• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian simbol-simbol kontroversial gambar karikatur interpretatif Nabi Muhammad pada cover majalah Charlie Hebdo edisi 19

Korpus 6 pada Cover Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012 Sumber: Majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012, dokumentasi

B. Kajian simbol-simbol kontroversial gambar karikatur interpretatif Nabi Muhammad pada cover majalah Charlie Hebdo edisi 19

September 2012

Adanya kontroversi dan berbagai aksi protes mengenai gambar dalam majalah Charlie Hebdo edisi 19 September 2012 diakibatkan karena adanya pemahaman bahwa gambar tersebut adalah gambar Nabi Muhammad. Namun, simbol-simbol apa yang membuat orang memahami bahwa objek gambar tersebut adalah Nabi Muhammad? Pada dasarnya, dalam Islam yang dijelaskan melalui hadistnya menerangkan bahwa menggambar segala bentuk makhluk hidup itu dilarang. Terdapat beberapa hadits yang menerangkan tentang larangan menggambar makhluk bernyawa. Berikut ini adalah beberapa hadits yang menerangkan larangan menggambar oleh Abu Muawiah, di antaranya sebagai berikut:

1. Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:

َكﻙِلﻝَذﺫَعﻉَنﻥْصﺹَيﻱْنﻥَأﺃىﻯَهﻩَنﻥَوﻭِتﺕْيﻱَبﺏْلﻝاﺍيﻱِفﻑِرﺭَوﻭُّصﺹلﻝاﺍِنﻥَعﻉمﻡلﻝسﺱوﻭهﻩيﻱلﻝعﻉهﻩلﻝلﻝاﺍىﻯلﻝصﺹهﻩلﻝلﻝاﺍلﻝوﻭسﺱرﺭىﻯَهﻩَنﻥ “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan beliau melarang untuk membuat gambar.” (HR. At-Tirmizi no. 1671 dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)

2. Hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:

ُهﻩَتﺕْيﻱَّوﻭَسﺱَّاﺍلﻝِإﺇاﺍًفﻑَرﺭْشﺵُمﻡاﺍًرﺭْبﺏَقﻕَاﺍلﻝَوﻭُهﻩَتﺕْسﺱَمﻡَطﻁَّاﺍلﻝِإﺇًاﺍلﻝاﺍَثﺙْمﻡِتﺕْعﻉَدﺩَتﺕَاﺍلﻝْنﻥَأﺃ “Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pulan kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969) Dalam riwayat An-Nasai, “Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.”

3. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:

ّلﻝَسﺱَوﻭِهﻩْيﻱَلﻝَعﻉُهﻩَّلﻝلﻝاﺍىﻯَّلﻝَصﺹَّيﻱِبﺏَّنﻥلﻝاﺍَّنﻥَأﺃْلﻝُخﺥْدﺩَيﻱْمﻡَلﻝَةﺓَبﺏْعﻉَكﻙْلﻝاﺍيﻱِنﻥْعﻉَيﻱِتﺕْيﻱَبﺏْلﻝاﺍيﻱِفﻑَرﺭَوﻭُّصﺹلﻝاﺍىﻯَأﺃَرﺭاﺍَّمﻡَلﻝَمﻡَ اﺍَقﻕَلﻝاﺍَقﻕَفﻑُمﻡاﺍَلﻝْزﺯَأﺃْلﻝاﺍاﺍَمﻡِهﻩيﻱِدﺩْيﻱَأﺃِبﺏمﻡاﺍَلﻝَّسﺱلﻝاﺍاﺍَمﻡِهﻩْيﻱَلﻝَعﻉَلﻝيﻱِعﻉاﺍَمﻡْسﺱِإﺇَوﻭَمﻡيﻱِهﻩاﺍَرﺭْبﺏِإﺇىﻯَأﺃَرﺭَوﻭْتﺕَيﻱِحﺡُمﻡَفﻑاﺍَهﻩِبﺏَرﺭَمﻡَأﺃَوﻭ ُّطﻁَقﻕِمﻡاﺍَلﻝْزﺯَأﺃْلﻝاﺍِبﺏاﺍَمﻡَسﺱْقﻕَتﺕْسﺱاﺍاﺍَمﻡِهﻩَّلﻝلﻝاﺍَوﻭُهﻩَّلﻝلﻝاﺍْمﻡُهﻩَلﻝَتﺕ “Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Ka’bah, beliau tidak masuk ke dalamnya dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi

nasib), maka beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. “ (HR. Ahmad no. 3276)

4. Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku sementara saya baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda:

ِهﻩَّلﻝلﻝاﺍِقﻕْلﻝَخﺥِبﺏَنﻥوﻭُهﻩِّبﺏَشﺵُيﻱَنﻥيﻱِذﺫَّلﻝاﺍِةﺓَمﻡاﺍَيﻱِقﻕْلﻝاﺍَمﻡْوﻭَيﻱاﺍًبﺏاﺍَذﺫَعﻉِسﺱاﺍَّنﻥلﻝاﺍِّدﺩَشﺵَأﺃْنﻥِمﻡَّنﻥِإﺇ “Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka yang menyerupakan makhluk Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525 dan ini adalah lafazhnya) Dalam riwayat Muslim:

َخﺥَدﺩَفﻑُرﺭيﻱِوﻭاﺍَصﺹَتﺕِهﻩيﻱِفﻑاﺍًرﺭْتﺕِسﺱْتﺕَبﺏَصﺹَنﻥاﺍَهﻩَّنﻥَأﺃ،٬ُهﻩَعﻉَزﺯَنﻥَفﻑمﻡلﻝسﺱوﻭهﻩيﻱلﻝعﻉهﻩلﻝلﻝاﺍىﻯلﻝصﺹِهﻩَّلﻝلﻝاﺍُلﻝوﻭُسﺱَرﺭَلﻝ ْتﺕَلﻝاﺍَقﻕ :ِنﻥْيﻱَتﺕَدﺩاﺍَسﺱِوﻭُهﻩُتﺕْعﻉَطﻁَقﻕَفﻑ “Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, “Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya membuat dua bantal darinya.”

5. Dari Ali radhiallahu anhu dia berkata:

ًرﺭْتﺕِسﺱىﻯَأﺃَرﺭَفﻑَلﻝَخﺥَدﺩَفﻑَءاﺍَجﺝَفﻑمﻡلﻝسﺱوﻭهﻩيﻱلﻝعﻉهﻩلﻝلﻝاﺍىﻯلﻝصﺹَّيﻱِبﺏَّنﻥلﻝاﺍُتﺕْوﻭَعﻉَدﺩَفﻑاﺍًمﻡاﺍَعﻉَطﻁُتﺕْعﻉَنﻥَصﺹ َجﺝَرﺭَخﺥَفﻑُرﺭيﻱِوﻭاﺍَصﺹَتﺕِهﻩيﻱِفﻑاﺍ .َلﻝاﺍَقﻕَوﻭ :ُرﺭيﻱِوﻭاﺍَصﺹَتﺕِهﻩيﻱِفﻑاﺍًتﺕْيﻱَبﺏُلﻝُخﺥْدﺩَتﺕاﺍلﻝَةﺓَكﻙِئﺉاﺍلﻝَمﻡْلﻝاﺍَّنﻥِإﺇ “Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk datang. Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar, maka beliau segera keluar seraya bersabda, “Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5256)

6. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:

