• Tidak ada hasil yang ditemukan

O L E H

Majalah AKSI | 46 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

Majalah AKSI | 48 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

Kabupaten Gunung kidul berada di sebelah tenggara kota Yogyakarta sejauh 39 km dengan luas 1.485,36 km2 atau 63,36% dari luas wilayah Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta yang mempunyai 18 kecamatan 144 desa.

Jika kita melihat secara geograis wilayah Kabupaten Gunung Kidul terletak pada posisi ‘7°46’ LS s/d 8°09’ LS serta 110°21’ BT s/d 110°50’ dengan luas 1.485,36 km²’1. Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni bagian dari Pegunungan Sewu. Sebagian wilayah Gunung Kidul merupakan daerah tandus, dimana pada musim kemarau sering terjadi bencana kekeringan.

MajalahAKSI | 48 Edisi .2 | No.2 | Oktober 2013

Topograi di Kabupaten Gunung Kidul secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah

pengembangan (Zona), yaitu: Zona Utara (zona batur gunung)

Dengan ketinggian 200 - 700 m di atas permukaan laut. Zona Tengah (zona ledok wonosari)

Dengan ketinggian 150 - 200 m di atas permukaan laut. Zona selatan (zona pegunungan seribu)

Dengan ketinggian 100 - 300 m di atas permukaan laut.

Majalah AKSI | 50

Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013 MajalahAKSI | 50

Edisi .2 | No.2 | Oktober 2013

Gunung Kidul mempunyai garis pantai yang membentang dari timur ke barat yang meru- pakan bentang pantai selatan. Demikian pula dengan adanya keberadaan goa horizontal

dan vertical yang merupakan alur jalan sungai bawah tanah. Jadi secara geogaris benar

adanya bahwa Gunung Kidul adalah daerah tandus dan gersang.

Namun di balik ketandusan Gunung Kidul terdapat fenomena alam yang sangat luar biasa. Fenomena ini mungkin tidak semua daerah di Indonesia memilikinya. Dari keindahan alam- nya yang asli dan mempesona, seni dan tradisi yang unuk dan menarik, serta keramahan masyarakatnya

FOTOGRAFI

Gunung kidul memiliki 46 pantai sebagai tempat tujuan wisata. Pantai tersebut berjejer sepanjang 70 km dari perbatasan Kabupaten bantul di ujung barat dan di ujung timur ber- batasan dengan Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa tengah. Gua vertical dan horizontal yang sebagian besar mengalir sungai bawah tanah sebanyak 119 gua. Dan masih banyak kawasan wisata alam dan hutan rakyat yang tersebar diseluruh wilayah Gunung Kidul. Seni dan tradisi masih hidup subur di Gunung Kidul seperti Rasulan,Campur Sari, gejog Lesung, Rinding Gundeng, Topeng Bobung dan masih banyak lagi kesenian rakyat yang masih di jaga kelestariannya.

Majalah AKSI | 52 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

Majalah AKSI | 54 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

Majalah AKSI | 56 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

Majalah AKSI | 58 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

Majalah AKSI | 60 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

Chalid Ariin lahir di Payakumbuh, 6 Mei 1928 dan wafat di Jakarta, 4 Januari 1928. Pada tahun 1950, beliau memutuskan untuk studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) ju- rusan Seni Rupa. Tetapi pada tahun 1952, beliau berhenti dari studinya dan mulai ber-

karir di industri perilman Indonesia. Chalid Ariin merintis karir dengan beker-

ja di Perini, yakni sebuah perusahaan ilm terpenting dalam sejarah ilm Indonesia yang melahirkan ilm-ilm nasional klasik

periode 1950-an seperti; Darah dan Doa/ The Long March, Lewat Djam Malam, Krisis, Harimau Tjampa dan Tjambuk Api. Awalnya, beliau menjadi Pembantu Penata Artistik

di ilm Kafedo (1953). Dan tak lama kemu-

dian, Chalid Ariin langsung dipercaya un-

tuk menjadi Penata Artistik pada ilm Krisis

(1953) yang dilanjutkan dengan ilm Putri Dari Medan (1954) dan Lewat Djam Malam

(1954). Melalui ilm Lewat Djam Malam inilah akhirnya beliau berhasil menjadi Penata Ar- tistik Terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 1955.

