• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

1

1 BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data

Pada bab ini berisi penyajian data dan analisis data menggunakan metode Teun A. Van Dijk dari 8 teks berita (straight news) tentang perselisihan DPRD dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar Kompas periode Februari - Maret.

Kasus perselisihan ini bermula dari penolakan Kementrian Dalam Negeri terkait pengajuan APBD DKI Jakarta 2015 yang berbeda antara DPRD dengan Gubernur DKI Jakarta. Perbedaan tersebut terjadi dikarenakan DPRD merasa draf yang diserahkan Gubernur ke Kemendagri berbeda dengan hasil rapat. Dan penggunaan sistem e-budgeting untuk menetapkan draf RAPBD DKI Jakarta 2015. Dalam RAPBD versi DPRD, Gubernur DKI menemukan adanya indikasi dana siluman yang kembali disisipkan seperti kasus pengadaan UPS seperti dalam APBD 2014 yang sebelumnya. Mediasi sudah dilakukan untuk menyelsaikan kisruh ini namun belum ada titik temu kesepakatan kedua belah pihak tersebut. Tersendatnya penetapan APBD ini berimbas pada program-program prioritas yang tidak dapat dijalankan serta penyelidika yang dilakukan terkait kasus ini mengganggu persiapan pihak sekolah dalam mengahadapi ujian akhir tingkat SMA.

(2)

Harian Kompas meliput isu ini dengan menerbitkan berita langsung yang dimuat pada beberapa edisi bulan Februari–Maret 2015. Penelitian ini mengambil waktu tersebut karena kasusnya masih hangat. Isu diangkat mulai dari pelaporan ke KPK atas temuan dana siluman, bekerjanya panitia hak angket, tersendatnya program kerja di DKI Jakarta, hingga upaya mediasi yang dilakukan Kemendagri. Dipilihnya 8 berita tersebut berdasarkan elemen wacana VanDijk yang ada dalam berita dan dimuat dalam halaman utama rubrik Kompas.

Tabel 3.1 Terbitan Berita Langsung Kasus Kisruh APBD DKI Jakarta

No. Edisi Judul Berita

1 28 Februari 2015 KPK: Ada Indikasi Dana Siluman “Panitia Hak Angket Mulai Bekerja” 2 01 Maret 2015 Kisruh APBD DKI

Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar 3 02 Maret 2015 Kisruh APBD DKI

Dugaan Anggaran Siluman Menguat

4 03 Maret 2015

Kisruh APBD DKI

Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar

5 04 Maret 2015 Kisruh Anggaran

Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas 6 05 Maret 2015 Mendagri Segera Tetapkan APBD DKI 7 07 Maret 2015 Kisruh APBD DKI

Program Tersendat, Persiapan Ujian Terusik 8 08 Maret 2015 Kisruh APBD

Kedepankan Kepentingan Rakyat Jakarta Sumber: Data Yang Diseleksi Pada Surat Kabar Harian Kompas 2015

(3)

B. Analisis Wacana Berita

1. Judul berita “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” sub judul “Panitia Hak Angket Mulai Bekerja”

a. Struktur Makro (Tematik)

Berita “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” tampil pada halaman pertama Kompas edisi tanggal 28 Februari 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa adanya unsur penyelewengan anggaran daerah dalam RAPBD DKI. KPK mulai melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut karena pihak yang sejumlah pihak yang terkait membantah adanya penyelewengan dana.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan melalui teks tersebut adalah tentang pelaporan Gubernur DKI Jakarta tentang penysisipan anggaran UPS dalam APBD DKI Jakarta 2015 yang akan diselidiki oleh panitia hak angket dan KPK. Dan subtopik yang mendukung adalah penolakan adanya pengadaan anggaran UPS oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan Suku Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara

(4)

umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar yang ditampilkan didalam teks.

Dari judul yang digunakan pada berita tersebut “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” sub judul “Panitia Hak Angket Mulai Bekerja” sudah mengarah pada tema dalam teks yaitu indikasi dana siluman. Judul umumnya menunjukkan tema yang ingin ditampilkan oleh wartawan dalam pemberitaannya (Eriyanto, 2012: 232). Pemilihan kata untuk judul memang sudah cukup menjelaskan bagian penting dalam berita.

“JAKARTA, KOMPAS - Komisi Pemberantasan Korupsi melihat adanya indikasi “anggaran siluman” dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta. Di lapangan, sejumlah pihak diwilayah DKI membantah telah mengajukan usulan anggaran yang ada di RAPBD tersebut.” (Lead)

Lead menjelaskan tema dan menjadi latar teks. Sedangkan isi teks menjelaskan tentang detil kejadian dan dilanjutkan dengan langkah yang diambil oleh DPRD. Lead umumnya merupakan pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan sebelum masuk dalam isi berita secara lengkap (Eriyanto, 2012: 232). Lead dalam teks berita tersebut termasuk kedalam jenis lead kepenasaran kumulatif. Lead kepenasaran merupakan lead yang „menyeret‟ pembaca ke dalam

(5)

berita karena pembaca merasa penasaran apa yang sebenarnya terjadi (Kusumaningrat, 2009: 141). Hal tersebut terlihat pada lead berita ini, kalimat-kalimat yang digunakan dalam lead ini membuat rasa penasaran pembaca, pembaca diajak untuk mencari tahu mengenai dana siluman dalam RAPBD DKI dan sejumlah pihak yang membantah mengajukan dana siluman tersebut.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik yaitu disusun dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang kurang penting. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Penulis melalui teks berita menjelaskan detil kejadian serta pendapat dari kepala sekolah dan Suku Dinas Pendidikan. Hal tersebut disampaikan dalam paragraf-paragraf berikut:

“Basuki dan sejumlah anggota stafnya mendatangi KPK untuk menyerahkan sejumlah dokumen dan berkas-berkas yang ia sebut sebagai bukti…” (paragraf 3)

“…memang ada indikasi dana siluman dalam APBD DKI…” (paragraf 4)

“Sebelum ke KPK, Gubernur Basuki juga dating ke Istana Merdeka untuk melaporkan perkembangan situasi terakhir terkait dengan penggunaan hak angket…” (paragraf 5)

(6)

Selanjutnya penulis mengambil sudut pandang atau komentar dari instansi terkait yaitu Kepala SMP Negeri 41 Pasar Minggu (par.12), Kepala Humas SMA Negeri 78 Jakarta (par.14), Kepala SMK Negeri 26 Jakarta (par.15), Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I (par. 16) serta pandangan dari praktisi pembangkit listrik tenaga surya (par. 18). Hal ini sesuai dengan gambaran kategori isi berita yang berupa komentar pihak-pihak atas suatu peristiwa yang ditampilkan pada teks berita yaitu reaksi atau komentar verbal dari tokoh oleh wartawan dan atau kesimpulan yang diambil oleh wartawan dari komentar berbagai tokoh (Eriyanto, 2012: 233).

