• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PROGRAM 2.1. Kategori Program

BAB II KAJIAN PROGRAM

KAJIAN PROGRAM 2.1. Kategori Program

Televisi merupakan paduan antara audio siaran dan video gambar yang bergerak, seiring perkembangan zaman, televisi menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk mendapatkan infomasi dalam dunia komunikasi, baik mancanegara

9

maupun dunia. Sebagai sarana informasi, televisi merupakan sarana yang paling diminati, karena selain dapat menghasilkan gambar dan suara sekaligus juga dapat menghadirkan informasi tentang suatu kejadian ditempat dan waktu yang bersamaan. Segala jenis siaran yang diberikan oleh televisi ialah dapat memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak (audien) sehingga audien mendapatklan informasi tambahan saat menyaksikan televisi

Televisi dimasukkan ke dalam golongan audio visual. Yaitu media yang menyampaikan informasi melalui indera penglihatan dan pendengaran. Televisi mempermudahkan masyarakat untuk menerima pesan yang disampaikan secara mudah dan dapat dinikmati dimanapun. Televisi juga merupakan sarana hiburan bagi masyarakat. karena melalui televisi berbagai tayangan yang disajikan dari stasiun televisi akan diterima dengan mudah oleh masyarakat melalui indera penglihatan dan pendengaran.

Menurut Morissan (2008:218) memaparkan bahwa: “Program informasi adalah segala jenois siaran yang tujuannyan untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) pasa khalayak audience”.

Menurut Morissan (2008:217) memaparkan bahwa:

Televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenis nya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan kutipan di atas penulis memilih hiburan program yang menyajikan hiburan dan informasi kategori program magazine show “XPLORENESIA” dengan

10

tujuan selain memberikan informasi kepada audience melalui rubrik-rubrik yang diberikan, program ini juga bisa membuat audience terhibur dengan berbagai shot serta pembawaan yang ceria dari pembawa acaranya. Alasan memilih program XPLORENESIA adalah, di program ini menyajikan destinasi wisata yang menarik di tanaha air. Selain itu penulis juga memberikan informasi dan keanekaragaman tanah nusantara dengan maksud menambahkan rasa cinta kepada tanah air. Di XPLORENESIA ini penulis memilih tema traveling, alasannya karena tema ini sangat banyak diminati para remaja dan dewasa untuk menjadikan referensi tujuan wisata. 2.2 Format Program

Berbicara tentang media massa, maka sangat erat kaitannya tengan telekomunikasi dan informasi. Karena melalui media massa masyarakat yang membutuhkan informasi bisa mudah mendapakan baik dari media cetak dan elektronik. Menurut Suprapto (2009:17) “Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, ide, sikap ke banyak orang biasanya menggunakan mesin atau media yang diklarifikasikan sebagai media massa seperti siaran radio, siaran televisi, majalah atau film”.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan media massa sangat dibutuhkan masyarakat untuk mendapatkan informasi serta menjadi sumber informasi yang mudah diterima dengan cepat. Walaupun jarak satu masyarakat dengan masyarakat lainnya bisa mendapatkan berita atau informasi melaui siaran media massa. Hal itulah yang membuat media massa secara tidak langsung berperan penting kepada kehidupan masyarakat.

Menurut Djamal (2011:167) menyimpulkan bahwa format acara televisi adalah sebuah perkembangan kreativitas program televisi saat ini telah melahirkan berbagai

11

bentuk program yang beragam. Keunikan program televisi berjalan seiring dengan trend gaya hidup masyarakat di sekitarnya yang saling mempengaruhi sehingga munculah ide-ide yang menampilkan format baru pada program televisi agar memudahkan, produser, sutradara dan penulis naskah menghasilkan karya yang spektakuler.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan format acara adalah bagian terpenting untuk mengembangkan kreativitas dalam membuat program yang menarik dan inovatif mengikuti arus trend masyarakat. Dalam suatu program televisi harus dibuat mengikuti apa yang diinginkan penonton. Format acara televisi harus memiliki konsep acara yang sesuia dengan keinginan penulis dan menyesuaikan dengan target audience itu sendiri. Penulis membuat frogram televisi sesuai kreatifitas dan imajinasi yang mengutamakan hiburan dan informasi yang akurat.

