• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel III.6 DAILY PRODUCTION REPORT

A. Konsep Kreatif

Konsep kreatif merupakan suatu hal penting yang menciptakan kesuksesansebuah progam televisi. Dalam produksi program televisi yang kami buat setiap minggunya kami memberikan tema yang berbeda dan lebih kreatif seputar dunia otomotif. Penulis ingin memberikan suatu informasi yang menarik untuk ditonton dengan pengemasan gambar yang menarik juga. Untuk kali ini kami menampilkan tema seputar wisata dengan rubrik yang berbeda di setiap segmentnya. Diantaranya keaneka ragaman dan pengetahuan tempat budaya di tanah air. Setiap rubrik tentang Wisata yang kami buat bertujuan agar dapat memberi pengetahuan tentang wisata dan tempat bersejarah yang berada di Sumatra Barat.

64

Format program yang kami buat menampilkan suatu yang berbeda dari program acara yang sudah ada ditelevisi. Ada beberapa referensi yang penulis ambil dalam membuat konsep program ini, antara lain “My Trip My Adventure” TRANS TV, “Hallal Living” NET TV, “Weekend List” NET TV. Penulis juga memakai voice over yang berguna untuk membuat penonton yang menonton lebih gampang untuk menangkap informasi yang penulis dan tim sampaikan. Program acara ini dipandu oleh satu host yang memangmempunyai wawasan luas seputar wisata tanah air.

B. Konsep Produksi

Konsep ini sangatlah penting karena pada tahap ini konsep yang sudah dibuat akan dijalankan pada saat produksi. Suatu konSep sangatlah berfungsi untuk menjadi suatu patokan pada saat melakukan produksi, jadi pada saat melakukan produksi berlangsung lancar. Dalam membuat suatu program penulis selalu bekerja sama dengan tim pada saat pra produksi hingga pasca produksi. Pada konsep produksi ini penulis mengarahkan kepada tim yang bertugas seperti penata kamera, penulis mengarahkan untuk cara pengambilan gambar yang sudah dibuat dalam directortreatment. Penulis juga mengarahkan host pada saat produksi sesuai dengan konsepyang sudah dibuat.

Di studio penulis memulai shooing pada siang hari, lalu kami terlebih dahulu mengambil opening program dan opening segment, sebelum memulai pengambilan gambar, penata artistik terlebih dahulu diberi waktu 15 menit untuk menata tempat yang sudah di rancang di pra produksi, di segment opening ini ruangan ruangan di set dengan gaya mini bar dengan posisi host duduk di kursi. Selama proses pengambilan gambar penulis meminta selain penata kamera untuk membantu penata artistik menata ruangan lain untuk pengambilan gambar segment berikutnya dan ruangan di design dengan peralatan sesuai dengan ide penata artistik. Pengambilan gambar tetap

65

menggunakan 2 (dua) kamera, kamera master mengambil full shot dan kamera dua fokus ke host.

Lalu di Jam Gadang kota Bukit Tinggi Sumatra Barat, pengarah acara tidak langsung memulai shoting dikarenakam harus ke kantor Dinas Pariwisata Sumatra Barat agar dapat diberikanya ijin untuk pengambilan gambar di dalam hingga keatas Jam Gadang. Setelah itu pengarah acara meminta agar penata gambar untuk tetap di lokasi agar bisa mengambil establist lokasi dengan menggunakan drone untuk stok shot.

Selain itu Penulis sebagai Pengarah acara pun mempunyai beberapa planning agar saat kondisi yang tidak diinginkan seperti hujan itu proses jalanya shooting akan tetap berlangsung.

C. Konsep Teknis

Konsep teknis sangat berpengaruh dalam jalannya produksi, karna dalam masa produksi perlengkapan sangatlah dibutuhkan. Dalam produksi program “XPLORENESIA” ini pengarah acara menggunakan 2 (dua) kamera agar mempermudah proses produksi baik dari segi statement maupun pengambilan establish, lalu penulis memberikan motivasi yang besar kepada kedua host maupun di indoor ataupun outdoor untuk menguasai materi yang sudah disuguhkan agar terciptanya penguasaan materi dan lancarnya pembawaan dari kedua host tersebut. Penulis dan camera person berdiskusi untuk menggunakan kamera SONY MC 2500 dan SONY HXR-NX100. Untuk pengambilan gambar dari atas atau topview menggunakan drone, dan untuk distudio menggunakan dua kamera NEX-VG30.