َلﻝاﺍَقﻕَفﻑمﻡلﻝسﺱوﻭهﻩيﻱلﻝعﻉهﻩلﻝلﻝاﺍىﻯلﻝصﺹِّيﻱِبﺏَّنﻥلﻝاﺍىﻯَلﻝَعﻉمﻡاﺍلﻝَّسﺱلﻝاﺍِهﻩْيﻱَلﻝَعﻉُلﻝيﻱِرﺭْبﺏِجﺝَنﻥَذﺫْأﺃَتﺕْسﺱ : « ْلﻝُخﺥْدﺩاﺍ » . َلﻝاﺍَقﻕَفﻑ : « اﺍًطﻁاﺍَسﺱِبﺏَلﻝَعﻉْجﺝُتﺕْوﻭَأﺃاﺍَهﻩُسﺱوﻭؤﺅُرﺭَعﻉَطﻁْقﻕُتﺕْنﻥَأﺃاﺍَّمﻡِإﺇَفﻑُرﺭيﻱِوﻭاﺍَصﺹَتﺕِهﻩيﻱِفﻑٌرﺭْتﺕِسﺱَكﻙِتﺕْيﻱَبﺏيﻱِفﻑَوﻭُلﻝُخﺥْدﺩَأﺃَفﻑْيﻱَكﻙ

ِهﻩيﻱِفﻑاﺍًتﺕْيﻱَبﺏُلﻝُخﺥْدﺩَنﻥاﺍلﻝِةﺓَكﻙِئﺉاﺍلﻝَمﻡْلﻝاﺍَرﺭَشﺵْعﻉَمﻡاﺍَّنﻥِإﺇَفﻑُأﺃَطﻁوﻭُيﻱُرﺭيﻱِوﻭاﺍَصﺹَتﺕ “Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda,

“Masuklah.” Lalu Jibril menjawab, “Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.” (HR. An-Nasai no. 5270) Mirip dengan hadit ini dari hadits Aisyah riwayat Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat Al-Bukhari, dan hadits-hadits lainnya.

7. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ُرﺭيﻱِوﻭاﺍَصﺹَتﺕْوﻭَأﺃُلﻝيﻱِثﺙاﺍَمﻡَتﺕِهﻩيﻱِفﻑاﺍًتﺕْيﻱَبﺏُةﺓَكﻙِئﺉاﺍلﻝَمﻡْلﻝاﺍُلﻝُخﺥْدﺩَتﺕاﺍلﻝ “Para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim no. 5545)

8. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:

وﻭَنﻥَبﺏَتﺕاﺍَمﻡَفﻑُحﺡِلﻝاﺍَّصﺹلﻝاﺍُلﻝُجﺝَّرﺭلﻝاﺍْمﻡِهﻩيﻱِفﻑَنﻥاﺍَكﻙاﺍَذﺫِإﺇَكﻙِئﺉَلﻝوﻭُأﺃَّنﻥِإﺇلﻝِتﺕِهﻩيﻱِفﻑاﺍوﻭُرﺭَّوﻭَصﺹَوﻭاﺍًدﺩِجﺝْسﺱَمﻡِهﻩِرﺭْبﺏَقﻕىﻯَلﻝَعﻉاﺍْ ِةﺓَمﻡاﺍَيﻱِقﻕْلﻝاﺍَمﻡْوﻭَيﻱِهﻩَّلﻝلﻝاﺍَدﺩْنﻥِعﻉِقﻕْلﻝَخﺥْلﻝاﺍُرﺭاﺍَرﺭِشﺵَكﻙِئﺉَلﻝوﻭُأﺃَفﻑَرﺭَوﻭُّصﺹلﻝاﺍَكﻙ “Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya. Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 427 dan Muslim no. 528)

9. Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:

َرﺭِّوﻭَصﺹُمﻡْلﻝاﺍَنﻥَعﻉَلﻝمﻡلﻝسﺱوﻭهﻩيﻱلﻝعﻉهﻩلﻝلﻝاﺍىﻯلﻝصﺹيﻱبﺏنﻥلﻝاﺍَّنﻥَأﺃ “Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5962)

