• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL HADIS DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 4 MAGELANG TAHUN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL HADIS DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 4 MAGELANG TAHUN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL HADIS

DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS

VIII MTs NEGERI 4 MAGELANG TAHUN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

MAR’ATUL BAROROH NIM : 11114085

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TAERBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHAFAL HADIS

DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS

VIII MTs NEGERI 4 MAGELANG TAHUN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

MAR’ATUL BAROROH NIM : 11114085

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TAERBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO SKRIPSI

JAWABAN SEBUAH KEBERHASILAN ADALAH TERUS BELAJAR DAN TAK KENAL PUTUS ASA.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan harapanku:

1. Kedua orangtuaku Bapak Marsudi, A.Ma. yang tiada henti mendo’akanku, memberikan dorongan motivasi dan banyak pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat dalam menghdapi rintangan dalam menyelesaikan pendidikan ku di kota salatiga ini. Ibuku Sri Udiyati almh. Kasih saying dan do’amu tak akan pernah terganti semoga Allah memberi tempat terbaik di sisi-Nya.

2. Saudara-saudaraku tercinta, Mas Amirruddin Hamid, Mas Amar Hasani, Mbak Isfaizah, Mas Muhammad Farid Ma’ruf, Mbak Ruci Ira Nusantari, Mas Nurrohman Abdillah yang memberikan ketulusan kasih sayangnya, semangat, canda tawa selama perjalanan hidup. Dan keluarga besar bapak dan ibu.

3. Almaghfurlah romo KH.Mahfudz Ridwan, Lc., Ibu Hj. Nafisah, Gus Muhammad Hanif, M.Hum. dan Bu Rosyidah, Lc. Beliau orang tua keduaku yang senantiasa memberikan petuah dan doanya hingga aku dapat menemukan ketentraman hidup di Pondok Pesantren tercinta Edi Mancoro.

4. Keluarga besar MQ (Madrasatul Qur’an) Edi Mancoro yang menemaniku dalam berproses dan selalu memberi motivasi.

5. Almamaterku MI Ma’arif Grabag 1, MTs Negeri 4 Magelang dan MA Ma’arif Grabag yang menjadi bagian terpenting dalam menghantarkanku menuju kesuksesanku dalam menuntut ilmu.

6. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang saya banggakan.

(9)

ix

8. Seseorang yang oleh Allah akan dipertemukan denganku dalam anugerah-Nya, semoga kita dapat bersama-sama mengapai cinta dan ridho-Nya.

(10)

x

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT.Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana dalam bidang Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimaksih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selakuRektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan PAI

4. Bapak Dr. MUH Saerozi, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik 5. Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penulis skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

(11)

xi

8. Ibu Puji Rahayu, S.Ag. selaku Guru Al-Qur’an Hadis kelas VIII MTs Negeri 4 Magelang yang telah banyak membantu dan membimbing penulis.

9. Karyawan Perpustakaan IAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya.

Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya ucapan kata terimakasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini kurang memenuhi syarat. Pembaca hendaknya memberikan saran maupun kritik yang membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan .

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 3 September 2018

(12)

xii

ABSTRAK

Baroroh, Mar’atul. 2018. Peningkatan Kemampuan Menghafal Hadis dengan Metode Tutor Sebaya Pada Siswa VIII MTs Negeri 4 Magelang 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. M. Ghufron, M.Ag.

Kata Kunci : PeningkatanKemampuan Menghafal Hadis Metode Tutor Sebaya

Peningkatan merupakan usaha membuat sesuatu yang lebih baik daipada yang sebelumnya sehingga dengan adanya peningkatan sesuatu akan menjadi lebih baik. Kemampuan adalah potensi yang ada pada diri seseorang dimana potensi itu akan dikembangkan jika dilakukan latihan. Sedangkan menghafal hadis merupakan bagian dari indikator pembelajaran Al-Qur’an Hadis diMadrasah Tsanawiyah dan termasuk materi penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran tutor sebaya berarti siswa mengajar siswa lainnya atau yang berperan sebagai pengajar (tutor) adalah siswa. Metode pembelajaran tutor sebaya adalah suatu strategi pembelajaran yang kooperatif dimana rasa saling menghargai dan mengerti dibina diantara siswa berpartisipasi aktif dan dapat memecahkan masalah bersam-sama, sehingga pemerataan terhadap materi pembelajaran yang diberikan dapat tercapai.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana penelitian ini dilakukan karena temuan masalah dalam kelas untuk diadakan perbaikan. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus dan pada tiap siklusnya terdiri dari empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tujuan penelitian yang hendak diperoleh untuk mengetahui apakah metode tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan menghafal hadis siswa kelas VIIIE MTs Negeri 4 Magelang Tahun 2017/2018.

(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

SAMPUL ...i

LEMBAR BERLOGO...ii

JUDUL ...iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...vi

MOTO ...vii

PERSEMBAHAN ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

ABSTRAK ...x

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR LAMPIR ...xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Kegunaan Penelitian ...6

E. Hipotesis Tindakan ...7

F. Indikator Keberhasilan ...7

(14)

xiv

H. Metode Penelitian ...14

I. SistematikaPenulisan ...20

BAB II KajianPustaka A. Peningkatan Kemampuan Menghafal Hadis...22

1. Pengertian peningkatan ...22

2. Pengertian kemampuan ...23

3. Pengertian kemampuan menghafal ...23

4.. Faktor untuk memperkuat kemampuan menghafal ...24

B. Materi Hafalan Hadis ...24

1. Hadis tentang tolong-menolong ...24

2. Hadis mencintai anak yatim ...27

3. Mata pelajaran Al-Qur’an hadis. ...30

C. Metode Tutor Sebaya ...35

1 Pengertian metode tutor sebaya. ...32

2. Penerapan metode tutor sebaya ...33

3. Langkah-langkah metode tutor sebaya ...33

4. Keunggulan dan kekurangan tutor sebaya ...34

D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ...35

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. DiskripsiAwal ...44

1. Gambaran Umam Lokasi Penelitian ...41

a. Identitas ...41

(15)

xv

c. Letak Geografis. ...44

d. Sejarah berdirinya MTs N 4 Magelang ...44

e. Sarana Prasarana ...45

f. Keadaan Pendidik dan Kependidikan ...47

g. Keadaan Siswa yang diteliti ...50

B. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian ...53

1. Kondisi Awal (PraSiklus)...53

2. Pelaksana Penelitian ...54

C. Diskusi Pelaksanaan Siklus I ...55

D. Diskusi Pelaksanaan Siklus II ...59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal...51

B. Deskripsi Persiklus ...52

1. Hasil Penelitian Siklus I ...52

2. Hasil Penelitian Siklus II ...58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...80

B. Saran ...81

. DAFTAR PUSTAKA ...83

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Bangunan/Ruangan Kelas MTs Negeri 4 Magelang ...45

