• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTI ISI KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU

Aktivitas 8 : Menulis Nama Kitab

B. KABAR BAIK UNTUK SEMUA

1. PENGANTAR

Artinya: ---

a. Pengertian Injil

Kata Injil berasal dari bahasa Yunani euangélion yang artinya Kabar Baik. Namun, bukan sekadar kabar baik biasa, melainkan kabar baik bahwa Tuhan memberikan keselamatan kepada semua orang. Mengapa? Karena Tuhan mencintai semua orang, semua anak. Jika dikatakan semua orang, coba kamu jawab apakah termasuk:

1. Teman di sebelah mejamu? (Ya / Tidak) 2. Teman atau tetangga rumahmu? (Ya / Tidak) 3. Orang tua temanmu? (Ya / Tidak)

4. Gurumu? (Ya / Tidak)

5. Satpam di sekolahmu? (Ya / Tidak)

Sayangnya, tidak selalu kabar baik itu juga terlaksana dengan baik di sekitar kita. Tidak jarang ada teman-teman kita yang menindas, mengejek, atau merendahkan temannya yang lain. Misalnya dengan kata-kata kasar, seperti “dasar kamu jelek!”, atau “dasar kamu bulat badannya!” Hayo, siapakah yang pernah melakukan itu kepada temannya? Kini coba tulis dua pengalaman yang pernah kamu dengar atau lihat. Satu pengalaman baik, ketika kamu berbuat baik kepada teman yang lain, satu pengalaman buruk, ketika kamu mendengar atau melihat temanmu diperlakukan tidak baik.

Tabel 3.2: Pengalaman Baik dan Buruk

Mencintai dan menyayangi teman adalah salah satu tugas yang Tuhan Yesus berikan kepada kita karena Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mencintai dan menyayangi kita.

Pengalaman Baik Pengalaman Buruk

Buku Siswa Pengetahuan Alkitab 92

b. Yesus: Allah yang Mengasihi Manusia

Kisah kelahiran Yesus ke dalam dunia adalah cerminan dari cinta Allah kepada manusia. Sehingga ketika ada pertanyaan, mengapakah Allah datang ke dalam dunia dalam rupa manusia? Jawabannya adalah karena begitu besarnya kasih Allah terhadap manusia. Yohanes 3:16 mencatat hal ini dengan jelas, bahwa kasih Allah yang begitu besar hingga Ia rela Anak-Nya yang tunggal mati di kayu salib. Namun apakah kasih Allah itu?

Seorang Bapa Gereja bernama Agustinus dari Hippo mengatakan bahwa kasih Allah adalah sifat dasar dari Allah sendiri yang selalu mencari, menjangkau, dan meraih manusia walaupun manusia telah berdosa dan berjalan menjauh dari Tuhan. Bagi Agustinus, kasih Allah adalah satu-satunya yang menjembatani jarak antara keinginan manusia yang gemar memberontak dengan kerinduan Allah akan kehidupan yang utuh kembali bersama dengan-Nya. Kasih Allah menjadi jawabannya karena ketika manusia jatuh ke dalam dosa, manusia kehilangan kemampuan untuk mengasihi yang lain dan hanya mengasihi dirinya sendiri.

Bagi Agustinus, peristiwa manusia jatuh ke dalam dosa, yang digambarkan dalam Kitab Kejadian, adalah ketika manusia lebih mendengarkan dirinya sendiri daripada mendengarkan apa yang Tuhan inginkan. Sehingga ketika Adam dan Hawa memakan buah pengetahuan, dosa yang terjadi bukanlah dosa mencuri atau dosa mengambil dan memakan buah terlarang saja, tetapi dosa karena manusia menutup telinganya dari perkataan Allah dan membuka lebar-lebar hatinya untuk suara dirinya sendiri. Bukankah hal ini juga yang terjadi dalam kehidupan kita? Ketika kita melakukan dosa, sebetulnya kita sedang mendengarkan diri sendiri dan mengabaikan suara Tuhan yang sebenarnya ingin mengajak kita menjadi anak-anak yang lebih baik.