10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

سﺱِلﻝَوﻭ،٬نﻥاﺍُعﻉَمﻡْسﺱتﺕِنﻥاﺍَنﻥُذﺫُأﺃَوﻭنﻥاﺍُرﺭِصﺹْبﺏتﺕِنﻥاﺍَنﻥْيﻱَعﻉُهﻩَلﻝِةﺓَمﻡاﺍَيﻱِقﻕْلﻝاﺍَمﻡْوﻭَيﻱِرﺭاﺍَّنﻥلﻝاﺍْنﻥِمﻡٌقﻕُنﻥُعﻉُجﺝُرﺭْخﺥَيﻱِطﻁْنﻥَيﻱٌنﻥاﺍَ ُقﻕ ُلﻝوﻭُقﻕَيﻱ : َنﻥيﻱِرﺭِّوﻭَصﺹُمﻡْلﻝاﺍَوﻭَرﺭَخﺥآﺁاﺍًهﻩَلﻝِإﺇِهﻩَّلﻝلﻝاﺍَعﻉَمﻡىﻯَعﻉَّدﺩاﺍْنﻥَمﻡِّلﻝُكﻙِبﺏَوﻭٍدﺩيﻱِنﻥَعﻉٍرﺭاﺍَّبﺏَجﺝِّلﻝُكﻙِبﺏٍةﺓَثﺙاﺍلﻝَثﺙِبﺏُتﺕْلﻝِّكﻙُوﻭيﻱِّنﻥِإﺇ “Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang melihat, 2 telinga yang mendengar, dan lisan

yang berbicara. Dia berkata, “Saya diberikan perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang, semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain dan para penggambar”. (HR. At-Tirmizi no. 2574 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

11. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ًةﺓَّرﺭَذﺫاﺍوﻭُقﻕُلﻝْخﺥَيﻱِلﻝْوﻭَأﺃًةﺓَضﺽوﻭُعﻉَبﺏاﺍوﻭُقﻕُلﻝْخﺥَيﻱْلﻝَفﻑيﻱِقﻕْلﻝَخﺥَكﻙُقﻕُلﻝْخﺥَيﻱَبﺏَهﻩَذﺫْنﻥَّمﻡِمﻡُمﻡَلﻝْظﻅَأﺃْنﻥَمﻡَوﻭَّلﻝَجﺝَوﻭَّزﺯَعﻉُهﻩَّلﻝلﻝاﺍَلﻝاﺍَقﻕ “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?!”(HR. Al-Bukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, dan ini adalah lafazhnya)

12. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:

َنﻥوﻭُرﺭِّوﻭَصﺹُمﻡْلﻝاﺍِةﺓَمﻡاﺍَيﻱِقﻕْلﻝاﺍَمﻡْوﻭَيﻱِهﻩَّلﻝلﻝاﺍَدﺩْنﻥِعﻉاﺍًبﺏاﺍَذﺫَعﻉِسﺱاﺍَّنﻥلﻝاﺍَّدﺩَشﺵَأﺃَّنﻥِإﺇ “Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para penggambar.” (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)

13. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ْمﻡُتﺕْقﻕَلﻝَخﺥاﺍَمﻡاﺍوﻭُيﻱْحﺡَأﺃْمﻡُهﻩَلﻝُلﻝاﺍَقﻕُيﻱِةﺓَمﻡاﺍَيﻱِقﻕْلﻝاﺍَمﻡْوﻭَيﻱَنﻥوﻭُبﺏَّذﺫَعﻉُيﻱَرﺭَوﻭُّصﺹلﻝاﺍِهﻩِذﺫَهﻩَنﻥوﻭُعﻉَنﻥْصﺹَيﻱَنﻥيﻱِذﺫَّلﻝاﺍَّنﻥِإﺇ “Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan dikatakan kepada mereka, “Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan.” (HR. Al-Bukhari no. 5961 dan Muslim no. 5535)

14. Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ِّلﻝُكﻙاﺍَيﻱْنﻥُّدﺩلﻝاﺍيﻱِفﻑًةﺓَرﺭوﻭُصﺹَرﺭَّوﻭَصﺹْنﻥَمﻡٍخﺥِفﻑاﺍَنﻥِبﺏَسﺱْيﻱَلﻝَوﻭَحﺡوﻭُّرﺭلﻝاﺍاﺍَهﻩيﻱِفﻑَخﺥُفﻑْنﻥَيﻱْنﻥَأﺃِةﺓَمﻡاﺍَيﻱِقﻕْلﻝاﺍَمﻡْوﻭَيﻱَفﻑ “Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup meniupkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no. 5541)

15. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ٌةﺓَرﺭْوﻭُصﺹَاﺍلﻝَفﻑَعﻉِطﻁُقﻕاﺍَذﺫِإﺇَفﻑ،٬ُسﺱْأﺃَّرﺭلﻝاﺍٌةﺓَرﺭْوﻭُّصﺹلﻝَاﺍ “Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak ada lagi gambar.” (HR. Al-Baihaqi: 7/270 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

(Abu Muawiah dalam Hadits-hadits Tentang Larangan Menggambar, 5 Mei 2010).