Paragraf-paragraf diatas menunjukan memang benar adanya sisipan anggaran pengadaan UPS yang tidak diperlukan dalam APBD DKI Jakarta terlihat dari penolakan pejabat terkait. Hal ini sesuai dengan judul dan lead berita sehingga kesatuan yang terbentuk oleh summary dan story.

c. Struktur Mikro Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu

(7)

dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang dugaan adanya penyusupan anggaran tak wajar dalam APBD DKI. Seperti tergambar dalam paragraf 8 berikut:

“Seusai bertemu pimpinan KPK, Basuki menyatakan “anggaran siluman” itu tidak hanya ada di APBD DKI Jakarta 2015, tetapi tahun 2012-2015. Dana siluman paling banyak ada pada APBD 2015 dan 2015.”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil berisi tentang detil penjelasan dari Basuki yang menyatakan adanya dana siluman dalam APBD DKI 2015. Seperti yang dicontohkan terkait proyek pengadaan alat catu daya listrik cadangan (UPS) pada APBD 2014 untuk sejumlah sekolah di Jakarta Barat, dari rekapitulasi lelang, ada 25 proyek pengadaan UPS yang rata-rata seharga Rp 5,8 miliar per proyek dengan total anggaran Rp 145,7 miliar. Proyek serupa yaitu pengadaan UPS dan perlengkapan sekolah ditemukan kembali pada RAPBD 2015 yang diajukan DPRD.

(8)

Selain itu para pejabat di sejumlah sekolah yang menjadi lokasi proyek pengadaan tersebut mengaku tak pernah mengajukan barang-barang yang terdapat dalam proyek itu.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Dalam teks ini terdapat pernyataan Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi (par. 2, 3 dan 4). Disertakan pula pendapat Kepala SMP Negeri 41 Pasar Minggu (par.12), Kepala Humas SMA Negeri 78 Jakarta (par.14), Kepala SMK Negeri 26 Jakarta (par.15), dan Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah I (par. 16) yang menyatakan bahwa tidak pernah mengajukan pengadaan anggaran untuk UPS.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud yang ada dalam teks ini adalah panitia hak angket yang mulai bekerja menyelidiki dugaan pelanggaran aturan yang dilakukan Basuki terkait penerapan RAPBD 2015 (par. 6). Dan pada paragraf 10 juga disebutkan bahwa pengadaan UPS dan berbagai perlengkapan sekolah kembali muncul di rancangan APBD 2015 yang diajukan DPRD.

Melalui teks tersebut penulis seakan mengarahkan pembaca bahwa DPRD mencoba mengalihkan laporan Basuki terkait dana

(9)

siluman yang ada dalam APBD DKI Jakarta 2015 dengan menyelidiki pelanggaran aturan yang dialkukan oleh Basuki terkait penetapan APBD. Hal ini sesuai dengan fungsi pers interpretatif dan direktif, yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan (Kusumaningrat, 2012: 28). Pers harus menceriterakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian seperti pada berita ini yang menyiratkan maksud bahwa DPRD DKI Jakarta lebih mementingkan hak angket daripada temuan dana siluman, namun berbagai pihak berpendapat bahwa Gubernur DKI tidak dapat dijatuhkan oleh DPRD apabila dana siluman terbukti kebenarannya.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Koherensi adalah pertalian antar kata, proposisi atau kalimat dalam teks. Dau kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren atau berhubungan. Terdapat beberapa koherensi, seperti koherensi kondisional, koherensi sebab-akibat, koherensi pembeda, dan koherensi pengingkaran. (Eriyanto, 2012: 242-251)

(10)

Bentuk koherensi pada teks berita pertama terlihat dari kalimat berikut “Ditengah polemik dan kontroversi ini, panitia hak angket DPRD DKI mulai bekerja setelah surat keputusan pengangkatan panitia, yang terdiri atas 33 orang dari 9 fraksi, terbit” (par. 19). Penulis menjelaskan ditengah adanya polemik terkait persoalan dana siluman di APBD justru anggota DPRD mengurusi hak angket.

Penggunaan kata “tetapi” pada paragraf 16 menyiratkan bahwa memang ada surat penolakan yang ditandatangani oleh Kepala Suku Dinas Pendidikan terkait anggaran pengadaan UPS. Dalam hal ini penggunaan koherensi yang dipakai adalah keherensi pengingkaran yaitu ketidaktegasan yang seakan ditampilkan oleh wartawan secara baik atau buruk (Eriyanto, 2012: 248). Penulis ingin menunjukan bahwa ada pihak yang ingin menyisipkan dana siluman dalam APBD DKI 2015.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

(11)

Pada paragraf 20 terdapat kalimat “Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, eksekutif siap meladeni penyelidikan DPRD DKI…” Kata “meladeni” berasal dari kata dasar laden yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya layan atau balas. Pemilihan kata ini kurang tepat mengingat penyelidikan dilakukan oleh DPRD DKI kepada pemerintah DKI dan terkesan lebih negatif karena memiliki arti membalas. Sebagai ganti dari kata meladeni dapat menggunakan kata menanggapi yang artinya menyambut, memperhatikan, dll.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Terdapat unsur garfis dalam pemberitaan ini yaitu terdapat gambar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang tengah berjalan setelah berkunjung ke istana Negara terkait temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI Jakarta 2015. Dalam berita ini elemen grafis sangat ditonjolkan dengan menjadi fokus utama pemberitaan KPK: Ada Indikasi Dana Siluman Foto tersebut dianggap penting dari penulis untuk itu dicetak dengan ukuran yang cukup besar sehingga akan lebih menarik pembaca. Elemen grafis disini memperkuat isi pemberitaan dengan judul “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” subjudul “Panitia Hak Angket Mulai Bekerja”. Elemen grafis

(12)

merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257).

Selain itu terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut majas dalam teks berita ini salah satunya adalah majas hiperbola. Majas hiperbola merupakan majas yang berupa pernyataan berlebihan dengan kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian (http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Majas tersebut terdapat pada judul berita terdapat kalimat “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman”. Kata “siluman”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti makhluk halus, biaya yang sulit dipertanggung jawabkan (dana suap, korupsi dan lain sebagainya), pungutan secara tidak resmi dan pajak gelap. Kata siluman pada judul berita ini menimbulkan perhatian pembaca karena ada dana siluman ini. Sebagai ganti dari kata siluman adalah dana korupsi karena untuk masyarakat awam akan dapat menjadi bebeda dalam memaknai berita.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks berita dengan judul berita “KPK: Ada Indikasi Dana Siluman” sub judul “Panitia Hak Angket Mulai Bekerja” yaitu pelaporan dugaan adanya anggaran siluman ke KPK. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang pelaporan adanya dana siluman dalam

(13)

APBD DKI 2015 oleh Gubernur DKI ke KPK, sebelumnya Gubernur telah melakukan negosiasi dengan Prsiden Joko Widodo. Menurut KPK memang benar ada indikasi dana siluman dalam APBD dan akan segera melakukan penyelidikan. Sedangkan pihak DPRD DKI menggunakan hak angket untuk menyelidiki kebenaran dari APBD yang dilaporkan Gubernur DKI ke KPK tersebut, karena DPRD merasa draf rancangan APBD tersebut bukan yang dibuat dan disepakati oleh DPRD.