Untuk itulah, secara jelas Agustinus menekankan bahwa akar segala dosa adalah cinta diri sendiri; ketika kita lebih senang dan gemar mendengar bahkan mengikuti kemauan kita sendiri. Kisah Allah menjadi manusia di dalam rupa Tuhan Yesus menjadi perwujudan kasih Allah bahwa Ia bukan Allah yang suka memerintah namun Ia mengambil sikap dan memberi diri-Nya sendiri untuk keselamatan manusia. Sebuah peristiwa yang sangat

berlawanan dengan keberdosaan manusia. Melalui peristiwa inilah Allah menunjukkan jalan kehidupan yang berbeda, yaitu jalan pemberian diri atas cinta kasih.

Untuk menunjukkan jalan yang berbeda ini, seorang teolog zaman modern bernama Donald Kraybill bahkan menulis buku berjudul Upside-down Kingdom (terjemahan dalam Bahasa Indonesia: Kerajaan yang Sungsang). Buku ini menggambarkan bahwa Kerajaan Allah yang hendak dibangun bukanlah kerajaan yang menekankan cinta pada diri sendiri, sehingga hal initerbalik dengan nilai-nilai yang selama ini dipegang oleh dunia.

Dalam bahasa yang sederhana, ketika teman-teman kita mengatakan, “kalau dipukul, balas pukul lebih keras,” maka Tuhan Yesus mengatakan ampunilah dan berdoalah bagi musuh-musuhmu; jika teman-teman kita mengatakan “yang penting aku duluan dan yang lain harus belakangan,” maka Tuhan Yesus mengatakan yang terdepan akan menjadi terbelakang; jika teman-teman kita mengatakan “ambillah apa yang bisa kamu ambil untuk dirimu sendiri,” maka Tuhan Yesus mengatakan jika ada yang meminta bajumu, berikan juga jubahmu. Bukankah ini seperti kerajaan yang sungsang alias kerajaan yang terbalik? Kasih Allah memang membalikkan logika duniawi kita. Dan tepat dalam kasih seperti inilah Ia hadir ke dalam dunia agar semua orang yang tidak pernah merasakan kasih, dapat merasakan kasih yang sama yang datang dari Allah sendiri.

Kisah perjalanan Tuhan Yesus di dalam dunia membuktikan hal ini. Terutama ketika kita membaca kitab Injil, berkali-kali Tuhan Yesus memarahi orang-orang Farisi atau ahli Taurat karena mereka lebih mementingkan hukum Yahudi daripada kasih kepada sesama. Contohnya Lukas 13:10-17, ketika dikisahkan Yesus menyembuhkan seorang perempuan di hari Sabat. Bagi orang-orang Farisi, pada hari Sabat tidak boleh melakukan pekerjaan bahkan menolong orang sekalipun karena hari Sabat adalah hari ketika manusia beristirahat untuk bisa beribadah kepada TUHAN. Namun bagi Yesus, justru ibadah yang sejati adalah mengasihi sesama terutama mereka yang seringkali menjadi korban dari sistem yang tidak adil.

Buku Siswa Pengetahuan Alkitab 94

c. Belajar dari Nick Vujicic: Yesus Cinta Semua Orang

Gambar 3.4: Nick Vujicic. Domain Publik

Dia adalah Nick Vujicic, seseorang yang lahir tanpa kaki dan tangan. Pria yang lahir pada 4 Desember 1982 di Melbourne, Australia ini bergumul akan kondisinya ketika ia kecil. Ia lahir berbeda dengan yang lain, terutama ketika ia melihat bahwa teman-teman lainnya dapat dan mampu bermain dengan asyiknya. Bisa bermain bola, atau bermain basket, atau bahkan melakukan hal-hal sederhana seperti mandi, makan, dan mengetik komputer sendiri. Nick kecil benar-benar merasa seperti orang yang tidak berguna dan tidak berharga.

