2 TINJAUAN PUSTAKA Teknologi Informasi dan Komunikas
4KARAKTERISTIK AGRO SOSIO EKONOMI DAERAH PENELITIAN
Abstrak
Perencanaan komunikasi pembangunan harus didukung oleh keadaan umum daerah yang dicirikan oleh karakteristik agro sosio ekonomi suatu daerah. Penelitian ini didesain sebagai penelitian kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keadaan umum daerah penelitian yang dicirikan oleh karakteristik agro sosio ekonomi daerah penelitian.
Karakteristik agro ekologi daerah penelitian yang dicirikan oleh topografi daerah yang sebagian besar adalah dataran tinggi dan besarnya luas lahan kering sangat cocok untuk pengembangan sayuran. Karakteristik sosio ekonomi sepertibesarnya penduduk yang mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, keragaman suku bangsa, ketersediaan sarana usahatani, ketersedian ISP sangat mendukung penerapan usahatani sayuran. Ketersediaan jaringan infrastrukturwalaupun masih mengalami kendala kualitas dapat digunakan untuk menjembatani pencapaian informasi yang dibatasi jarak dan waktu. Pemanfaatan secara maksimal sumber informasi yang tersedia akan mempermudah pencapaian produktivitas sayuran yang diinginkan.
Kata kunci : daerah penelitian, keadaan umum Pendahuluan
Pembangunan pertanian Indonesia semakin dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian yang cenderung meningkat dan komplek, baik karena dampak perubahan iklim, kerusakan lingkungan, konversi lahan, keterbatasan infrastrukturmaupuntidak optimalnya pelayanan dari kelembagaan pendukung. Mubyarto (1994) menegaskan bahwa risiko dan ketidakpastian yang sulit dikendalikan dalam usaha pertanian adalah alam. Pada perkembangannya, dampak perubahan iklim (seperti banjir dan longsor) telah mengakibatkan rusaknya fasilitas pendukung pertanian (seperti jalan, jembatan, jaringan irigasi), sehingga menghambat akses dan kelancaran distribusi input dan output pertanian. Secara geografis, tantangan, risiko dan ketidakpastian pertanian berbeda-beda antar zona agroekosistem, baik antar dataran tinggi dengan dataran medium maupun dengan dataran rendah. Reijnts et al. (1992) menegaskan bahwa karakteristik suatu agroekosistem cenderung berbeda dengan agroekosistem lainnya, baik topografi, geografi, demografi, sosial ekonomi, akses sumberdaya maupun kelembagaan. Besarnya pengaruh kondisi agroekosistem terhadap aktifitas pertanian menjadi dasar dimasukannya variabel tersebut ke dalam berbagai analisis kebijakan dan operasional pembangunan pertanian.
Permasalahan rendahnya produktivitas usahatani sayuran di Provinsi Lampung diduga karena belum memadainya petani dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Ketidakmampuan petani dalam mengakses informasi yang ada dapat disebabkan oleh kendala dalam perilaku petani atau keterbatasan fasilitas informasi dan kondisi agroekosistem daerah. Hal ini yang mendukung perlunya
studi tentang karakteristik agro sosio ekonomi daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisiskarakteristik agro sosio ekonomi daerah penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini didesain sebagai penelitian kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi yang terkait dan hasil dari studi pustaka yang meliputi data geografis, data demografis dan data sosial budaya dan ekonomi.Data dari instansi terkait berasal dari pemerintahan provinsi dan kabupaten, Departemen Pertanian, Biro Pusat Statistik,dan Bakorluh.Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara dokumentasi informasi yang dibutuhkan yang berhubungan dengan data profil kabupaten, kecamatan, dan desa, kebijakan-kebijakan yang dibuat dalam bentuk juknis dari pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi.`Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015.
Hasil dan Pembahasan Kondisi Geografis
Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat merupakan kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki mata pencaharian utama di sektor pertanian. Kondisi geografis kedua kabupaten dideskripsikan dalam karakteristik agro sosio ekonomi (Tabel 18).