2. Judul berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar” a. Struktur Makro (Tematik)

Berita dengan Judul berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar” dimuat pada halaman utama harian Kompas edisi tanggal 01 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa terkait dana siluman dalam APBD DKI Jakarta yang apabila memang benar adanya Ahok tidak bisa dijatuhkan.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang terdapat dalam teks tersebut adalah DPRD DKI Jakarta yang tidak bisa memakzulkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengacu pada kebenaran dana siluman yang dilaporkan ke KPK. Dalam teks ini juga disebutkan bahwa Basuki melibatkan BPKP terkait dana siluman

(14)

dalam APBD DKI Jakarta. Teks berita ini juga berisi tentang komentar Presiden Joko Widodo terkait polemik APBD DKI Jakarta.

b. Supertruktur (Skematik)

Wacana dalam suatu teks umumnya didukung dengan cara penceritaan (skematik) tertentu, yaitu bagaimana suatu fakta maupun opini dirangkai dengan fakta atau opini lain dalam suatu teks. Pada konteks penyajian berita, VanDijk membagi dua kategori skema besar. Pertama summary yang ditandai dengan dua elemen yaitu judul dan lead. Kedua story yaitu isi berita secara keseluruhan. (Eriyanto, 2012: 232-234)

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul dan lead berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar” sudah mampu menjelaskan inti dari teks berita tersebut.

“JAKARTA, KOMPAS – Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama benar bahwa adanya penyusupan “anggaran siluman” dalam APBD DKI Jakarta, Basuki tak bisa dijatuhkan oleh DPRD DKI yang saat ini menggulirkan hak angket, penyelidikan.” (lead)

Lead berita ini termasuk dalam kategori lead kutipan, yaitu penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, dipilih secara selektif

(15)

dan dipertahankan terus dalam tubuh berita (Kusumaningrat, 2009: 140). Lead pada teks berita ini merupakan paragraf kutipan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla tentang pernyataannya bahwa Gubernur DKI Jakarta tidak dapat dimakzulkan oleh DPRD DKI yang tengah menggulirkan hak angket terkait anggaran siluman dalam APBD DKI.

Isi teks menjelaskan tentang pihak-pihak yang memberikan pernyataan terkait Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang tidak dapat dimakzulkan terkait polemik APBD DKI Jakarta dengan dugaan adanya dana siluman didalamnya.

Pada teks ini yang pertama adalah mengenai pernyataan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait pemakzulan Basuki oleh hak angket DPRD DKI tidak bisa terjadi apabila benar adanya dana siluman tersebut. Jusuf Kalla juga menyatakan kasus APBD DKI Jakarta dapat menjadi contoh untuk daerah lain yang akan membuat rancangan APBD.

Kemudian dijabarkan penjelasan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan persoalan muncul karena adanya komunikasi politik antara Pemerintah DKI Jakarta dengan DPRD DKI Jakarta.

Isi teks berikutnya mengenai Basuki yang meminta BPKP untuk menyelidiki adanya indikasi dana siluman dalam APBD DKI Jakarta. Menurut Basuki anggaran tidak jelas untuk UPS pada APBD 2014 kembali muncul dalam RAPBD 2015.

(16)

Sebagai penutup dalam teks ini yang dimunculkan adalah pernyataan dari anggota DPRD DKI Jakarta yang bukan bermaksud memakzulkan Gubernur DKI Jakarta namun mempermasalahkan dokumen RAPBD DKI 2015 yang dianggap tidak sah dan mengoreksi kebijakan Gubernur.

c. Struktur Mikro Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang Gubernur DKI Jakarta yang melaporkan adanya indikasi dana siluman dalam APBD DKI Jakarta tidak dapat dimakzulkan oleh pihak panitia hak angket DPRD DKI Jakarta jika benar. Seperti tergambar dalam paragraf 5 berikut:

(17)

“Saat ditanya kemungkinan Gubernur Basuki akan dimakzulkan terkait hak angket yang diajukan DPRD DKI, Kalla menjawab, jika Basuki benar, dia tidak bisa dijatuhkan oleh DPRD.”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil pada teks berita ini berisi penjelasan cukup rinci dari Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait pemakzulan Gubernur DKI Jakarta yang tidak dapat dilakukan jika memang benar adanya dana siluman. Kemudian diperjelas dengan terlibatnya BPKP yang menginvestigasi dugaan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta. Indikasi korupsi sudah tercium oleh KPK sejak kasus UPS tdalam APBD DKI tahun 2014 yang lalu. Namun anggaran yang tidak jelas ini kembali dimunculkan dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 yang nilainya mencapai Rp 12,1 triliun.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praanggapan pada teks ini melibatkan pernyataan dari beberapa pihak yang dapat dipercayai berkaitan dengan kasus ini. Selain menyertakan pernyataan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, disertakan pula keterangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pandangan Presiden Joko Widodo dan pernyataan

(18)

anggota DPRD DKI Jakarta yang tetap akan melanjutkan hak angket. Basuki menduga kemunculan dana tidak jelas itu tidak hanya berasal dari oknum DPRD DKI namun jajaran dibawahnya.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 11 dalam kalimat “Ia menengarai, kemunculan dana tidak jelas itu tidak hanya berasal dari oknum di DPRD DKI Jakarta, tetapi juga jajaran dibawahnya.” Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa pihak yang terlibat indikasi dana siluman yang ada dalam APBD DKI Jakarta berasal dari DPRD DKI saja namun juga dari jajaran di bawah Gubernur DKI Jakarta seperti orang-orang dikalangan Suku Dinas Pendidikan yang dinilai nakal.

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti (Sobur, 2012: 80-82). Koherensi adalah pertalian antar kata, proposisi atau kalimat dalam teks. Dau kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren atau berhubungan. Terdapat beberapa koherensi,

(19)

seperti koherensi kondisional, koherensi sebab-akibat, koherensi pembeda, dan koherensi pengingkaran (Eriyanto, 2012: 242-251).

Bentuk koherensi pada teks berita ini terdapat pada paragraf 12 kalimat “Di antara berbagai anggaran tak jelas itu, pengadaan UPS paling mencolok karena memakan biaya cukup besar.” Koherensi sebab-akibat terdapat dalam kalimat tersebut yang memberi kesan bahwa penyebab dari pengeadaan UPS yang paling terlihat mencolok adalah karena diantara anggaran pengadaan UPS menggunakan biaya yang cukup besar dibandingkan berbagai anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta. Koherensi sebab-akibat menggunakan kata hubung “karena”, dalam buku Eriyanto (2012: 243), dijelaskan bahwa memberian kesan kepada khalayak bagaimana dua fakta diabstraksi dan dihubungkan.

Pada paragraf 15 terdapat kalimat “Selain membidik oknum DPRD, Basuki juga membidik jajaran dibawahnya, salah satunya dinas pendidikan.” Kata “juga” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti selalu demikian halnya, sama atau serupa halnya dengan yang lain atau yang tersebut dahulu. Kalimat tersebut memberi kesan bahwa bukan hanya pihak DPRD DKI yang dicurigai memasukan dana siluman dalam APBD DKI namun ada pihak lain dijajaran pemerintahan DKI Jakarta yang juga terlibat dan terdapat keterangan tambahan yaitu yang terlibat dalam jajaran pemerintahan salah satunya adalah suku dinas pendidikan.

