• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaidah Penyesuaian dalam Nominalisasi Adjektiva dengan Konversi Proses nominalisasi adjektiva dengan cara konversi terjadi dengan

PROSES NOMINALISASI ADJEKTIVA DALAM BAHASA PERANCIS

11. Nouveau(m) – nouvelle (f) ‘baru’

5.3.4 Kaidah Penyesuaian dalam Nominalisasi Adjektiva dengan Konversi Proses nominalisasi adjektiva dengan cara konversi terjadi dengan

sederhana karena tidak adanya pembubuhan sufiks, namun tetap memerlukan kaidah penyesuaian dalam pembentukannya. Penyesuaian pada proses ini terjadi pada penggunaan determinan dan adjektiva yang sesuai dengan acuannya. Penyesuaian-penyesuaian tersebut adalah sebagai berikut.

(1). Nomina konkret yang menggambarkan makhluk hidup

Ketika adjektiva tersebut dikonversi untuk membentuk nomina konkret yang mengacu atau menggambarkan suatu makhluk, hidup baik manusia maupun binatang, maka penggunaan determinan dan bentuk adjektiva disesuaikan dengan gender dan number dari referennyaMisalnya, la petite ‘si kecil’ maka referennya adalah seorang anak kecil perempuan, sedangkan jika referen yang diacu adalah

95

seorang anak laki-laki, maka akan dikatakan le petit ‘si kecil’. Contoh lain dapat dilihat sebagai berikut :

Elle les appelait <<ma mignonne, ma toute belle>> PRO3.sg COD.mereka V.memanggil POSS1 manis, POSS1.ADJ.cantik ’dia memanggilnya manisku, gadis cantikku’

Namun berbeda halnya jika bentuk konversinya bermakna sesuatu pada umumnya atau mewakili sekelompok orang, maka bentuk yang dipakai baik adjektiva maupun determinannya adalah bentuk maskulin baik tunggal maupun jamak.

Contoh :

Les petits paient pour les gros. DEF.m.pl ADJ.m.pl.kecil V.membayar PREP.untuk DEF.m.pl ADJ.m.pl.besar ‘(orang-orang) Yang kecil membayari (orang-orang) yang besar.’

Pada contoh di atas, tampak bahwa bentuk konversi les petits ‘orang-orang kecil’ dan les gros ‘‘orang-orang-‘orang-orang besar’ merupakan bentuk maskulin jamak yang maknanya mengacu pada sekelompok orang yang mempunyai kualitas seperti yang digambarkan oleh adjektivanya.

(2) Nomina abstrak

Jika nomina yang terbentuk melalui proses konversi ini menggambarkan nomina abstrak (- konkret), maka penggunaan determinan dan adjektivanya tidak tergantung dari gender dan number (Lauwers, 2008:138). Artinya, mereka hanya menggunakan determinan dan adjektiva untuk bentuk maskulin tunggal.

96

Contoh :

Le froid de la nuit DEF.m.sg ADJ.m.dingin PREP.dari DEF.f.sg NOM.malam ‘dinginnya malam’

Le beau de cette image est sa simplicité

DEF.m.sg ADJ.indah PREP itu gambar adalah POSS.3.f.sg.-nya NOM.f.sg.kesederhanan ‘yang indah dari gambar itu adalah kesederhanaannya’

Dari contoh di atas, diketahui bahwa le froid ‘dinginnya, hawa dingin’ dan le beau ‘yang indah’ merupakan bentuk nominalisasi adjektiva yang menggambarkan sesuatu yang abstrak (kata benda abtrak). Keduanya sama-sama menggunakan bentuk adjektiva maskulin tunggal yaitu penggunaan artikel definit le (m.sg).

Tidak seperti nominalisasi adjektiva dengan sufiksasi, pada pembentukan nomina dengan cara konversi ini, tidak ditemukan adanya Aturan Alomorfi maupun Aturan Pemenggalan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya perubahan bentuk baik pada bentuk dasar maupun bentuk turunannya. Hal itu terjadi karena karena bentuk dasar adjektiva yang dikonversi adalah identik dengan bentuk turunannya yang berkategori nomina.

5.4 Keluaran (Output)

Komponen yang terakhir dari Teori Morfologi Generatif model Aronoff adalah keluaran atau output yang dihasilkan dari proses pembentukan kata. Bentuk turunan yang dihasilkan harus memiliki kategori atau kelas kata, baik nomina, verba, adjektiva, maupun adverbia. Dalam penelitian ini keluaran yang dihasilkan, baik dari proses sufiksasi maupun konversi memiliki kategori nomina.

97

Dari keluaran yang dihasilkan, didapatkan bahwa sebagian besar bentuk dasar, baik adjektiva dasar maupun adjektiva turunan, dapat bertranformasi menjadi nomina melalui kedua proses sekaligus, yaitu baik dengan cara sufiksasi maupun dan dengan konversi. Namun, ada juga bentuk dasar adjektiva yang hanya mengalami salah satu proses saja (sufiksasi atau konversi). Beberapa contoh keluaran yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel berikut.