Pada hadits-hadits yang disebutkan di atas, terdapat beberapa hadits yang dengan jelas menerangkan larangan menggambar makhluk bernyawa, yaitu pada HR. Ahmad no. 3276, HR. An-Nasai no. 5270, HR.Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525.Namun selain itu, terdapat hadits yang menerangkan tentang hal-hal yang boleh digambar.Namun di dalam HR. Al-Bukhari no. 2225 dan Muslim no. 5540 diterangkan juga hal-hal yang boleh digambar. Hal tersebut adalah menggambar pohon dan apa saja yang tidak mempunyai nyawa. Berdasarkan dari hadits-hadits tentang larangan menggambar serta apa saja yang boleh dan tidak boleh digambar, peneliti mengambil satu pemahaman bahwa dalam Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad menggambar segala bentuk makhluk bernyawa tiu dilarang. Hal yang boleh digambar adalah pohon dan segala hal yang tidak bernyawa.

Atas dasar tersebut, mengapa menggambar Nabi Muhammad sangat ditentang oleh banyak kalangan terutama bagi orang yang mempunyai dasar yang sama dengan hal di atas. Selain dianggap melanggar perintah untuk menggambar makhluk hidup, juga dianggap sebagai peluang melakukan penistaan terhadap pribadi Nabi Muhammad. Melalui lukisan Nabi atau pun tokoh-tokoh lain juga dapat menjadi dasar munculnya perbuatan menyembah berhala. Oleh sebab itu, penggambaran Nabi dan tokoh-tokoh sholeh sangat ditentang. Sebagai contoh gambar pada cover depan majalah Perancis Charlie Hebdo edisi 19 September 2012.

Gambar yang tervisualisasi di cover majalah ini mendapat protes dari beberapa kalangan karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap

Nabi Muhammad. Seperti yang dijelaskan di dalam latar belakang penelitian, banyak kalangan memprotes munculnya karikatur Nabi Muhammad pada cover majalah Perancis. Peneliti memahami aksi protes ini muncul karena adanya persepsi bahwa tokoh yang tergambar adalah Nabi Muhammad. Dikarena menggambar makhluk hidup atau bahkan tokoh-tokoh penting dalam ajaran Islam dilarang untuk digambar, maka sangat jelas gambar pada cover ini ditentang. Pertanyaan peneliti kemudian, apakah benar gambar ini adalah tokoh yang dimaksud yaitu Nabi Muhammad?

Gambar karikatur, seperti yang dijelaskan oleh Pramono adalah potret wajah yang diberi muatan lebih, sehingga terkesan distortif, deformatif atau pemletotan anatomi wajah. Namun secara visual masih dapat dikenali objeknya (Pramono, 1996:15). Atas dasar konsep karikatur ini, peneliti memaknai bahwa sebuah gambar karikatur dapat terbentuk jika karikaturis mengetahui secara persis objek yang akan digambar. Setelah mengetahui objek lukis, kemudian karikaturis dapat memberikan muatan lebih seperti pemletotan anatomi wajah pada gambar objek tersebut. Serupa dengan pendapat ini, Roslita Hendra menerangkan bahwa masyarakat kita telah salah kaprah mengartikan karikatur. Padahal karya karikatur yang terdapat dalam media pers merupakan karya kartun editorial atau kartun opini. Sedangkan arti karikatur yang sebenarnya adalah “potret deformatif yang diberi muatan lebih” sehingga terkesan distortif, deformatif atau pemletotan anatomi wajah. Namun secara visual masih dapat dikenali objeknya. (dalam Hendra, 1997:17)