Menurut Djamal dan Fachruddin (2011:157) ada beberapa format acara televisi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Drama/fiksi (timeless dan imajinatif): Tragedi, aksi, komedi, cinta/romantisme, legenda, horror. Drama adalah pertunjukkan yang menyajikan cara mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.

2. Non drama (timeless dan factual): musik, magazine show, talkshow, repacking, gameshow, kuis, talent show, Competition show. Non drama bisa disebut sebagai Program yang mengedepankan informasi, dan pendidikan.

3. Berita/news (aktual dan faktual): Berita, current affairs program, sport, magazine show, feature. Berita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi bedasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan ackual yang disajikan

12

dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkjan sifat liputan yang independent.

Dari pengertian di atas penulis menarik kesimpulan bahwa ada banyak sekali format acara televisi yang harus dipahami pengertiannya agar tidak salah memilih format acara. Berkaitan dengan konsep program yang penulis buat, penulis memilih format acara non drama magazine show.

Program magazine show dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit. Mingguan, bulanan tergantung dari kemauan produser. Dalam program itu juga terdapat rubrik-rubrik tetap yang berisi bahasan-bahasan.

Menurut Purwokusumo dan Riswandi (2009:40) Magazine show adalah format acara televisi yang mempunyai format menyerupai majalah (Media Cetak) yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam rubrik dan tema yang disajikan dalam reportase actual dan timeless sesuai dengan minat dan tendensi dari target penontonnya. Program magazine mirip dengan program feature, perbedaannya kalau program feature satu pokok permasalahan disoroti dari aspek dan disajikan lewat berbagai format sementara itu program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan seperti wanita, film, pendidikan dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format.

Adapun jenis-jenis dari majalah udara menurut Purwokusumo dan Riswandi (2009:40) yaitu:

1. Majalah Berita (News Magazine)

Program ini berisikan tentang peristiwa-peristiwa actual yang mempunyai nilai berita dan ditunjukkan pada pendengar umum. Biasanya dibuat pada moment-moment tertentu yang bersikap akrab atau monumental seperti Pemilu, Munas atau Muktanar Partai Politik, seputar Idul Fitri, memperingati hari kemerdekaan dan sebagainya. 2. Majalah Masalah (Subject Magazine)

13

Materi informasi yang disajikan dalam majalah udara jenis ini bersifat tunggal, misalnya khusus mengenai kesehatan, lingkungan, hukum, ekonomi, pendidikan, musik, film teater dan sebagainya. Sasaan umum jenis masalah ini bisa umum bisa khusus.

3. Majalah Pendengar Khusus (Special Audience Magazine)

Stressing atau titik pijat majalah udara adalah target audience-nya yaitu, misalnya sekelompok anak-anak, remaja, dewasa, ibu-ibu, mahasiswa, petani, nelayan, buruh industri dan sebagainya. Semua masalah kehidupan dapat dijadikan topik siaran untuk target audience manapun, misalnya masalah kesehatan. Topik ini bisa dibuat dalam bentuk majalah udara untuk anak-anak, remaja, orang dewasa, ibu-ibu dan sebagainya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pendekatannya yang berbeda pada target audience-nya.

4. Majalah Variasi (Variety Magazine)

Program ini menyajikan berbagai materi dengan berbagai kepentingan. Tidak hanya menyajikan informasi aktual, nilai pendidikan, tetapi juga hiburan. Sasarannya adalah pendengar umum dan tujuannya adalah menghibur.

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa program kami termasuk dalam Magazine subject, karena program kami menyajikan khusus mengenai destinasi wisata yang memiliki berbagai rubrik serta dikemas secara menarik dalam pembuatan program televisi non drama magazine show yang berjudul XPLORENESIA. Penulis

14

memilih format program magazine show agar dapat memberikan informasi denagn gaya yang lebih santai agar lebih muda diterima masyarakat.

Menurut Wibowo (2007:196) program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format.