Kemudian untuk mengembangkan kemam-

puannya, Chalid Ariin pun bertolak ke Par- is, Prancis untuk menimba ilmu di College Technique Des Art Le Industrie pada tahun 1954 hingga tahun 1956. Sebagai syarat untuk lulus dari kampus tersebut, Chalid

Ariin membuat dua ilm, yaitu Qu’as Fait de la Jeunesse (1958) dan Pourquoi Yiens si Tard (1958). Dengan begitu, Chalid Ariin

menjadi seorang Penata Artistik dengan gelar akademik di Indonesia. Setelah itu

pada tahun 1959, Chalid Ariin melanjutkan

studi di Institut des Hautes Études Cinémato- graphiques/IDHEC (sekarang telah berganti nama menjadi École Nationale Supérieure des Métiers de l’Image et du Son/ LaFEMIS) den- gan mengambil jurusan arsitektur/dekorasi.

Sepulangnya ke tanah air, Chalid Ariin kem-

bali aktif menjadi Penata Artistik untuk ilm

Indonesia. Film-ilm tersebut antara lain

Pagar Kawat Berduri (1961), Toha Pahlawan Bandung Selatan (1961), dan Balada Kota Be- sar (1693). Tetapi setelah itu beliau memnu-

tuskan untuk tidak aktif lagi di dunia ilm.

Meskipun begitu ia tetap bekerja sebagai

designer untuk interior, teater, iklan, dan

lain-lain. Chalid Ariin juga pernah menga- jar di LPKJ (sekarang IKJ) untuk mata kuliah Tata Artistik dan juga Sejarah Film Dunia. Bahkan nama beliau diabadikan sebagai nama perpustakaan Institut Kesenian Jakar-

ta, yaitu Perpustakaan Ariin.

Majalah AKSI | 62 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

MariaDarmaningsih, S.Sn., M.Ed.

Wadek IV FSP

Q : Apa sebenarnya latar belakang dari acara kenduri seni ?

A : Ada beberapa hal, pertama adalah saya secara pribadi dan teman-teman rindu sua- sana IKJ seperti dulu. Di mana kita sering mengadakan kegiatan bersama-sama. Pal- ing tidak di fakultas seni pertunjukan itu ada teater, musik, tari dan kajian seni pertunju- kan. Sekarang ini sudah terlalu masing-mas- ing, jadi kita ingin menghimpun lagi supaya ada acara bersama FSP.

Kedua adalah momentum ketika Jokowi hadir di sini bulan Maret, kemudian beliau mengatakan kalau zaman Foke sudah ada wacana bahwa ini akan di bongkar, tapi Jokowi lebih mempercepat prosesnya. Ka- rena sudah 40 tahun tidak ada renovasi, maka harus dilakukan dengan cepat. Jadi kita semua merasakan harus pindah, dan alangkah baiknya sebelum pindah itu kita

melakukan sesuatu seperti upacara ritual di antara kita. Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih bahwa akhirnya mau di- rombak. Tapi juga sebagai rasa bahwa jel- ek-jelek juga bangunan ini adalah tempat kita. Seperti saya sudah sejak 1983 di sini. Apapun yang menghidupi di sini kan juga IKJ, menghidupi dalam tanda kutip. Dan saya juga hidup karena IKJ. Dan ini juga sebagai ungkapan rasa yang akan segera berpisah dengan bangunan lama. Jadi ban- yak ekspresinya seperti rasa syukur, tapi juga ada rasa perpisahan. Kemudian nanti setelah dibangun kembali suasananya beda dan manusianya juga akan berubah. Jadi ini seperti ada kenangan, kenangan serta rasa syukur. Dan dalam arti berpikir positif, bu- kan berarti mengenang terus sedih.

Q : Siapa pencentus awal dari acara ini ?

A : Saya.

Q : Sebenarnya apa yang ingin dicapai dan tujuan setelah acara kenduri seni ?

A : Inginnya kegiatan rutin. Jadi acara ini menjadi momentum awal. Tapi kemudian kami ingin semua juga merakan kerinduan yang sama, di mana acara ini kalau bisa di- adakan secara rutin setahun sekali. Untuk kenduri seni di tengah tahun, mungkin nanti di akhir tahun ada acara lain.