Tabel3.2 Data Inventaris MTs Negeri 4 Magelang ...46

Tabel 3.3 Data Pendidik dan Kependidikan MTs Negeri 4 Magelang ...47

Tabel3.4 Data Siswa MTs Negeri 4 Magelang ...48

Tabel 3.5 Data siswa yang diteliti MTs Negeri 4 Magelang ...49

Tabel 4.1 Data Perolehan nilai Pre Test menghafal hadis 1 ...62

Tabel 4.2 Data Daftar Tutor ...64

Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...65

Tabel 4.4 Lembar PengamatanSiswaSiklus I ...68

Tabel 4.5 Data Hasil Evaluasi Siklus I hadis 2 ...69

Tabel4.6 Lembar Pengamatan guru siklus II ...72

Tabel 4.7 Lembar PengamatanSiswaSiklus II ...73

Tabel 4.8 Data Hasil Evaluasi Siklus II Hadis 3 ...74

Tabel 4.9 Data Hasil Evaluasi Siklus II Hadis 4 ...76

(17)

xvii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar ...85

Lampiran 2 Lembar Penunjuk Pembimbing Skripsi ...88

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ...89

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah melakukan penelitian ...90

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup ...91

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Siklus I ...93

Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ...108

Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...109

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ...110

Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ...122

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ...123

Lampiran 12 Latihan Soal Siswa Siklus I ...124

Lampiran 13 Latihan Soal Siswa Siklus II ...125

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing ...127

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses pembinaan manusia secara jasmaniah dan rohaniyah. Artinya, setiap upaya dan usaha untuk meningkatkan, kecerdasan anak didik berkaitan dengan peningkatan kecerdasan inteligensi, emosi dan kecerdasan spiritualitasnya (Hasan Basri,2014:56). Anak didik dilatih jasmaniyah untuk terampil dan memiliki kemampuan atau keahlian profesional untuk bekalkehidupannya di masyarakat.

(19)

2

Pendidikan Agama Islam adalah segala sesuatu untuk memelihara fitrah manusia, sumber daya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma islam (Syaiful, 2000:191). Sumber Islam kedua setelah Al-Qur’an adalah hadis. Istilah lain dari hadis adalah sunah dan khabar. Hubungannya dengan Al-Qur’an ,Hadis berfungsi sebagai bayan (penjelasan) terhadap Al-Qur’an,

fungsi Hadis juga sama dengan Al-Qur’an, yakni sebagai Hudan (petunjuk) untuk kehidupan manusia (Nanang, 2013:93). Sehingga penulis menyimpulkan bahwa dasar hukum Islam terdapat dua sumber hukum sangat kuat yaitu Al-Qur’an dan Hadist yang dijadikan pedoman hidup untuk menjalankan segala perintah dan larangan Allah SWT.

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam didalamnya terdapat kompetensi memahami isi kandungan, menghafal hadis. Menghafal hadist sangatlah penting karena Al-Qur’an dan Hadis sebagai pedoman utama. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat jibril As. Secara berangsur-angsur selama 23 tahun. (Agus, 2015:15) mengatakan bahwa hadis adalah segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW. yang berkaitan dengan syara’ dan ketetapannya.

(20)

3

diterapkan tanpa melibatkan metode-metode aplikatif, maka disetiap pendekatan pembelajaran tersebut disertakan beberapa metode yang telah diseleksi berdasarkan karakteristik-karakteristiknya yang sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai dalam setiap pendekatan (Huda, 2014:185). Metode yang digunakan juga harus efektif, efisien dan menyenangkan, yaitu dalam pembelajaran itu menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan penerapannya relative menggunakan tenaga, usaha, biaya dan waktu yang di keluarkan semakin kecil.

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 4 Magelang adalah salah satu MTs di wilayah Kabupaten Magelang. Sekolah ini menjadi pilihan para siswa dan orang tuasiswa sebagai tempat menimba ilmu, karena MTs N 4 Magelang merupakan lembaga pendidikan yang memiliki keunggulan dalam pendidikan agama Islam sehingga siswa-siswinya sedini mungkin dibekali dengan pendidikan agama yang lebih lengkap seperti pelajaran Al-Qur’an Hadist, Fiqih, Akhidah Akhlak, Bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sehingga siap untuk menjadi generasi muslim yang berbekal ilmu agama islam yang kuat bagi kemajuan Negara Indonesia.

(21)

4

membaca Al-Qur’an dan hadis serta perlu pembiasaan pengulangan membaca agar mudah untuk dihafalkan. Pelajaran Al-Qur’an Hadis dalam MTs Negeri 4 Magelang harus diperhatikan lebih khusus, karena Al-Qur’an Hadis sebagai dasar umat manusia yang memiliki peran penting

dalam kehidupan kesehariannya.Ilmu agama telah mengatur pola kehidupan manusia, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun berinteraksi dengan manusia. Ilmu agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan bagi semua umat pengikutnya dibuktikan dengan adanya mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al-Qur’an sebagai pedoman umat manusia yang di dalamnya berisi tuntunan, kisah, larangan, perintah dan sebagainya. Dengan mempelajari dan memperdalam ilmu agama diharapkan siswa mampu mengontrol diri dari keinginan manusia yang tidak adab atasnya dan bertujuan untuk mempersiapkan mental dalam menghadapi tantangan masa yang akan datang. Dengan pendidikan yang bersifat keagamaan, akan memperkuat keimanan, ketaqwaan dan memiliki kesopan santunan sehingga dapat mempergunakan ilmu yang didapat dengan sebaik-baiknya.

(22)

5

metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis materi menghafal hadis. Metode pembelajaran merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Salah satunya adalah Metode Tutore Sebaya yang akan membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan metode ini akan mempermudah siswa secara bersama-sama menghafal hadis dengan bersemangat dan saling memotivasi.

Peranan Metode Tutor Sebayadalam penelitian ini untuk membantu guru dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maksimal.

Adapun judul skripsi yang peneliti angkat adalah Peningkatkan Kemampuan Menghafal Hadis Dengan Metode Tutor Sebaya Siswa Kelas

VIII MTsN Grabag Magelang Tahun 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan kemampuan menghafal hadis pada siswa kelas VIII MTs Negeri 4 Magelang 2017/2018 ?

C. Tujuan Penelitian

(23)

6

D. Kegunaan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas setelah diperoleh jawaban, maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna :

a. Kegunaan Teoritis

a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya berkaitan dengan masalah metode pembelajaran. b) Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis dimasa yang akan

datang.

c) Untuk menambah khasanah keilmuan dalam lingkup pendidikan.

d) Dijadikan sebagai strategi dalam perbaikan mutu pembelajaran Al-qur’an Hadis

e) Dapat dijadikan tambahan referensi untuk penelitian lain yang terkait.

b. Kegunaan Praktis a) Bagi Guru

Penelitian ini merupakan langkah maju untuk mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan sikap profesionalisme guru.

b) Bagi siswa

(24)

7 c) Bagi sekolah

Dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan kemampuan menghafal hadis dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadis. Penelitian ini turut membantu sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada maetri yang bersangkutan.

d) Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang dapat dijadikan sebagai calon pendidik agar menjadi pendidik yang baik.

