• Tidak ada hasil yang ditemukan

)ةريره Artinya : “Mengisahkan Yahya bin Yahya At -tamimydan Abu Bakri bin Abi

KAJIAN PUSTAKA

A. Peningkatan Kemampuan Menghafal Hadis

1. Pengertian Peningkatan

Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkat “Usaha, kegiatan”(Pusat Departemen Pendidikan Nasional, 2007:183). Peningkatan merupakan usaha membuat sesuatu yang lebih baik daripada yang sebelumnya, sehingga dengan adanya peningkatan sesuatu akan menjadi lebih baik. peningkatan dilakukan karena adanya perbaikan dalam suatu proses atau cara yang belum tercapai.

2. Pengertian Kemampuan

Kemampuan yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat perkembangannya, adapun kata “mampu”: memiliki makna yang sama dengan dapat atau bisa. Kemampuan merupakan daya atau keinginan untuk melakukan sesuatu sebagai hasil pembawaan atau latihan (Susanto, 2011:97). Kemampuan berasal dari kata mampu yang memiliki imbuhan –ke dan –an. Dalam kamus bahasa Indonesia kemampuan merupakan kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu yang dimilikinya. Kemampuan juga merupakan potensi yang ada pada diri seseorang, dimana potensi itu akan berkembang jika dilakukan latihan.

23

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan dan potensi yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk melakukan sesuatu namun dalam menggali potensi tersebut perlu banyak latihan.

3. Pengertian Kemampuan Menghafal

Menghafal adalah sebuah usaha aktif agar dapat memasukkan informasi kedalam otak. Menghafal adalah mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dan tersimpan dimemori jangka panjang (Kuswana, 2012: 115). Kemampuan menghafal juga diartikan sebagai kemampuan untuk memindahkan bahan bacaan atau objek kedalam ingatan (encoding), menyimpan didalam memori (storage) dan pengungkapan kembali pokok bahasan yang ada dalam memori (retrival) (Sa’dullah, 2008:49). Menghafal juga dapat dikatakan suatu kegiatan menyerap informasi kedalam otak yang dapat digunakan dalam jangka panjang.

Jadi menghafal adalah usaha aktif memasukan informasi atau memindah bahan bacaan untuk mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dan tersimpan dimemori jangka panjang.

4. Faktor untuk Memperkuat Kemampuan Menghafal

Otak manusia terdiri atas 3 bagian, yaitu otak kanan, tengah dan otak kiri. Sementara itu, kemampuan untuk mengingat dan menghfal dikerjakan oleh otak kiri (Syarif, 2010: 112). Adapun cara untuk memperkuat hafalan menurut Al-Ghazali adalah:

24 a. Menjauhi maksiat. b. Tidak bersikap sombong. c. Istiqomah.

d. Melakukan shalat hajat.

e. Mengulang hafalan secara rutin. f. Tidak berlebihan memandang dunia.

g. Tidak terlalu berambisi (Wahid, 2012: 138).

Ketika menghafal suatu ayat/hadis, bantulah dengan imajinasi, libatkan emosi yang bisa membuat memori bertahan lama. Hadis yang dihafal kemudian ditulis, hal tersebut memudahkan menghafal hadis karena memerlukan tindakan aktif dari siswa dan multi sensor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menghafal seseorang adalah faktir kesehatan, aspek psikologi kecerdasan, motivasi usia dan keluarga.

B. Materi Hadis Tolong-Molong dan Mencintai Anak Yatim

Hadist Tentang Tolong Menolong dan Mencintai Anak Yatim a. Naskah, terjemah, Hadis Tentang Tolong Menolong

2442

-اَنث َدَح

ًامَل اَس َّنَأ ٍب اَهَش ِنْبا ْنَع ٍلْيْقُع ْنَع ُثْيّللا اَنَث َّدَح ِريكُب ُنْب ىيحي

ّنَا ُه َرَبْخَأ اَمَهْنَع ّاللّ يَضر َرمَع َنْب ّاللّ دبع َّنَأ ُهَرَبْخَأ

َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله َل ْوُس َر

َي َلا ِمِلْسُمْلا ْوُخَأ ُمِلْسُمْلا :َلاَق َمَّلَس

ُالله َن اَك ِهْي ِخَأ ِةَج اَح ىِف َن اَك ْنَم ُهُمِلْسُي َلا َو ُهُمِلْظ

25

َم اَيِقْلا ِم ْوَي ِبَرُك اَهِب ُهْنَع ُالله َج َّرَف ًةَب ْرُك ٍمِلْسُم ْنَع َج َّرَف ْنَم َو ِهِتَج اَح ىِف َّلَج َو َّزَع