Bentuk dasar

adjektiva

Keluaran melalui

sufiksasi

Keluaran melalui konversi

Actif/active ‘aktif, gita’ Activité ‘aktivitas’ - Responsable ‘bertanggung jawab’ Responsabilité ‘tanggung jawab’ Un responsable

‘orang yang bertanggung jawab’ Curieux ‘ingin tahu’ Curiosité ‘keingintahuan’ Un curieux

‘orang yang selalu ingin tahu’ Mechant/mechante

‘kejam, jahat’

Mechanteté ‘kekejaman’

Les mechants

‘orang-orang jahat, kejam’ Faux/fausse

‘salah, palsu’

Fausseté

‘kekeliruan, kepalsuan’

Le faux

‘(hal) yang tidak benar, tiruan’ Beau/belle ‘cantik, indah’ Beauté ‘kecantikan, keindahan’ Le beau, la belle ‘yang indah, si cantik’ Frais/fraiche ‘segar, sejuk’ Fraicheur ‘kesejukan’ Le frais ‘udara segar’ Splendide ‘terang, gemerlap’ Splendeur ‘kegemerlapan’ - Blanc/blanche ‘putih’ Blancheur ‘(kualitas) putihnya’ Le blanc ‘warna putih’ Doux/douce ‘lembut’ Douceur ‘kelembutan’ Un doux

‘orang yang penuh kasih sayang’ Bête ‘bodoh’ Bêtise ‘kebodohan’ Une bête ‘orang/binatang bodoh’ Virulent/virulente ‘tajam’ Virulence ‘ketajaman’ - Souffrant/souffrante ‘penuh derita’ Souffrance ‘penderitaan’ - Las/lasse Lassitude -

98

‘lelah, bosan’ ‘kelelahan’ Solitaire ‘sendiri’ Solitude ‘kesendirian’ Un solitaire ‘pertapa’ Inquiet/inquiete ‘khawatir’ Inquietude ‘kekhawatiran’ - Galant ‘sopan (terhadap wanita) Galanterie ‘sikap sopan pada wanita’

Un galant

‘orang yang sopan, rayuan’ Egoiste

‘egois’

Egoisme ‘keegoisan’

Un egoiste

‘orang yang egois’ Miserable

‘sengsara’

- Un miserable

‘orang yang kesusahan’ Malheureux

‘malang, menyedihkan’

- Malheureux

‘orang yang malang’ Douloureux

‘terluka, sakit’

- Un douloureux

‘orang yang terluka, sedih’ Vide ‘kosong’ - Le vide ‘cekungan, lubang’ Rouge ‘merah’ - Le rouge warna merah’ Malade ‘sakit’ Maladie ‘penyakit’ La malade

‘si sakit, npenderita’ Chaud ‘panas’ - Le chaud ‘hawa panas’ Froid ‘dingin’ Froideur ‘sikap dingin’ Le froid ‘hawa dingin’ Envieux ‘iri hati’ - Un envieux

‘orang pencemburu, iri hati’ Berdasarkan proses yang terjadi dan keluaran yang dihasilkan dalam nominalisasi adjektiva bahasa Perancis, terlihat bahwa tidak semua adjektiva dapat diderivasi menjadi nomina dengan cara konversi. Sebaliknya, tidak semua adjektiva dapat dinominalisasi melalui proses sufiksasi. Misalnya, adjektiva warna hanya dapat diderivasi menjadi nomina dengan tanpa adanya sufiksasi (konversi), kecuali pada warna blanc ‘putih’ yang dapat bertransformasi menjadi nomina, baik dengan cara konversi (le blanc) maupun dengan penambahan sufiks {–eur}

99

menjadi blancheur. Tentu saja makna yang dibawa oleh tiap-tiap bentuk akan berbeda sesuai dengan konteksnya.

Pada umumnya, adjektiva yang biasanya hanya dapat digunakan sebagai pemeri sifat untuk menyatakan kualitas atau karakteristik pada makhluk hidup terutama manusia dapat mengalami kedua proses nominalisasi, misalnya adjektiva beau ‘cantik’, petit ‘kecil’, curieux ‘ingin tahu’, mechante ‘kejam, jahat’, sot ‘tolol’, bête ‘bodoh’, galant ‘sopan pada wanita’, égoiste ‘sifat egois’, dan lain-lain. Setelah dikonversi adjektiva tesebut dapat menjadi nomina konkret yang bermakna seseorang yang mempunyai kualitas/sifat (seperti yang disebutkan bentuk dasar). Sebaliknya, makna yang terbentuk melalui sufiksasi adalah menghasilkan nomina abstrak yang menyatakan kualitas atau keadaan seperti yang disebutkan bentuk dasar.

Pada bentuk dasar adjektiva miserable ‘menderita’, malheureux ‘malang’, dan douloureux ‘sakit (di tubuh), memilukan’ hanya mempunyai bentuk konversi yang bermakna seseorang yang mengalami seperti yang disebutkan adjektivanya (un miserable ‘orang yang (sedang) menderita’, un malhereux ‘orang yang malang’, un douloureux ‘orang yang (sedang) terluka’). Adjektiva-adjektiva tersebut merupakan adjektiva yang berasal dari nomina sehingga tidak mempunyai bentuk nominalisasi dengan pembubuhan sufiks karena sudah mempunyai bentuk nomina sendiri yaitu nomina yang menjadi dasar katanya, masing-masing adalah la misère ‘penderitaan’, le malheur ‘kemalangan, kesusahan’, dan la douleur ‘rasa sakit, penderitaan hati’.

100

Berdasarkan penjelasan itu, dapat disimpulkan bahwa dalam proses nominalisasi adjektiva, baik dengan proses sufiksasi maupun konversi, intuisi kebahasaan sangatlah memegang peranan penting dalam pembentukan suatu kata baru dan penentuan berterima tidaknya bentuk turunan yang dihasilkan. Kenyataan ini sesuai dengan Teori Morfologi Generatif itu sendiri yang mengenal adanya penutur yang ideal yang secara intuitif berbekal kemampuan bahasa bawaan.

101

BAB VI

FUNGSI DAN MAKNA GRAMATIKAL YANG TERBENTUK DALAM