E. Hipotesis Tindakan penelitian

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini, yaitu penerapan metode Tutor sebaya dalam meningkatkan kemampuan menghafal hadist siswa kelas VIII MTs Negeri Grabag Magelang 2017/2018. Hadis yang dihafalkan adalah hadis tentang tolong-menolong dan mencintai anak yatim.

F. Indikator Keberhasilan

(25)

8

G. Definisi Oprasional

Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini. Perlu penjelasan beberapa istilah pokok dalam kata-kata yang menjadi variabel penelitian yaitu:

1. Peningkatan

Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkat “Usaha,

kegiatan”(Pusat Departemen Pendidikan Nasional, 2007:183).

Peningkatan merupakan usaha membuat sesuatu yang lebih baik dari pada yang sebelumnya, sehingga dengan adanya peningkatan sesuatu akan menjadi lebih baik. peningkatan dilakukan karena adanya perbaikan dalam suatu proses atau cara yang belum tercapai.

2. Kemampuan Menghafal Hadis

Dalam Kamus Besar Bah asa Indonesia menghafal adalah berusaha menerapkan kedalam pikiran agar selalu diingatkan (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007:96). Kemampuan adalah kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu, kekayaan yang dimiliki.

(26)

9

menyimpan didalam memori (storage), dan pengungkapan kembali pokok bahasan yang ada dalam memori (retrival) (Sa’adatul, 2008:49).

Jadi kemampuan menghafal adalah kesanggupan memasukan informasi kedalam otak sebagai tolak ukur pengetahuan yang dimiliki siswa. Kemampuan menghafal bisa ditingkatkan dengan pelatihan dan pembiasaan.

Menurut bahasa kata Al-Hadis artinya al-jadid (baru), al-khabar (berita) al-qarib (dekat). Menurut muhaditsin, hadis adalah semua perkataan Nabi Muhammad Saw. Perbuatan, dan segala pemberitaan tentang Nabi Muhammad Saw. Seperti yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran dan kebiasaannya.

Ada pula yang menyatakan bahwa hadis tidak hanya berasal dari Nabi Muhammad Saw. Tetapi juga berasal dari sahabat dan tabiin. Oleh karena itu, hadis dapat diklasifikasikan menjadi: (a) hadis marfu’, yaitu hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.;(b) hadis mauquf, yaitu hadis yang disandarkan kepada sahabat.; (c) hadis maqtu’, yaitu hadis yang sandarkan pada tabi’in.

(27)

10

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna hadis adalah:

1. Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. Berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya.

2. Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya.

Depang (2004: 4) Mata pelajaran Al-Qur’ah Hadis merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang merupakan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis mempunyai tujuan dan fungsi, dan tujuan itu sendiri agar peserta didik bergairah untuk membaca Al-Qur’an dan Al-Hadis dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.

3. Hadist Tentang Tolong Menolong dan Mencintai Anak Yatim a. Naskah, terjemah, Hadis Tentang Tolong Menolong

2442

-اَنث َدَح

ًامَل اَس َّنَأ ٍب اَهَش ِنْبا ْنَع ٍلْيْقُع ْنَع ُثْيّللا اَنَث َّدَح ِريكُب ُنْب ىيحي

ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله َل ْوُس َر ّنَا ُه َرَبْخَأ اَمَهْنَع ّاللّ يَضر َرمَع َنْب ّاللّ دبع َّنَأ ُهَرَبْخَأ

َو

(28)

11

Artinya:”Telah mengisahkan kepada kami Yahya bin Bukayri mengisahkan kepada kami Al-Laits Dari ‘Uqail dari Ibnu Sahab bahwa sesungguhnya Salaman mengabarkan sesungguhnya Abdullah bin Umar r.a mengabarkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “ Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain. Oleh karena itu, ia tidak boleh

menganiaya dan menyerahkannya (kepadamusuh). Barangsiapa

memperhatikan kepentingan saudaranya, Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barangsiapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitanya pada hari kiamat kelak. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.” (HR. Bukhori)

(Abi Abdillah, 1995:81)

4867

(29)

12

seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itumau menolong saudarnya. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

(An-Naisaburi, 1995:71)

b. Naskah, terjemah, Hadist Tentang Mencintai Anak Yatim

5304

merenggangkan antara keduanya.” (HR al-Bukhori)

(AbiAbdillah, 1995:297)

(30)

13

didalamnya ada anak yatim yang diperlakuakan dengan jahat. (HR Ibnu Majah)

(Abu Abdullah, 397:2004)

4. Metode Pembelajaran Tutor sebaya

Metode pembelajaran tutor sebaya berarti siswa mengajar siswa lainnya atau yang berperan sebagai pengajar (tutor) adalah siswa. Metode pembelajaran tutor sebaya adalah suatu strategi pembelajaran yang kooperatif dimana rasa saling menghargai dan mengerti dibina diantara siswa berpartisipasi aktif dan dapat memecahkan masalah bersam-sama, sehingga pemerataan terhadap materi pembelajaran yang diberikan dapat tercapai.

Dari pembatasan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Peningkatan kemampuan menghafal hadis dengan metode tutor sebaya adalah proses perbaikan untuk melatih kesanggupan memasukan informasi kedalam otak (menghafal) sebagai tolak ukur pengetahuan dilakukan bersama teman-teman dan pengajar (tutor) dari teman sebayanya.

5. Kriteria Ketuntasan Minimal

(31)

14

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. (Arikunto,2012: 3). Dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Peranan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem pembelajaran yaitu tingkat kemampuan menghafal hadis siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadist Indikator menghafal Hadis.

2. Lokasi, waktu dan subyek penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan

a. Lokasi : MTs Negeri 4 Magelang JL. KH. Syiroj, Grabag, Magelang, Jawa Tengah 56196.

b. Waktu pelaksanaan siklus

Servey : Kamis 8 November 2017 Pra Siklus : Jum’at 9 November 2017

(32)

15

c. Subjek Penelitian : Peserta adalah siswa kelas VIIIE yang berjumlah siswa yang terdiri dari 19 siswa putri dan 12 siswa putra.

d. Mata Pelajaran : Al-Qur’an Hadis.

e. Materi Pelajaran : Menghafal Hadis Tentang Tolong Menolong dan Mencintai Anak Yatim.

3. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Suyadi dalam bukunya panduan penelitian Tindakan kelas (2014:50) langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Langkah pertama melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Maka kegiatan yang akan dilakukan yaitu :

1) Membantu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Membuat sekenario pembelajaran yang sesuai. 3) Menyiapkan alat dan media pembelajaran. b. Pelaksanaan

(33)

16

tingkat prestasi akademik, sehingga anggota kelompoknya bisa menerima keberadaan Tutor.

c. Pengamatan

Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa. Peneliti akan menggunakan tes dan pengamatan untuk melihat efek penggunakan metode Tutor sebaya sebagai peningkatan kemampuan menghafal hadis siswa kelas VIII MTs Negeri 4 Magelang. d. Refleksi

Dalam bahasa Indonesia refleksi adalah perbuatan merenungkan atau memikirkan sesuatu (Wiriaatmadja, 2008:27). Refleksi merupakan sarana melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakuakan terhadap subyek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Tahapan terakhir dalam PTK ini adalah refleksi yaitu kegiatan mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Hasil refleksi terhadap perencanaan yang telah dilakukan tersebut akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja selanjutnya. Peneliti akan mengkaji kelemahan dan mencari solusi tindakan tersebut. Dan melakukan evaluasi terhadap metode pembelajaran yang telah dilakukan.