Namun demikian, pada suatu hari ibunya memberikan sebuah artikel kepadanya yang berisi tentang seorang yang mengalami disabilitas jamak namun tetap berjuang untuk menginspirasi orang-orang lain. Artikel ini mengingatkan Nick bahwa keadaan yang ia alami sekarang tidaklah akan menghentikan kehidupannya atau masa depannya. Ia mengalami sebuah sapaan dari Tuhan Yesus bahwa Allah mengasihi semua orang, bahkan orang yang lahir tanpa tangan dan kaki seperti dia sekalipun. Bagi Nick, justru dalam keadaannya seperti sekarang ini, ia semakin bisa mewartakan dan menjadi saksi kebaikan dan cinta kasih Allah bagi semua orang, dari anak kecil hingga orang dewasa.

Pada umur 17 tahun, ia mulai berkeliling untuk memberikan pidato-pidato atau dipanggil dalam sesi-sesi retret anak muda untuk memberi semangat kepada mereka. Pada titik ini, ia berubah dari seseorang yang tanpa pengharapan, menjadi orang yang dipenuhi dengan cinta Allah dan memiliki mimpi akan masa depannya. Pada umur 21 tahun ia lulus kuliah dan meneruskan pelayanannya sebagai seseorang yang menginspirasi banyak orang.

Salah satu videonya yang terkenal berjudul “No Arms, No Legs, No Worries” (Tanpa Tangan, Tanpa Kaki, Tanpa rasa khawatir). Salah satu perkataan Nick yang terkenal adalah ketika ia mengatakan, “Kasih Tuhan itu begitu nyata, itulah mengapa Ia menciptakan kamu.” Bagi Nick, hidupnya adalah bukti kasih Tuhan, begitu juga setiap anak yang lahir ke dalam dunia ini, sebagai bukti betapa baik dan melimpahnya kasih Tuhan atas manusia.

Aktivitas 10 : Belajar dari Alkitab

1. Buatlah kelompok 2-3 orang.

2. Bacalah dari Yohanes 3:16. Diskusikanlah bersama kelompokmu pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

a) Apakah menurutmu Tuhan mengasihi semua orang dengan sama?

___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ b) Seberapa besar kasih Tuhan kepada manusia?

___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________ c) Kabar Baik semacam apa yang hendak disampaikan

oleh ayat tersebut?

___________________________________________ ___________________________________________ ___________________________________________

Buku Siswa Pengetahuan Alkitab 96

d) Apakah Tuhan juga baik kepada orang-orang yang tidak punya rumah dan hidup di bawah garis kemiskinan?

__________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ 3. Buatlah rangkuman dari hasil diskusi kelompokmu!

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

d. Kabar Baik itu Nyata

Tuhan Yesus datang ke dalam dunia bukan sekadar mampir, seperti kita yang mungkin mampir ke rumah teman. Ia datang untuk menunjukkan bahwa kasih Tuhan kepada semua orang itu nyata. Ketika dikatakan semua, maka tidak ada yang ditinggalkan atau dinomor-duakan. Semua anak, semua orang mendapatkan dan perlu mendengar Kabar Baik itu. Kamu adalah anak Tuhan yang sudah mendengar Kabar Baik itu, bahwa Tuhan ingin agar semua orang diselamatkan.

Kabar Baik tentang keselamatan kepada semua orang berjalan sejajar dengan kasih Tuhan untuk semua orang. Justru karena Ia menyayangi semua ciptaan-Nya begitu besar, maka Tuhan tidak pernah bosan mengingatkan kamu. Pernahkah kamu berbohong? Atau pernahkah kamu berkata kasar kepada temanmu? Atau mungkin menyontek? Kabar Baik tentang keselamatan itu dimulai dari Tuhan Yesus mengasihi kamu walaupun kamu pernah melakukan kesalahan. Jika kamu mau datang dan berdoa kepada Tuhan Yesus, Ia akan mengampuni kesalahanmu.

Dokumen terkait