(20)

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada lead berita terdapat kalimat “Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama benar bahwa adanya penyusupan “anggaran siluman” dalam APBD DKI Jakarta, Basuki tak bisa dijatuhkan oleh DPRD DKI yang saat ini menggulirkan hak angket, penyelidikan.” Penulis menggunakan kata menegaskan pada saat mengutip pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dalam KBBI menegaskan berarti menerangkan, menjelaskan, mengatakan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-ragu). Hal ini menyiratkan maksud penulis untuk menekankan kepada pembaca bahwa apabila Basuki benar bahwa adanya penyusupan anggaran siluman maka DPRD DKI yang memakai hak angket dan sedang melakukan penyelidikan kepada Basuki tidak dapat menjatuhkan posisi Basuki sebagai Gubernur DKI Jakarta.

(21)

Pada paragraf 23 terdapat kalimat “…Steven Setia Budi Musa menegaskan, hak angket tetap bergulir karena bertujuan mengoreksi kebijakan Gubernur.” Penulis kembali menggunakan kata menegaskan untuk menekankan bahwa tujuan DPRD memakai hak angket adalah bukan untuk memakzulkan Basuki tetapi untuk mengoreksi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Dalam mengutip pernyataan narasumber, penulis sering menggunakan kata “menegaskan” seperti pada lead “Jusuf Kalla menegaskan, jika Gubernur…” dan pada paragraf 23 “Steven Setia Budi Musa menegaskan, hak angket…” Penulis sepertinya ingin menyampaikan bahwa pernyataan narasumber sangat kuat dasarnya dan mereka memiliki keyakinan kuat dengan pernyataan tersebut. Dalam KBBI kata menegaskan berarti menerangkan, menjelaskan, mengatakan dengan tegas (pasti, tentu, tidak ragu-ragu).

Pada paragraf 12 terdapat kalimat “…pengadaan UPS paling mencolok karena memakan biaya cukup besar.” Penggunaan kata memakan dalam kalimat tersebut memiliki makna bahwa pengadaan UPS dalam APBD DKI menggunakan biaya yang cukup besar. Hal ini merupakan bentuk dari majas personifikasi yang menjelaskan bahwa

(22)

penulis mengorangkan UPS seolah alat catu daya listrik (UPS) yang menghabiskan anggaran tersebut. Majas personifikasi merupakan majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia (http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks berita dengan judul berita “Basuki Tak Bisa Dimakzulkan Jika Benar” yaitu pemakzulan Gubernur DKI Jakarta. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI 2015. Gubernur DKI selaku pihak yang melaporkan adanya indikasi dana siluman ini tidak dapat dijatuhkan atau dimakzulkan oleh pihak lain yaitu DPRD DKI apabila terbukti kebenarannya. Kompas menampilkan pendapat dari berbagai pihak untuk meyakinkan argumen bahwa Gubernur DKI Jakarta tidak dapat dimakzulkan oleh siapapun jika terbukti benar adanya dana siluman. Argumen tersebut diperkuat dengan pendapat dapat anggota DPRD DKI yang menyatakan bahwa DPRD tidak ingin memakzulkan siapapun namun ingin mencari kebenaran terkait APBD DKI dan prosedur penyerahan draf rancangan APBD tersebut yang diajukan oleh pihak Gubernur DKI.

(23)

3. Judul berita dengan judul “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” a. Struktur Makro (Tematik)

Berita dengan judul Dugaan Anggaran Siluman Menguat dimuat pada halaman utama harian Kompas edisi tanggal 02 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa terkait semakin kuatnya dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang terdapat dalam teks tersebut adalah tentang perusahaan pemenang tender pengadaan UPS yang diragukan kebenarannya dan isntansi pengguna anggaran pengadaan alat catu daya listrik (UPS) seperti kantor kecamatan yang tidak mengajukan anggaran tersebut. Sedangkan subtopik yang ada dalam teks berita ini adalah tentang adanya dana yang tiba-tiba muncul dalam RAPBD 2015.

Pemilihan kalimat “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” untuk judul memang sudah cukup menjelaskan bagian penting dalam berita. Dari judul tersebut juga menimbulkan pertanyaan dibenak pembaca yaitu apa yang menguatkan adanya dugaan anggaran siluman tersebut. Judul tersebut menjadi memiliki daya tarik untuk dibaca oleh khalayak, seperti gaya penulisan berita yang efektif dalam buku

(24)

Kusumaningrat (2009: 157) salah satunya yaitu daya hidup, warna dan imaginasi.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul dan lead berita “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” sudah mampu menjelaskan inti dari teks berita tersebut.

Penulis membagi dalam berita dalam beberapa isu yaitu perusahaan yang menangani tender UPS, pihak instansi yang merasa tidak mengajukan anggaran UPS, serta komentar Sekretaris Komisi E DPRD DKI tentang pernyataan Gubernur terkait anggaran yang tiba-tiba muncul dalam RAPBD 2015.

“JAKARTA, KOMPAS – Dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta tahun 2014 dan Rancangan APBD tahun 2015

(25)

menguat. Perusahaan pemenang lelang tak cukup meyakinkan, sementara instansi pengguna menyatakan tak pernah mengajukan usulan anggaran.” (lead)

Lead merupakan ringkasan dari tubuh berita atau isi berita (Sobur, 2012: 81). Pada berita Dugaan Anggaran Siluman Menguat lead tersebut mengarah pada jenis lead menonjok. Lead menonjok disebut juga dengan catridge, capsule atau astonisher yaitu lead ini mengguncang pembaca di baris pertama, dan pembaca akan buru-buru membaca baris berikutnya (Kusumaningrat, 2009: 138). Hal tersebut terlihat pada kalimat pertama yaitu Dugaan adanya anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta tahun 2014 dan Rancangan APBD tahun 2015 menguat. Kemudian kalimat kedua pada lead berita tersebut yang mendukung kalimat pertama menonjok pembaca dari berita tesebut.

Pada bagian lead penulis menjelaskan secara cukup rinci tentang inti dari teks berita tersebut bahwa dugaan adanya anggaran siluman semakin dikuatkan dengan perusahaan pemenang lelang yang tidak meyakinkan serta pernyataan instansi pengguna yang tidak pernah mengajukan usulan anggaran tersebut.

Pada paragraf selanjutnya dijelaskan menganai tubuh berita yaitu tentang perusahaan yang memenagkan lelang tersebut ternyata merupakan perusahaan penyedia jasa perbaikan pendingin ruangan (AC) (par. 2). Sejumlah instansi yang tercatat sebagai pengguna anggaran dalam RAPBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta menyatakan

(26)

tidak tahu mengenai anggaran tersebut dan tidak memprioritaskannya karena lebih baik anggaran tersebut digunakan untuk keperluan yang lain seperti penanganan banjir (par. 4 - par. 11).

Disebutkan pula sejumlah mata anggaran lain yang dinilai tidak perlu seperti yang terlihat pada paragraf 12 hingga 13. Dan Gubernur DKI menambahkan total anggaran yang tiba-tiba muncul dalam RAPBD DKI 2015 sebesar Rp 12, 1 triliun (par 14). Selanjutnya terdapat komentar dari Sekretaris Komisi E DPRD DKI yang menyatakan bajwa terkait UPS pada tahun 2014 sebaiknya ditanyakan kembali kepada pengguna bukan kepada DPRD (par. 15 – par. 16). c. Struktur Mikro

Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh

(27)

wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS yang memperkuat dugaan anggaran siluman dalam APBD DKI. Hal ini menjadi berita karena ditemukan fakta bahwa perusahaan tersebut ternyata merupakan tempat perbaikan penyejuk ruangan (AC) yang semakin memperkuat dugaan anggaran siluman (par. 2).