(34)

17

dalam penyajian materi dan penguasaan didalam kelas, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi guru agar dalam penyampaian materi dapat menjadi lebih baik dalam pertemuan yang selanjutnya.

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan kelas

4. Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan beberapa instrumen pendukung diantaranya :

a) Lembar observasi

b) Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5. Metode Pengumpulan Data

(35)

18 a. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan adalah berperan serta secara aktif. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas VIIIE MTs Negeri 4 Magelang dan peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas maupun kinerja siswa selama proses berlangsung. Observasi di fokuskan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran Al-Qur’an Hadis materi menghafal hadist. Selama proses belajar mengajar

berlangsung peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran.

b. Tes

Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau setelah diterapkannya metode. Tes yang diberikan berupa tes lisan berubah hafalan hadist yang dilakukan oleh siswa. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa kelas VIII MTs Negeri 4 Magelang setelah kegiatan pemberian tindakan.

c. Wawancara

Wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui interaksi verbal/lisan. Wawancara memungkinkan kita menyusup kedalam “alam” pikiran orang lain, tepatnya hal-hal yang berhubungan

(36)

19

Wawancara dapat dilakukan dengan guru, siswa orang tua siswa, teman-temannya atau orang lain yang dapat diminta keterangan tentang siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

d. Dokumentasi

Di sekolah biasanya telah ada sejumlah dokumen tentang siswa, dokumen tentang nilai pelajaran, perkembangan pribadi siswa, tentang aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah. Betapapun sederhananya sekolah, dokumen tentang nilai pelajaran biasanya ada, apakah dalam bentuk buku nilai atau catatan pada guru, buku induk atau rapot. Pada sekolah yang lebih teratur secara administratif biasanya ada juga dokumen-dokumen tentang keadaan keluarga dan sejumlah data pribadi siswa.

6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan peneliti yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan mengunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya. Analisis ini dilakuakan peneliti sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuan.

(37)

20

dikatakan belum tuntas atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa kurang dari 75.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut :

Bagian awal meliputi :Halaman sampul, Halaman judul, Halaman berlogo, Halaman persetujuan pembimbing, Halaman pengesahan, Pernyataan keaslian tulisan, Moto dan persembahan, Kata pengantar, Abstrak, Daftar isi, Daftar tabel, Daftar lampiran.

Bagian inti skripsi PTK ini memuat: pendahuluan, kajian pustaka, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dan penutup.

BAB I : PENDAHULUAN, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan Penelitian, Indikator Keberhasilan, Definisi Oprasional, Metode Penelituan, Sistematika Penulisan

(38)

21

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN, Gambaran Umum MTs Negeri 4 Magelang, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, Deskripsi Per Siklus, Pembahasan

(39)

22 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peningkatan Kemampuan Menghafal Hadis

1. Pengertian Peningkatan

Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkat “Usaha,

kegiatan”(Pusat Departemen Pendidikan Nasional, 2007:183).

Peningkatan merupakan usaha membuat sesuatu yang lebih baik daripada yang sebelumnya, sehingga dengan adanya peningkatan sesuatu akan menjadi lebih baik. peningkatan dilakukan karena adanya perbaikan dalam suatu proses atau cara yang belum tercapai.

2. Pengertian Kemampuan

Kemampuan yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat perkembangannya, adapun kata “mampu”: memiliki makna yang sama

(40)

23

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan dan potensi yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk melakukan sesuatu namun dalam menggali potensi tersebut perlu banyak latihan.

3. Pengertian Kemampuan Menghafal

Menghafal adalah sebuah usaha aktif agar dapat memasukkan informasi kedalam otak. Menghafal adalah mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dan tersimpan dimemori jangka panjang (Kuswana, 2012: 115). Kemampuan menghafal juga diartikan sebagai kemampuan untuk memindahkan bahan bacaan atau objek kedalam ingatan (encoding), menyimpan didalam memori (storage) dan pengungkapan kembali pokok bahasan yang ada dalam memori (retrival) (Sa’dullah, 2008:49). Menghafal juga dapat dikatakan suatu kegiatan menyerap informasi kedalam otak yang dapat digunakan dalam jangka panjang.

Jadi menghafal adalah usaha aktif memasukan informasi atau memindah bahan bacaan untuk mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dan tersimpan dimemori jangka panjang.

4. Faktor untuk Memperkuat Kemampuan Menghafal

(41)

24 a. Menjauhi maksiat. b. Tidak bersikap sombong. c. Istiqomah.

d. Melakukan shalat hajat.

e. Mengulang hafalan secara rutin. f. Tidak berlebihan memandang dunia.

g. Tidak terlalu berambisi (Wahid, 2012: 138).

Ketika menghafal suatu ayat/hadis, bantulah dengan imajinasi, libatkan emosi yang bisa membuat memori bertahan lama. Hadis yang dihafal kemudian ditulis, hal tersebut memudahkan menghafal hadis karena memerlukan tindakan aktif dari siswa dan multi sensor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menghafal seseorang adalah faktir kesehatan, aspek psikologi kecerdasan, motivasi usia dan keluarga.

B. Materi Hadis Tolong-Molong dan Mencintai Anak Yatim

Hadist Tentang Tolong Menolong dan Mencintai Anak Yatim a. Naskah, terjemah, Hadis Tentang Tolong Menolong

2442

-اَنث َدَح

ًامَل اَس َّنَأ ٍب اَهَش ِنْبا ْنَع ٍلْيْقُع ْنَع ُثْيّللا اَنَث َّدَح ِريكُب ُنْب ىيحي

ّنَا ُه َرَبْخَأ اَمَهْنَع ّاللّ يَضر َرمَع َنْب ّاللّ دبع َّنَأ ُهَرَبْخَأ

َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله َل ْوُس َر

(42)

25

Artinya:”Telah mengisahkan kepada kami Yahya bin Bukayri mengisahkan kepada kami Al-Laits Dari ‘Uqail dari Ibnu Sahab bahwa sesungguhnya Salaman mengabarkan sesungguhnya Abdullah bin Umar r.a mengabarkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “ Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain. Oleh karena itu, ia tidak boleh

menganiaya dan menyerahkannya (kepadamusuh). Barangsiapa

memperhatikan kepentingan saudaranya, Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barangsiapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitanya pada hari kiamat kelak. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.” (HR. Bukhori)

(AbiAbdillah, 1995:81)

(43)

26

penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itumau menolong saudarnya. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

(An-Naisaburi, 1995:71)

b. Naskah, terjemah, Hadist Tentang Mencintai Anak Yatim

5304

bersabda, “aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim disurga seperti beliau menunjuk jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkan antara keduanya.” (HR al-Bukhori)

(AbiAbdillah, 1995:297)

Artinya.”Mengisahkan kepada kami Ali bin Muhammad mengisahkankepada kami Yahya bin Adam mengisahkan kepada kami Ibnu al –Mubarok dari sa’id bin abiayub dari zaid bin abiatab Dari abu hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw, bersabda, “sebaik-baik rumah seorang muslim adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim dan diasuh dengan baik. seburuk-buruk rumah orang islam, adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diperlakuakan dengan jahat. (HR Ibnu Majah)

(44)

27 6. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis

Al-Qur’an secara, lafazh Al-Qur’an ( ُنَأ ْرُقْلَا) merupakan bentuk mashdar dari qara’a( َأَرَق)yang bermakna tala )َلاَت(, yakni membaca. Kemudian, makna mashdariyah ini dijadikan nama untuk firman Allah Swt. dengan mengubahnya menjadi makan maf’ul, yakni maqru’un( ٌء ْو ُرْقَم), artinya yang dibaca (Thanthawi, 2013: 23).