Q : Terus kenapa memilih nama kenduri

seni ?

A : Tadinya sempat ruwatan, tapi kalau ru- watan kok sepertinya negatif kesannya. Ka- lau kenduri kan selametan untuk masa de-

pan, tapi mensyukuri yang belakang yang sudah terjadi. Itu kenapa namanya kenduri. Terus seni karena kita orang seni. Kemudi- an temanya menyongsong wajah baru IKJ. Memang kita ingin positif thinking bahwa dengan doa semoga kedepannya akan leb- ih baik untuk kita semua. Karena sebenarn- ya dulu ide dasar Bang Ali itu kan memang IKJ, dewan kesenian, terus TIM itu menjadi satu kesatuan. Bahwa kita yang menggodok seniman, pemikirnya untuk ke depan secara nasional itu dewan dan TIM itu sebagai tempat. Nah itu kan cerdas sekali dan san- gat bagus, tapi seperti sudah agak hilang. Karena itu kalau kita sering mengadakan acara sebaiknya bersama-sama semua fakul- tas yang lain. Ini untuk menyampaikan terus bahwa kita ada, kita ada dan kita harusnya adalah rekan gubernur untuk memikirkan

Jakarta dalam hal keseniannya. Untuk ilmn- ya itu harus seperti apa, tariannya, musiknya juga, yah semuanya. Memang kita di bawah gubernur seharusnya menjadi rekan dan memikirkan bersama-sama kota Jakarta itu harusnya diapakan secara kesenian, karena kita kan belajar kesenian yang sebenarnya mengharmoniskan cara berpikir kita. Jadi implementasinya juga harus ada untuk kota Jakarta, bukan kita di tempat kumuh sendiri dan asik sendiri. Itu kan jelas salah.

Q : Terus untuk persiapan kenduri seni

makan waktu berapa lama? Kesulitan dan pengalaman yang menarik?

A : Hanya sebulan, terus juga banyak perselisihan pandangan karena masih awal. Karena menyatukan cara berpikir itu tidak

mudah. Meski sebulan tapi syukur Alham- dulillah semua kerja bareng, terus juga ada tunjangan dari fakultas dan ada dana sedikitlah. Terus beruntung ada BRI, meski tidak seberapa karena niatnya bukan men- cari dana. Kita sudah sangat terbiasa hanya dengan dana sekian, kita bisa bikin apa ? Kita niat dulu semoga ada dananya, jadi kita balik seperti zaman dulu lagi. Sepertinya kita juga rindu ingin melakukan hal-hal sep- erti itu. Ternyata bisa dengan teman-teman yang juga luar biasa tiap hari kita melakukan ini dan itu. Mungkin yang agak meleset yah publikasi.

Q : Yang ditampilkan satu hari dalam ken- duri seni itu pembagiannya sama rata an- tara musik, tari, teater ?

A : Sama rata. Jadi yang dari pagi ini prose- si itu terdiri dari semua mahasiswa fakultas. Kemudian nanti siang dari jam 12 sampai 4 ada band-band dari musik, tapi juga ada dari luar supaya mendatangkan penonton. Terus yang sore nanti ada pertunjukan di luar mulai jam 6, kemudian yang malam itu memang dibagi 30 menit tiap prodi terser- ah mau menampilkan apa.

Q : Untuk panitia ada campur tangan dari

mahasiswa?

A : Ada mahasiswa, karyawan terus dosen dan di bawah dosen ada mahasiswa. Tadi saya lupa menyampaikan sebetulnya idenya dari saya mengajar literatur tari, literatur tari itu kan membaca tari, membaca itu kan juga harus membaca apa yang terjadi di luar di mana bukan selalu membaca buku. Nah saya minta 7 mahasiswa, karena kita mau pindah kita harus melakukan apa ? Terus kita ngobrol-ngobrol, dan berekspresi. Ter- us berkembang dan akhirnya jadi semua. Itu tadi cikal bakal embrionya dari mata kuliah itu aja sebenernya.

damarMarsarangaji

Sekprodi Musik

Q : Mas Damar dalam acara Kenduri Seni

ini posisinya sebagai apa dan latar be- lakangnya sendiri bagaimana ?