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil berisi tentang penjelasan dari ayah dari Indah Lestari pemilik CV. Bintang Mulia Wasesa pemenang lelang pengadaan UPS yang menyatakan tidak tahu mengenai pengadaan UPS yang dikerjakan anak ketiganya tersebut. Selain itu penguat dugaan anggaran siluman adalah pernyataan instansi terkait yang tidak mengetahui mengenai pengadaan UPS tersebut. Instansi terkait yang menyatakan tidak mengetahui perihal pengadaan UPS.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praanggapan dalam teks berita ini mengambil pendapat Camat sebagai pihak pengguna anggaran pengadaan anggaran siluman tersebut yaitu Mursidin selaku Camat Tambora

(28)

Jakarta Barat (par. 5 – par. 7), Ali Maulana Hakim selaku Camat Cengkareng Jakarta Barat (par. 8 – par. 11), dan Abdul Khalit Wakil Camat Penjaringan (par. 12 – par 13).

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud yang ada dalam teks berita tersebut antara lain pada paragraf 3 dimana Zainuri ayah pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS menyatakan tidak tahu soal pengadaan UPS yang dikerjakan putri ketiganya.

Melalui teks tersebut penulis mengarahkan pembaca untuk percaya bahwa anggaran siluman dalam APBD DKI memang ada dan didukung dengan penolakan sejumlah isntansi terkait. Bahkan perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS dinilai kurang meyakinkan kebenarannya. Dalam hal ini Kompas menjalankan fungsi media massa yaitu kontrol, yang bertindak mengawal informasi kepada pubik terkait pemberitaan temuan dana siluman dalam APBD DKI. Fungsi kontrol, dimana pers mengawasi dan menyelidiki apa yang menyangkut mengenai pekerjaan pemerintah atau perusahaan (Kusmaningrat, 2009: 27-29).

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur

(29)

sintaksis, wartawan dapat menggambarkan actor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Dalam teks berita ini, bentuk koherensi yang pertama terdapat dalam kalimat “Menurut Fahmi, bisa jadi anggaran diusulkan DPRD tetapi DPRD bukan pengguna.” Penggunaan kata “tetapi” menjelaskan koherensi pengingkaran. Koherensi pengingkaran adalah bentuk wacana di mana wartawan tidak secara tegas dan eksplisit menyampaikan pendapat dan gagasannya kepada khalayak (Eriyanto, 2012: 249). Jadi pada kalimat tersebut sudah menjelaskan ada kemungkinan anggaran siluman diusulkan oleh DPRD namun diberikan sanggahan untuk menyamarkannya pernyataan tersebut.

Koherensi pembeda terdapat pada paragraf 9 yang isinya “Memamng, itu cukup (UPS) penting, tetapi bukan prioritas karena di tempat kami jarang mati listrik, ujar Ali, Camat Cengkareng, Jakarta Barat.” Kata “tetapi” digunakan untuk melihat fungsi UPS yang cukup penting dan kebutuhan kantor kecamatan yang kurang perlu penggunaan UPS tersebut. Ada pula koherensi penjelas dalam kalimat tersebut yaitu kata “karena” dalam KBBI berarti kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan. Kata “karena” dalam kalimat ini digunakan untuk lebih memperjelas bahwa penggunaan UPS dikantor kecamatan kurang diperlukan. Dugaan adanya anggaran siluman

(30)

semakin menguat dengan pernyataan Camat bahwa pengadaan UPS tidak menjadi prioritas.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada paragraf 13 yaitu “Dia menduga ada oknum yang memasukannya sebelum draf disampaikan kepada Kementrian Dalam Negeri.” Kata “okmun” dalam KBBI berarti pribadi, orang seorang, perseorangan, orang atau anasir (dengn arti yang kurang baik). Penggunaan kata oknum dalam kalimat tersebut menegaskan bahwa ada pihak penyusun RAPBD DKI 2015 yang menambahkan anggaran siluman dalam RAPBD tersebut.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

(31)

Terdapat unsur grafis dalam teks berita ini yaitu foto warga yang memberikan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait perseteruan antara Gubernur DKI dan DPRD DKI dalam penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015. Foto tersebut diambil saat warga Jakarta menyalurkan aspirasi mereka dalam acara yang berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia. Dalam foto tersebut terdapat salah seorang warga yang mengenakan topeng bergambar Gubernur DKI sebagai bentuk dukungannya dalam memberantas kasus korupsi yang telah ditemukannya adanya anggaran siluman dalam RAPBD DKI 2015 serta perselisihan yang terjadi antara DPRD dan Gubernur DKI Jakarta. Foto yang disajikan Kompas semakin menguatkan pemberitaan dengan judul “Dugaan Anggaran Siluman Menguat”. Elemen grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks (Eriyanto, 2012: 257).

Terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut majas dalam teks berita ini salah satunya adalah majas hiperbola. Majas hiperbola merupakan majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian (http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Majas hiperbola ditemukan pada paragraf 2 dalam kalimat “Saya tidak tahu-menahu

(32)

soal pengadaan UPS…” dan pada paragraf 3 dalam kalimat “sejumlah instansi yang tercatat sebagai pengguna anggaran dalam Rancangan APBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta juga tak tahu-manahu…” Kata “tahu-manahu” melebih-lebihkan dari kata dasar tahu yang berarti mengerti, paham, dll. Hal ini menggambarkan ketidaktahuan sama sekali ayah Indah Lestari pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS dan instansi terkait pengguna RAPBD DKI 2015 versi DPRD DKI.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks berita dengan judul berita “Dugaan Anggaran Siluman Menguat” yaitu dugaan adanya anggaran siluman yang semakin kuat. Dalam pemberitaan ini Kompas menyajikan informasi tentang kelanjutan dari temuan adanya dana siluman dalam APBD DKI yang semakin kuat, bukan hanya pada RAPBD 2015 namun pada APBD 2014 yang lalu juga terdapat indikasi dana siluman. Hal tersebut dikarenakan perusahaan pemenang tender UPS pada APBD 2014 kurang meyakinkan untuk memenangkan tender pengadaan UPS untuk sekolah di Jakarta ini. Selain itu terdapat temuan beberapa mata anggaran yang dinilai bukan prioritas namun disetujui dalam APBD DKI, yang semakin memperkuat adanya indikasi dana siluman.

(33)

4. Judul berita “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar” a. Struktur Makro (Tematik)

Berita “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar” tampil pada halaman pertama Kompas edisi tanggal 03 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa ditemukannya anggaran siluman selain UPS dalam RAPBD 2015 versi DPRD.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan melalui teks tersebut adalah tentang pengadaan anggaran pemindai dan pencetak di SMPN 73 Tebet Jakarta Selatan yang dinilai kurang tepat. Dan subtopik dalam teks berita ini adalah tentang perusahaan pemenang lelang yang kurang meyakinan, adanya anggaran siluman selain UPS dan pencabutan dukungan partai Nasdem dalam panitia hak angket.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar yang ditampilkan didalam teks.

