• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES NOMINALISASI ADJEKTIVA DALAM BAHASA PERANCIS

5.2 Kaidah Pembentukan Kata (Word Formation Rules)

5.2.2 Kaidah Pembentukan Kata dengan Konversi

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa nominalisasi adjektiva dalam bahasa Perancis dapat pula dilakukan dengan cara konversi. Cara ini juga dikenal dengan zero derivation, yaitu proses derivasi tanpa adanya

74

afiksasi. Karakteristik dari konversi ini adalah baik base maupun output-nya mempunyai bentuk yang betul-betul identik [A]A=[A]N.

Perubahan atau transformasi adjektiva menjadi nomina dengan cara konversi memang tidak dapat dilihat dari fisiknya, tetapi dapat dirasakan dari konteks kalimatnya. Sebuah kategori kata dapat dengan mudah dilihat dalam kamus. Namun, akan lebih baik jika kategori kata tersebut ditentukan tidak melalui makna kata itu sendiri (makna literal), tetapi dilihat dari fungsi sintaksis dan maknanya dalam sebuah konteks kalimat. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut.

Tu es ma mignonne PRO2.sg adalah POSS1.sg.f.-ku ADJ.manis Kamulah manisku.

Pada contoh di atas kata mignonne jika dicek dalam kamus, maka kata tersebut masuk ke kelas kata adjektiva dengan makna literal ‘manis, lucu’. Namun, dalam konteks kalimat tersebut, adjektiva mignonne mempunyai makna ‘seseorang yang manis’ yang mengacu pada suatu nomina (seseorang) feminin. Hal ini juga diperkuat dengan adanya determinan posesif ma yang menyatakan kepunyaan untuk orang pertama tunggal dan digunakan untuk menerangkan nomina feminin tunggal sehingga makna ma + mignonne ‘manisku’.

Selain itu, sering kali sebuah adjektiva dapat menjadi nomina sebagai akibat dari elipsis atau penghilangan nomina yang diterangkan oleh adjektiva tersebut. Penghilangan nomina ini tidak merusak arti keseluruhan dari klausa atau kalimat tersebut, seperti La (ville) capitale, une (lettre) sirculaire, un (ondulation) permanente (Lauwer, 2008 :136).

75

De ces deux cravates, je prefere la bleue PREP DEM.f.pl NUM.dua N.f.dasi PRO1.sg V.lebih suka DEF.f.sg ADJ.biru ‘dari kedua dasi ini, saya lebih suka yang biru’

Pada kalimat ini la bleue merupakan sebuah grup nomina dengan tanpa menyebutkan nominanya. Namun, pembaca ataupun pendengar telah mengetahui bahwa makna le bleue tersebut adalah le (cravate) bleue ‘dasi yang berwarna biru’ karena cravate itu sendiri telah disebutkan pada frasa sebelumnya.

Selain itu, nominalisasi dengan cara konversi ini juga dilakukan untuk mempresentasikan seseorang atau sesuatu yang mempunyai karakteristik seperti yang disebutkan adjektivanya.

Il ne sait pas, le petit malheureux ! PRO3.sg NEG V.tahu DEF.f.sg ADJ.kecil ADJ.malang ’Dia tidak tahu, si (anak) kecil yang malang !’

Pada contoh kalimat di atas, le petit ‘si kecil’ merupakan grup nomina yang mengacu pada referen seorang anak yang mempunyai karateristik seperti yang disebutkan bentuk dasarnya (fisiknya kecil).