ِ’

ْوَي َّلَج َو َّزَع ُالله ُه َرَتَس اًمِلْسُم َرَتَس ْنَم َو

ِةَم اَيِقْلا َم

)يراخبلا هاور(

Artinya:”Telah mengisahkan kepada kami Yahya bin Bukayri mengisahkan kepada kami Al-Laits Dari ‘Uqail dari Ibnu Sahab bahwa sesungguhnya Salaman mengabarkan sesungguhnya Abdullah bin Umar r.a mengabarkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “ Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain. Oleh karena itu, ia tidak boleh

menganiaya dan menyerahkannya (kepadamusuh). Barangsiapa

memperhatikan kepentingan saudaranya, Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barangsiapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitanya pada hari kiamat kelak. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.” (HR. Bukhori)

(AbiAbdillah, 1995:81)

4867

َاَنَث َدَح

ِءلاَعلا ُنْب ُدَّمَحُمو َةَبْيَش ىِبَا ُنْب ِرْكَب ْوُبَا َو ُّىِمْيِمَّتلا َيْحَي ُنْب َيْحَي

َ ْلاا ِنَع َةَيِواَعُم ْوُبَا َانَثَّدَح ِنارَخ لآا َلاَق َو اَن َرَبْخَا يْحَي َلاَق )ييْحِل ُظْفلَّلا َو(ُّىَنادْمَهلا

حِلاَص ىِبَا ْنَع ِشَمْع

: َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص الله ُل ْوُس َر َل اَق َلاَق َةَرْيرُه ىِبا ْنَع

ْنَم

َو ِةَم اَيِقلا ِم ْوَي ِبا َرُك ْنِم ًةَب ْرُك ُهْنَع ُالله َسَّفَن اَيْن ُّدلا ِب ا َرُك ْنِم ًةَب ْرُك ٍنِمْؤُم ْنَع َسَّفَن

ْيَلَع ُالله َرَّسَي ٍرِسْعُم ىَلَع َرَّسَي ْنَم

ىِف ُالله ُه َرَتَس اًمِلْسُم َرَتَس ْنَم َو ِةَر ِخ َلاْا َو اَيْن ُّدلا ىِف ِه

ىبا نع ملسم هاور( ِهْي ِحَا ِن ْوَع ىِف ُدْبَعْلا َن اَك اَم ِدْبَعْلا ِن ْوَع ىِف ُالله َو ِةَر ِخ َلاْا َو اَيْنُّدلا

)ةريره

Artinya :“Mengisahkan Yahya bin Yahya At-tamimydan Abu Bakri bin Abi Syaibah dan Muhammad Al-‘Ala’ Al Hamdany telah berkata Yahya mengabarkan kepada kita dan telah berkata dua yang lain mengabarkan kepada kita abu muawiyah dari A’masy dari Abi salih dari Abu hurairah r.a. telah berkata Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa meringankan

26

penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itumau menolong saudarnya. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

(An-Naisaburi, 1995:71)

b. Naskah, terjemah, Hadist Tentang Mencintai Anak Yatim

5304

-

انثدح

ِهيِبَأ ْنَع ٍم ِزاَح يبَأ ُنْب ِزْي ِزَعلا ُدْبَع اَن َرَبْخَأ َة َرا َرُز ُنْب وُرْمَع

ِنْب ِلْهَس ْنَع

َذَكَه ِةَّنَجْلا يِف ِنْيَت اَهَك ِمْيِتَيْلا ُلِف اَك َو اَنَأ : َمَّلسو هيلع الله ىَّلَص ِالله ُل ْوُس َر َلَاق : َلاَق ٍدْعَس

َا

اَشَأ َو

)يرخبلا هاور( . ًأـْيَش اَمُهَنْيَب َراَشَأ َو ىَطْس ُوْلا َو ِةَب اَّبَّسْل اِب َر

Artinya: Umar bin Zararah mengabarkan kepada kita Abdul ‘Aziz bin hazing dari bapaknya dari Sahl bin Sa’ad ra.berkata, Rasulullah saw bersabda, “aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim disurga seperti beliau menunjuk jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkan antara keduanya.” (HR al-Bukhori)