A : Di acara kenduri ini saya sebagai sek- retaris satu. Dan latar belakang adanya ken- duri ini adalah intinya merupakan satu re- spon atau tanggapan ekspresi dari fakultas seni pertunjukan khususnya. Di mana sebe- narnya kampus kita sudah mau di renova- si, intinya adalah syukuran atau selametan. Juga sebagai bentuk keprihatinan kami ter- hadap kampus ini yang telah memberikan banyak ilmu kepada kami. Seolah-seolah jadi perpisahan juga buat gedung lama ka- rena kita akan direnovasi secara total. Q : Makna dari kata Kenduri Seni menurut

Mas Damar ?

A : Kenduri ini identik dengan pesta raya sebenarnya. Kenduri adalah hajatan gam- pangnya. Konsep awal nama kenduri ini sebenarnya kita mencari agak-agak susah,

mau pakai selametan atau syukuran. Tapi ini kurang mewakili secara umum. Kalau dalam kenduri itu biasanya ada selametan, syukuran dan perayaan begitu. Tadinya ma- lah kita mau pakai nama ruwatan, tapi kalau ruwatan terkesannya jadi eksklusif banget karena mengacu kepada pengertian terten- tu. Jadi kita pakai bahasa yang lebih umum.

Q : Harapan ke depan setelah menjalani Kenduri Seni?

A : Sebenarnya ini lebih kepada mentalitas kita nantinya, dalam arti kita harus mem- persiapkan segala sesuatunya menjadi yang lebih baru. Karena tema kenduri ini adalah menyongsong wajah baru IKJ ke depan. Kita harapkan mentalnya juga berubah menjadi lebih baru secara keseluruhan en- tah itu mahasiswanya, maksudnya dalam arti kata proses kreatifnya maupun juga bagi para staf pengajarnya maupun kar- yawan-karyawannya.

Q : Kesulitan dalam mewujudkan Kenduri

Seni ?

A : Memang ini karena acara fakultas yang notabenenya melibatkan banyak program studi dan tidak satu jurusan, maka koordi- nasinya memang agak susah nih. Persiapan- nya juga bisa dibilang mepet dan mungkin teknisnya di lapangan agak susah. Kalau se- cara konsep tidak ada masalah.

Q : Bisa diceritakan mengenai proses

penyusunan acara di Kenduri Seni?

A : Ini acara formatnya adalah kesepakatan dari semua program studi yang terlibat. Misalnya pagi ada prosesi dan siangnya leb- ih kepada band, dalam arti kata kita men- gundang perwakilan dari beberapa SMA sifatnya lebih umum. Terus lebih ke intern- nya lagi justru yang mulai dari jam 4 sore sampai jam 11 malam, yah itulah gaya IKJ sebenarnya.

Majalah AKSI | 64 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

APA KATA MAHASISWA

Idam (Musik/2010) : Sejak masuk kuliah baru ini pertama kali melihat kenduri seni. Kalau kenduri itu artinya apa yah ? Se- lametan bukan ya? Kalau menurut saya buat acara selametan sebenernya masih kurang meskipun ini sudah bagus. Kampus ini su- dah lama mati tidak ada acara terutama FSP. Tapi acara Kenduri ini masih bisa lebih keren lagi, alumni belum banyak. Mungkin publikasi dan info-infonya yang kurang. Dan harusnya acara seperti ini rutin dan seluruh mahasiswanya wajib ikutan. Tapi untuk per- mulaan ini sudah lumayanlah.

Fahri (Musik/2012) : Menurut saya acara ini asik, keren, heboh, dan seru pokoknya. Kalau bisa untuk kedepannya ada lagi dan lebih OK dari yang ini.

Oso (Musik/2010): Kenduri seni keren sih sebenarnya karena melatih kita untuk tampil di atas panggung. Kita juga diberi pengalaman untuk menampilkan yang ter- baik dan bisa menguasai instrumen di atas panggung itu seperti apa. Supaya para penonton bisa menerimanya dengan baik. Jadi menurut saya ini wajib ada, bila perlu setahun dua kali gitu.