Oleh sebab itu, peneliti memaknai bahwa gambar ini bukan karikatur melainkan gambar kartun yang diberi muatan pesan. Gambar ini jika dilogikakan tidak mungkin potret wajah Nabi Muhammad secara keseluruan. Wajah atau potret asli Nabi saja belum dapat diketahui seperti sampai sekarang. Seperti yang dijelaskan dalam Forum Muslim tahun 2012 bahwa ketika masa Nabi hidup, tidak seorangpun yang menggambar Nabi. Selain itu, masa tersebut belum ada teknologi yang membantu

memvisualisasi Nabi dalam bentuk gambar. Atas dasar ini, peneliti memahami bahwa orang tidak akan mengetahui potret asli Nabi, kecuali perawakan dan ciri khas yang dimiliki Nabi dan diceritakan oleh sanak saudaranya.

Peneliti berpersepsi ada kesalahpahaman pemaknaan terhadap gambar ini. Terdapat kemungkinan kesalahpahaman muncul karena simbol pakaian yang dikenakan oleh objek gambar, bahasa tubuh objek, unsur verbal yang mengikuti gambar, dan seting yang diangkat. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa objek pertama dimaknai sebagai seorang dari bangsa Arab melihat ciri biologis dan pakaian yang melekat padanya. Pakaian disamping berfungsi sebagai pelindung, juga merupakan suatu bentuk komunikasi (Samovar, et al., 2010:302). Banyak masyarakat yang masih mengenakan pakaian daerah di beberapa bagian dunia ini. Gaya berpakaian, menurut Peoples dan Bailey “secara histories berperan sebagai indicator dari identitas etnis” (Samovar, et al., 2010:304). Samovar, dkk. menyatakan bahwa bagi orang Muslim pakaian lebih dari sekedar bahan yang membungkus tubuh. Seperti yang diungkapkan oleh Torrawa, pakaian menunjukkan nilai penting budaya Arab. Terdapat alasan di bawah permukaan mengenai perilaku budaya. Struktur dalam dan hubungannya dengan pakaian di dunia Arab dijelaskan oleh Torrawa sebagai berikut:

Pakaian menyatakan ideologi mengenai kebenaran dan tipu muslihat serta menyatakan bahwa kehormatan dapat diperoleh ketika setiap jubah yang dikenakan merupakan jubah kehormatan dan setiap pakaian yang dikenakan merupakan pakaian kesalehan (Samovar, et al., 2010:304).

Akan tetapi jika dibandingkan dengan ciri fisik Nabi yang dituliskan dibeberapa hadist tidak dapat menjamin secara 100% bahwa gambar tersebut adalah Nabi. Nabi memiliki ciri berperawakan sedang, berkulit putih kemerahan, berjanggut tipis, dan digambarkan memiliki fisik yang sehat dan kuat oleh orang di sekitarnya. Riwayat lain menyebutkan Muhammad bermata hitam, tidak berkumis, berjanggut sedang, serta

memiliki hidung bengkok yang sesuai dengan ciri antropologis bangsa Semit pada umumnya.

Lalu mengapa gambar tersebut dimaknai sebagai Nabi? sedangkan banyak orang dari bangsa Arab selain Nabi yang memilki ciri fisik mirip objek orang pertama. Adanya sikap membedakan antara “aku dan kamu” inilah yang menjadi dasar kontroversi.Beberapa kalangan menganggap gambar tersebut sebagai Nabi, beberapa kalangan tidak demikian.Seperti dijelaskan bahwa kartun itu membawa tawa, dan tawa itu berpihak.Tawa kita adalah selalu tawa suatu kelompok. (Ajidarma, 2012:12)