Menurut shubhi al-shalih, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang berupa, mukjizat, diturunkab kepada Nabi Muhammad Saw, tertulis dalam mushhaf, dinukilkan secara mutawatir dan merupakan ibadah bagi yang membacanya.

Menurut Muhammad Isma’il Ibrahim, Al-Qur’an adalah kalam

Tuhan yang diturunkan melalui al-Ruh al-Amin (malaikat jibril) kepada penutup para Nabi dan Rasul, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebagai hidayah (petunjuk) bagi seluruh umat manusia.

Menurut Muhammad Salim, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad Saw, tertulis di kalam mushhaf, dinukilkan kepada kita dengan mutawatir, ibadah bagi orang yang membacanya dan diakhir dengan surat yang terpendek

(45)

28

mushhaf, diawali dengan surat al-fatihah dan diakhiri surat an-nas, merupakan petunjuk Allah kepada Makhluk-Nya, hukum Tuhan untuk penghuni dunia, penutup kitab-kitab samawy dan kebahagiaan manusia didunia dan akhirat (Budiharjo, 2012:2).

Dari empat pengertian diatas, dapat disimpulkan Al-Qur’an adalah :

1. Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. 2. Mukjizat bagi Nabi Muhammad.

3. Dinukilkan secara Mutawatir. 4. Membacanya bernilai ibadah.

5. Tertulis dalam Mushhaf, diawali alfatihah dan diakhiri surat an-nas.

Menurut bahasa kata Al-Hadis artinya al-jadid (baru), al-khabar (berita) al-qarib (dekat). Menurut muhaditsin, hadis adalah semua perkataan Nabi Muhammad Saw. Perbuatan, dan segala pemberitaan tentang Nabi Muhammad Saw. Seperti yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran dan kebiasaannya.

Ahli hadis lain mengatakan bahwa hadis merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. Selain Al-Qur’an yang berupa perkataan, perbuatan, dan taqrirnya, yang berkaitan dengan hukum syara’.

Hukum syara’ adalah tingkah laku manusia yang berkaitan dengan

perintah, larangan, dan pilihan-pilihan yeng termuat dalam hukum taklifi.

(46)

29

karena itu, hadis dapat diklasifikasikan menjadi: (a) hadis marfu’, yaitu hadis yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw.;(b) hadis mauquf, yaitu hadis yang disandarkan kepada sahabat.; (c) hadis maqtu’, yaitu hadis yang sandarkan pada tabi’in.

Ulama hadis lainnya memberikan pengertian hadis sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Baik sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik berupa perkataan (qauly), perbuatan (fi’ly), dan ketetapan (taqriry) (Dimyati, 2016:20).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna hadis adalah:

3. Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. Berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya.

4. Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya.

(47)

30

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadist di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan Hadist dengan benar, serta hafalan terhadap surah-surah pendek dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surah surah pendek tersebut dan hadist hadist tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

Secara subtansial mata pelajaran Al-Qur’an Hadis memiliki kontribusu dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an Hadis sebagai sumber utama ajaran islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari (Departemen Agama RI 2004). 1. Tujuan dan fungsi pelajaran Al-Qur’an Hadis

Pembelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar siswa dalam membaca menukus meniasakan menggemari Al-Qur’an Hadis serta memberikan motivasi bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi Al-Qur’an Hadis. Dengan demikian, para siswa diharapkan dapat

(48)

31

Fungsi mata pelajaran Al-Qur’an hadis adalah :

1. Menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al-Qur’an Hadis

2. Mendorong, membimbing dan membina keimanan dan kegemaran untuk membaca Al-Qur’an Hadis

3. Menanamkan pengertian, pemahaman, pengayaan dan pengamalan ayat-ayat Al-Qur’an dalam perilaku peserta didik setiap hari.

4. Memberi bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi.

C. Metode Tutor Sebaya

1. Pengertian Metode Tutor Sebaya

(49)

32

kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya(Suherman, 2003:277).

Tutor sebaya sering dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar pesertadidik. Tutor sebaya adalah pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Metodebelajar yang baik paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain (Hisyam: 2008:46).

Dengan pembelajaran ini siswa membantu teman yang belum paham/ belum hafal dalam proses menghafal hadis, sehingga akan terjadi kegiatan belajar yang aktif, komunikatif dan menyenangkan. Metode latihan bersama teman memanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih teman yang mengalami kesulitan. Tutor dapat menentukan cara yang digunakan dalam memberikan pelatihan pada teman.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode Tutor Sebaya yaitu pemberian bantuan yang dilakukan oleh siswa yang memiliki daya serap tinggi kepada teman yang belum paham.

2. Penerapan Metode Tutor Sebaya

(50)

33

Bagi Tutor bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok.

Dalam penerapan ini Tutorharus memiliki prestasi lebih dan daya serap dalam menghafal yang baik, memiliki strategi untuk membuat kelompoknya bersemangat dalam menghafalkan hadis. 3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Tutor Sebaya

1) Melakukan seleksi yang mapan terhadap pemilihan seorang Tutordiantara siswa, otomatis murid tersebut lebih pandai dan cakap dalam berkomunikasi dengan murid lainnya.

2) Membagikan beberapa kelompok pembelajaran dan jangan dibuat terlalu besar jumlah kelompoknya. Dalam satu kelompok dipilih seorang yang menjadi Tutor.

3) Sebelum para Tutor memimpin hafalan hadis bersama, guru juga harus mempersiapkan berbagai hal kepada tutor sebaya yang dipilih. Sehingga saat menyampaikan materi dan memimpin hafalan hadis bersama tidak menyimpang dari topik pembahasan. 4) Guru menjelaskan kepada semua murid tujuan pembelajaran

metode Tutor Sebaya. Karena saat para murid ingin bertanya, maka mereka akan bertanya kepada tutor yang sudah dipilih. Dan fungdi guru mengarahkan bersikap sebagai fasilitator.

(51)

34

sebaya otomatis siswa yang lain juga tidak mengerti. Maka pada akhir periode pengajaran Tutor sebaya dianggap gagal.

