• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Ashri

TANTANGAN IMPLEMENTASI POLA PEMERINTAHAN BERORIENTASI PASAR

5. Karakteristik Hubungan Pemerintah dengan Masyarakat

Birokrasi berhubungan dengan pengguna jasanya (masyarakat) dengan tidak berdasarkan pada korelasi demand and supply, tidak ada kalkulasi untung rugi (self adjusting mechanism) berupa indikator rugi laba. Pemerintah tidak memiliki guidance yang pasti untuk menentukan apa dan bagaimana produk harus dihasilkan untuk merealisasikan misinya. Sebaliknya, institusi swasta memiliki product guidance sebagai consumer’s demand dan consumer sovereignty.

Francis Fukuyama (2005b:108-109) menilai hal tersebut sebagai suatu kekurangan besar dari administrasi negara dibandingkan dengan manajemen sektor swasta, adalah bahwa perusahaan-perusahaan swasta terbuka pada suatu proses persaingan dan seleksi Darwinian yang kejam, sementara tidak demikian halnya dengan badan-badan sektor publik.

Lebih lanjut Fukuyama (2005b:108-109) mengutip artikel klasik Armen Alchian, bahwa “ragam yang acak dalam strategi perusahaan dan organisasi akan cukup menghasilkan evolusi ke arah efisiensi dari waktu ke waktu saat perusahaan-perusahaan yang kurang efisien tersingkirkan. Dalam sektor publik, sanksi terhadap

80

praktik terburuk seperti itu tidak ada, sehingga susunan-susunan administratif yang sangat suboptimal dapat tetap berjalan untuk jangka waktu yang panjang. Oleh karena itulah perlu pandangan ke depan dan pertimbangan rasional menyangkut model-model administratif.”

Dalam kaitan ini, diperlukan outward looking strategy kepada masyarakat sebagai pihak yang mendapatkan layanan. Strategi dan langkah ini biasa dikenal sebagai strategi yang bertumpu pada masyarakat (community based strategy) atau konsumen/pengguna (user based strategy), bertujuan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat atau konsumen/pengguna, khususnya masyarakat miskin. Lima aspek yang harus mendapatkan perhatian dalam strategi dan langkah ini, yaitu pemberdayaan (empowerment), kerjasama (cooperation), kesetaraan (equity), keberlanjutan (sustainability), dan keamanan (security).

Untuk menunjang tercapainya strategi outward looking tersebut, dibutuhkan perubahan paradigma pembangunan, dari pemerintah sebagai provider menjadi pemerintah sebagai enabler dan facilitator. Pemerintah menjadi lebih memfasilitasi daripada mengarahkan, atau dengan kata lain “menyetir” daripada “mendayung” (Prasojo, Maksum, dan Kurniawan, 2006:155). Dengan begitu, pemerintah tidak lagi menjadi pelaku utama dalam penyediaan layanan tertentu, melainkan hanya bertindak sebagai regulator.

Daniel Bell (Giddens, 2004:8), seorang Sosiolog Amerika mengungkapkan bahwa ”... suatu bangsa tidak hanya terlalu kecil untuk mengatasi masalah-masalah besar, tetapi juga terlalu besar untuk menyelesaikan masalah-masalah kecil.” Pendapat ini bermakna mendorong pembagian tugas dalam kegiatan perekonomian di mana peran pemerintah sebagai regulator, pelaku dan profesi bisnis sebagai operator, dan peran controller oleh publik, parlemen, akademisi, LSM dan pers.

PENUTUP

McLeod berpendapat bahwa tantangan bagi masyarakat adalah bagaimana mendesain sebuah sistem pemerintahan yang dapat menjamin bahwa kepentingan seluruh masyarakat dapat didahulukan secara efektif, sedangkan kepentingan pribadi pihak-pihak yang berada dalam pemerintahan dapat diawasi. Inilah esensi dari tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), yaitu terbangunnya sebuah mekanisme sampai ke level terbawah, di mana mereka yang diberi otoritas dapat menjalankan mandat dari pihak yang telah memberinya kepercayaan (Kompas, 28 Juni 2007).

Untuk mempercepat perbaikan sistem pemerintahan dimaksud, perlu disimak pendapat DiMaggio & Powel (Setiyono, 2007:206-207) yang mengemukakan bahwa ada tiga cara (mekanisme) yang menghasilkan perubahan (isomorphic) dalam hal ini, yaitu:

a. Coersive isomorphism adalah perubahan yang dihasilkan oleh tekanan politik secara formal maupun informal oleh lembaga di luar birokrasi (extra-bureaucracy);

b. Mimetic isomorphism adalah perubahan yang dihasilkan dari kecerdasan eksponen organisasi untuk merespon ketidakpastian dan keterbatasan. Ketika teknologi dan fasilitas yang dimiliki buruk, tujuan negara tidak jelas, anggaran kurang dan tidak pasti, serta karir pegawai tidak terstruktur, maka suatu organisasi biasanya akan berbuat sesuatu untuk mengatasi keadaan yang menimpanya itu;

c. Normative isomorphism adalah perubahan organisasi yang berhubungan dengan profesionalisasi. Dua aspek profesionalisasi yang merupakan sumber penting dari normative isomorphism, adalah pendidikan formal dan pelatihan, dan juga jaringan profesional yang mengagendakan perubahan inovasi.

