• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Kajian Tentang Kemampuan Berpikir Kritis

Solso (Sugihartono, 2013: 13) menyatakan bahwa berpikir merupakan proses yang menghasilkan representasi mental yang baru melalui trasformasi informasi yang melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental seperti peilaian, abstrak, penalaran, imajinasi dan pemecahan masalah. Oleh karena itu kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami. Menurut Dewey (Kowiyah, 2012: 175) berpikir dimulai apabila seseorang dihadapkan pada suatu masalah dan menghadapi sesuatu yang menghendaki adanya jalan keluar. Situasi yang menghadapi adanya jalan keluar tersebut, mengundang yang bersangkutan untuk memanfaatkan pengetahuan, pemahaman, atau keterampilan yang sudah dimilikinya terjadi suatu proses tertentu di otaknya sehingga ia mampu menemukan sesuatu yang tepat dan sesuai untuk digunakan mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan demikian yang bersangkutan melakukan proses yang dinamakan berpikir.

Senada dengan pendapat diatas menurut Kwek (Rusyna, 2014: 2) berpendapat bahwa berpikir diakibatkan karena adanya situasi keraguan atau masalah yang timbul. Berpikir merupakan aktivitas psikologis dalam sesuatu proses yang dialami dan digunakan untuk memecahkan masalah dalam situasi yang dihadapi.

31 Definisi berpikir kritis menurut para ahli:

a. Ennis (Kuswana, 2012: 196) berpikir kritis adalah berpikir yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memusatkan apa yang harus diyakini atau dilakukan.

b. Glaser (Fisher, 2008: 3) mendefinisikan bahwa berpikir kritis adalah suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalahmasalah serta hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, pengetahuan seseorang tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran logis dan semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritids juga menuntut upaya-upaya untuk- memeriksa keyakinan berdasarkan bukti pendukung dan menarik suatu kesimpulan.

c. Santrock (Kowiyah, 2012: 177) menyatakan pikiran kritis (critical thinking) adalah memahami makna masalah secara lebih dalam, mempertahankan agar pikiran tetap terbuka terhadap segala pendekatan dan pandangan yang berbeda, dan berpikir secara reflektif dan bukan hanya menerima pernyataan-pernyataan dan melaksanakan prosedur-prosedur tanpa pemahaman dan evaluasi yang signifikan.

d. Peck (Kuswana, 2011: 21) berpikir kritis adalah ketepatan penggunaan skeptic reflektif dalam suatu masalah, yang dipertimbangkan sebagai wilayah permasalahan sesuai disiplin materi.

e. Paul (Fisher, 2008: 4) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, atau masalah apa saja, di mana si pemikir meningkatkan kualitas

32

pemikirannya dengan menangani secara trampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran kritis yang terlihat berbeda dari definisi-definisi sebelumnya. f. Faiz (2012: 3) berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi yang didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau melalui media-media komunikasi.

Dari beberapa definisi tentang berpikir kritis diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah suatu proses kegiatan mental yang terarah dan jelas yang melibatkan aktivitas mental seperti dalam memecahkan masalah, menentukan keputusan, menganalisis dan melakukan penelitian ilmiah yang menghasilkan suatu konsep dari sumber terpercaya sehingga dapat membantu siswa dalam memahami konsep IPA secara mendalam. Khususnya pada Standar Komperensi 6, Kompetensi Dasar 6.1 materi sifat-sifat cahaya.

2. Karakteristik Kemampuan Berpikir Kritis

Perkin (Nurlaela & Ismayati, 2015: 7) mengemukakan bahwa berpikir kritis memiliki empat karakteristik, yaitu: 1) bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan kita terima atau apa yang akan kita lakukan dengan alasan logis, 2) memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dan membuat keputusan, 3) menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menetapkan standar, 4) mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.

Selanjutnya, Nurlaela & Ismayati (2015: 7) menjabarkan contoh kemampuan berpikir kritis antara lain: 1) membandingkan dan membedakan, 2) membuat

33

kategori, 3) meneliti bagian-bagian kecil dari keseluruhan, 4) menerangkan sebab, 5) membuat sekuen atau urutan, 6) menentukan sumber yang dipercayai, dan 7) membuat ramalan.

Menurut Beyer (Nurlaela & Ismayati, 2015: 8) ciri-ciri kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan: 1) menentukan kredibilitas suatu sumber, 2) membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan, 3) membedakan fakta dari penilaian, 4) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucap, 5) mengidentifkasi bias yang ada, 6) mengidentifikasi sudut pandang, dan 7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan

Senada dengan pendapat diatas ciri-ciri berpikir kritis menurut Faiz (2012: 4-5) antara lain sebagai berikut: a) Menggunakan fakta-fakta secara tepat dan jujur, b) mengorganisasi pikiran dan mengungkapkannya dengan jelas, logis atau masuk akal, c) Membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dengan logika yang tidak valid, d) Mengidentivikasi kecukupan data, e) Menyangkal suatu argumen yang tidak relevan dan menyampaikan argumen yang relevan, f) Mempertanyakan suatu pandangan dan mempertanyakan implikasi dari suatu pandangan, g) Menyadari fakta dan pemahaman seseorang selalu terbatas, h) Mengenali kemungkinan keliru dari satu pendapat dan kemungkinan bias dalam pendapat.