(34)

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Dari judul “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar” sudah mengarah pada topik utama, namun masih kurang jelas anggaran yang dimaksudkan, seharusnya dituliskan anggaran siluman supaya pembaca yang tidak mengikuti secara aktif pemberiataan kasus ini dapat langsung mengerti maksud dari teks berita tersebut. Dan judul tersebut akan lebih memiliki daya tarik untuk dibaca. Dalam buku Kusumaningrat (2009: 156) menjelaskan terkait penulisan judul yang pembaca belum tentu tahu, dalam pemberitaan yang terus berjalan (running story) yang pemberitaanya sudah berlangsung beberapa hari hendaknya dijelaskan secara singkat perkembangannya yang lalu. “JAKARTA, KOMPAS – Dalam rincian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 versi DPRD DKI Jakarta termuat sejumlah usulan anggaran yang tidak jelas. Dalam rancangan itu antara lain ada program pengadaan alat pemindai dan pencetak masing-masing Rp 3 miliar untuk 40 sekolah di Jakarta Selatan. Salah satu sekolah yang ditulis mengajukan pengadaan kedua alat itu adalah SMP Negeri 73 Tebet, Jakarta Selatan.”

Lead pada berita ini termasuk kedalam lead berurutan, karena kalimat demi kalimat dalam lead menjelaskan informasi secara runtut.

(35)

Lead berurutan adalah fakta-fakta disusun secara kronologis untuk menunda klimaks atau kepuasan pembaca dalam memenuhi keingintahuannya sampai akhir berita (Kusumaningrat, 2009: 142). Pada kalimat pertama lead berita ini menjelaskan mengenai RAPBD DKI versi DPRD DKI memuat sejumlah usulan anggaran yang tidak jelas, selanjutnya kalimat kedua menjelaskan mengenai anggaran yang tidak jelas tersebut dan kalimat ketiga menjelaskan mengenai instansi yang dianggap mengajukan anggaran tersebut. Kalimat disusun secara berurutan sehingga pembaca akan tertarik untuk membaca berita hingga akhir.

Pada teks berita ini, penulis membagi dalam beberapa isu. Isu yang pertama adalah anggaran pemindai dan pencetak dalam RAPBD DKI 2015 untuk sekolah yang lebih membutuhkan pembangunan gedung. Isu berikutnya menjelaskan instruksi Wali Kota Jawa Barat yang tidak memperbolehkan camat menerima barang dan jasa yang tidak diusulkan. Isu berikutnya menjelaskan pencabutan dukungan partai Nasdem dalam panitia hak angket DPRD DKI. Isu lain yang menjadi pelengkap adalah Menteri Dalam Negeri yang dinilai lambat dalam menangani polemik APBD DKI Jakarta.

Pada bagian lead penulis menjelaskan ketidakjelasan RAPBD DKI 2015. Pada paragraf selanjutnya dijelaskan mengenai salah satu anggaran yang tidak jelas dalam RAPBD tersebut. Pada paragraf 10 dan 11 dijelaskan bahwa ada anggaran program sekolah yang tidak

(36)

diusulkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran 2015. Pada paragraf 13 dijelaskan pencabutan dukuangan oleh partai Nasdem dalam panita hak angket, serta pada paragraf 14 partai Gerindra yang tidak mencabut dukungannya. Pada paragraf 16-17 dijelaskan komentar dari Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksana Otonomu Daerah Robert Endi Jaweng mengenai lambannya Mendagri dalam menangani polemik APBD DKI.

c. Struktur Mikro Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Elemen sintaksis sangat erat dengan elemen leksikon dan sintaksis karena penggunaan leksikon dan struktur sintaksis tertentu dalam berita dapat memunculkan makna tertentu pula. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi. (Sobur, 2012: 78-79)

Oleh sebab itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang instansi yang tidak mengajukan pengadaan barang namun ada dalam RAPBD DKI Jakarta 2015 salah

(37)

satunya pengadaan alat pengindai dan pencetak di sekolah. Seperti tergambar dalam paragraf 2 berikut:

“Saat ini kondisi SMPN 73 memprihatinkan karena bangunan sekolah mangkrak lebih dari satu tahun. Saya tidak mengajukan anggaran pengadaan barang. Saya hanya meminta pembangunan sekolah dilanjutkan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman, kata Kepala Sekolah SMPN 73 Tebet Sukirman, Senin (2/3).”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil pada teks ini berisi penjelasan yang cukup mengenai dugaan anggaran siluman yang semakin kuat tercantumkan dalam APBD DKI Jakarta seperti pemenang lelang UPS yang ternyata merupakan perusahaan konsultan teknik, penganggaran program seperti e-SMS dan e-smart teacher education, serta pengunduran diri anggota partai dalam panitia hak angket yang merasa bahwa penyelesaian kasus anggaran siluman lebih penting dari pada menyelesaikan pengajuan RAPBD oleh Basuki.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praangapan pada teks ini melihat pernyataan dari beberapa pihak yang dapat dipercaya terkait kasus ini. Selain

(38)

menyertakan pernyataan dari Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksana Otonomu Daerah Robert Endi Jaweng, disertakan pula pernyataan dari pegawai CV Wisanggeni yang disebut sebagai pemenang tender pengadaan UPS, anggota fraksi partai Gerindra dan DPP PDIP serta keterangan dari Mendagri. Kompas mempercayai nara sumber tersebut untuk dimintai keterangan terkait temuan dana siluman dalam APBD DKI.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud yang ada dalam teks berita ini antara lain pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pada paragraf 14 yang menyatakan angket muncul dikarenakan DPRD menuduhnya memaslsukan APBD padahal DPRD yang memalsukan dan memasukkan anggaran Rp 12,1 triliun yang tak pantas. Maksud yang dapat ditangkap dalam kalimat tersebut adalah Gubernur DKI ingin menegaskan bahwa dibandingkan hak angket yang diambil oleh DPRD, penyelesaian anggaran yang tiba-tiba muncul dalam DPRD jauh lebih penting. Basuki membuat kesan negatif tehadap hak angket DPRD yang lebih mementingkan penyelidikan kesalahan pengajuan APBD oleh Basuki daripada permasalan anggaran tiba-tiba muncul APBD.

(39)

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Dalam teks berita ini, bentuk koherensi sebab-akibat yang terdapat dalam paragraf 15 yang berisi Mendagri dinilai lambat dan tidak menggunakan otoritas yang dimilikinya dalam menyelesaikan polemik APBD DKI Jakarta. “Akibatnya, publik dirugikan karena pembangunan terhambat dan upah PNS di DKI tersendat, ujar Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng.” Dalam paragraf tersebut dijelaskan bahwa terhambatnya pembangunan di DKI dan tersendatnya upah PNS di DKI Jakarta karena sikap Mendagri yang lambat dan tidak menggunakan otoritas yang dimilikinya dalam menyelesaikan polemik APBD DKI Jakarta yang melibatkan berbagai pihak ini. Dikarenakan polemik APBD DKI yang belum kunjung selesai merugikan bagi masyarakat DKI Jakarta.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan

(40)

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada lead terdapat kalimat “Dalam rincian Rancangan Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah 2015 versi DPRD DKI Jakarta termuat sejumlah usulan anggaran yang tidak jelas.” Kata “termuat” dalam KBBI berarti telah dimuat (dimasukkan, diisikan, dipasang), dapat dimuat (dimasukkan dan sebagainya). Dalam kalimat tersebut kata “termuat” terkesan menegaskan bahwa rincian anggaran yang tidak jelas sengaja dimunculkan dalam RAPBD DKI 2015 dan kata versi dalam kalimat tersebut semakin memperkuat pihak DPRD DKI yang membuat usulan anggaran tidak jelas tersebut.

