• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUMLAH PROGRAM 1.032.140.000 910.494.450 88,

10.7 PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Perencanaan pembangunan Kota Semarang dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 yaitu melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota, yang kemudian ditindaklanjuti dalam Forum SKPD. Dari hasil tersebut dijabarkan dalam RKPD dan Renja SKPD untuk selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan RKA dan DPA SKPD. Seluruh dokumen perencanaan tersebut difasilitasi dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (SIMPERDA) dan hasilnya adalah keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Kota Semarang setiap tahun.

10.8 SARANA DAN PRASARANA

Secara umum, pada tahun 2014, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung tercapainya target pembangunan tercukupi melalui alokasi anggaran yang ada. Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pada masing-masing SKPD dan tiap-tiap urusan pemerintahan cukup bervariasi. Akan tetapi, kondisi sarana dan prasarana pada tahun 2014 mampu mendukung kinerja seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, tanpa ada kendala yang cukup berarti.

10.9 PERMASALAHAN

Permasalahan dalam Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil yaitu:

1. 5 (lima) bangunan gedung TPDK Kecamatan belum memenuhi standar pelayanan administrasi kependudukan untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan.

2. Luas bangunan gedung arsip kurang dapat menampung arsip dokumen kependudukan yang terus bertambah setiap tahun sehingga perlu penambahan luas bangunan yang lebih representatif.

3. Elektronik arsip yang ada pada saat ini masih dalam tahap pembangunan khususnya untuk dokumen akta catatan sipil yang bersifat arsip aktif untuk lebih memudahkan dalam pencarian dokumen.

4. Penerapan KTP_el sampai dengan akhir tahun 2014masih masih banyak kendala untuk mencapai target dalam penerbitan KTP_el.

10.10 TINDAK LANJUT

Guna mengatasi permasalahan-permasalahan sebagaimana tersebut diatas, langkah-langkah yang ditempuh antaralain :

1. melakukan pemeliharaan, terhadap sarana gedung TPDK Kecamatan yang belum sesuai dengan standar pelayanan, yaitu di Semarang Tengah, Tugu, Gajahmungkur, Gayamsari dan Candisari, akan diajukan usulan untuk pembangunan gedung TPDK Kecamatan tersebut sampai dengan masa tahun penganggaran 2015.

2. Melakukan perencanaan kebutuhan perluasan gedung arsip yang dapat menampung peningkatan jumlah arsip dokumen kependudukan dan mengusulkan anggaran dan perencanaan teknis pembangunan Gedung Arsip sesuai dengan standart menurut Undang-Undang Kearsipan pada tahun yang akan datang.

3. Melaksanakan pembangunan database elektronik arsip dokumen akta catatan sipil secara bertahap dan kontinyu selain itu juga melakukan pemeliharaan atas arsip dokumen akta catatan sipil dan gedung arsip agar lebih representatif sebagai tempat penyimpanan dan arsip dapat terjaga dari kerusakan secara kimia maupun biologis.

4. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian Dalam Negeri untuk penerbitan KTP_el di daerah. Berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional ditetapkan bahwa penerbitan KTP non elektronik berlaku sampai dengan 31 Desember 2014, namun sampai dengan akhir tahun 2014 masih terkendala untuk penyediaan blanko KTP_el oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian dalam Negeri. Sampai dengan akhir tahun 2014 blanko KTP_el yang diserah untuk dilakukan pencetakan di daerah jumlahnya tidak mencukupi dengan target pencetakan dari total perekaman.

10.11 PRESTASI / PENGHARGAAN

Prestasi / penghargan yang diperoleh Kota Semarang dalam Urusan Kependudukan dan Catatan Sipilpada tahun 2014sebagai berikut :

Mempertahankan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk pelayanan di Bidang Pencatatan Sipil pada tahun 2014.

11 URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

11.1 KONDISI UMUM

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional,dikatakan bahwa setiap kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang dirancang oleh Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah harus mengintegrasikan permasalahan, aspirasi, dan kebutuhan perempuan dan laki-laki dalam setiap tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dengan memperhatikan kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Instruksi Presiden tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah. Pemerintah Kota Semarang dalam rangka mendorong terwujudnya. Pengarustamaan Gender (PUG , yaitu strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan ) telah melaksanakan beberapa program dan kegiatan dimana anggaran pembangunan di Kota Semarang harus terkait dengan gender / responsif gender (anggaran yang responsif terhadap kebutuhan perempuan dan laki-laki (gender) yang merupakan alat untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender)

Selain menangani permasalahan yang terkait dengan perempuan, di dalam Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga menangani permasalahan yang terkait dengan perlindungan anak, yang diatur melalui Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam Undang-undang tersebut ditegaskan bahwa pertanggungjawaban orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.

Pemerintah Kota Semarang berinisiatif untuk mewujudkan pembangunan dengan mengarusutamakan hak-hak anak melalui pengintegrasian program kesejahteraan dan perlindungan anak ke dalam program pembangunan kota yang

responsif terhadap kebutuhan anak melalui Kebijakan Kota Layak Anak (Peraturan Walikota Semarang, Nomor 20 Tahun 2010).

11.2 PROGRAM DAN KEGIATAN

Kebijakan Pembangunan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diarahkan pada peningkatan peran perempuan dalam berbagai strata kehidupan dan peningkatan perlindungan terhadap anak melalui :

Ø Peningkatan keterampilan dan pengetahuan perempuan; Ø Peningkatan kesetaraan gender;

Ø Perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak; Ø Peningkatan kelembagaan perempuan dan perlindungan anak.

Pada tahun 2014 program-program yang dilaksanakan pada Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah sebagai berikut :

A. Program-program penunjang, yang meliputi :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

B. Program-Program Pelaksanaan Urusan, yang meliputi :

1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

Program ini diarahkan pada peningkatan kebijakan tentang peningkatan kualitas anak dan perempuan.

2. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program ini diarahkan pada meningkatnya jaringan kelembagan pemberdayaan perempuan dan anak

3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Program ini diarahkan pada peningkatan kualitas hidup perempuan dan penyelesaian masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak

4. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan

Program ini diarahkan pada peningkatan kualitas organisasi perempuan dalam rangkat meningkatkan peran serta perempuan dan kesetaraan

11.3 HASIL PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Hasil yang dicapai oleh Pemerintah Kota Semarang pada pelaksanaan urusan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak selama tahun 2014 dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut:

1. Terfasilitasinya penanganan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Pemerintah Kota Semarang dalam hal ini Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (Bapermas Per dan KB ) Kota Semarang bersama Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI Kota Semarang melakukan advokasi baik litigasi maupun non litigasi terhadap kasus KDRT, Kekerasan dalam pacaran (KDP). Kekerasan terhadap Anak, Pelecehan Seksual, perkosaan dan masalah Anak yang berhadapan dengan hukum . Dalam menangani pengaduan masyarakat pada kasus dimaksud Pemerintah Kota Semarang mempunyai Pusat Pelayanan Terpadu Kecamatan (PPT) di 16 Kecamatan.

RINCIAN KASUS YANG DITANGANI BAPERMASPER DAN KB

Dokumen terkait