Tabel 18Karakteristik agro sosio ekonomi daerah penelitian
No Karakteristik Kabupaten Tanggamus Kabupaten Lampung Barat 1 Pemerintahan:
Dasar pendirian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997, tanggal 21 Maret1997
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1991 tanggal 16 Agustus1991 Batas-batas
wilayah administratif
-Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah.
-Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. -Barat berbatasan dengan
Kabupaten Lampung Barat. -Timur berbatasan dengan
Kabupaten Pringsewu
-Utara dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Provinsi Sumatera Selatan),
-Selatan dengan Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Tanggamus, -Barat dengan Kabupaten Pesisir Barat
-Timur dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan dan Kabupaten Tanggamus.
83
LanjutanTabel 18
No Karakteristik Kabupaten Tanggamus Kabupaten Lampung Barat Ibukota
Kabupaten
Gisting Liwa
-Luas wilayah 2.731,61 km² 3.368,14 km2 -Topografi Dataran rendah, dataran tinggi,
pegunungan dan berbukit
Dataran tinggi, pegunungan dan berbukit
-Ketinggian dari
permukaan laut 0-2.115 meter. 50 -1000 m. 2 Sosio
-Jumlah penduduk 548.728 jiwa 419.037 jiwa -Kepadatan
penduduk 200,88 jiwa/km
2
124,41 jiwa/km2 - Suku Jawa, Lampung, Batak,
Padang dan lain-lain
Lampung, Jawa, Batak, Bali, Semendo, dan lain-lain. 3 Ekonomi
-Matapencaharian Pertanian, pertambangan, jasa , buruh dan lain-lain
Pertanian, industri, jasa, buruh dan lain-lain
-Komoditas pertanian andalan
Sayur mayur, seperti kol, kubis, kentang dan wortel.
Tomat, kentang, cabai merah, kubis, labu siam, wortel, buncis dan sawi.
- Sarana dan prasarana
Tersedia hotel, lembaga keuangan (bank dan BPR), Rumah Sakit Umum Daerah , pasar umum dan toko permanen serta semi permanen.
Tersedia 18 hotel, lembaga keuangan (bank dan BPR), Rumah Sakit Umum Daerah ,sembilan pasar umum dan 102 toko permanen serta 143 semi permanen.
-Telekomunikasi Tersedia telepon, telepon selular, telegram, ORARI, televisi dan radio
Tersedia telepon, telepon selular, telegram, ORARI, televisi dan radio
-Transportasi Tersedia bus, angdes, mobil sewaan, dan ojek. Kondisi sarana jalan hingga mencapai desa dalam kondisi baik aspal
split. Sarana laut seperti kapal–kapal hanya digunakan untuk menangkap ikan dan sedikit sekali untuk angkutan
Tersedia bus, angdes, mobil sewaan, dan ojek. Kondisi sarana jalan hingga mencapai desa dalam kondisi baik aspal split. Sarana laut seperti kapal–kapal hanya digunakan untuk menangkap ikan dan sedikit sekali untuk angkutan.