Akan tetapi, ketiga organizational isomorphism tersebut di atas tidak akan terjadi manakala lingkungan di mana organisasi itu ada tidak mendukung terjadinya perubahan. Oleh karena itu, di samping adanya kemauan institusi publik untuk berubah itu penting, dukungan masyarakat dan negara untuk berubah juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fukuyama, Francis. 2005a. Human Nature and the Reconstitution of Social Order (Guncangan Besar: Kodrat Manusia dan Tata Sosial Baru). Diterjemahkan oleh Masri Maris. Jakarta: Freedom Institute dan PT. Gramedia Pustaka Utama.

---. 2005b. State Building: Governance and World Order in the 21st Century (Memperkuat Negara: Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21). Diterjemahkan oleh A. Zaim Rofiki. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

---. 2007. TRUST: The Social Virtues and the Creation of Prosperety (TRUST: Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemak-muran). Cet. Ke-2. Diterjemahkan oleh Ruslani. Yogyakarta: Qalam.

Giddens, Anthony. 2004. Runaway World: How Globalisation is Reshaping Our Lives (Dunia Yang Lepas Kendali: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita). Cet. Ke-2. Diterjemahkan oleh Andry Kristiawan S. dan Yustina Koen S. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Harian Kompas. ”Tantangan bagi Proses Reformasi di Indonesia: RI Masih Punya Harapan.” Edisi 28 Juni 2007: 1 dan 15 <http:// www.kompas.co.id/kompas-cetak/0706/28/utama/3633065.htm> terakhir dikunjungi 29 Juni 2007.

Kartawidjaja, Pipit R. 2006. Pemerintah Bukanlah Negara: Studi Komparasi Administrasi Pemerintah RI dengan Negara Jerman, Cet. Ke-3 Edisi Revisi. Surabaya: Henk Publishing.

Mahfud MD, Moh. 2006. Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

82

Mendel, Toby. 2003. Freedom of Information: A Comparative Legal Survey. New Delhi: Regional Bureau for Communication and Information UNESCO, dalam

<http://www.portal.unesco.org/ci/en/files/19697/11232335_331freedom_i nfo_en.pdf/freedom_info_en.pdf> terakhir dikunjungi 29 Juni 2007. Mudhoffir, Abdil Mughis. 2006. ”Partai Politik dan Pemilih: Antara Komunikasi

Politik vs. Komoditas Politik.” Jurnal Kostitusi. Vol. 3 No. 4 (Desember 2006): 121-143.

Mustopadidjaja AR. 2003. “Reformasi Birokrasi sebagai Syarat Pemberantasan KKN.” Makalah disampaikan pada Seminar Pembangunan Hukum Nasional VIII, BPHN Depkeh-HAM, 14-18 Juli 2003 di Denpasar. Osborne, David dan Peter Plastrik. 2004. Banishing Bureaucracy: The Five Strategies

for Reinventing Government (Memangkas Birokrasi: Lima Strategi menuju Pemerintahan Wirausaha, Seri Manajemen Strategi No. 3). Edisi Ke-2, Cet. Ke-2. Diterjemahkan oleh Abdul Rosyid dan Ramelan. Jakarta: Penerbit PPM.

Osborne, David dan Ted Gaebler. 2005. Reinventing Government: How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector (Mewirausahakan Birokrasi: Seri Manajemen Strategi No. 4). Cet. Ke-8. Diterjemahkan oleh Abdul Rosyid. Jakarta: Penerbit PPM.

Pawiloy, Sarita. 2002. Ringkasan Sejarah Luwu. Makassar: CV. Telaga Zamzam dan Proyek Pelestarian Budaya dan Sejarah Luwu.

Prasojo, Eko, Irfan Ridwan Maksum, dan Teguh Kurniawan. 2006. Desentralisasi & Pemerintahan Daerah: Antara Model Demokrasi Lokal & Efisiensi Struktural. Jakarta: DIA FISIP Universitas Indonesia.

Sarundajang, S. H. 2002. Pemerintah Daerah di Berbagai Negara: Tinjauan Khusus Pemerintahan Daerah di Indonesia: Perkembangan, Kondisi, dan Tantangan. Cet. Ke-3. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Setiyono, Budi. 2007. Pemerintahan dan Manajemen Sektor Publik: Prinsip-prinsip Manajemen Pengelolaan Negara Terkini. Jakarta: Kalam Nusantara dan Jurusan Pemerintahan UNDIP.

Stegar, Manfred B. 2006. Globalism: The New Market Ideology (Globalisme: Bangkitnya Ideologi Pasar). Cet. Ke-2. Diterjemahkan oleh Heru Prasetia. Yogyakarta: Lafadl Pustaka.