• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Bandara dan Lingkungan

2.6 Kajian Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian terdahulu yang terkait atau memiliki relevansi dengan penelitian ini telah banyak dilakukan oleh para ahli dan peneliti di berbagai belahan dunia. Berdasarkan kajian terhadap literatur dan penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa penelitian tentang nilai kerja dan kepedulian lingkungan telah banyak dilakukan oleh para peneliti dengan mengambil sampel penelitian, baik dari satu negara maupun dari beberapa negara. Variabel-variabel penelitian yang digunakan untuk menjelaskan nilai kerja dan kepedulian lingkungan juga sangat variatif. Studi-studi yang dilakukan oleh berbagai peneliti terdahulu juga memisahkan nilai kerja dengan kepedulian lingkungan dan hal tersebut merupakan hal yang sangat berbeda dengan penelitian ini, dimana dalam penelitian ini, diuji pengaruh nilai kerja terhadap kepedulian lingkungan. Untuk lebih jelasnya, peneliti telah merangkum berbagai hasil penelitian terdahulu dalam Tabel 1.

Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu tentang Nilai Kerja dan Kepedulian Lingkungan

No. Penulis dan Judul

Penelitian

Metode yang Digunakan

Hasil Penelitian

1 Johansson dan Winroth

(2010): Introducing

environmental concern in manufacturing strategies: Implications for the decision criteria

Studi literatur Kepedulian terhadap isu

lingkungan dapat menyebabkan sejumlah implikasi potensial bagi kriteria keputusan.

2 Swarr (2007) : The Effect of Environmental Concern, Risk Perception, and Self- Regulatory Focus on Product Design Choices

Analisis deskriptif, korelasi,

regresi, dan AHP

Responden tidak secara emosional berkomitmen pada status quo dan tidak menghadapi hambatan nyata untuk bertindak. Pembenaran sering didasarkan pada pertimbangan tanggung jawab dan etika. 3 Brehm et al. (2006) : Community Attachments as Predictors of Local Environmental Concern Analisis faktor dan multivariat

Dua dimensi keterikatan berbeda dan berhubungan secara berbeda terhadap kepedulian lingkungan. Dalam kasus, dimana dimensi keterikatan sosial adalah prediktor yang secara statistik signifikan dari sikap terhadap isu lingkungan lokal, isu-isu tersebut mewakili budaya masyarakat dan identitas atau kesehatan.

4 Schneider (2010): The

Environmental Concern of Youth At A Ymca Youth Adventure Camp.

Analisis varians (ANOVA) dan a paired t-test

Base camp / rock pendakian dan surfing tampaknya mendorong perubahan besar dalam kepedulian lingkungan dibandingkan dengan kegiatan yang lain. Skor pre test Base camp adalah yang terendah dari semua kegiatan dan posttest mereka tertinggi dari semua kegiatan. Jika mereka baru saja mulai mempertanyakan ide-ide mereka dan nilai-nilai lingkungan, pengalaman baru dengan Adventure Camp remaja dapat menjelaskan perubahan drastis dalam sikap.

Lanjutan Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu tentang Nilai Kerja dan Kepedulian Lingkungan

No. Penulis dan Judul

Penelitian

Metode yang Digunakan

Hasil Penelitian

5 Alibeli dan White (2011): The Structure of Environmental Concern

Analisis CFA dan SEM

Kepedulian lingkungan terdiri dari tiga orientasi nilai yang berkorelasi, termasuk (1) nilai sosial-altruistik, (2) nilai

biospheric, dan (3) egoisme

atau self-interest orientation.

6 Hendrawan dan Samsul

(2007): Kepedulian Perusahaan terhadap Lingkungan

Studi Literatur Kepedulian perusahaan

terhadap lingkungan terutama terhadap masyarakatnya biasanya diungkapkan dengan berbagai kegiatan bakti sosial, peran serta perusahaan pada perayaan hari-hari besar, pembuatan fasilitas umum seperti MCK, mushola/ mesjid

dimasyarakat sekitar lingkungan perusahaan hingga

penanaman pohon dalam rangka reboisasi, mendukung

berbagai kampanye pengelolaan lingkungan.

