• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Daerah Tangkapan Air dalam Kabupaten Dominan

Gambar 5. Diagram alir analisis tipologi DAS Daerah Kebanjiran

A. Karakterisasi Daerah Tangkapan Air dalam Kabupaten Dominan

Formula sist em karakt erisasi yang digunakan dengan mengacu buku “ Sidik Cepat Degradasi Sub DAS” (Paimin, et al., 2010), dimana karakt erist ik Bagian DAS at au daerah t angkapan air (DTA) dalam kabupat en dom inan dicerminkan oleh sifat rent an dan potensinya t erhadap banjir, kekrit isan lahan, kekeringan, t anah longsor, dan sosial ekonomi. Sifak/ w at ak Bagian/ Sub DAS dipilah ant ara sifat alami dan sifat yang dipengaruhi oleh manajemen. Sifat alam i menunjukkan w at ak yang lebih sulit unt uk dikelola, sedangkan sifat yang dipengaruhi oleh majemen (int ervensi manusia) lebih mudah dimanipulasi at au dikelola. Formula sist em karakt erisasi Bagian/ Sub DAS yang mem uat penilaian kerent anan banjir, kekeringan, kekrit isan lahan, t anah longsor, dan sosial ekonomi kelem bagaan disajikan pada Lam piran 1. (Tabel A sam pai dengan Tabel E).

M asing-masing paramet er penyusun set iap kom ponen/ aspek t ersebut selanjut nya diklasifikasi dalam 5 (lima) besaran yang dinyat akan dalam ket egori : ’sangat t inggi’ – ’ t inggi’ – ’sedang’ – ’rendah’ – ’sangat rendah’, dimana kat egori ’ sangat rendah’ menunjukkan kondisi ’t idak rent an’ dan kat egori ’ sangat t inggi’ menunjukkan kondisi ’sangat rent an’ t erhadap kom ponen yang dilihat . Set iap paramet er dalam komponen/ aspek diberi bobot berdasarkan pert im bangan besarnya peran dalam aspek t ersebut sepert i pada Lam piran 1. (Tabel A sam pai dengan Tabel E). Penilaian paramet er penyusun form ula sebagian dilakukan pada set iap unit (sat uan) lahan dan sebagian langsung seluruh daerah t angkapan air sepert i paramet er morfomet ri DAS (bent uk DAS, gradien sungai, dan kerapat an drainase).

Penghit ungan nilai set iap aspek/ komponen karakt erist ik Bagian/ Sub DAS dilakukan dengan cara menjum lahkan seluruh hasil kali dari skor dan bobot pada set iap paramet er dibagi 100. Berlandaskan paramet er penyusun formula karakt eist ik Sub DAS maka pada bobot dengan skor (nilai kat egori) t inggi menunjukkan Sub DAS dalam kondisi rent an t erhadap degradasi.

36

Kat egori t ingkat karakt er masing-masing komponen/ aspek dinyat akan berdasarkan hasil perhit ungan nilai bobot t ersebut , dengan menggunakan klasifikasi peringkat sepert i Tabel 14.

Tabel 14. Klasif ikasi t ingkat kerent anan/ degradasi Bagian/ Sub DAS

Kategori Nilai Tingkat Kerentanan/ Degradasi

Sangat Tinggi > 4,3 Sangat Rent an/ Sangat t erdegradasi Tinggi 3,5 – 4,3 Rent an/ Terdegradasi

Sedang 2,6 – 3,4 Sedang

Rendah 1,7 - 2,5 Agak Rent an/ Agak t erdegradasi Sangat Rendah < 1,7 Tidak Rent an/ Tidak t erdegradasi

Penilaian t erhadap karakt erist ik lahan dilakukan pada set iap sat uan (unit ) lahan, sedangkan nilai lahan dalam keseluruhan Sub DAS at au Sub-sub DAS dihit ung secara t ert imbang dari seluruh sat uan lahan yang ada. Demikian juga penilaian t erhadap t anah longsor dilakukan sepert i pada karakt erist ik lahan. Unt uk memperoleh sum ber penyebab degradasi pada set iap aspek/ kom ponen karakt erist ik Sub DAS dilakukan dengan menelusuri paramet er yang memiliki nilai/ skor t inggi, sehingga rekomendasi penanganannya akan disesuaikan dengan t ingkat masalah yang dihadapi.