Persentase penduduk yang bekerja di bidang pertanian
Penduduk di daerah penelitian memiliki mata pencaharian yang beraneka macam seperti pertanian, berdagang, industri, peternak, guru, dan lain-lain. Sebagian besarpenduduk bekerja di bidang pertanian yang persentasenya terlihat pada Tabel 19 berikut
Tabel 19 Persentase penduduk di daerah penelitian yang bekerja di bidang pertanian tahun 2014
No Kabupaten Kecamatan Desa Persentase
1 Tanggamus Sumber Rejo Argopeni 93.67
Margodadi 95.43 Dadapan 92.89 Simpang Kanan 78.09 Wonoharjo 87.65 Gisting Campang 94.67 Gisting Atas 83.21 Gisting Permai 84.97 2 Lampung Barat Balik Bukit Pasar Liwa 57.06
Wates 92.06
Sukarame 97.94
Sebarus 96.78
Sekincau Giham Sukamaju 93.83
Sekincau 75.57
Waspada 65.11
Pampangan 98.96
Sumber: Potensi Desa Argopeni 2014;Potensi Desa Margodadi 2014; Potensi Desa Dadapan, 2014; Potensi Desa Simpang Kanan, 2014; Potensi DesaWonoharjo, 2014; Potensi Desa Campang, 2014; Potensi Desa Gisting Atas, 2014; Potensi Desa Gisting Permai, 2014; Potensi Desa Pasar Liwa, 2014; Potensi Desa Wates, 2014; Potensi Desa Sukarame, 2014; Potensi Desa Sebarus, 2014; Potensi Desa Giham sukamaju, 2014; Potensi Desa Sekincau, 2014; Potensi Desa Waspada, 2014 dan Potensi Desa Pampangan, 2014
Tabel 19 memperlihatkan mata pencaharian di bidang pertanian banyak diminati oleh penduduk di daerah penelitian. Hal ini disebabkan penduduk memiliki keterampilan dalam mengusahakan pertanian. Melihat potensi ini,maka perlu usaha pengembangan semua sektor yang berkaitan dengan pertania, mulai dari penyediaan sarana produksi, pengendalian hama penyakit, penyediaan sarana irigasi, pengolahan hasil produksi, pemasaran, kemitraan dan lain-lain.
Karakteristik usahatani sayuran di Propinsi Lampung
Sayuran merupakan komoditas yang menjanjikan untuk dikembangkan di Propinsi Lampung.Permasalahanumum usaha tani sayuran di Propinsi Lampung adalah rendahnya produktivitas usahatani. Komoditi sayuran yang banyak diusahakan di Propinsi Lampung adalah kentang, kubis, kol, tomat, wortel dan lain-lain, yang produktivitas per tahunnya mengalami fluktuasi. Data produksi beberapa komoditi sayuran di Propinsi Lampung disajikan pada Tabel20.
85
Tabel 20Produksi beberapa komoditi sayuran di Provinsi Lampung tahun 2011- 2014
Komoditi sayuran Produksi per tahundalam ton
2011 2012 2013 2014 Bawang Merah 705 418 220 943 Kentang 763 561 664 769 Kubis 14656 13802 16021 12045 Kol 705 477 463 769 Petsai/Sawi 15154 14766 14630 12781 Wortel 6777 5333 6869 5910 Cabai Besar 44374 42439 35233 32259 Cabai Rawit 18365 14309 13340 15002 Tomat 18420 16801 22392 23776 Buncis 8809 7895 9240 7967 Ketimun 19895 21476 20970 17264 Labu Siam 22375 20600 23799 20213
Sumber: BPS Provinsi Lampung tahun 2015
Tabel20memperlihatkan hampir semua komoditisayuran di Provinsi Lampung mengalami penurunan produksi dari tahun 2011-2014 yang cukup berarti\. Penurunan ini diduga karena rendahnya informasi pertanian yang diperoleh petani, sehingga petani tidak dapat menerapkan inovasi yang ada. Penurunan pada beberapa produksi sayuran terlihat pada Gambar 8.
Sumber: BPS Provinsi Lampung tahun 2015
Gambar 8Produksi (dalam ton) beberapa komoditas sayuran di Provinsi Lampung tahun 2011—2014
Gambar 8 menunjukkanbahwapetsai, wortel, sawi, cabemerah, caberawit, buncis dan ketimuncenderungmengalamipenurunandaritahun 2011 sampaidengantahun 2014. Secara rinci produksi sayuran per kabupaten di Provinsi Lampung tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 21.