Unay (Teater/2010) : Kenduri seni suatu hajatan seni untuk para mahasiswa/i dan alumni fakultas seni pertunjukan. Ajang ini buat gue bukan hanya seru tapi suatu ajang untuk mempersatukan kita satu fakultas ini. Karena selain kita punya gaya mentasnya masing-masing, teater dengan teaternya, musik dengan musiknya, tari dengan tarinya tapi kita tetap satu anak-anak pertunjukan. Oleh karena itu kita buat suatu hajatan ber- sama dalam rangka mempertunjukan ketiga

jurusan itu. Jadi nanti ada teater, pantomim, tari juga jaipongan segala macam. Jadi se- lain seru untuk keluar juga, buat batin kita yang mendirikan acara ini menjadi suatu yang wooow banget sih. Buat gue sendiri sih bisa jadi tambah intim.

Richard (Teater/2010) : Dalam acara ken- duri seni ini kalau menurut saya bagus soalnya di sini ajang di mana satu fakultas pertunjukan berkumpul, semua membuat sebuah karya dan menampilkan semua kar- ya-karya mereka yang mereka dapat dari

perkuliahan ini. Acaranya keren-kerenlah pokoknya. Soalnya di sini mahasiswa-maha- siswa yang kreatif, tahulah IKJ seperti apa dan mahasiswanya bagaimana. Tidak akan rugi nonton acara kenduri seni ini.

Eyi (Tari/2012) : Menurut saya acara ken- duri seni ini sangat luar biasa yah, karena

dengan acara ini mungkin semua mahasis- wa dari setiap jurusan bisa berkumpul men- jadi satu dan lebih akrab, mempersatukan diri, lebih dekat satu sama lain. Itu penting buat anak seni.

Gintar (Tari/2007) : Kalau menurut saya acaranya bagus sih, dari semua jurusan di fakultas pertunjukan IKJ kumpul jadi satu untuk membuat acara kolaborasi. Tapi menurut saya informasinya kurang, dan bahkan saya sendiri hari ini tidak tahu ada acara ini di kampus.

Alisa (Tari/2011) : Saya melihat acara ken- duri seni ini lumayanlah. Karena generasi semakin ke sini makin jarang acara-acara kampus yang dibuat. Saya senang melihat ada acara ini meski kurang ramai. Mungkin karena masih siang. Semoga nanti malam ramai dan kebetulan nanti malam jam 6 an- gkatan saya nari. Semoga sukses.

SENDAL adalah akronim dari SENI dan ALAM, yang merupakan Unit Kegiatan Ma- hasiswa (UKM) Institut Kesenian Jakarta. Dengan melihat dan menghayati Mars SEN- DAL-IKJ, sebenarnya kalian bisa mengeta- hui dasar dari kegiatan UKM yang ada se- jak tahun 1994 ini. Jika bisa

kami katakan secara seder- hana bahwa bagi kami seni adalah alat dan alam ada- lah medianya. Karena kita kuliah dibidang seni, maka kita berkesenian dan ber- karya. Melalui SENDAL-IKJ kita dapat berkarya melalui atau dengan alam sebagai medianya. Terkadang kami juga ‘mengartikan akronim SENDAL dengan SENang- senang Di ALam. Tentu kami akan senang, jika kami mam- pu berkarya dengan karya Tuhan, yaitu alam.

Sekedar informasi bagi para mahasiswa baru di Institut Kesenian Jakarta, bahwa ada 3 UKM di kampus kita ini, yaitu SEN- DAL, MIMAKRIS, dan MIMAZAH.

Saat ini, dalam rangka renovasi gedung IKJ, lokasi beberapa fakultas tersebar di luar Kampus Cikini. UKM SENDAL sendiri masih berada di sudut kampus IKJ Cikini,

Bagi pembaca yang belum mengetahui arti dari SENDAL dalam artikel ini, mungkin akan langsung melihat ke bawah lalu berfikir, Sen- dal Jepit? Karena ini adalah artikel pertama kami di tahun ajaran baru 2013, maka kami segenap rakyat SENDAL-IKJ akan mencoba menjelaskan secara singkat apa itu SENDAL-IKJ.

di samping Studio Kayu. Dengan dukungan dari semua pihak, kami yakin UKM SENDAL akan tetap dan terus berusaha memberikan kontribusi pada kampus IKJ dan masyar- akat. Bagi SENDAL, peduli terhadap ling- kungan sekitar merupakah salah satu ben-

tuk dari kontribusi dan pengabdian kepada bangsa.