4. Keunggulan dan Kekurangan Metode Tutor Sebaya KeunggulanMetode pembelajaran Tutor Sebaya yaitu:

a. Hasilnya lebih baik bagi siswa yang mempunyai perasaan takut gurunya.

b. Bagi Tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas.

c. Bagi Tutor melatih tanggung jawab. d. Mempererat hubungan antar siswa.

Sedangkan kekurangan Metode Pembelajaran Tutor Sebayayaitu: a. Siswa yang dibantu sering kali kurang serius.

b. Siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya. c. Pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan.

d. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang Tutor Sebaya (Amirudin, 2010:20).

D. Kriteria ketuntasan minimal (KKM)

1. Pengertian kriteria ketuntasan minimal

(52)

35

Kriteria ketuntasan minimal adalaj kriteria yang paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuab pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) disatuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama menetapkan KKM.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhal untuk mengetahuinya. Satuan pendidik perlu melakukan sosialisasi agar informasi diakses dengam mudah oleh para peserta didik dan orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik. 2. Macam-macam KKM

KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) disatuan pendidikanatau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama.

(53)

36 T

KB= x 100% T1

Keterangan:

KB = KetuntasanBelajar

T = Jumlahskor yang diperolehsiswa T1 = Jumlahskor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika mencapai KKM individu yang telah ditetapkan dalam masing –masing sekolah berdasarkan pertimbangan MGMP.

Menentukan KKM individual dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung, serta dimusyawarahkan guru MGMP. Di sekolahMTs Negeri 4 Magelang menentukan KKM individual yaitu 75.

a. KKM Nasional

KKM Nasional sudah ditetapkan secara nasional yaitu 75. b. KKM Klasikal

KKM Klasikal di MTs Negeri 4 Magelang adalah 85%. Maka suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasanklasikal) jika dalam kelas mendapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

(54)

37

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolahan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut (Jamal, 2010: 197):

a. Ketuntasan belajar setiap indikator adalah 0-100% dengan batas minimum 75%.

b. Sekolahan harus menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata pesertadidik (intake), kompleksitas (kesulitan dan kerumitan setiap indikator pencapaian) dan daya dukung (tenaga pengajar, sarana dan prasarana).

c. Sekolahan dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria ideal tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (100%).

Untuk lebih jelasnya, lihat rambu-rambu penetapan KKM di bawah ini (Jamal, 2010: 197-198):

a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran b. KKM ditetapkan oleh MGMP sekolah

c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang nilai 0-100

d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100

e. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah ketuntasan belajar maksimal

(55)

38

Conntoh penetapan nilai KKM dengan memberikan point pada setiap kriteria ketetapan (Jamal, 2010: 199).

a. Kompleksitas : - Tinggi = 1 - Sedang = 2 - Rendah = 3 b. Dayadukung : - Tinggi = 3 - Sedang = 2 - Rendah = 1 c. Intake : - Tinggi = 3 - Sedang = 2 - Rendah = 1

Jika indikator kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang nilainya adalah (3+3+2) x 100 = 88,899 atau dibulatkan menjadi 89.

Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria maka: a. Kompleksitas : - Tinggi = 50-64

- Sedang = 65-80 - Rendah = 81-100 b. Dayadukung : - Tinggi = 81-100 - Sedang = 65-80 - Rendah = 50-64 c. Intake : - Tinggi = 81-100

(56)

39

- Rendah = 50-64

(57)

40 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Diskripsi Awal

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 4 Magelang. Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Dalam bagian ini penulis akan memaparkan lokasi dilaksanakannya penelitian. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal sebagai berikut : a. Identitas

Nama Madrasah : MTs Negeri 4 Magelang

Alamat :Jalan KH. Syiroj Grabag kab. Magelang 56196

Status Madrasah :Milik Sendiri /Negeri

Kode Pos : 56196

Tahun Berdiri : 1970

Visi : Terwujudnya Manusia Yang Islami, Unggul Dalam prestasi, Disiplin Tinggi, Dan Berakhakul Karimah

Indikator :

1) Berkwalitas dalam iman dan taqwa 2) Berkwalitas dalam pengamalan ajaran

(58)

41

3) Kreativitas dalam menguasai IPTEK 4) Prestasi dalam olah raga, seni dan

budaya.

Misi :

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan ajaran islam secara optimal 2) Menjadikan masjid sebagai pusat

kegiatan keagamaan

3) Melaksanaka KBM dengan lancar dan baik

4) Memberikan motivasi kepada siswa untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal

5) Menerapkan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh komponen warga madrasah

6) Menumbuhkan kepekaan sosial. b. Letak Geografis

MTs Negeri 4 Magelang terletak di Dusun Klewonan, Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

(59)

42

MTs Negeri Grabag dahulu merupakan madrasah dibawah yayasan pendidikan Islam Arrosyidin dengan pendiri antara lain : Almaghfurllah KH Mughni Pendem Grabag Magelang, Almagfurllah KH Badarudin Mantenan Rejosari 1 Grabag dengan dewan guru antara lain (KH Moh Tarmudi, HM Masykur, H. A. Dimyati, Drs. H Pono Ahmad, KH Muh.Tachfif, Kyai Fuad Al-Amin, Fathoni, BA, Darmadi, BA, K. Dimhari, K. Aryanto, Aris Djawadir, Musiri ZM, dsb). MTS Arrosidin Grabag Mendapat dukungan dari Para Ulama dan Kyai di wilayah Magelang Utara, hingga akhirnya mendapatkan tanah terletak di Jl. KH Syiraj Grabag Kurang lebih 400 m2. Atas dukungan ulama, kyai dan masyarakat akhirnya berkembang pesat menjadi madrasah yang dipercaya oleh masyarakat, kemudian mengajukan surat permohonan kepada Menteri Agama yakni surat tanggal 25 Juli 1970 no 09/PAN/II/69 dan tanggal 1 Januari 1969 no 127/B.4/MDR/I.31/69 juga mendapat persetujuan dari Bupati Kabupaten Magelang tanggal 28 September 1969 no PUB34/6303/69 dan persetujuan dari partai Nahdlotul Ulama tanggal 16 Januari 1969 no 73/tanfidiyah/I/69. Proses Penegrian madrasah mendapat persetujuan dan dukungan dari :

1. Bupati KDH Kabupaten Magelang tanggal 28 September 1969

(60)

43

3. Kepala Dinas Pendidikan Agama Kota Madya Magelang I tanggal 19 Januari 1969 No 1072/B.4/MDR/31/09

4. Kepala Jawatan Pendidikan Agama Propinsi Jawa Tengah tanggal 19 Januari 1970 No 291/a/b.III/MDR/I/70

5. Surat persetujuan dari Dirjen Humas Islam tanggal 28 Juli 1970 no 416/D.I/70

6. Surat persetujuan Direktur Direktorat Pendidikan Agama Islam tanggal 7 Maret 1970 no Dd/1/pda/s/dek/008

Dengan surat persetujuan diatas maka pada tanggal 14 September 1970 Menteri Agama Republik Indonesia KH M. Dahlan memberikan surat keputusan penegerian Madrasah Tsanawiyah Arrosidin Grabag Magelang, menjadi Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTsAIN) Grabag Magelang 1 Propinsi Jawa Tengah, Sehingga tanggal 14 September ditetapkan sebagai Hari Lahirnya MTs Negeri Grabag.