Pada paragraf 6 terdapat pernyataan Wali Kota Jawa Barat Anas Efendi yaitu “Saya instruksikan kepada para camat dan lurah untuk tidak menerima barang dan jasa yang tidak mereka usulkan. Ini agar mereka terhindar dari sangkaan terlibat korupsi.” Kata “instruksi” dalam KBBI bararti perintah atau arahan (untuk melakukan suatu pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas), pelajaran. Dan “sangkaan” dalam KBBI berarti dugaan, perkiraan, keraguan, kesangsian. Sehingga dalam pernyataan tersebut kedua kata yaitu “instruksi” dan “sangkaan” semakin menegaskan bahwa pemerintah tidak mengetahui mengenai anggaran UPS yang tidak jelas dan untuk

(41)

itu para camat dan lurah diminta untuk tidak menerima sesuatu apapun yang tidak ada dasar usulan yang jelas.

Retoris

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Terdapat sejumlah gaya bahasa atau sering disebut majas dalam teks berita ini yang terdapat dalam paragraf 4 yang berbunyi “Saat ini kondisi SMPN 73 memprihatinkan karena bangunan sekolah mangkrak lebih dari satu tahun.” Kalimat “kondisi SMPN 73 memprihatinkan” mengandung majas personifikasi. Majas personifikasi merupakan majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia (http://www.rumpunnektar.com /2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Jadi kalimat “kondisi SMPN 73 memprihatinkan” menggambarkan keadaan banguanan sekolah yang tidak layak difungsikan. Dan kata “mangkrak” dalam KBBI berarti terbengkalai. Untuk itu kata “mangkrak” disini maksudnya adalah gedung sekolah yang sudah lebih dari satu tahun tidak terurus dan tidak dilanjutkan proses pembangunannya. Majas personifikasi diatas menjelaskan bahwa penulis mengorangkan SMPN 73 seolah dalam keadaan yang menyedihkan.

(42)

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks berita dengan judul berita “Anggaran Untuk Pemindai di Sekolah Rp 3 Miliar” adalah temuan anggaran siluman yang semakin kuat. Pada pemberitaan selanjutnya Kompas juga mewacanakan semakin kuatnya dugaan anggaran siluman APBD DKI dengan mengutip keterangan-keterangan dari pihak yang terlibat dalam temuan dana siluman tersebut.

5. Judul berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas” a. Struktur Makro (Tematik)

Berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas” tampil pada halaman pertama Kompas edisi tanggal 04 Maret 2015. Teks tersebut secara umum menggambarkan bahwa kisruh APBD DKI akan segera tuntas karena sudah dievaluasi oleh pihak Kementrian Dalam Negeri.

Topik menggambarkan gagasan apa yang dikedepankan atau gagasan inti dari wartawan ketika melihat atau memandang suatu peristiwa (Eriyanto, 2012: 229). Topik utama yang dikembangkan melalui teks tersebut adalah segera ditetapkannya rancangan APBD DKI 2015 yang sudah dikoreksi oleh Mendagri dan telah selasai dievaluasi. Setelah sempat tertunda penetapan RAPBD DKI yang mengakibatkan pembangunan disejumlah daerah di Jakarta terhambat serta gaji PNS yang tersendat akhirnya selesai dievaluasi oleh Mendagri. Dalam teks ini juga disebutknan bahwa Mendagri akan

(43)

melakukan pertemuan terkait koreksi RAPBD 2015 bersama dengan pemerintah DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta.

b. Superstruktur (Skematik)

Skematik merupakan skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2012: 231). Berita secara umum memiliki dua kategori yaitu summary yang ditandai dengan judul dan lead, serta story yaitu isi berita secara keseluruhan. Isi berita memiliki dua kategori yaitu proses atau jalannya peristiwa dan komentar yang ditampilkan didalam teks.

Pada teks berita ini disusun dengan struktur piramida terbalik yaitu disusum dengan mendahulukan yang penting dan diikuti hal yang kurang penting. Fakta-fakta disusun secara sekuensial dari atas kebawah diurutkan mulai dari yang terpenting sampai yang kurang penting, struktur ini dinamakan piramida terbalik (Mursito, 2013: 160). Mulai dari judul berita Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas dan dilanjutkan dengan lead berita disusun secara struktur piramida terbalik.

“BANDUNG, KOMPAS – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengingatkan agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta jangan sampai terbengkalai hanya karena kisruh saat ini. Tjahjo mengatakan, masalah itu harus segera diselesaikan dengan cara mengesahkan Rancangan APBD.” (lead)

(44)

Pada lead berita ini menjelaskan mengenai himbauan dari Mendagri terkait penetapan APBD DKI supaya tidak berlarut-larut dan segera menuntaskan masalah yang terjadi agar rakyat tidak semakin dirugikan. Lead tersebut termasuk dalam jenis lead kutipan. Lead kutipan adalah penggunaan ucapan-ucapan orang secara tepat, dipilih secara selektif dan dipertahankan terus dalam tubuh berita (Kusumaningrat, 2009: 140). Lead pada berita ini mengutip pernyataan dari Menteri Dalam Negeri yaitu Tjahjo Kumolo.

Penulis melalui teks berita menjelaskan pengesahan RAPBD DKI 2015 dilakukan secepatnya karena anggaran ini untuk masyarakat. Mendagri tidak akan mencampuri aspek hukum di KPK dan proses politik lewat hak angket DPRD (par.2 dan par.3). Selanjutnya penulis menjelaskan RAPBD sudah selesasi dikoreksi Mendagri dan sudah dievaluasi. Hasil evaluasi akan dibahas dalam pertemuan dengan DPRD DKI dan Pemerintah DKI Jakarta, dalam pertemuan ini menjadi ruang untuk menyampaikai dan mengklarifikasi terkait polemik APBD DKI (par. 4 sampai par. 8).

Terdapat pula penjelasan dari pihak Gubernur DKI Jakarta terkait polemik APBD DKI bahwa ia tidak akan mundur memperjuangkan penghapusan dana siluman (par. 9). Pada paragraf terakhir menjelaskan bahwa pihak DPRD DKI akan melaporkan Basuki terkait pencemaran nama baik dan memalsukan dokumen (par.10).

(45)

c. Struktur Mikro Semantik

Semantik merupakan makna yang ingin ditekanakan penulis yaitu wartawan pada teks berita dengan memberikan penekanan pada fakta dan komentar atau dengan memberikan detil yang lengkap terhadap fakta yang menguntungkan komunikator yaitu wartawan pada media massa. Makna yang ingin ditekankan dalam sebuah teks dapat dilihat dari elemen latar, detail, maksud, pengandaian dan nominalisasi.

Latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat membongkar maksud yang ingin disampaikan oleh wartawan atau penulis (Eriyanto, 2012: 235). Dalam teks ini, latar yang disampaikan adalah tentang sudah tuntasnya Kemendagri dalam mengevaluasi APBD DKI Jakarta. Seperti tergambar dalam paragraf 4 berikut: “Di Jakarta, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek mengetakan, proses evaluasi APBD DKI telah selesai.”

