• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kajian Tentang Model Discovery Learning

1. Pengertian Discovery Learning

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung.

21

Sugiyanto (2010: 132) pembelajaran discovery learning pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa dalam memahami ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan terlibat aktif siswa dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui proses penemuan pribadi (personal discovery).

Menurut Hanafiah & Suhana (2012:77) model discovery learning merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Menurut Trianto (2012: 79) discovery adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi dari suatu ilmu yang menekankan belajar aktif sebagai dasar pemahaman sebenarnya, dan niai dari berfikir induktif dalam belajar (pembelajaran sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi). Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa discovery merupakan proses pembelajaran siswa aktif, dimana siswa menemukan sendiri konsep yang siswa pelajari.

Sund (Roestiyah 2012:20) mengungkapkan hal yang sama, discovery adalah proses mental siswa hingga mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental tersebut antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat simpulan dan sebagainya. Pada pengajaran penemuan, isi dari apa yang harus dipelajari tidak disajikan oleh guru, tetapi ditemukan oleh siswa selama bekerja (mengamati,

22

mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat simpulan dan sebagainya) melalui situasi masalah yang diatur oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah materi pembelajaran yang tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi siswa dihadapakan pada suatu permasalahan yang direkayasa oleh guru. Siswa diminta untuk mengerahkan segala kemampuannya agar permasalahan tersebut dapat terpecahkan melalui kegiatan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan. Kegiatan tersebut dapat membimbing siswa untuk menemukan konsep dan prinsip-prinsip melalui proses penemuan sendiri. Dengan belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan di transfer dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Tujuan Discovery Learning

Menurut Ilahi (2012: 43) tujuan diterapkannya strategi discovery learning dalam proses pembelajaran adalah:

a) Untuk mengembangkan kreativitas siswa.

b) Siswa mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar.

c) Mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kritis siswa.

d) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. e) Siswa belajar memecahkan suatu masalah.

23

Sedangkan menurut Bell (1981: 242) tujuan spesifik dari model discovery learning yaitu: a) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan. b) Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan c) Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan. d) Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain. e) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsipprinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna. f) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

Dari beberapa pendapat diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan model discovery learning adalah menciptakan siswa yang aktif dan mandiri dalam menemukan solusi dari masalah pada kegiatan pembelajaran, serta melatih kemampuan berfikir kritis siswa dan keterampilan kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara objektif.

3. Kelebihan Discovery Learning

Pembelajaran discovery learning memiliki beberapa kelebihan dan keunggulan. Menurut Hosnan (2014: 287) pembelajaran discovery learning

24

memiliki keunggulan bagi siswa yaitu. a) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam usaha ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. b) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan maasalah (problem solving). c) Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer. d) Strategi ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai kecepatannya sendiri. e) Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan pembelajarannya sendiri dengan melihatkan akalnya dan motivasinya sendiri.

Adapun kelebihan discovery learning menurut Roestiyah (2012:20-21), yaitu: (a) membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau pengenalan siswa; (b) membantu siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut; (c) membangkitkan kegairahan belajar siswa; (d) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing; (e) mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat; (f) membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri; (g) membuat pembelajaran berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.

Sedangkan menurut Suherman (2001: 179) model discovery learning memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

25

a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;

b. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat; c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong

ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;

d. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;

e. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa model discovery learning memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan dibandingkan dengan model pembelajaran lain diantaranya yaitu model discovery learning dapat mengembangkan konsep yang mendasar pada diri siswa, dapat meningkatkan daya ingat siswa, dan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar, serta melatih siswa untuk belajar sendiri. Metode discovery learning ini akan dapat membantu tercapainya tujuan pengajaran yang diinginkan oleh pengajar.

4. Sintak Discovery Learning dalam Proses Pembelajaran

Menurut Ilahi (2012: 82) langkah-langkah discovery learning yaitu. a) Adanya masalah yang akan di pecahkan. b) Sesuai dengan tingkat kemampuan kognitig anak didik. c) Konsep yang ditemukan harus ditulis jelas. d) Harus tersedia bahan yang diperlukan. e) Suasana kelas harus diatur sedemikian rupa. f) Guru memberi kesembatan anak didik untuk mengumpulkan data. g) Harus dapat memberikan jawaban secara tepat sesuai dengan data yang diperlukan.