Kepala madrasah yang bertugas di MTs N Grabag yaitu : 1. H. Muh Tarmudi, BA (1970 - 1994)

2. H. Kozin Mawardi, BA (1994 - 2000) 3. Drs. H. Pono Ahmad (2000 - 2008) 4. Drs. Gunartomo, M.Pd (2009 - 2013) 5. Abdul Ghofar, S.Pd (2013 - 2016)

(61)

44

8. H. Tasimin, S.Ag; M.S.I (Januari 2017 - Sekarang)

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan dibidang pendidikan, MTs Negeri Grabag semakin berkembang dan semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat sampai sekarang dengan jumlah lokal 27 kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang guru,1 ruang BP/BK, 2 ruang perpustakaan, 2 ruang lab komputer, 1 ruang lab ipa, 1 ruang lab keterampilan, masjid dengan jumlah siswa 920 dan 71 pendidik dan tenaga kependidikan.

(sumber : http://mtsngrabag.sch.id ) d. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana yang dimiliki oleh MTs Negeri 4 Magelang secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Data Bangunan/Ruang Kelas Mts Negeri 4 Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018

no Nama bangunan/ruang Jumlah

1 Ruang Kelas 27

2 Laboratorium IPA 1

3 Laboratorium Komputer 1

4 Ruang Kepala Madrasah 1

5 Ruang tata usaha 1

6 Ruang guru 3

7 Ruang ketrampilan 1

8 Ruang perpustakaan 1

9 Masjid 1

(62)

45

(Sumber : Documentasi dari TU MTs Negeri 4 Magelang)

Tabel 3.2

Data inventaris MTs Negeri 4 Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018

(63)

46 Sambungan ….

6 Papan Tulis 27

7 Lemari Dalam Kelas 27

18 PC/Laptop Di Lab.Komputer 100

9 Alat Peraga PAI 1

15 Perlengkapan Lap.Sepakbola/Futsal 5

(Sumber : Documentasi dari MTs Negeri 4 Magelang) e. Keadaan Pendidik dan Kependidikan

Jumlah pendidik dan kependidikan di MTs Negeri 4 Magelang tahun pelajaran 2017/2018 secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Data pendidik dan kependidikan MTs Negeri 4 Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018

no Profesi Jumlah PNS Jumlah non PNS

Lk Pr Lk Pr

1. Kepala Madrasah 1

2. Wakil Kepala Madrasah 4 3. Pendidik Total (Diluar Kepala

Dan Wakil Kepala)

5 28 11 9

(64)

47 f. Keadaan siswa

Siswa MTs Negeri 4 Magelang tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 901 siswa dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.4

Data siswa MTs Negeri 4 Magelang Tahun 2017/2018 No Kelas Lk Pr Jumlah

1 7A 16 18 34

2 7B 17 18 35

3 7C 16 20 36

4 7D 15 20 35

5 7E 16 20 36

6 7F 16 18 34

7 7G 20 16 36

8 7H 15 20 35

9 7I 17 18 35

10 8A 12 20 32

11 8B 14 20 34

12 8C 12 20 32

13 8D 11 21 32

14 8E 12 19 31

15 8F 12 22 34

16 8G 12 20 32

17 8H 14 20 34

18 8I 14 20 34

19 9A 14 18 32

(65)

48 Sambungan … .

20 9B 16 17 33

21 9C 16 16 32

22 9D 14 18 32

23 9E 14 18 32

24 9F 13 20 33

25 9G 14 18 32

26 9H 14 18 32

27 9I 14 18 32

Jumlah 390 511 901

(Sumber : Documentasi dari TU MTs Negeri 4 Magelang)

g. Keadaan siswa yang diteliti

Siswa kelas VIIIE MTs Negeri 4 Magelang tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 31siswa, 12 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Data keadaan siswa kelas VIIIE MTs Negeri 4 Magelang adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Data siswa yang diteliti MTs Negeri 4 Magelang Tahun 2017/2018

No Nama Tempat Tanggal Lahir JK

1 ABS Magelang 15/01/2003 L

2 AF Temanggung 18/12/2003 L

3 AAI Magelang 22/12/2003 L

4 ARF Temanggung 13/06/2003 L

5 ASA Magelang 24/07/2004 L

(66)

49

(67)

50 B. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian

1. Kondisi Awal (Pra Siklus)

Tahap pra siklus merupakan tahapan pengumpulan data pada saat sebelum dilakukan penelitian. Data yang didapatkan pada tahap ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan tindakan yang akan dilakuakan pada tahap siklus 1. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi mengenai kemampuan menghafal hadis tolong-menolong dan mencintai anak yatim. Untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam materi yang sama sebelum menerapkan pembelajaran menghafal hadis dengan metode Tutor sebaya, nantinya akan dibandingkan dengan sudah menerapkan metode tersebut dan diambil kesimpulan apakah metode tersebut berpengaruh atau tidak.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadis materi menghafal hadis tentang Tolong Menolong dan mencintai anak yatim semester ganjil 2017.

Penelitian ini dilaksanakan 3hari dikelas VIIIE MTs Negeri 4 Magelang sesuai dengan jadwal mata pelajaran Al Qur’an Hadis.

Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Pra siklus untuk observasi dilaksanakan pada tanggal 9 November 2017.

(68)

51 C. Diskripsi pelaksanaan siklus 1

Siklus pertama dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan, siklus pertama diawali dengan refleksi dan analisis bersama antara peneliti dan guru terhadap hasil belajar siswa, mengidentifikasi masalah, menganalisa masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah. Dari hasil tersebut diatas peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. Membuat atau menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus pertama yang difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan.

b. Membuat instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas yaitu :

1) Lembar pengamatan aktivitas siswa selama melaksanakan penugasan.

2) Lembar tes akhir pembelajaran.

c. Merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran. Dalam penelitian ini keberhasilan pembelajaran ditetapkan apabila siswa mencapai ketuntasan belajar dengan nilai minimal 75.

(69)

52

Pada tahap pelaksanaan siklus pertama peneliti dibantu guru (kolabolator) melaksanakan skenario pembelajaran seperti yang telah direncanakan dalam RPP yaitu sebagai berikut :

a. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan membaca basmalah.

b. Guru memberikan apresiasi dengan memberikan pertanyaan untuk mengulas pelajaran minggu lalu dan pelajaran yang akan dipelajari dirumah.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung. d. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.

e. Guru membagiakan teks hadis yang akan didiskusikan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok bertugas mendiskusikan bagaimana membaca hadis sesuai kaidah. Salah satu siswa yang di milih menjadi Tutor memimpin anggotanya untuk mendiskusikan dan menghafalkan hadis tersebut dengan benar.

f. Guru memberikan instruksi setiap kelompok diminta untuk mempertanggung jawabkan atau mendiskusikan, membaca dan menghafalkan hadis tolong-menolong.

g. Guru mempersilahkan anggota kelompok untuk mempraktikkan hasil diskusinya satu persatu.