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 2011 2012 2013 2014
Bawang Merah (Ton) Kentang (Ton) Kubis (Ton) kol (ton)
Petsai/Sawi (Ton) Wortel (Ton) Cabai Besar (Ton) Cabai Rawit (Ton)
Tabel 21Produksi sayuran per kabupaten di Provinsi Lampung tahun 2015 Kabupaten/Kota Bawang
merah
Cabai Kentang Kubis Petsai Lainnya
Lampung Barat 22 6472 464 11766 6113 37086 Tanggamus 99 2342 - 708 856 8192 Lampung Selatan 1779 16334 - - 830 37605 Lampung Timur - - 3284 - 35 14465 Lampung Tengah 53 5468 - - 75 22274 Lampung Utara - 4998 - - 255 21866 Way Kanan - 375 - - - 1460 Tulang Bawang - 687 - - 84 5521 Pesawaran 17 1773 - - 662 3681 Pringsewu - 189 - - 60 516 Mesuji - 211 - - - 486 Tulang Bawang Barat - 1341 - - - 12292 Pesisir Barat - 2408 - - - 4260 Bandar Lampung - 50 - - 1238 1015
Sumber: BPS Provinsi Lampung tahun 2015
Tabel 21 memperlihatkan Kabupaten Lampung Barat adalah kabupaten penghasil sayuran yang terbesar di Provinsi Lampung pada tahun 2015
Perkembangan luas lahan di Provinsi Lampung
Provinsi Lampung memiliki lahan usahatani yang meliputi lahan kering (tegal/kebun dan ladang/huma) dan lahan basah (sawah irigasi dan non irigasi). Perkembangan luas lahan kering dan lahan basah di Provinsi Lampung disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22. Perkembangan luas lahan menurut jenis lahan di Provinsi Lampung tahun 2009—2013
No Jenis Lahan Luas Lahan (hektar) per tahun
2009 2010 2011 2012 2013 1 Tegal/kebun 791.352.00 768.715.00 452.458.00 749.597.00 743.725.00 2 Ladang/huma - - 289.589.00 - - 3 Sawah 349.144.00 345.437.00 348.435.00 342.778.36 360.237 4 Sawah irigasi 182.114.00 184.091.00 192.136.00 138.095.03 185.569.00 5 Sawah non irigasi 167.030.00 161.346.00 156.299.00 204.683.33 174.688.00
Sumber: BPS Provinsi Lampung tahun 2015
Tabel 22 memperlihatkan luas lahan terluas di Provinsi Lampung adalah lahan kering (terutama tegal/kebun). Selama lima tahun (tahun 2009--tahun 2013) telah terjadi penurunan luas lahan kering di Provinsi Lampung. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2011. Lahan basah yaitu sawah beririgasi juga terjadi
87
penurunan pada tahun 2012 tapi pada tahun yang sama mengalami peningkatan untuk luas lahan sawah non irigasi.Hal yang sama juga terjadi pada Kabupaten Lampung Barat (Tabel 23).
Tabel 23Perkembangan luas lahan menurut jenis lahan di Kabupaten Lampung Barat, tahun 2009 sd-tahun 2013
N o
Jenis Lahan Luas Lahan (hektar) per tahun
2009 2010 2011 2012 2013 1 Tegal/kebun 48.903.00 41.483.00 48.326.00 22.300.00 23.601.00 2 Ladang/huma - - 978.00 - - 3 Sawah 19.761.00 16.222.00 20.701.00 17.345.18 13.647.00 4 Sawah irigasi 13.537.00 12.305.00 14.360.00 7.028.85 11.364.00 5 Sawah non irigasi 6.224.00 3.917.00 6.341.00 10.316.33 2.283.00
Sumber: BPS Provinsi Lampung tahun 2015
Tabel 23 memperlihatkan terjadi penurunan luas lahan kering (tegal/kebun) yang cukup besar pada tahun 2012 dan 2013. Lahan basah yang berupa sawah irigasi mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2012 sedangkan lahan sawah non irigasi mengalami penurunan pada tahun 2013. Perkembangan luas lahan di Kabupaten Tanggamus pada tahun 2009 sd 2013 tertera pada Tabel 24.