(AbiAbdillah, 1995:297)

3679

-

انثدح

ُنْبآ اَنَث َّدَح . َمَدآ ُنْب ْيَيْحَي اَنَث َّدَح .ٍدَّمَحُم ُنْب ُّيِلَع

َأ ِنْب ٍدِعَس ْنَع ِك َراَبُمْلا

ِالله ُل ْوُس َر َلاَق: َل اَق ُهْنَع الله ى ِض َر َة َرْي َرُه ىِبَا ْنَع ٍب اَّتَع ْيِبَأ ِنْبِدْيَز ْنَع َب وُّيَأ يِب

ِهْيَلِا ُنَسْحُي ٌمْيِتَي ِهْيِف ٌتْيَب َنْيِمِلْسُمْلا ىِف ِتْيَب ُرْيَخ َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص

ىِف ٍتْيَب ُّرَش َو

.ِهْيَلِا ُء اَسُي ٌمِتَي ِهْيِف ٌتْيَب َنْيِمِلْسُمْلا

)هج ام نبا هاور(

Artinya.”Mengisahkan kepada kami Ali bin Muhammad mengisahkankepada kami Yahya bin Adam mengisahkan kepada kami Ibnu al –Mubarok dari sa’id bin abiayub dari zaid bin abiatab Dari abu hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw, bersabda, “sebaik-baik rumah seorang muslim adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim dan diasuh dengan baik. seburuk-buruk rumah orang islam, adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diperlakuakan dengan jahat. (HR Ibnu Majah)

27 6. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis

Al-Qur’an secara, lafazh Al-Qur’an ( ُنَأ ْرُقْلَا) merupakan bentuk mashdar dari qara’a( َأَرَق)yang bermakna tala )َلاَت(, yakni membaca. Kemudian, makna mashdariyah ini dijadikan nama untuk firman Allah Swt. dengan mengubahnya menjadi makan maf’ul, yakni maqru’un( ٌء ْو ُرْقَم), artinya yang dibaca (Thanthawi, 2013: 23).

Menurut shubhi al-shalih, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang berupa, mukjizat, diturunkab kepada Nabi Muhammad Saw, tertulis dalam mushhaf, dinukilkan secara mutawatir dan merupakan ibadah bagi yang membacanya.

Menurut Muhammad Isma’il Ibrahim, Al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang diturunkan melalui al-Ruh al-Amin (malaikat jibril) kepada penutup para Nabi dan Rasul, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebagai hidayah (petunjuk) bagi seluruh umat manusia.

Menurut Muhammad Salim, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad Saw, tertulis di kalam mushhaf, dinukilkan kepada kita dengan mutawatir, ibadah bagi orang yang membacanya dan diakhir dengan surat yang terpendek

Menurut Muhammad Abu syahbah, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada junjungan kita Muhammad Saw. Yang lafazhnya merupakan mukjizat, ibadah bagi yang membacanya, dinukilkan secara mutawatir, berfaedah untuk menguatkan dan menyakinkan, ditulis dalam

28

mushhaf, diawali dengan surat al-fatihah dan diakhiri surat an-nas, merupakan petunjuk Allah kepada Makhluk-Nya, hukum Tuhan untuk penghuni dunia, penutup kitab-kitab samawy dan kebahagiaan manusia didunia dan akhirat (Budiharjo, 2012:2).

Dari empat pengertian diatas, dapat disimpulkan Al-Qur’an adalah :

1. Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. 2. Mukjizat bagi Nabi Muhammad.

3. Dinukilkan secara Mutawatir. 4. Membacanya bernilai ibadah.

5. Tertulis dalam Mushhaf, diawali alfatihah dan diakhiri surat an-nas. Menurut bahasa kata Al-Hadis artinya al-jadid (baru), al-khabar (berita) al-qarib (dekat). Menurut muhaditsin, hadis adalah semua perkataan Nabi Muhammad Saw. Perbuatan, dan segala pemberitaan tentang Nabi Muhammad Saw. Seperti yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran dan kebiasaannya.

Ahli hadis lain mengatakan bahwa hadis merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. Selain Al-Qur’an yang berupa perkataan, perbuatan, dan taqrirnya, yang berkaitan dengan hukum syara’. Hukum syara’ adalah tingkah laku manusia yang berkaitan dengan perintah, larangan, dan pilihan-pilihan yeng termuat dalam hukum taklifi.

