Tabel III.6 DAILY PRODUCTION REPORT
3.2 Proses Kerja Pengarah Acara
Dalam produksi Magazine show XPLORENESIA penulis bertanggung jawab sebagai Pengarah Acara. Pengarah Acara merupakan bagian yang paling atas dari sebuah team work atau orang yang bertanggung jawab sebagai otak sejak pra produksi hingga pasca produksi. Seorang Pengarah Acara juga harus bisa memimpin timnya dari segala aspek. Mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi
Menurut Morissan (2008:8) “Sutradara adalah orang yang bertanggung jawab menerjemahkan kata-kata tertulis (skrip) menjadi suara atau gambar tertentu.”
Dari kutipan di atas seorang Pengarah Acara juga harus bisa memahami karakter host agar bisa menghasilkan karya yang luar biasa. Selain memahami karakter host, Pengarah Acara juga harus bisa menyatukan pikiran terhadap semua tim yang bekerja. Sedangkan menurut Habert Zettl dalam Naratama (2004:7) “Sutradara adalah orang yang bertugas memberikan pengarahan kepada pemain atau pengisi acara danb teknis operasional. Secara langsung bertanggung jawab memindahkan secara efektif yang tertulis di dalam naskah ke dalam bentuk audio visual.”
Pengarah Acara adalah orang yang berperan besar dalam suatu produksi program televisi atau film. Sebagai pemimpin Pengarah Acara harus bisa menguasai semua konten yang tertulis poada naskah dan menjadikan sebuah karya audio visual.
Menurut Naratama (2015:5) “Sutradra televisi adalah sebutan bagi seorang yang mempunyai profesi menuyutradarai program acara televisi baik untuk drama maupun nondrama, dalam produksi single atau multicmera.”
Pengarah Acara televisi adalah seorang yang harus mempunyai ide kreatif dalammembuat suatu program acara baik itu drama maupun nondrama. Dalam ide
56
kreatif itu seorang Pengarah Acara harrus mampu mengolah suatu program acara menjadi menarik untuk ditonton
Pengarah Acara Televisi adalah seseorang yang harus mempunyai ide kreatif dalam membuat suatu program acara baik itu drama maupun nondrama. Dalam ide kreatif itu, seorang pengarah acara harus mampu mengolah suatu program acara menjadi menarik untuk ditonton oleh masyarakat. Tidak hanya mempunyai ide kreatif, seorang pengarah acara harus memiliki wawasan yang luas dalam mengolah sebuah karya dalam bentuk audio visual. Seorang pengarah acara televisi harus kreatif dalam menciptakan suatu karya audio visual dari pra hingga pasca produksi.
Menurut Naratama (2013:16), ”Sutradara Televisi adalah seseorang yang menyutradarai Program Acara Televisi yang terlibat dalam proses kreatif dari Pra hingga Pascaproduksi, baik untuk Drama maupun Nondrama dengan lokasi di studio (indoor) maupun alam (outdoor), dan menggunakan sistem produksi single dan/atau multi-camera.”
Dari membuat konsep sampai dengan pengemasan karya audio visual tersebut, seorang pengarah acara harus kreatif dan bertanggung jawab akan semua itu. Pengarah Acara televisi juga harus mampu mengolah suatu program dengan baik dimanapun tempatnya baik indoor maupun outdoor. Selain bertanggung jawab pada suatu program dari pra hingga pasca produksi, seorang pengarah acara juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan arahan kepada semua tim baik pada saat pra maupun hingga pasca produksi agar menghasilkan suatu program yang bagus. Memberikan arahan kepada semua tim yang bertugas merupakan suatu komunikasi paling penting pada pembuatan suatu program, karena dengan komunikasi yang berjalan dengan lancar suatu program dapat membuahkan hasil yang maksimal dan menciptakan karya yang berkualitas.