7 Dewi (2009): Studi kasus: Pengetahuan, dan Kepedulian terhadap Lingkungan Hidup Analisis multivariate Anova dan komparasi multiple dengan metode Scheffe

Prestasi belajar siswa memberi

kontribusi terhadap pengetahuan lingkungan hidup.

Faktor kepramukaan dan prestasi belajar memberi pengaruh yang signifikan pada

kepedulian terhadap lingkungan hidup.

8. Kumurur (2008):

Pengetahuan, Sikap dan Kepedulian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan

Hidup Kota Jakarta

Analisis Chi Square

Kepedulian terhadap lingkungan hidup masih rendah. Umur dan

pengetahuan mahasiswa berhubungan dengan kepedulian

terhadap kualitas lingkungan hidup di Jakarta.

9 Suparka (1998): Dunia Usaha, industri, dan peningkatan kepedulian lingkungan

Studi literatur Tingkat kepedulian masyarakat

terhadap lingkungan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, kondisi dan tingkat ekonomi, sosial, serta budaya masyarakat di suatu wilayah.

Lanjutan Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu tentang Nilai Kerja dan Kepedulian Lingkungan

No. Penulis dan Judul

Penelitian

Metode yang Digunakan

Hasil Penelitian

10 Pherigo (1997): Gender, an Ethic of Care and Environmental Concern

Analisis

deskriptif dan multivariate

Terdapat hubungan signifikan antara gender, an ethic of care dan kepedulian lingkungan. Ideologi politik, harapan terhadap karir, dan ras merupakan faktor penentu kepedulian lingkungan.

11 Ross (1992): Work

Attitudes and Management Values: The

Hospitality Industry Analisis statistika deskriptif dan Kruskal Wallis. Manajemen memerlukan beberapa faktor seperti prestasi, otonomi, afiliasi, dan dominasi sebagaimana dianggap penting oleh banyak siswa.

12 Dose (1997): Work values: An integrative framework and illustrative application to organizational socialization

Studi literatur Sekali pemimpin telah

menentukan nilai yang akan dicari oleh anggotanya, klasifikasi nilai-nilai tersebut yang sesuai dengan kerangka nilai kerja akan membantu mereka menetapkan kebijakan yang tepat untuk memastikan bahwa pendatang baru, pada kenyataannya, memegang nilai- nilai penting.

13 Cheung dan Scherling (1999) : Job satisfaction, work values, and sex differences in Taiwan’s organizations

Analisis regresi dalam dua langkah.

Perbedaan jenis kelamin bukanlah penyebab perbedaan dalam nilai kerja. Menempatkan nilai tinggi pada dimensi tugas dan tim dan nilai yang lebih rendah pada dimensi reward tampaknya menyebabkan kepuasan kerja yang lebih besar. 14 Alas dan Wei (2007) :

Institutional impact on work – related values in Chinese Organization.

Penelitian empiris dengan Uji t

Terdapat perbedaan pada nilai yang berhubungan dengan pekerjaan di kelompok usia yang berbeda. Perbedaan terbesar antara kelompok usia terdapat pada peringkat Leadership Ideological Values, Ethical Values, Specialty- Related Values, Social Values And Cultural Values.

Lanjutan Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu tentang Nilai Kerja dan Kepedulian Lingkungan

No. Penulis dan Judul

Penelitian Metode yang Digunakan Hasil Penelitian 15 Pan et al. (2010): A cross-cultural investigation of work values among young executives in China and the USA

Uji t dan analisis konten.

Responden Cina memiliki skor signifikan lebih tinggi pada dimensi hirarkis-vertikal dibandingkan responden Amerika, meskipun kedua kelompok tidak berbeda secara

signifikan pada dimensi kolektivisme-

individualisme. Dalam studi yang melibatkan penggunaan penyelesaian dilema etika, subyek Amerika menerapkan egalitarianisme sebagai nilai yang paling sering mereka nyatakan, mencerminkan perspektif horisontal mereka. Subyek Cina, sebaliknya, sangat bergantung pada sistem nilai

vertikal tradisional untuk menyelesaikan dilema

etika.

16 Selmer dan Littrell

(2010): Business managers’ work value changes through down economies.