Ada pula yang menyatakan bahwa hadis tidak hanya berasal dari Nabi Muhammad Saw. Tetapi juga berasal dari sahabat dan tabiin. Oleh

29

karena itu, hadis dapat diklasifikasikan menjadi: (a) hadis marfu’, yaitu hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.;(b) hadis mauquf, yaitu hadis yang disandarkan kepada sahabat.; (c) hadis maqtu’, yaitu hadis yang sandarkan pada tabi’in.

Ulama hadis lainnya memberikan pengertian hadis sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Baik sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly), dan ketetapan (taqriry) (Dimyati, 2016:20).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna hadis adalah:

3. Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. Berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya.

4. Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya.

Al-Qur’an dan hadis merupakan dua sumber ajaran islam dalam pedoman hidup bagi umat islam. Keduanya mengajarkan prinsip-prinsip dan tata aturan kehidupan yang harus dijalankan oleh umatnya, tidak hanya berkaitan dengan tata hubungan, manusia dengan Rabbnya (Hablum minallah) tetapi juga tata aturan dalam kehidupan dengan sesama manusia (Hablum minanas).

30

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadist di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan Hadist dengan benar, serta hafalan terhadap surah-surah pendek dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surah surah pendek tersebut dan hadist hadist tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

Secara subtansial mata pelajaran Al-Qur’an Hadis memiliki kontribusu dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an Hadis sebagai sumber utama ajaran islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari (Departemen Agama RI 2004). 1. Tujuan dan fungsi pelajaran Al-Qur’an Hadis

Pembelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar siswa dalam membaca menukus meniasakan menggemari Al-Qur’an Hadis serta memberikan motivasi bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi Al-Qur’an Hadis. Dengan demikian, para siswa diharapkan dapat menunjukkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai menifestasi Iman dan takwa kepada Allah SWT. (Departemen Agama RI 2008:5)

31

Fungsi mata pelajaran Al-Qur’an hadis adalah :

1. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al-Qur’an Hadis

2. Mendorong, membimbing dan membina keimanan dan kegemaran untuk membaca Al-Qur’an Hadis

3. Menanamkan pengertian, pemahaman, pengayaan dan pengamalan ayat-ayat Al-Qur’an dalam perilaku peserta didik setiap hari.

4. Memberi bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi.

C. Metode Tutor Sebaya

1. Pengertian Metode Tutor Sebaya

Metode Tutor sebaya merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang

32

kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya(Suherman, 2003:277).

Tutor sebaya sering dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar pesertadidik. Tutor sebaya adalah pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Metodebelajar yang baik paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain (Hisyam: 2008:46).

Dengan pembelajaran ini siswa membantu teman yang belum paham/ belum hafal dalam proses menghafal hadis, sehingga akan terjadi kegiatan belajar yang aktif, komunikatif dan menyenangkan. Metode latihan bersama teman memanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih teman yang mengalami kesulitan. Tutor dapat menentukan cara yang digunakan dalam memberikan pelatihan pada teman.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode Tutor Sebaya yaitu pemberian bantuan yang dilakukan oleh siswa yang memiliki daya serap tinggi kepada teman yang belum paham.

2. Penerapan Metode Tutor Sebaya

Penerapan metode Tutor Sebaya dalam pembelajaran menghafal hadis dilakukan pada tahap inti pembelajaran yaitu ketika guru selesai menjelaskan materi. Setelah itu guru melakukan seleksi Tutor dan membagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri 5-6 siswa dalam tiap kelompoknya. Penerapan metode ini dimaksukan agar siswa termotivasi dan lebih semangat dalam menghafal hadis.

33

Bagi Tutor bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok.

Dalam penerapan ini Tutorharus memiliki prestasi lebih dan daya serap dalam menghafal yang baik, memiliki strategi untuk membuat kelompoknya bersemangat dalam menghafalkan hadis. 3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Tutor Sebaya

1) Melakukan seleksi yang mapan terhadap pemilihan seorang Tutordiantara siswa, otomatis murid tersebut lebih pandai dan cakap dalam berkomunikasi dengan murid lainnya.

2) Membagikan beberapa kelompok pembelajaran dan jangan dibuat terlalu besar jumlah kelompoknya. Dalam satu kelompok dipilih seorang yang menjadi Tutor.