(70)

53

akan mendapatkan hadiah atau reward dari guru berubah penilaian yang baik.

i. Guru meminta siswa melakukan post test dengan menghafal hadis secara individu.

j. Guru memberikan evaluasi, penegasan dan menyimpulkan tentang materi yang sudah disampaikan.

k. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah dan salam.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti bersama guru (kolabolator) melakukan pengumpulan data proses dan hasil belajar. Untuk selanjutnya diolah, dianalisis dan diinterpretasikan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah :

a. Tes evaluasi pembelajaran

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebagai patokan untuk mengukur ketrampilan dan ketuntasan peserta didik dalam menguasai materi. Instrumen ini dibuat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan kepada guru yang bersangkutan. Tes evaluasi digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. Tes ini dilakukan di akhir pembelajaran.

(71)

54

c. Lembar pengamatan dan penilaian saat pembelajaran.

a) Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Lembar pengamatan ini diisi oleh peneliti dan dilaksnakan saat pembelajaran berlangsung. b) Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan peneliti

dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan RPP. Lembar pengamatan ini diisi guru kolabolator dan dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung.

Dengan materi yang di sampaikan pada siklus 1 ialah hadis tentang tolong menolong . Hadis riwayat imam bukhori no. 4867

4867

(72)

55

kiamat. Barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itumau menolong saudarnya. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

(An-Naisaburi, 1995:71)

4. Refleksi (reflecting)

Hasil yang didapatkan dalam proses observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari analisis tersebut, tim peneliti melakukan refleksi diri apakah pelaksanaan metode Tutor Sebayadapat meningkatkan kemampuan hafalan hadis pada siswa kelas VIIIE semester ganjil di MTs Negeri 4 Magelang. Kegiatan refleksi diawali dengan, antara lain: 1. Memeriksa catatan observasi.

2. Melakukan diskusi dengan guru kolabolator meliputi evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu dan waktu dari setiap macam tindakan.

3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

4. Evaluasi tindakan I. D. Diskripsi Pelaksanaan Siklus 2

Seperti halnya siklus pertama, siklus keduapun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

1. Perencanaan (Planning)

(73)

56

pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus kedua peneliti memperhatikan kekurangan yang terjadi pada perbaikan siklus pertama.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan siklus kedua peneliti dibantu oleh guru (kolabolator) melaksanakan skenario pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan yang terjadi pada perbaikan siklus pertama, seperti yeng telah direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu :

a. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan membaca basmalah.

b. Guru memberikan aperpsi dengan memberikan pertanyaan untuk mengulas pelajaran minggu lalu dan pelajaran yang akan dipelajari dirumah.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung. d. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok

e. Guru membagiakan teks hadis yang akan didiskusikan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok bertugas mendiskusikan bagaimana membaca hadis sesuai kaidah. Salah satu siswa yang di milih menjadi Tutor memimpin anggotanya untuk mendiskusikan dan menghafalkan hadis tersebut dengan benar.

(74)

57

g. Guru mempersilahkan anggota kelompok untuk mempraktikkan hasil diskusinya satu persatu.

h. Guru menyimak dan memperhatiakn hafalan setiap kelompok. Kelompok yang paling kompak dan fasih dalam menghafalkan akan mendapatkan hadiah atau reward dari guru.

i. Guru meminta siswa melakuakn post test dengan menghafal hadis secara individu.

j. Guru memberikan evaluasi, penegasam dan menyimpulkan tentang materi yang sudah disampaikan.

k. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkab hamdalah dan salam.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti dan guru (kolabolator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran metode Tutor sebaya seperti siklus 1. Dengan materi yang di sampaikan pada siklus 1 ialah hadis tentang mencintai anak yatim. Hadis riwayat imam bukhori no. 5034. Dan hadis imam ibnu majah no. 3679.

Materi ajaran hadis tentang mencintai anak yatim. a. Naskah, terjemah, HadistTentangMencintai Anak Yatim

(75)

58

Artinya: Umar bin Zararah mengabarkan kepada kita Abdul ‘Aziz bin hazing dari bapaknya dari Sahl bin Sa’ad ra.berkata, Rasulullah saw bersabda, “aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim disurga seperti beliau menunjuk jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkan antara keduanya.” (HR al-Bukhori)

(AbiAbdillah, 1995:297)

Artinya.”Mengisahkan kepada kami Ali bin Muhammad mengisahkan kepada kami Yahya bin Adam mengisahkan kepada kami Ibnu al -Mubarokdarisa’id bin abi ayub dari zaid bin abi atab Dari abu hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw, bersabda, “sebaik-baik rumah seorang muslim adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim dan diasuh dengan baik. seburuk-buruk rumah orang islam, adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diperlakuakan dengan jahat. (HR Ibnu Majah) (Abu Abdullah, 397:2004)

4. Refleski (Refleksi)

(76)

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap aktifitas siswa dan refleksi peneliti pada proses pembelajaran mata pelajaran Al-Qur’an Hadis. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian pre tes untuk mengukur kemampuan menghafal Hadis siswa sebelum pelaksanaan tindakan kelas, nilai KKM adalaj 75 yang akan dijadikan sebagai data awal yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan kemampuan siswa dalam menghafal Hadis.Hasil pengamatan dan penilaian awal tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Perolehan nilai Pre Test menghafal Hadis Tolong-Menolong

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan kelas
Tabel 3.1 Data Bangunan/Ruang Kelas Mts Negeri 4 Magelang
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah (1) memperoleh informasi nilai daya gabung umum galur-galur jagung manis, yang akan dijadikan tetua dalam persilangan dialel, (2)

tentang bagaimana ia harus bersikap ketika dewasa sehingga dapat meraih apa yang ia cita- citakan (kesuksesan dunia) melainkan juga bagaimana bisa sukses di akhirat. Hasil

Hasil analisis menunjukkan bahwa Intensitas Pembelajaran Al-Qur’an Pada Kelas VIII di SMP Plus Citra Madinatul Ilmi Kota Citra Graha Banjarbaru sudah terlaksana yaitu

Dari data yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa kemampuan berkomunikasi siswa dikelas eksperimen dan kemampuan berkomunikasi siswa dikelas kontrol berbeda, dimana

Shinohara Y (2010) Factors Affecting health-related quality of life assessed with the SF- 36 health survey in outpatients with chronic-stage ischemic stroke in japan.. A

March dan Smith (2001) dan Parham (1970) mengemukakan bahwa jika pada temperatur rendah (25 0 C) akan menghasilkan produk para- hidroksiasetofenon sedangkan pada

Berdasarkan masalah yang dihadapi siswa kelas VII A SMP Muhammadiyah Kupang tahun ajaran 2018/2019, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan

Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana atas segala rahmat, berkah dan karunia Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Persepsi Arab Saudi