57
3.2.1 Pra Produksi
Pada saat awal inilah, seorang pengarah acara harus menunjukan sikap dan tanggung jawabnya, mulai dari memilih job description hingga mencari ide kreatif Pra produksi merupakan awalan dari setiap produksi suatu karya, produksi karya mampu berjalan dengan lancar dan sukses karena berangkat dari persiapan pra produksi yang mantap.
Menurut Naratama (2013:262), “Pra Produksi adalah berbagai kegiatan persiapan sebelum pelaksanaan produksi dimulai”.
Di balik suksesnya suatu program televisi pasti ada perencanaan untuk membuat suksesnya program tersebut seperti menentukan konsep yang akan dibuat, membuat naskah, dan mencari lokasi yang akan dipakai. Setelah konsep, naskah, dan lokasi sudah disiapkan lalu penulis membuat director treatment yang akan berguna pada saat produksi nanti untuk mempermudah pada pengambilan gambar agar berjalan dengan lancar. Jika semua itu sudah dipersiapkan tugas pengarah acara lainnya adalah untuk mencari host yang akan dipakai (casting host) yang bertujuan agar host yang diinginkan sesuai dengan konsep yang sudah dibuat.
Penulis bekerja sama dengan tim untuk menentukan format acara apa yang akan dibuat. Format acara yang penulis buat yaitu program televisi nondrama magazine show yang berjudul XPLORENESIA Ynag berisikan seputar informasi dan hiburan. Penulis harus bisa menuangkan ide kreatifnya untuk membuat program magazine show yang menarik untuk ditonton. XPLORENESIA merupakan suatu program televisi yang tiap minggunya menayangkan berbagai tema yang berbeda dan untuk kali ini penulis menampilkan tema “Wisata”. Konsep sudah matang. Penulis meminta Penulis Naskah
58
untuk menuangkan idenya ke dalam naskah atau script. Dan untuk tema kali ini penulis bersama tim memilih lokasi shooting yang berada di Sumatra Barat tepatnya di Kota Padang
Lokasi juga berpengaruh pada suksesnya suatu program televisi karna lokasi menentukan gambaran yang sesuai dengan konsep yang sudah dibuat. Pada pencarian lokasi ini penulis berkoordinasi dengan penata kamera untuk menentukan teknik pengambilan gambar yang akan dilakukan pada saat produksi nanti. Lokasi yang diinginkan oleh penulis adalah sesuai dengan rubrik yang sudah dibuat. Lokasi yang penulis pakai hampir semuanya memakai tempat di luar (outdoor) seperti tempat wisata di Sumatra Barat dan (indoor) seperti di dalam Cafe.
Setelah konsep sudah ditentukan, naskah sudah dibuat, dan lokasi sudah didapatkan, selanjutnya membuat director treatment yang berguna untuk membayangkan gambar yang akan diambil pada produksi nanti oleh penata kamera. Dalam tahap ini juga penulis melakukan pencarian host untuk membawakan program ini sesuai dengan konsep yang sudah dibuat. Host yang penulis inginkan adalah host yang memiliki wawasan yang luas, yang mengerti tentang tema yang akan dibawakan yaitu Wisata di Sumatra Barat. Setelah melakukan casting host selanjutnya penulis melakukan reading dengan host yang berguna agar host nantinya akan menguasai naskah dan konsep yang sudah dibuat oleh penulis. Penulis juga mengarahkan tiap masing-masing tim sesuai dengan jobdesk mereka dan selalu melakukan diskusi agar terjalin suatu komunikasi yang lancar.
59
3.2.2 Produksi
Untuk tahap ini penulis sudah mempersiapkan segala sesuatunya seperti naskah untuk host lokasi untuk menentukan wawancara narasumber dan host director treatment untuk mempermudah pengambilan gambar serta mempersiapkan host untuk membawakan acara. Tahap ini penulis melakukan briefing kepada tim yang bertujuan untuk mengingatkan kembali tugas apa yang harus mereka lakukan. Penulis berhak mengambil keputusan untuk merubah atau mengganti konsep pada saat produksi tergantung situasi dan kondisi pada saat di lapangan.