Jadi, pembentukan kata dengan cara konversi dapat dipresentasikan dengan kaidah :

A  [A + ø]N

Bentuk asal A yang berkategori adjektiva mengalami proses derivasi menjadi nomina tanpa adanya pembubuhan sufiks (zero morfem). Setelah proses konversi tersebut, bentuk turunan yang terbentuk disesuaikan dengan gender dan number dari referennya (jika mengacu pada makhluk hidup). Sesuai dengan karakteristik nomina bahasa Perancis, maka di depan bentuk turunan hasil

76

konversi tersebut diberikan determinan yang sesuai dengan konteksnya. Urutan proses konversi ini dapat dijabarkan dalam kaidah :

A  N  N  N  DET + N  (a) petit  petit  Le + petit (b) petit  petit  petite  Ma + petite (c) petit  petit  petite  petites  Ces + petites

Penjelasan:

(a) Adjektiva petit ’kecil’ menjadi nomina petit ’si kecil’, setelah itu mendapat determinan yang sesuai dengan gender, number, dan konteksnya yaitu le (artikel definit, maskulin singular) karena acuannya adalah seorang anak laki-laki.

(b) Adjektiva petit ’kecil’ menjadi nomina petit ’si kecil’(derivasi), kemudian terjadi proses infleksi dengan penambahan penanda gender feminin –e menjadi petite karena acuannya adalah seorang anak perempuan. Setelah itu mendapat determinan yaitu ma ’kepunyaanku’ (posesif, feminin singular) sehingga arti keseluruhan dari ma petite adalah ’anak (perempuan) kecilku’

(c) Adjektiva petit ’kecil’ menjadi nomina petit ’si kecil’(derivasi), kemudian terjadi proses infleksi dengan penambahan penanda gender feminin –e menjadi petite. Setelah itu terjadi proses infleksi lagi dengan penambahan penanda jamak –s sehingga menjadi petites, mengacu pada sekelompok anak kecil perempuan. Determinan yang digunakan yaitu ces ’ini/itu’ (demonstratif, maskulin atau feminin, plural) sehingga makna keseluruhan dari ces petites adalah ’anak-anak (perempuan) kecil ini’.

77

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses infleksi dapat terjadi setelah terjadinya proses derivasi adjektiva menjadi nomina. Dalam hal ini, proses infleksi yang terjadi yaitu penyesuaian bentuk yang disesuaikan dengan gender dan number acuannya. Setelah itu nomina yang terbentuk mendapat determinan yang juga sesuai dengan gender dan number dari nominanya.

Berikut ini dikemukakan beberapa contoh pembentukan nomina dengan cara konversi dengan menggunakan beberapa determinan yang ditemukan pada sumber data.

(a) Article definit

Article Definit Adjektiva Nomina

La (fem.sg) +

belle ‘cantik’  La belle ‘si cantik’ La (fem.sg) + Petite

‘kecil’ 

La petite ‘si kecil’

La (fem.sg) + malheureuse

‘malang’  La malheureuse ‘orang yang malang, sengsara’ Le (masc.sg) + Vide

‘kosong’  Le vide

‘kekosongan, lubang, hampa’ Le (masc.sg) + mechant

‘jahat’  Le mechante ‘(perbuatan/sikap) jahat’’ Les (m/f.pl) + miserables

‘sengsara’  Les miserables ’orang-orang melarat’ yang miskin, Les (m/f.pl) + Riches

‘kaya’  Les riches ‘orang-orang kaya’

Dalam prosesnya, penggunaan artikel definit dalam nominalisasi adjektiva harus disesuaikan dengan referen yang diacu atau ingin digambarkan oleh

78

adjektiva tersebut. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian Kaidah Penyesuaian (Adjusment Rules).

(b) Article indefinit Article

Indefinit

Adjektiva Nomina

un (masc.sg) + Mal

‘kurang baik, buruk’  Un mal

‘kesusahan, keburukan’ un (masc.sg) + Froid

‘dingin’  Un froid ‘rasa dingin, sikap tanpa emosi’ un (masc.sg) + paresseux

‘malas’  Un paresseux ‘pemalas’ une (masc.sg) +

Blonde

‘pirang’  Une blonde ‘(orang) berambut pirang’ des(fem.sg) + bêtes

‘bodoh, dungu’  des bêtes ‘kebodohan, ketololan’

Artikel indefinit merupakan determinan yang digunakan sebelum nomina yang tidak spesifik, yang penggunaannya juga disesuaikan dengan gender dan number dari nomina yang diacu. Jadi, ketika artikel indefinit dirangkaikan dengan bentuk yang telah dikonversi, juga harus memperhatikan referen yang diacu.