1. Kerentanan Banjir

Dalam melakukan karakt erisasi kerent anan banjir perlu dipilah ant ara daerah yang rent an t erkena banjir at au kebanjiran dan pot ensi daerah pemasok air banjir yang merupakan daerah t angkapan air daerah kebanjiran. Paramet er penyusun form ula kerent anan banjir dipilah ant ara paramet er alami, yang merupakan fakt or yang relat if t idak banyak berubah dan sulit dikelola, dan paramet er manajemen yang bersifat dinamis dan relat if lebih m udah dikelola. Paramet er alami pot ensi air banjir t erdiri dari hujan harian maksim um rat a-rat a pada bulan basah, bent uk DAS, gradien sungai, kerapat an drainase, dan lereng DAS rat a-rat a. Sedangkan paramet er manajemen hanya jenis penut upan/ penggunaan lahan. Apabila pada daerah t angkapan air at au Bagian/ Sub DAS t ersebut t ersedia st asiun pengamat an arus sungai at au pos duga air, maka t ingkat kerent anan

37

pasokan air banjir dapat diperoleh dari hasil pengukuran debit banjir t ersebut .

Paramet er alami daerah raw an banjir meliput i bent uk lahan, meandering, pem bendungan oleh percabangan sungai at au air pasang, dan drainase at au kelancaran aliran yang dapat dinyat akan lereng lahan kiri-kanan sungai; sedangkan paramet er manajemen dit unjukkan ada t idaknya bangunan pengendali aliran air banjir sepert i w aduk dan t anggul sungai. Keberadaan bangunan pada badan sungai yang berakibat berkurangnya at au menyusut nya dimensi palung sungai akan menjadikan daerah t ersebut rent an t erhadap kebanjiran.

2. Kerentanan Kekeringan dan Potensi Air

Paramet er penyusun kerent anan kekeringan dan pot ensi air m eliput i: (1) paramet er alami dari hujan t ahunan, evapot ranspirasi (ET) pot ensial t ahunan, bulan kering, geologi, dan (2) paramet er manajemen dari indeks penggunaan air (IPA) dan debit minimum spesifik. Di sam ping it u karakt erisasi kekeringan dapat didekat i dengan melakukan pengukuran langsung debit sungai pada musim kemarau. Debit air dinyat akan dalam sat uan debit air spesifik yakni debit air per sat uan daerah t angkapan airnya (m3/ det ./ km2). Kori (1976) mengklasifikasi debit air spesifik (m3/ det ./ km2) musim kemarau (minimum) dalam t iga kat egori:

< 0,015 = buruk 0,015 – 0,21 = baik

> 0,21 = sangat baik

Klasifikasi lebih rinci sepert i pada Lam piran 1. Tabel B.1.

3. Kekritisan Lahan

Paramet er t erkait kerent anan kekrit isan lahan meliput i: (1) paramet er alami yang t erdiri dari solum t anah, kelas lereng, bat uan singkapan, morfoerosi, kepekaan t anah t erhadap erosi, dan (2) paramet er manajemen yang t erdiri dari t ingkat / sifat penut upan lahannya dan t eknik konservasi t anah yang diaplikasikan. Tet api paramet er manajemen dibedakan ant ara unt uk kaw asan budidaya pert anian dengan kaw asan hut an dan

38

perkebunan. Form ula ini diaplikasikan unt uk set iap unit lahan at au unit pet a.

4. Kerentanan Tanah Longsor

Paramet er dalam form ula kerent anan t anah longsor t ersusun at as: (1) paramet er alami hujan harian kum ulat if 3 (t iga) hari berurut an, lereng lahan, geologi/ bat uan, keberadaan sesar/ pat ahan/ gaw ir, kedalaman regolit , dan (2) paramet er manajemen dari penut upan/ penggunaan lahan, keberadaan infrast rukt ur, dan kepadat an pemukiman.

5. Kerentanan dan Potensi Sosial Ekonomi Kelembagaan M asyarakat

Dinam ika permasalahan sosial, ekonomi, dan kelem bagaan sangat kom pleks sehingga unt uk menyusun karakt erist ik Bagian/ Sub DAS dipilah at as krit eria sosial, ekonomi, dan kelem bagaan. Krit eria sosial t erdiri dari paramet er t ekanan/ kepadat an penduduk, budaya, dan nilai t radisional. Paramet er kepadat an penduduk dipilah ant ara kepadat an penduduk geografis dan agraris; sedangkan paramet er budaya dipilah ant ara perilaku konservasi dan hukum adat . Kepadat an penduduk berpengaruh t erhadap kinerja dan kerent anan Sub DAS karena jumlah dan akt ivit as penduduk berpengaruh t erhadap kelest arian lahan. Kepadat an penduduk mencerminkan besarnya t ekanan penduduk pada lahan. Semakin t inggi kepadat an penduduk semakin besar pula t ekanannya pada lahan. Wilayah yang kepadat an penduduknya t inggi perlu mendapat perhat ian karena mem punyai resiko yang lebih t inggi unt uk t erjadi kerusakan lingkungan akibat pemanfaat an lahan dan air yang lebih besar.