Analisis

Manova dan Anova

Terdapat perubahan yang signifikan secara statistik pada perbedaan penting bagi individu-individu dari nilai kerja tertentu selama kondisi kemerosotan ekonomi eksternal. Teori-teori hirarki kebutuhan memberikan sebuah kerangka kerja yang sesuai bagi pentingnya pergeseran nilai kerja akibat kondisi ekonomi lokal. 17 McGuiness (2009): Obstacle and opportunities: organizational culture and environmental practices of the Vancouver Airport Authority

Analisis regresi berganda

Meskipun usia dan konektivitas secara alami adalah prediktor yang paling signifikan dari nilai- nilai lingkungan umum dan perilaku, perilaku yang terkait dengan pekerjaan diprediksi paling baik oleh faktor sumber daya manusia seperti dukungan manajemen puncak, pelatihan, pemberdayaan, kerja tim, dan program hadiah.

Penelitian ini secara khusus memfokuskan perhatian pada pengaruh nilai kerja terhadap kepedulian lingkungan di bandara. Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian yang mengkaitkan nilai kerja dan kepedulian lingkungan di bandara belum pernah dilakukan di Indonesia seperti yang dilakukan dalam studi ini. Kumurur (2008) melakukan penelitian di Indonesia untuk melihat pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tingkat kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan hidup di kota Jakarta, tetapi tidak memasukkan nilai kerja sebagai variabel independen seperti yang dilakukan dalam penelitian ini.

Penelitian lainnya yang terkait dengan nilai kerja diantaranya dilakukan oleh Cheung dan Scherling (1999) tentang nilai kerja di Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin bukanlah penyebab perbedaan dalam nilai kerja. Selain itu, hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menempatkan nilai tinggi pada dimensi tugas dan tim, serta nilai yang lebih rendah pada dimensi reward menyebabkan kepuasan kerja yang lebih besar pada diri karyawan.

Dose (1997) juga melakukan penelitian tentang nilai kerja sebagai sebuah kerangka kerja yang integratif terhadap sosialisasi organisasi. Hasil penelitiannya menemukan bahwa pemimpin berperan dalam menentukan nilai yang akan dicari oleh anggotanya. Klasifikasi nilai-nilai tersebut yang sesuai dengan kerangka nilai kerja akan membantu pemimpin menetapkan kebijakan yang tepat untuk memastikan bahwa pendatang baru, pada kenyataannya, memegang nilai-nilai penting. Selanjutnya Pan et al. (2010) melakukan penelitian tentang investigasi lintas kultural terhadap nilai kerja para eksekutif muda di China dan Amerika Serikat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa para eksekutif muda Cina memiliki skor signifikan yang lebih tinggi pada dimensi hirarkis-vertikal dibandingkan responden Amerika, meskipun kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan pada dimensi kolektivisme-individualisme. Dalam studi yang melibatkan penggunaan penyelesaian dilema etika, subyek Amerika menerapkan egalitarianisme sebagai nilai yang paling sering mereka nyatakan, mencerminkan perspektif horisontal mereka. Subyek Cina, sebaliknya, sangat bergantung pada sistem nilai vertikal tradisional untuk menyelesaikan dilema etika. Meskipun

negosiator Amerika dan Cina menunjukkan kolektivis sebaik seperti orientasi individualis, fokus mereka pada dasarnya berbeda.

Beberapa peneliti mengkaitkan kepedulian lingkungan dan variabel- variabel demografi responden di berbagai sektor di luar bandara seperti Johansson dan Winroth (2010), Swarr (2007), Schneider (2010), Alibeli dan White (2011), Dewi (2009), Kumurur (2008), dan Pherigo (1997), tetapi tidak menguji hubungannya dengan nilai kerja sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian ini. Sementara McGuiness (2009) meneliti mengenai budaya perusahaan dan praktek lingkungan di bandara Vancouver, Kanada, akan tetapi tidak memasukkan variabel nilai kerja ke dalam model penelitiannya sebagaimana dilakukan dalam penelitian ini. Suatu perbedaan penting lainnya dari penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini menilai pengaruh nilai kerja terhadap kepedulian lingkungan di lima bandara di Indonesia dan hal ini belum pernah dilakukan oleh para peneliti lainnya di Indonesia.