Produksi ini penulis menggunakan naskah untuk host yang lebih mudah untuk diingat oleh penonton dengan menggunakan kata-kata yang menjurus seputar dunia wisata yang sesuai dengan tema program. Untuk lokasi pada saat produksi penulis beserta tim memilih tempat yang bernuansa dengan tema program memakai beberapa tempat di luar (outdoor) seperti salah satu nya Jam Gadang. Director treatment yang penulis buat memakai konsep pengambilan gambar yang beralur atau bercerita sehingga bertujuan untuk menarik penonton untuk menonton.
Menurut Latief dan Utud (2015: 152) “Produksi (production) adalah upaya mengubah naskah menjadi bentuk audio video (AV). Produksi berupa pelaksanaan perekaman gambar (taping) atau siaran langsung (live).”
Tidak semua rancangan yang telah di design di pra produksi dapat terealisasikan secara sempurna di tahap produksi karena adanya beberapa kendala, disini sutradara bisa menjadikan lebih baik lagi dari apa yang telah di rencanakan sebelum. Namun, dalam memimpin sebuah tim produksi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang kru, kadang kala seseorang yang menjadi pengarah acara harus bisa bersikap rendah hati dan menghargai orang-orang yang bekerjasama dengannya. Sutradara tidak boleh
60
memimpin tim dengan sikap arogan ataupun egois, karena apapun yang terjadi nanti adalah hasil karya dibuat oleh team work. Pengarah Acara disaat produksi harus berlapang dada menerima masukan dari anggota tim yang lain sekiranya masukan itu bagus untuk karya yang dibuat, karena dibutuhkan konsentrasi yang sangat kuat dan juga stamina serta kemampuan untuk menyelaraskan suasana agar tidak mudah lelah, marah, ataupun kehilangan akal.
Di saat produksi pengarah acara terlebih dulu mengambil bagian penting dari isi konten terutama dialog host yang telah diatur dalam director treatment. Sebelum proses pengambilan gambar pengarah acara terlebih dahulu reading host, untuk tidak terjadi banyaknya pengulangan pengambilan shot yang sama. Setelah daftar shot yang ada di director treatment sudah diambil lalu pengarah acara memerintahkan penata kamera untuk mengambil beberapa stock shot guna mengantisipasi kekurangan gambar dan bisa mempermudah punyunting gambar dalam pemilihan shot. Tidak jarang ide beberapa shot dan adegan yang bermunculan diluar perkiraan, terutama untuk kebutuhan editing dan cara pengambilan gambar di beberapa tempat yang unik. Proses pengambilan gambar sudah selesai lalu sutradara melihat kembali hasil produksi agar mengetahui sudah sesuai yang di harapkan atau belum, pengarah acara di saat melihat harus benar-benar teliti dan memastikan tidak ada yang terlewatkan satu pun daftar shot yang ada di director treatment.
3.2.3 Paskah Produksi
Pasca produksi biasanya identik dengan mengedit, pada proses inilah kemasan hasil akhir dari program ditentukan. Dengan bantuan kreatifitas dan profesionalisme seorang penyunting gambar, pengarah acara merangkai shot dan suara yang telah di rekam pada proses sebelumnya.
61
Menurut Naratama (2013:262), “Pasca produksi adalah proses penyelesaian akhir dari produksi. Biasanya istilah ini digunakan pada proses editing”.
Ini merupakan tahap terakhir dalam pembuatan sebuah program acara dan tahap ini penulis bekerjasama dengan penyunting gambar (editor), memilih hasil pengambilan gambar yang dilakukan saat produksi untuk membuatnya menjadi sebuah karya audio visual yang menarik untuk ditonton dan sesuai dengan konsep. Tidak memilih gambar saja tapi penempatan audio, transisi gambar, dan voice over juga harus dilakukan penulis didampingi oleh editor.