Sesuai pendapat di atas magazine show merupakan tayangan yang tidak hanya menayangkan atau fokus pada satu bahasan. Tetapi magazine show program yang membahas satu bidang kehidupan yang dikemas melaui rubrik-rubrik dalam satu format. Penulis kemudian mengambil format program magazine show agar bisa memberikan informasi dengan gaya yang lebih santai supaya lebih mudah diterima masyarakat. dalam format magazine show, penulis memilih tema traveling dan dibagi dalam tiga segmen.

2.3 Judul Program

Dalam Tugas Akhir ini penulis memberikan judul program televisi non drama magazine show yaitu “XPLORENESIA”. Nama tersebut di ambil dari singakatan Explore dan Indonesia Jika diuraikan satu persatu: menurut Wibowo (2015 : 113) Kamus Besar Bahasa Inggris (KBBI) kata explore memiliki arti menjelajahi, telusur. Sedangkan “nesia” diambil dari kata Indonesia. bila digabungkan “XPLORENESIA” mempunyai arti kegiatan menjelajahi Indonesia.

Penulis menyimpulkan bahwa, program XPLORENESIA mempunyai tujuan untuk memberikan referensi destinasi tempat wisata yang yang penuh dengan keindahan dan keanekaraman yang dikemas secara menarik, dengan dipandu host yang ceria penulis dan tim sepakat pada episode ini “XPLORENESIA” akan membahas tentang menelusuri keindahan alam, budaya, dan keunikan Indonesia.

15

2.4Target Audience

Dalam membuat atau memproduksi suatu program kita harus mengetahui beberapa hal yang penting sebelum ditayangkan di stasiun televisi. Salah satunya adalah memiliki target audience yang jelas di program tersebut. Karena target audience adalah yang menentukan pemasaran suatu program.

Menurut Morissan (2008:148) Segmentasi audiens adalah suatu konsep yang sangat penting dalam mengembangkan bisnis penyiaran. Segmentasi diperlukan agar media penyiaran dapat melayani audiens secara baik melakukan komunikasi yang lebih persuasif dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan audiens yang dituju.

Dalam kutipan di atas dapat disimpulkan menentukan target audience dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, dan status ekonomi sendiri. Audience dibedakan menurut usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua.

Biro pusat statistik (BPS) dalam Morissan (2008:151) membagi audience atau pasar berdasarkan usia yang dikelompokkan sebagai berikut : menurut Morissan (2008:151) “ Dilihat dari jenis kelamin tidak semua program dapat dibedakan menurut segmen ini. Program Drama dan komedi misalnya jarang dibedakan menurut segmentasi audeince berdasarkan jenis kelamin (gender)”.

Program sering kali menggunakan segmentasi usia di atas dalam menjangkau audience yang diinginkan sehingga kita mengetahui program untuk audience anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua. Target audience dilihat dari status ekonomi sudah pasti mempengaruhi penayangan program. Selera atau kesukaan seseorang memang sangat dipengaruhi kelas sosialnya termasuk selera dalam suatu program yang ditontonnya maupun didengarnya dari media penyiaran. Pendapatan seseorang akan

16

menentukan di kelas sosial mana berada dan kedudukan seseorang dalam kelas sosial akan mempengaruhi kemampuannya dalam menerima dlam mengkonsumsi tayangan media.

Menurut Morissan (2008:170-174) target audience dibagi menjadi 3 (tiga) antara lain:

Analisa target jenis kelamin

Untuk program televisi non drama magazine show “XPLORENESIA” ini ditunjukkan kepada pria dan wanita, dengan skala presentase yang seimbang. Karena walaupun yang menyukai kegiatan menjelajah suatu tempat umumnya laki-laki. Namun sekarang juga para wanita yang memiliki kegemaran serupa. Program ini juga diperuntukkan untuk para laki-laki dan wanita yang mempunyai jiwa traveling. Memberikan referensi kepada mereka tempat-temapat mana saja yang layak untuk dikunjungi.

Analisa target usia

Biasanya audience dibedakan menurut usia yaitu, anak-anak, remaja, dewasa dan oran tua. Untuk program televisi non drama magazine show XPLORENESIA ini target usia yang kami buat adalah remaja sampai dewasa berumur 15-35 tahun.

