraf 5

yang menjelaskan koreksi anggaran yang tidak diperlukan dan tidak sesuai dengan Undang-Undang.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan. Dalam teks ini disertakan pula pendapat dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Selain itu juga ada pernyataan dari Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 9 dalam kalimat “Ia menegaskan tak akan mundur untuk memperjuangkan penghapusan…” Dalam kalimat tersebut penulis seolah ingin menampilkan kepada pembaca keyakinan narasumbernya dalam memberikan pernyataan bahwa Basuki tidak akan mundur dalam menyelesaikan penghapusan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Dalam teks berita ini, bentuk koherensi terdapat pada paragraf 2 dalam kalimat “…Jangan akibat masalah ini mengganggu proses pembangunan ataupun belanja aparatur, ujar Tjahjo, Selasa (3/3), seusai upacara tingkat nasional peringatan HUT Ke-65 Satuan Polisi Pamong Praja dan HUT Ke-53 Satua Perlindungan Masyarakat, di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat.” Keterangan tambahan yang menyatakan bahwa Tjahjo yang sedang diwawancarai menghadiri acara upacara HUT tersebut sebenarnya tidak diperlukan. Tanpa penjelasan itupun tidak akan mengubah inti dari teks berita tersebut. Dalam buku Kusumaningrat (2009: 156) dijelaskan bahwa penggunaan kata-kata mubazir karena setiap kata dalam koran memakan biaya dan dengan mahalnya biaya mencetak koran seperti sekarang, kata-kata mubazir yang tercetak menyingkirkan kata-kata lain yang lebih layak cetak. Kata susai dalam kalimat tersebut merupakan salah satu bentuk kata mubazir.

Pada paragraf 3 terdapat kalimat “Menurut Mendagri, pihaknya tidak akan mencampuri proses politik dan hukum terkait kisruh APBD

ini.” Kalimat tersebut menegaskan bahwa Mendagri hanya ingin penengesahan APBD DKI Jakarta dipercepat karena kisruh yang terjadi dalam APBD ini telah menghambat sejumlah pembangunan dan menyebabkan tersendatnya gaji PNS di Jakarta. Hal ini dinilai merugikan bagi warga Jakarta.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada paragraf 4 terdapat kalimat “Dalam evaluaasi itu, Kemendagri mengoreksi sejumlah pos anggaran di APBD.” Penggunaan kata “mengoreksi” dalam KBBI memiliki arti pembetulan, perbaikan, pemeriksaan. Yang dimaksud mengoreksi pada kalimat tersebut adalah Kemendagri telah selesai memperbaiki sejumlah pos anggaran di APBD yang tidak efektif, tidak efisien, tidak wajar, tidak untuk kepentingan umum dan bertentangan dengan Undang-Undang. Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Penggunaan retoris dalam teks teks berita ini terlihat pada paragraf 9 terdapat kalimat “Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Selasa, meminta maaf kepada warga Jakarta atas “tontonan politik” terkait penetapan APBD 2015 tersebut.” Kata “tontonan politik” dalam kalimat tersebut merupakan bentuk majas sindiran. Majas sindiran merupakan kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruh terhadap terhadap pembaca (http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Yang berarti Basuki merasa bersalah kepada warga Jakarta dan meminta maaf karena masyarakat harus menyaksikan polemik dana siluman dalam APBD 2015 yang melibatkan perselisihan antara pihaknya dengan pihak DPRD DKI Jakarta yang menyebabkan DPRD melakukan hak angket untuk menyelediki kasus ini. Kata tontonan politik adalah sindiran untuk DPRD yang melakukan hak angket.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks berita dengan judul berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas” adalah tindakan yang dilakukan Mendagri. Kompas menyoroti tindakan yang dilakukan Kemendagri selaku pihak yang berwenang menengahi perselisihan yang

terjadi. Kompas menyajikan keterangan pihak ketiga yaitu Kemendagri dalam menanggapi kasus perselisihan yang terjadi antara Gubernur DKI dengan DPRD DKI terkait temuan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta 2015.

6. Judul berita “Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI” dan sub judul