Dari beberapa uraian tentang berpikir kritis diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakteristik berpikir kritis yaitu, a) bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis, b) menerapkan berbagai strategi yang telah tersususn, c) mencari informasi yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

34

bukti yang mendukung suatu penilaan, d) menggunakan fakta-fakta secara tepat dan jujur, e) membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dan tidak valid, f) menyangkal suatu argumen yang dianggap tidak relevan dan menyimpulkan argumen yang relevan.

3. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Dalam berpikir kritis terdapat beberapa indikator didalamnya, Faiz (2012: 3-4) berpendapat bahwa indikator kemampuan berpikir kritis dapat dirumuskan dalam aktivitas–aktivitas kritis sebagai berikut: a) Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan; b) Mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah; c) Mampu memilih argumen yang logis, relevan dan akurat; d) Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda; e) Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan.

Lain halnya dengan pendapat diatas Ennis (Rusyna, 2014: 110-111) menyatakan bahwa aspek dan indikator kemampuan berpikir kritis terdiri dari lima jenis, yaitu: a) memberikan penjelasan sederhana, b) membangun ketrampilan, c) membuat inferensi, d) membuat penjelasan lebih lanjut, e) mengatur strategi dan taktik, lima kemampuan berpikir kritis tersebut dijelaskan dalam tabel dibawah ini:

35

Tabel 3. Aspek dan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

No Aspek Indikator

1. Memberikan

penjelasan sederhana

Memfokuskan pertanyaan. Menganalisis pertanyaan.

Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan.

2. Membangun keterampilan dasar

Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.

Mengobservasi dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

3. Menyimpulkan Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. Menginduksi dan mempertimbangkan induksi. Membuat dan menetukan hasil pertimbangan. 4. Memberikan

penjelasan lanjut

Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suat definisi dalam tiga dimensi.

Mengidentifikasi asumsi. 5. Mengatur strategi dan

taktik

Menentukan suatu tindakan. Berinteraksi dengan orang lain.

Berpikir kritis pada penelitian ini melibatkan aktivitas mental siawa sekolah dasar dalam mata pelajaran IPA. Indikator kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini diambil dari pendapat Ennis yang sesuai dengan sintaks model discovery learning dan disesuaikan dengan tahap perkembangan berpikir siswa sekolah dasar. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Aspek dan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis dalam Penelitian

No Aspek Indikator

1. Memberikan

penjelasan sederhana

 Mengajukan pertanyaan/ masalah yang relevan.

 Menjawab pertanyaan/ masalah secara kontekstual. 2. Mengembangkan

ketrampilan dasar

 Melakukan observasi.

 Melaporkan hasil observasi. 3. Menyimpulkan  Menarik kesimpulan. 4. Memberikan

penjelasan lanjut

 Mendefinisikan dan mempertimbangkan suatu istilah.

 Menunjukkan pemahaman siswa terhadap suatu masalah.

 Menjawab pertanyaan dengan menyertakan alasan yang logis.

5. Mengatur strategi dan taktik

36 4. Melatih Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Glaser (Fisher, 2008: 7) melatih kemampuan berpikir kritis adalah sebagi berikut: a) Mengenal masalah; b) Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah; c) Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan; d) Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan; e) Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas; f) Menganalisa data; g) Menilai fakta dan mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan; h) Mengenal adanya hubunganhubungan yang logis antar masalah; i) Menarik kesimpulan; j) Menguji kesimpulan yang diambil; k) Menyusun pola-pola keyakinan berdasarkan pengalaman yang lebih luas; l) Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Bonnie dan Potts (Kowiyah, 2012: 179) yang menjelaskan bahwa langkah-langkah untuk mengasah kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan interaksi di antara para siswa sebagai pembelajar, b) Dengan mengajukan pertanyaan open-ended, c) Memberikan waktu kepada siswa untuk memberikan refleksi terhadap pernyataan yang diajukan atau masalah-masalah yang diberikan, d) Mengajar apa yang diperoleh untuk di berikan kepada siswa sesuai dengan kemampuan yang siswa miliki dan yang pernah dialami oleh siswa (teaching for trasfer).

Dalam penelitian ini cara melatih kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan pada pendapat Glaser yaitu dengan cara mengenali masalah dan cara-cara yang dapat digunakan untuk mengenali masalah yang dimaksudkan agar dapat melatih siswa untuk mengenali dan memecahkan masalah sehingga dapat

37

menggunakan kemempuan berpikir kritis dalam belajar dan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas V sekolah dasar yang masih membutuhkan pengarahan dan bimbingan dari guru dalam kegiatan belajar di sekolah.

Dokumen terkait