Elemen detail merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya dengan cara yang eksplisit (Eriyanto, 2012: 238). Elemen detil berisi tentang penggambaran penulis mengenai detil pengkoreksian alokasi anggaran dalam APBD DKI Jakarta. Pendeskripsian tersebut didapat dari keterangan-keterangan pihak yang terlihat serta dari pengamatan penulis sendiri. Seperti pada paragraf 5

(46)

yang menjelaskan koreksi anggaran yang tidak diperlukan dan tidak sesuai dengan Undang-Undang.

Elemen wacana pengandaian (presupposition) merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan (Sobur, 2012: 79). Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks yaitu dengan adanya pernyataan dari pihak yang dapat dipercaya untuk menguatkan pendapat yang ingin disampaikan. Dalam teks ini disertakan pula pendapat dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Selain itu juga ada pernyataan dari Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek.

Elemen maksud dalam analisis wacana memiliki tujuan akhir untuk menyajikan informasi secara eksplisit, serta menyembunyikan informasi atau fakta secara implisit (Eriyanto, 2012: 240). Elemen maksud yang ada dalam teks berita ini dapat dilihat pada paragraf 9 dalam kalimat “Ia menegaskan tak akan mundur untuk memperjuangkan penghapusan…” Dalam kalimat tersebut penulis seolah ingin menampilkan kepada pembaca keyakinan narasumbernya dalam memberikan pernyataan bahwa Basuki tidak akan mundur dalam menyelesaikan penghapusan anggaran siluman dalam APBD DKI Jakarta.

(47)

Sintaksis

Elemen sintaksis merupakan salah satu elemen paling penting yang dimanfaatkan untuk mengimplikasikan ideologi. Melalui struktur sintaksis, wartawan dapat menggambarkan aktor peristiwa tertentu secara positif dan negatif. Terdapat tiga level sintaksis yaitu koherensi, bentuk kalimat dan kata ganti. (Sobur, 2012: 80-82)

Dalam teks berita ini, bentuk koherensi terdapat pada paragraf 2 dalam kalimat “…Jangan akibat masalah ini mengganggu proses pembangunan ataupun belanja aparatur, ujar Tjahjo, Selasa (3/3), seusai upacara tingkat nasional peringatan HUT Ke-65 Satuan Polisi Pamong Praja dan HUT Ke-53 Satua Perlindungan Masyarakat, di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat.” Keterangan tambahan yang menyatakan bahwa Tjahjo yang sedang diwawancarai menghadiri acara upacara HUT tersebut sebenarnya tidak diperlukan. Tanpa penjelasan itupun tidak akan mengubah inti dari teks berita tersebut. Dalam buku Kusumaningrat (2009: 156) dijelaskan bahwa penggunaan kata-kata mubazir karena setiap kata dalam koran memakan biaya dan dengan mahalnya biaya mencetak koran seperti sekarang, kata-kata mubazir yang tercetak menyingkirkan kata-kata lain yang lebih layak cetak. Kata susai dalam kalimat tersebut merupakan salah satu bentuk kata mubazir.

Pada paragraf 3 terdapat kalimat “Menurut Mendagri, pihaknya tidak akan mencampuri proses politik dan hukum terkait kisruh APBD

(48)

ini.” Kalimat tersebut menegaskan bahwa Mendagri hanya ingin penengesahan APBD DKI Jakarta dipercepat karena kisruh yang terjadi dalam APBD ini telah menghambat sejumlah pembangunan dan menyebabkan tersendatnya gaji PNS di Jakarta. Hal ini dinilai merugikan bagi warga Jakarta.

Stilistik

Elemen stilisktik (leksikon) merupakan cara pandang yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada dasarnya elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Leksikon dapat ditelusuri dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 82-83)

Pada paragraf 4 terdapat kalimat “Dalam evaluaasi itu, Kemendagri mengoreksi sejumlah pos anggaran di APBD.” Penggunaan kata “mengoreksi” dalam KBBI memiliki arti pembetulan, perbaikan, pemeriksaan. Yang dimaksud mengoreksi pada kalimat tersebut adalah Kemendagri telah selesai memperbaiki sejumlah pos anggaran di APBD yang tidak efektif, tidak efisien, tidak wajar, tidak untuk kepentingan umum dan bertentangan dengan Undang-Undang. Retoris

(49)

Elemen retoris terkait fungsi persuasif dengan menggunakan gaya bahasa, interaksi, ekspresi, metafora dan grafis. Penggunaan retoris dapat diamati dari judul hingga isi teks. (Sobur, 2012: 83-84)

Penggunaan retoris dalam teks teks berita ini terlihat pada paragraf 9 terdapat kalimat “Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Selasa, meminta maaf kepada warga Jakarta atas “tontonan politik” terkait penetapan APBD 2015 tersebut.” Kata “tontonan politik” dalam kalimat tersebut merupakan bentuk majas sindiran. Majas sindiran merupakan kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruh terhadap terhadap pembaca (http://www.rumpunnektar.com/2013/11/jenis-jenis-majas.html?m=1 diakses pada 17 Mei 2016). Yang berarti Basuki merasa bersalah kepada warga Jakarta dan meminta maaf karena masyarakat harus menyaksikan polemik dana siluman dalam APBD 2015 yang melibatkan perselisihan antara pihaknya dengan pihak DPRD DKI Jakarta yang menyebabkan DPRD melakukan hak angket untuk menyelediki kasus ini. Kata tontonan politik adalah sindiran untuk DPRD yang melakukan hak angket.

d. Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah wacana yang muncul dalam teks berita dengan judul berita “Evaluasi APBD DKI Sudah Tuntas” adalah tindakan yang dilakukan Mendagri. Kompas menyoroti tindakan yang dilakukan Kemendagri selaku pihak yang berwenang menengahi perselisihan yang

Gambar

Tabel 3.1 Terbitan Berita Langsung Kasus Kisruh APBD DKI Jakarta
Tabel Analisis Teks Berita
Tabel Analisis Teks Berita

Referensi

Dokumen terkait

Namun pandangan panwaslu mengenai formulir C1 yang dijelaskan di atas tidak sesuai dengan realita di lapangan, hal itu dapat di buktikan oleh penulis

Oleh sebab itu, diharapkan hasil para pekerja dapat dijadikan peluang utama bagi perkembangan perusahaan di masa depan (Robbins,1993).. Hubungan dengan rekan kerja juga

Dalam Tesis ini telah dianalisa hasil evaluasi kinerja protokol Open Shortest Path First-Traffic Engineering pada Virtual Label Switching Router (VLSR) berbasis

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber... yang kurang efektif dan pengiriman

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kepala sekolah di MI Muhammadiyah PK Kartasura telah mampu mengembangkan sekolah menjadi unggul dengan menerapkan manajer dengan

A system of integrated computer-based tools for end-to- end processing (capture, storage, retrieval, analysis, display) of data using location on the earth’s surface

Pasal 158 ini telah dianulir oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No 012/PUU-1/2003 tanggal 28 Oktober 2004, karena dengan adanya ketentuan tersebut, telah terjadi

Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa rancangan sistem monitoring ketinggian cairan infus berbasis sensor serat optik evanescent