Kegiatan SENDAL-IKJ

Seperti yang sudah diceritakan sedikit di atas, UKM SENDAL didirikan pada tahun 1994 oleh para abang-abang dan mpok- mpok kita, mahasiswa IKJ. Para mahasiswa pendiri SENDAL di tahun tersebut dikenal

dengan Angkatan 1. Sekarang, SENDAL su- dah memasuki Angkatan 18. Dalam artikel ini kami akan sedikit menceritakan tentang kegiatan terbaru SENDAL Angkatan 18. Untuk menjadi anggota UKM SENDAL-IKJ

kita harus melalui beberapa tahapan, den- gan tahapan puncaknya yaitu Kegiatan Pendakian Perdana. Para calon anggota SENDAL tentu saja akan dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan selama melak- sanakan tahapan-tahapan menjadi anggota tersebut. Bisa dilihat dalam foto-foto beri- kut, beberapa kegiatan kami, SENDAL An- gkatan 18.

Majalah AKSI | 66 Edisi .1 | No.2 | Oktober 2013

Pendakian Perdana: Gunung Raung

Banyuwangi

Berikut foto-foto Pendakian Perdana kami, angkatan ke-18 SENDAL-IKJ yang berlokasi di Gunung Raung Banyuwangi pada 20-30 Agustus 2013. Begitu banyak cerita dibalik foto tersebut. Bisa dilihat dalam foto, kami sedang berada di atas awan Gunung Raung Banyuwangi dengan ketinggian kurang leb- ih 3000 meter di atas permukaan laut. Kami akan berbagi sedikit cerita mengenai pendakian perdana kami. Bagi yang ingin mengetahui sekilas video nya, bisa ke

www.youtube.com/watch?v=M-jroq0xlcY

Kampus Institut Kesenian Jakarta - 20

Agustus 2013

Kami melakukan upacara sekitar pukul 10 siang dalam rangka pelepasan angkatan 18 menuju Gunung Raung, Banyuwangi. Wa- laupun, kami tetap berangkat pada malam hari menyesuaikan dengan tiket kereta.

Stasiun Kalibaru, Banyuwangi - 22 Agus-

tus 2013

Sampai stasiun Kalibaru sudah malam, dan kami dijemput oleh Pak Suto dan berma- lam dirumahnya. Pak Suto ini adalah salah satu orang penting yang harus kita kenal jika akan melakukan pendakian di Gunung Raung.

Pos 1 (Rumah Pak Sunarya) - 23 Agustus

2013

Di pos 1 ini kami mengambil air untuk per- bekalan mendaki. Tiap orang membawa 10 liter air, karena tidak ada mata air saat kita mendaki ke atas.

Pos 2 (Pos Mata Air Adios dan SDL-IKJ) - 23 Agustus 2013

Di lokasi ini kami mengalami dua hal yang sangat spesial!

Pertama, secara tiba-tiba kami bertemu dengan enam ekor macan tutul. Kami semua panik dan bergegas masuk tenda. Rupanya sepatu kami yang tertinggal di luar tenda yang mungkin juga bau daging busuk akhirnya menjadi korban, disantaplah sepa- tu-sepatu itu oleh gerombolan macan tutul. Hal kedua yang sangat spesial, SENDAL-IKJ mampu menemukan tempat baru sumber air di Pos 2 ini bersama dengan teman- teman pecinta alam dari Banyuwangi. Hal ini kami harapkan akan menjadi informasi yang bermanfaat bagi para pendaki, seh- ingga mereka tidak lagi harus membawa persediaan air yang banyak di Pos 1. Kalian bisa mengisi air di Pos Mata Air Adios dan SDL-IKJ.

Pos 3 - 24 Agustus 2013

Di lokasi Pos 3 ini kami mendirikan camp dan tidur walaupun dengan tidak nyenyak, karena lagi-lagi yang namanya hutan rimba, kerap terdengar suara-suara di balik pepo- honan sekitar tenda yang kami duga adalah macan. Namun setelah diupayakan sekian

lama agar pergi menjauh, ternyata ‘macan’

Dokumen terkait