(c) Possesif

Possesif Adjektiva Nomina

Mon/ma ‘-ku ’ + cher/chere ‘sayang’  Mon cher (m.sg) Ma chere (f.sg)

‘sayangku’ Sa ‘-nya’ + fin ‘akhir’  Sa fin (f.sg) ’ tujuannya’

79

Ses ‘-nya’ + intimes ‘dekat, akrab’  Ses intimes (m/f.pl) ‘orang-orang dekatnya’ Ma ‘-ku ’ + mignonne ‘manis, lucu’  Ma mignonne (f.sg) ‘manisku’ Ma ‘-ku ’ + belle ‘cantik’  Ma belle (f.sg) ‘juwitaku’

Bentuk konversi yang mendapat determinan menggambarkan kepemilikan atau kepunyaan akan sesuatu baik benda abstrak maupun konkret. Penggunaannya juga tergantung dari gender dan number dari nominanya. Misalnya mon cher / ma chère, sama-sama berarti ‘sayangku’. Namun, makna mon cher mengacu pada seorang laki-laki (nomina maskulin tunggal), sedangkan ma chère mengacu pada seorang perempuan (nomina feminin singular).

(d) Demonstratif

Bentuk konversi juga dapat dirangkaikan dengan determinan demonstratif. Hal ini dapat dilihat pada data berikut ini.

Demonstratif Adjektiva Nomina

Cette + pauvre ‘miskin’  Cette pauvre (f.sg) ‘orang yang miskin ini’ Cette + desagréable

‘tidak nyaman’  Cette desagréable (f.sg) ‘ketidaknyamanan ini’ Ce + naif ‘naif, polos’  Ce naif (m.sg) ‘orang polos ini’

Determinan berikutnya yang juga digunakan di depan bentuk konversi adalah demonstratif. Sama seperti determinan lainnya, penggunaan demonstratif juga ditentukan oleh gender dan number, ce untuk nomina maskulin, cette untuk menggambarkan nomina feminin, dan ces digunakan untuk menerangkan mask/fem jamak, yang semuanya bermakna ‘ini/itu’.

80

Dalam hal ini, konversi adjektiva menjadi nomina sering kali terjadi atau dilakukan dengan penghilangan (elipsis) nomina inti yang diacu, seperti misalnya pada contoh cette pauvre ‘orang miskin itu’ terdapat inti yang dihilangkan sehingga hanya muncul adjektivanya yang menyatakan karakteristik atau keadaan dari nomina yang diacu. Jika dilihat dari konteksnya, frasa nomina yang seharusnya terbentuk adalah cette pauvre femme ‘wanita miskin itu’ di mana pada kenyataannya femme ‘wanita’ dihilangkan. Namun penghilangan ini tidak mengurangi arti keseluruhan dari klausa karena cette pauvre sudah dapat mewakili nomina yang dimaksud dan dapat dipahami dari konteksnya.

Dari uraian Kaidah Pembentukan Kata dengan cara konversi di atas, dapat disimpulkan bahwa adjektiva dapat ditransformasi menjadi nomina dengan tanpa adanya sufiksasi, tetapi dapat dilihat dari fungsi dan maknanya dalam konteks kalimat. Namun, ada hal yang perlu dicermati dalam nominalisasi adjektiva dengan konversi ini, yaitu bahwa tidak semua adjektiva dapat bertransformasi menjadi nomina dengan cara ini. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dengan lebih mendalam pada bagian fungsi dan makna dari proses nominalisasi adjektiva bahasa Perancis.