Tabel 24Perkembangan luas lahan menurut jenis lahan di Kabupaten Tanggamus tahun 2009—2013
No Jenis Lahan Luas Lahan (hektar) per tahun
2009 2010 2011 2012 2013 1 Tegal/kebun 58.550.00 49.757.00 33.329.00 57.316.00 39.614.00 2 Ladang/huma - - 20.893.00 - - 3 Sawah 31.388.00 18.388.00 20.643.00 18.980.15 18.970.00 4 Sawah irigasi 24.356.00 16.691.00 19.901.00 13.647.07 18.406.00 5 Sawah non irigasi 7.032.00 1.697.00 742.00 5.333.08 564.00 Sumber: BPS Provinsi Lampung tahun 2015
Sejalan dengan kabupaten lain, maka Kabupaten Tanggamus mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2011 dan 2013 untuk lahan tegal/kebun dan lahan sawah non irigasi. Lahan sawah irigasi mengalami penurunan pada tahun 2012 namun pada tahun yang sama lahan sawah non irigasi mengalami peningkatan yang sangat besar yaitu dari 742.00 hektar menjadi 5.333.08 hektar. Ketersediaan Internet Service Provider (ISP) di Provinsi Lampung
Ketersediaan ISP di suatu daerah sangat mempengaruhi penggunaan internet di daerah tersebut. Daftar ISP di Provinsi Lampung pada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Daftar ISP yang ada di Provinsi Lampung tahun 2015
No ISP Penyedia Layanan
1 Telkomspeedy www.telkomspeedy.net PT.Telekomunikasi Indonesia.
2 CBN`www.cbn.net.id PT. Cyberindo Aditama.
3 biznet www.biznetnetworks.com PT. Bitnet Komunikasindo. 4 Uninet www.uninet.net.id PT. Uninet Media Sakti.
5 Fastnet www.firstmedia.com Penyedia Layanan oleh PT. First Media Tbk.
6 Indosat www.indosat.com PT Indosat Tbk.
7 Three www.three.co.id PT Hutchison CP
telecommunications.
8 XL www.xl.co.id PT Excelcomindo Pratama Tbk.
9 Axis www.axisworld.co.id PT. Axis Media. 10 Smart www.smart-telecom.co.id PT SMART Tbk. 11 esia www.esia.co.id PT Bakrie Telecom Tbk 12 Fren www.mobile-8.com PT Global Mediacom Tbk
Ketersediaan ISP di daerah penelitian terbatas pada telkomsel, indosat, xl dan three. Hal ini juga mempengaruhi kesempatan petani untuk mengakses informasi melalui sumber informasi berbasis TIK. Namun demikian, kemampuan petani dalam mengakses informasi pertaniandapat meningkat denganadanya program layananPenyuluhan Pertanian bagi petani.Badan Koordinasi Penyuluhan Perikanan dan Kehutanan(BKPPK) Lampung telah meluncurkanprogram perluasan penyuluhan melalui internet (cyber-extension) untuk membantu menyediakan bimbingan bagi petani. Petani di ProvinsiLampung dapat mengajukan pertanyaan seputar tanaman pangan, sayuran,perkebunan, ternak, perikanan, dan kehutanan secara langsung kepada BKPPK Lampung melalui internet. Forum pembelajaran Pusat Pelatihan Masyarakat (CTC),Microsoft juga membantu petani dan nelayan untuk menggunakan internet, sehingga dapat membantu petani muda dalam meningkatkan kemampuannya tentang TI dan meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. Ironisnya pada saat penelitian dilaksanakan petani belum merasakan dampak dari program ini.
Simpulan
Karakteristik agro ekologi daerah penelitian yang dicirikan oleh topografi daerah yang sebagian besar adalah dataran tinggi dan besarnya luas lahan kering sangat cocok untuk pengembangan sayuran. Karakteristik sosio ekonomi sepertibesarnya penduduk yang mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, keragaman suku bangsa, ketersediaan sarana usahatani, ketersedian ISP sangat
89
mendukung penerapan usahatani sayuran. Ketersediaan jaringan infrastrukturwalaupun masih mengalami kendala kualitas dapat digunakan untuk menjembatani pencapaian informasi yang dibatasi jarak dan waktu. Pemanfaatan secara maksimal sumber informasi yang tersedia akan mempermudah pencapaian produktivitas sayuran yang diinginkan.