26

Syah (2014: 243) mengungkapkan tahapan dan prosedur pelaksanaan discovery learning yang digunakan untuk merancang pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Stimulation (Stimulasi). Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku/referensi, dan aktivitas belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat membantu dan mengembangkan siswa dalam mengeksplor bahan. Siswa dihadapkan pada sesuatu yang dapat menimbulkan kebingungan agar siswa mempunyai keinginan untuk menyelidiki sendiri permasalahan yang dihadapi.

b. Problem statement (Pernyataan/identifikasi masalah). Pada tahap ini guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

c. Data collection (Pengumpulan data). Siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan hipotesis, apakah benar atau tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca literatur, wawancara dengan narasumber, mengamati objek, melakukan eksperimen sendiri, dan lain sebagainya.

d. Data processing (Pengolahan data). Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dan informasi yang telah didapat siswa baik melalui wawancara maupun observasi lalu ditafsirkan.

27

e. Verification (Pembuktian). Pada tahapan verifikasi dilakukan pemeriksaan secara teliti untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil pengolahan data.

f. Generalization (Generalisasi/menarik kesimpulan). Pada tahap ini siswa menyimpulkan jawaban atas permasalahan yang telah diselesaikan dengan merumuskan prinsip-prinsip yang mendasari, dan tentunya dengan memperhatikan hasil verifikasi.

Sintaks pembelajaran menggunakan strategi discovery learning menurut Ahmadi & Prasetya (Ilahi 2012: 86-88) yaitu. a) Stimulation Guru mengajukan permasalahan dan meminta siswa untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat persoalan. b) Problem Statment Siswa mengidentifikasi permasalahan yang diberikan guru. Siswa dibimbing oleh guru dalam penyelesaian masalah tersebut. Kemudian masalah tersebut harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. c) Data Collection Siswa mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber untuk menyelesaikan hipotesis yang telah disusun. d) Data Processing Semua informasi yang didapatkan kemudian digunakan untuk melakukan olah data. e) Verification Berdasarkan hasil pengolahan data, pertanyaan hipotesis yang dirumuskan sebaiknya dicek terlebih dahulu. Apakah bisa terjawab dan terbukti dengan baik sehingga mendapat hasil yang memuaskan. f) Generalization Siswa belajar menarik kesimpulan dan generalisai tertentu.

Dalam penelitian ini langkah-langkah discovery learning yang digunakan dalam proses pembelajaran diadaptasi dari pendapat Ahmadi & Prasetya (Illahi

28

2012: 86-88), Langkah-hangkah/ sintaks pembelajaran discovery learning dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Langkah-langkah/Sintak Model discovery learning dalam Penelitian Fase Indikator Aktivitas Guru dan Peserta didik

1. Pemberian rangsangan/ Stimulasi

Guru mengajukan permasalahan dan meminta siswa untuk membaca atau mendengarkan uraian yang memuat persoalan

2. Identifikasi masalah Siswa mengidentifikasi permasalahan yang diberikan guru. Siswa dibimbing oleh guru dalam penyelesaian masalah tersebut

3. Pengumpulan data Siswa mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber untuk menyelesaikan hipotesis yang telah disusun dengan membaca literatur, wawancara dengan narasumber, mengamati objek, melakukan eksperimen sendiri, dan lain sebagainya

4. Pengolahan data Siswa mencermati dan menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS), kemudian menuliskan hasil analisisnya

5. Pembuktian Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep, teori, atau pemahaman mengenai materi yang ada di dalam lembar kerja siswa (LKS) melalui contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari

6. Menarik kesimpulan Guru membimbing siswa belajar menarik kesimpulan dan generalisai tertentu

5. Peran Guru dalam Discovery Learning

Model discovery learning, mendorong siswa untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Selain itu, dalam pembelajaran penemuan siswa juga belajar pemecahan masalah secara mandiri dan keterampilan-keterampilan berfikir, karena mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi. Menurut pendapat Ratumanan (2002: 54) dalam proses penemuan ini siswa mendapat bantuan atau bimbingan dari guru agar mereka lebih terarah sehingga baik proses pelaksanaan pembelajaran

29

maupun tujuan yang dicapai terlaksana dengan baik. Bimbingan guru yang dimaksud adalah memberikan bantuan agar siswa dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan dan berupa arahan tentang prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Hamalik (2010: 90-91) penemuan terbimbing adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik alam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di tingkat perkembangan intelektualnya kemudian dilatih untuk melakukan penemuan dengan bimbingan guru. Guru bertugas untuk merencanakan pembelajaran secara sistematis dan terpola sedemikian rupa, sehingga hasil penemuan siswa diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Discovery learning sangat tepat untuk anak usia SD sebab siswa melakukan penemuan eksplorasi, observasi dan investigasi atas bimbingan guru.

Model discovery learning merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, peneliti menyatakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran discovery learning adalah sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. discovery learning menggunakan pendeatan yang berpusat pada siswa atau student center, sehingga peran guru dalam penelitian ini

30

bertigas sebagai pembimbing dan guru yang menyediakan berbagai kebutuhan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

D. Kajian Tentang Kemampuan Berpikir Kritis

Dokumen terkait