Dalam tahap terakhir ini penulis memakai konsep penyatuan gambar secara beralur sehingga membuat karya audio visual menjadi menarik untuk ditonton. Penulis memakai voice over agar penonton agar lebih gampang mengerti tema program yang ditonton.
Setelah selesai melakukan pengeditan, penulis sebagai pengarah acara harus melihat program dari awal hingga akhir ditemani pengarah acara dan seluruh tim agar dapat mengevaluasi dan dapat diberikan solusi pada suatu gambar atau suara yang kurang diminati atau menunggu dan uga keluar dari konten agar hasil sesuai dengan keinginan awal.
3.2.4 Peran Dan Tanggung Jawab Pengarah Acara
Pengarah Acara memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Dilapangan seorang pengarah acara berperan sebagai manager, kreator, dan sekaligus inspirator bagi anggota tim produksi dan para pemeran, peran yang sedemikian besar mengharuskan pengarah acara memahami benar konsep program, memahami situasi lingkungan maupun psikologis para pelibat produksi, dan juga harus memahami bagaimana menalin hubungan yang baik dengan semua yang telibat produksi. Ibarat
62
tubuh manusia, pengarah acaraadalah otaknya, dan yang lain adalah seluruh anggota badan. Otak memerlukan anggota badan untuk mewujudkan gagasan, badan memerlukan otak untuk mengendalikan.
Peran seorang pengarah acara dalam pembuatan sebuah program acara ialah menjadi pemimpin pada saat produksi. Pengarah Acara memiliki peran menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab memimpin suatu program acara dengan baik mulai dari pra hingga pasca produksi, melakukan koordinasi dengan semua tim produksi dengan cara mengarahkan tim produksi, penulis memiliki hak untuk mengubah keadaan pada saat produksi jika tidak sesuai dengan konsep yang sudah dibuat. Berperan sebagai pemimpin penulis mau tidak mau harus menerima segala kritik dan saran yang diberikan oleh tim produksi.
Seorang pengarah acara juga memiliki tanggung jawab pada hasil dari karya audio visual yang dibuat. Pengarah Acara juga harus mampu mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat untuk menampilkan suatu program acara yang diminati maka dari itu pengarah acara selain sebagai pemimpin juga berperan menjadi seorang pengamat. Kemampuan seorang Pengarah Acara diuji pada pembuatan suatu program acara maka dari itu pengarah acara harus mampu menggarap dengan memakai single camera ataupun multi camera dan pengarah acara juga harus siap berperan sebagaipenasihat teknik produksi nanti. Tanggung jawab penulis adalah menjadikan program yang dibuat menjadi suatu karya audio visual yang menarik untuk ditonton. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya seorang pengarah acara bekerja bersama kru dan host. Diantaranya penata kamera, penata kostum, penata artistik dan lain sebagainya. Selain itu pengarah acara uga turut terlibat dalam proses roduksi program
63
magazine show, mulai dai praproduksi, hingga pasca produksi. Pengarah acara bertugas mengarahkan bakat teknis operasional, dengan demikian pengarah acara adalah seorang yang berpengalaman dan seorang sesialis dalam tugasnya dan selalu bertanggung jawabkan hasil karyanya, baik itu dari segi artistik, maupun segi teknik produksinya kepada seluruh komponen yang terkait.
3.2.5 Proses Penciptaan Karya
Dalam magazine show “XPLORENESIA” ini penulis sebagai pengarah acara harus sudah menguasai ide dan materi yang telah dibuat, agar terciptanya karya yang baik dan variatif dari setiap rubrik yang telah dibuat berama tim, lalu mengaplikasikanya kepada kedua host ketika reading dengan memberikan beberapa motivasi agar kedua host mampu menguasai materi setiap destinasi yang ada. Lalu penulis berusaha menguasai teknik pengambilan gambar, karena teknik pengambilan gambar merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan sebuah karya.