Paramet er perilaku konservasi menunjukkan penget ahuan masyarakat dan pelembagaan konservasi di dalam masyarakat . Unt uk paramet er hukum adat yang berkait an dengan konservasi diperlukan dat a at uran adat yang masih dipegang berkait an dengan pengelolaan lahan maupun konservasi, alasan-alasan memegang at uran yang ada, bent uk sanksi yang diberikan bila hal t ersebut dilanggar, dan kekuat an penerapan sanksinya. Paramet er nilai t radisional yang berkait an dengan pengelolaan lahan maupun konservasi t anah adalah ada t idaknya nilai konservasi t anah dan air yang dit urunkan dari generasi t erdahulu ke generasi berikut nya.

39

Paramet er ekonomi t erdiri dari ket ergant ungan penduduk t erhadap lahan, t ingkat pendapat an, dan kegiat an dasar w ilayah (locat ion quot ient = LQ). Ada dua pendekat an unt uk menghit ung paramet er ket ergant ungan t erhadap lahan. Pert ama, unt uk dat a kecamat an yang memiliki buku PDRB (Produk Domest ik Regional Brut o), ket ergant ungan t erhadap lahan dapat didekat i dengan PDRB dari sum bangan sekt or pert anian, yang t erdiri dari Sub Sekt or: (a) Tanaman Pangan, (b) Perkebunan, (c) Pet ernakan, (d) Kehut anan, dan (e) Perikanan, t erhadap PDRB t ot al kecamat an yang bersangkut an. Apabila sum bangan sekt or pert anian besar maka ket ergant ungan masyarakat t erhadap lahan juga besar. Pendekat an kedua unt uk menget ahui ket ergant ungan t erhadap lahan adalah dengan cara survei sum ber-sum ber pendapat an keluarga. Dari dat a sum ber pendapat an keluarga dapat diket ahui seberapa besar sumbangan dari pengelolaan lahan t erhadap pendapat an keluarga.

Dalam perspekt if perencanaan ekonomi w ilayah kabupat en, maka kecamat an yang penduduknya mem iliki pendapat an lebih rendah dari st andar kemiskinan harusnya mendapat kan perhat ian yang lebih serius. Unt uk paramet er kegiat an dasar w ilayah juga digunakan pendekat an Locat ion Quot ient berdasarkan t enaga kerja yang bekerja pada sekt or t ert ent u. Pada sub DAS yang sebagian besar masyarakat nya bekerja di sekt or pert anian (LQ sekt or pert anian >1), maka hal ini menunjukkan t ekanan t erhadap lahan di Sub DAS lebih besar dibanding sekt or non-pert anian (LQ<1).

Paramet er kelembagaan t erkait dengan keberdayaan kelembagaan informal dan formal. Paramet er keberdayaan kelem bagaan informal pada kegiat an konservasi t anah, sepert i: pengajian, kelom pok arisan, dan lain-lain, mem iliki peran yang perlu diperhit ungkan dalam kegiat an konservasi t anah. Paramet er keberdayaan kelem bagaan formal pada kegiat an konservasi t anah menunjukkan peran lembaga formal dalam kegiat an konservasi t anah. Paramet er kelem bagaan formal meliput i: jenis lem baga (kelom pok t ani, LM DH, BPD dll), t ujuan lembaga (hal yang ingin dicapai, dan jenis kegiat an yang dilakukan), st rukt ur organisasi (bent uk kepengurusan, pem ilihan pengurus, dan pengam bilan keput usan), f ungsi lembaga (penyaluran informasi, ket erlibat an anggot a dalam perencanaan,

40

pelaksanaan dan evaluasi kegiat an, sert a peran sert a anggot a dalam pert em uan rut in, kew ajiban dalam lem baga, dan pencarian informasi), sert a pem binaan dan pemeliharaan lem baga (frekuensi pert em uan rut in, kehadiran penyuluh, dan peran penyuluh dalam informasi).

Dokumen terkait