Adanya perbedaan latar belakang juga mengakibatkan ketidaksepahaman dalam memaknai simbol-simbol yang tertera dalam gambar.Pada kenyataannya, tidak ada simbol-simbol Islam. Hanya terdapat beberapa simbol yang mempunyai tempat spesial dalam Islam. Adapun simbol-simbol tersebut adalah bintang dan bulan sabit, warna hijau, dan tulisan dengan Arabic script seperti tulisan Allah. Bulan sabit dan bintang adalah simbol yang sering digunakan oleh beberapa Negara Islam, seperti Turki dan Pakistan.Warna hijau sering digunakan sebagai warna kebesaran, seperti Saudi Arabia yang memiliki bendera kebangsaan berlatar hijau.Warna hijau menjadi warna kesukaan bangsa Timur Tengah. Tulisan yang menggunakan karakter Arabic Script dapat menerangkan visual representasi Islam (Religion Facts dalam Islamic Symbols, 2012).

Atas dasar keterangan dia atas, menurut peneliti identitas biologis, pakaian, dan warna hijau yang menjadi dasar mengapa banyak kalangan yang menganggap gambar tersebut telah menghina Nabi Muhammad.Selain perbedaan pemaknaan simbol-simbol, juga karena adanya rasa suka dan tidak suka terhadap gambar karikatur. Hal ini diperkuat dari pendapat Pramono mengenai respon penggambaran karikatur di setiap Negara berbeda.

Kesulitan bagi kartunis untuk menciptakan potret karikatural secara revolusioner lainnya sebenarnya tak lain adanya rasa “sungkan” yang berlebihan. Sungkan terhadap tokoh yang menjadi objeknya.Sungkan demikian sudah barang tentu

bermuara dari mawas diri, bahwa terutama bagi manusia Timur, tak seorang pun sebenarnya dengan sukarela mau digambar wajahnya dengan tidak anatomis dan meletot.Bisa jadi serta merta dicap menghina, merusak citra si empunya wajah, vulgar, melecehkan, dan sebaginya.Berbeda dengan manusia Barat. Mereka bahkan sangat bangga dan terhormat, karena seorang kartunis mampu menggambarkan wajah dan figurnya sedemikian “rusaknya” lalu berhasil dimuat di media surat kabar, dipublikasikan secara luas. Daripada sekedar dimuat fotonya, dengan potret karikatural tersebut ia menjadi terkenal dan dikenal (Pramono, 1996:18-19). Seperti orang Timur lainnya, lebih banyak yang tidak berkenan apabila karikaturis “merusak” wajahnya, meski dengan dalih senia atau apa pun. (Pramono, 1996:20)

Dari pengalaman “ngamen” di Pasar Seni Ancol selama lebih dari lima tahun, tercatat bahwa orang Jepang, Cina, dan Korea lebih menyukai penggmbaran realistis untuk wajah mereka, ketimbang orang Asia lainnya. Sedang orang Amerika lebih memilih apabila wajah mereka di gambar secara karikatural total dibanding orang Inggris atau Eropa lainnya. Orang Indonesia kelihatannya lebih “maju” meski tidak banyak, ada saja yang meminta agar wajahnya dibuat agak meletot dari pada sekedar potret realistik (Pramono, 1996:20).

Satu hal lain yang mengakibatkan adanya protes adalah penerbitannya baik dari pihak media cetak bersangkutan maupun waktu penerbitannya. Bukan salah media cetaknya, namun karena adanya anggapan dan pemahaman tentang ideologi media cetak Charlie Hebdo maupun sistem pers di Perancis.Identitas sebagai majalah satir yang melekat pada Charlie Hebdo dan sistem kebebasan pers di Perancis membuat anggapan majalah ini melakukan penghinaan terhadap seorang Nabi tertentu. Hal ini didukung dengan komposisi visualisasi yang menggambarkan seorang tokoh yang berciri bangsa Arab dan waktu penerbitannya yang muncul setelah film Innocence of Muslim beredar. Di saat masih genjar-genjarnya aksi protes terhadap film ini, gambar kartun ini terbit di majalah Charlie Hebdo yaitu edisi 19 September 2012.

C. Pemaknaan gambar kartun opini (Main Image) pada cover majalah