Dari segi pencahayaan pengarah acara menggunakan dua LED Video Panel, karena selain membtuhkan watt yang kecil jenis lampu ini juga bisa menggunakan

66

battery yang disediakan untuk cahaya yang dihasillan, lampu ini juga terdapat pengaturan dinner dan pengaturan kelvin, untuk studio kami juga menggunakan KINO FLO LIGHTING untuk menambah dimensi-dimensi cahaya.

Untuk suara pengarah acara hanya menggunakan ZOOM H4N dan Clip ON Senheiser sebagai media perekaman suara, karena media perekam suara ini memiliki standar kualitas yang bagus untuk produksi program televisi.

3.2.6 Kendala Produksi Dan Solusinya

Setiap program pasti memiliki kendala dalam produksinya begitu juga dengan program yang penulis buat pun memiliki kendala. Kendala yang penulis dapati selama berlangsungnya produksi, seperti:

1. Kendala pertama yang penulis dapati adalah lokasi. Lokasi yang penulis ambil lebih banyak di luar (outdoor) yang memerlukan pencahayaan yang cukup. Pada saat penulis mengambil adegaan host pada siang hari dan itu di luar (outdoor). Pencayahayaan yang penulis pakai lighting satu buah dikarenakan cuma memakai satu adegannya pun berbayang karena adanya cahaya matarahi. Solusinya, penulis meminta kepada penata kamera untuk mengatur cahaya pada kamera dan penulis juga meminta pada penyunting gambar pada saat editting untuk memperbaiki kualitas warna pada frame 2. Kendala kedua yang penulis dapati adalah audio. Selama produksi berlangsung penulis

memakai outdoor dan tempatnya pun memiliki kebisingan yang cukup lumayan. Penulis sulit menghindari suara bising tersebut pada setiap lokasi yang penulis ambil. Penulis berkoordinasi dengan penata suara dalam mengambil audio dan mengarahkan penata suara untuk mengatur level ketajaman suara pada alat perekam yang dipakai.

67

Untuk pada saat pengeditan, penulis meminta kepada penata suara untuk memperkecil suara bisingnya dengan mengedit audio dan dibantu sama penyunting gambar (editor). 3. Kendala ketiga yang penulis dapati adalah host. Pada saat produksi, penulis agak sulit untuk mengarahkan host dalam mengimprovisasi naskah yang sudah dibuat sebelumnya seperti cara bicara dan gerakan (gimmick). Solusinya, penulis memberikan arahan lebih intens lagi kepada host sesuai dengan naskah yang sudah dibua.

3.2.7 Lembar Kerja Pengarah Acara 3.2.7.1 Konsep Penyutradaraan

Dalam program ini, penulis sebagai pengarah acara memakai konsep dalam menyutradarai program ini, yaitu:

1. Varian On Object

Penulis selaku pengarah acara membuat konsep pengambilan gambar lebih kreati agar kesan gambar yang akan diambil lebih menarik untuk ditonton dengan memberikan beberapa variasi shot gambar dalam pengambilan satu object.

2. Rubrikasi

Program Penulis setiap minggunya mengalami tem yang berubah-ubah dan memiliki rubrik yang berbeda pada setiap segmennya agar khalayak dapat dengan mudah memahami informadsi yang diberikan. Dalam program televisi yang penulis dan ytim buat setiap minggunya memberikan tema yang berbeda dab lebih berkreatif seputar tempat wisata. Untuk kali ini8 p3nulis menampilkan tema seputar wisata Indonesia dengan rubrik yang berbeda setiap segmennya. Dianataranya pengetahuan tentang keberadaan tempat-tempat wisata di Sumatra Barat. Tentang sejarah yang belum diketahui.

68 3. Backsound

Penulis memakai konsep backsound berupa lagu yang bergaya beat. Setiap segmen berbeda agar memberikan kesan menghidupkan gambar. Ditambah dengan voice over yang mendukung untuk memberikan informasi yang lebih gampang diingat oleh penonton.

4. Cutting on Beat

Penulis memakai konsep ini agar memberikan kesan beralur atau bercerita antara gambar yang muncul dengan musik menyatu dan memberikan kesan yang menarik untuk ditonton oleh penonton.

69

3.2.7.2 Casting List

Dokumen terkait