Analisa target pendapatan (Status Ekonomi Sosial)

Selera atau konsumsi sesorang sangat dipengaruhi oleh kelas sosial ditempatinya termasuk selera terhadap program yang ditonton atau didengarnya dari media penyiaran. Pendapatan seseorang akan menentukan di kalas sosial mana dia berada dan kedudukan seseorang dalam kelas sosial akan mempengaruhi kemamapuannya mengakses sumber-sumber daya dan kecenderungannya dalam mengkonsumsi media.

17

Menurut Morissan (2009174:175) Status ekonomi sosial dibagi menjadi enam bagian yaitu:

Kelas atas-atas (A+)

Kela atas bagian bawah (A) Kelas menengah atas (B+) Kelas menengah bawah (B-) Kelas bawah bagian atas (C+) Kelas bagian bawah (C)

Berdasarkan uraian di atas program magazine show ini untuk jenis kelamin Pria dan Wanita dengan usia 15 tahun sampai 35 tahun karena program acara ini berisikan tentang kegiatan traveling. Untuk program televisi non drama magazine show “XPLORENESIA” ini kami tentukan kepada penonton dengan status sosial B dan C yaitu kelas menengah bawah sampai kelas atas bagian bawah. Alasannya untuk biaya referensi tempat wisata yang penulis sajikan masih dikatagorikan terjangkau untuk kalangan B dan C.

2.5. Karakteristik Produksi

Media televisi mempunyai kelebihan selain bisa didengar televisi juga bisa dilihat (audio visual) dalam karakteristrik produksi ada dua metode siarannya, yaitu secara live (langsung) dan tapping.

Menurut Djamal (2011:162) Pada saat mode siaran langsung (live) semua operasional studio berjalan seperti pada mode rekaman, hanya saja proses latihan take (rehearsal) tidak dilakukan seperti pada proses rekaman. Pada proses rekaman waktu rehearsal dilakukan relatif agak lama agar pengisi acara dapat melakukan proses rekaman dengan lancar, namun pada mode siaran langsung tidak tersedia cukup waktu

18

untuk hal itiu. Karena harus tepat waktu sesuai slot waktu yang disediakan untuk acara live dari studio tersebut.

Menurut Rusman alatief (2015:152) Tapping merupakan kegiatan merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio video. Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda dengan peristiwanya. Misalnya rekaman dilakukan pada minggu lalu. Ditayangkan minggu ini atau rekaman dilakukan pada pagi harinya akan disiarkan malam hari.

Dari kedua kutipan di atas, penulis memilih produksi secara tapping atau rekaman (record) dikarenakan pengambilan gambar yang membutuhkan waktu tidak sediki untuk melakukan shooting yang berpindah-pindah lokasi. Selain itu penulis juga membutuhkan persiapan yang matang agar program dapat tayang maksimal terutam di tahap penyuntingan gambar agar terlihat bagus dan menarik di mata audience.

Di dunia broadcasting penggunaan kamera sudah menjadi wajib digunakan. Aspek pengambilan gambar dalam karya audio visual disebut dengan teknik kamera dan dijalannkan oleh penata kamera. Demikian juga dalam proses pembuatan sebuah program peran kamera sebagai unsur perekam tiap adegan sebagai bentuk visualisasi cerita yang telah dirancang.

Pembahasan kali ini difokuskan pada bagaimana teknik acting dalam menggambarkan cerita dari naskah bisa tervisualisasikan. Tentu saja dalam menerapkan perekaman adegan shooting itu terdiri daribeberapa teknik baik melalui teknik perekaman dengan single camera atau menggunakan multi camera.

Single camera adalah sistem dari tata cara produsi audio visual yang hanya menggunakan satu kamera. Sedangkan multi camera adalah suatu proses produksi

19

dengan menggunakan dua camera atau lebih camera yang terhubung dalam satu sistem yang terintegrasi.

Dengan ini penulis menyimpulkan program XPLORENESIA menggunakan teknik multi camera kerena. Membutuhka teknik dari pengambilan gambar agar maksimal.

BAB III

Dokumen terkait