3) Sebelum para Tutor memimpin hafalan hadis bersama, guru juga harus mempersiapkan berbagai hal kepada tutor sebaya yang dipilih. Sehingga saat menyampaikan materi dan memimpin hafalan hadis bersama tidak menyimpang dari topik pembahasan. 4) Guru menjelaskan kepada semua murid tujuan pembelajaran

metode Tutor Sebaya. Karena saat para murid ingin bertanya, maka mereka akan bertanya kepada tutor yang sudah dipilih. Dan fungdi guru mengarahkan bersikap sebagai fasilitator.

5) Memilih topik pembahasan yang sesuai dengan kemampuan tutor sebaya. Karena bila topik pembahasan tidak dikuasai oleh Tutor

34

sebaya otomatis siswa yang lain juga tidak mengerti. Maka pada akhir periode pengajaran Tutor sebaya dianggap gagal.

4. Keunggulan dan Kekurangan Metode Tutor Sebaya KeunggulanMetode pembelajaran Tutor Sebaya yaitu:

a. Hasilnya lebih baik bagi siswa yang mempunyai perasaan takut gurunya.

b. Bagi Tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas.

c. Bagi Tutor melatih tanggung jawab. d. Mempererat hubungan antar siswa.

Sedangkan kekurangan Metode Pembelajaran Tutor Sebayayaitu: a. Siswa yang dibantu sering kali kurang serius.

b. Siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya. c. Pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan.

d. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang Tutor Sebaya (Amirudin, 2010:20).

D. Kriteria ketuntasan minimal (KKM)

1. Pengertian kriteria ketuntasan minimal

Menurut Depdiknas (2008: 51) salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal.

35

Kriteria ketuntasan minimal adalaj kriteria yang paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuab pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) disatuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama menetapkan KKM.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhal untuk mengetahuinya. Satuan pendidik perlu melakukan sosialisasi agar informasi diakses dengam mudah oleh para peserta didik dan orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik. 2. Macam-macam KKM

KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) disatuan pendidikanatau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagain berikut(Trianto, 2010: 241) :

36 T KB= x 100% T1 Keterangan: KB = KetuntasanBelajar

T = Jumlahskor yang diperolehsiswa T1 = Jumlahskor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika mencapai KKM individu yang telah ditetapkan dalam masing –masing sekolah berdasarkan pertimbangan MGMP.

Menentukan KKM individual dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung, serta dimusyawarahkan guru MGMP. Di sekolahMTs Negeri 4 Magelang menentukan KKM individual yaitu 75.

a. KKM Nasional

KKM Nasional sudah ditetapkan secara nasional yaitu 75. b. KKM Klasikal

KKM Klasikal di MTs Negeri 4 Magelang adalah 85%. Maka suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasanklasikal) jika dalam kelas mendapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

37

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolahan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut (Jamal, 2010: 197):

a. Ketuntasan belajar setiap indikator adalah 0-100% dengan batas minimum 75%.

b. Sekolahan harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata pesertadidik (intake), kompleksitas (kesulitan dan kerumitan setiap indikator pencapaian) dan daya dukung (tenaga pengajar, sarana dan prasarana).

c. Sekolahan dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria ideal tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (100%).

Untuk lebih jelasnya, lihat rambu-rambu penetapan KKM di bawah ini (Jamal, 2010: 197-198):

a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran b. KKM ditetapkan oleh MGMP sekolah

c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang nilai 0-100

d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100

e. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah ketuntasan belajar maksimal

38

Conntoh penetapan nilai KKM dengan memberikan point pada setiap kriteria ketetapan (Jamal, 2010: 199).

a. Kompleksitas : - Tinggi = 1 - Sedang = 2 - Rendah = 3 b. Dayadukung : - Tinggi = 3 - Sedang = 2 - Rendah = 1 c. Intake : - Tinggi = 3 - Sedang = 2 - Rendah = 1

Jika indikator kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang nilainya adalah (3+3+2) x 100 = 88,899 atau dibulatkan menjadi 89.

Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria maka: a. Kompleksitas : - Tinggi = 50-64 - Sedang = 65-80 - Rendah = 81-100 b. Dayadukung : - Tinggi = 81-100 - Sedang = 65-80 - Rendah = 50-64 c. Intake : - Tinggi = 81-100 - Sedang = 65-80

39

- Rendah = 50-64

Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP di sekolah (Jamal, 2010: 200-201).

40 BAB III

Dokumen terkait