• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pelaku Kejahatan Pembalakan Liar Yang Mengalihkan Harta Kekayaan Hasil Kejahatan Dengan Praktek Pencucian uang

PENGATURAN HUKUM TERHADAP PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA KEHUTANAN DAN MONEY LAUNDERING DI INDONESIA

E. Karakteristik Pelaku Kejahatan Pembalakan Liar Yang Mengalihkan Harta Kekayaan Hasil Kejahatan Dengan Praktek Pencucian uang

Pelaku kejahatan pencucian uang atas harta kekayaan yang diperoleh dari hasil pembalakan liar sering menggunakan financial system untuk mengaburkan harta hasil kekayaan yang semula harta tersebut diperoleh dari hasil kejahatan. Financial system pada umumnya sering dipahami dan dihubungkan dengan bank, lembaga pemberi kredit atau perdagangan valuta asing, namun perlu diketahui bahwa selain produk transnasional perbankan seperti tabungan/deposito, trnasfer serta kredit/pembiayaan pada kenyataanya produk dan jasa yang ditawarkan oleh lembaga keuangan juga menarik bagi para pencuci uang untuk menggunakannya sebagai sarana pencucian uang,65 oleh karenanya pelaku kejahatan ini memiliki kemampuan dan net work yang canggih dalam menjalankan aksi kejahatannya yakni penyeludupan uang, melalui institusi keuangan dan melalui institusi non keuangan. Berikut ini akan diterangkan beberapa modus operandi tentang pencucian uang.

1) Tipologi Menurut Egmont Group66

Menurut Egmont Group, kasus-kasus pencucian uang dibagi ke dalam lima tipe sesuai dengan bagaimana cara-cara para pencuci uang melakukan kegiatan pencucian uang. Kelima tipe itu adalah sebagai berikut :

65

Bismar Nasution, Rezim Anti-Money Laundering Di Indonesia, op.cit, hal. 3

66

Ermon Group adalah gabungan dari Financial Intelligence Unit (FIU) yaitu lembaga permanen yang khusus menangani masalah pencucian uang dari setiap negara di dunia yang bertujuan untuk mengumpulkan kasus-kasus terpilih berkenaan dengan pemberantasan pencucian uang. Kumpulan kasus tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat kepada FIU di masing-masing negara.

a) Penyembunyian ke dalam struktur bisnis

Penyembunyian ini dilakukan ke dalam kegiatan normal dari bisnis atau ke dalam perusahaan yang telah ada yang dikendalikan oleh organisasi kejahatan yang bersangkutan. Apabila tipe ini sudah ditempuh, maka pencuci uang akan mendapatkan setidaknya enam keuntungan. Hal tersebut diungkapkan oleh The Egmount Group yaitu:67

(1) bahwa dengan cara ini, pencuci uang dapat lebih memiliki kendali terhadap perusahaan yang digunakan untuk melakukan kegiatan pencucian uang. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan kegiatan pencucian uang itu dibocorkan oleh orang dalam dan diketahui oleh penegak hukum

(2) bahwa lembaga keuangan yang digunakan untuk mentransfer dana itu akan kurang curiga apabila kemudian mengetahui adanya fluktuasi yang demikian besar di dalam rekening perusahaan tersebut dibandingkan apabila kegiatan yang serupa dilakukan melalui rekening pribadi.

(3) bahwa kegiatan bisnis memiliki alasan-alasan sah bagi pelaksanaan tranfer dana kepada atau penerimaan transfer dana dai yurisdiksi lain, dan dalam berbagai mata uang, sehingga hal yang demikian itu dapat mengurangi tingkat kecurigaan dari lembaga-lembaga keuangan yang bersangkutan

67

Sutan Remy Sjahdeini, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, (Grafiti: Jakarta, 2004), hal. 124-125

(4) bahwa beberapa bisnis bertransaksi terutama dengan uang tunai dan lembaga-lembaga keuangan akan kurang curiga apabila melihat ada pihak yang melakukan penyimpanan uang tunai yang besar

(5) bahwa hubungan antara para penjahat dengan perusahaan yang bersangkutan dapat disembunyikan melalui struktur kepemilikan perusahaan, karena apabila rekening tersebut berbentuk “ personal bank

account”, maka dokumen-dokumen identifikasi khusus dari pribadi-pribadi pembuka rekening tersebut akan diminta oleh lembaga-lembaga keuangan di mana rekening itu dibuka.

(6) Bahwa di beberapa negara biaya untuk mendirikan perusahaan tidak mahal, yaitu hanya beberapa ratus dolar saja. Di samping itu, di seluruh dunia selalu saja tersedia agen-agen yang dapat memfasilitasi pihak-pihak yang memerlukan untuk mendirikan perusahaan dan memfasilitasi penyediaan manajemennya, termasuk apabila diperlukan oleh para penjahat yang kurang memiliki pengalaman profesional dalam masalah tersebut.

b) Penyalahgunaan bisnis yang sah

Dalam tipe kasus seperti ini, pencuci uang menggunakan bisnis atau perusahaan yang telah ada tanpa harus menciptakan yang baru. Perusahaan tersebut akan menggunakan dana hasil pencucian uang tanpa harus tahu asal-usul dari dana tersebut sehingga dana tersebut akan terlihat seakan-akan memang berasal dari perusahaan yang bersangkutan, dan bukan berasal dari

pemilik yang sesungguhnya. Untuk memperlancar proses ini, pencuci uang sering menggunakan tenaga profesional seperti lawyers dan accountants. c) Penggunaan identitas palsu, dokumen palsu, dan penggunaan perantara

Dalam tipe kasus seperti ini, pencuci uang menyerahkan aset miliknya kepada orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan kejahatan. Orang-orang seperti ini disebut dengan “straw men”. Mereka akan digunakan untuk menyimpan dana di bank atau menarik dana tersebut dengan harapan apabila transaksi-transaksi tersebut menjadi perhatian para penegak hukum, maka tidak terungkapnya hubungan transaksi itu dengan organisasi kejahatan yang bersangkutan akan dapat menghilangkan jejak sumber keuangan itu.

Penggunaan dokumen-dokumen identitas palsu acap kali dilakukan untuk membuka rekening bank atau untuk melaksanakan transaksi yang digunakan untuk meniadakan dapat terlihatnya hubungan antara aset tersebut dengan penjahat yang bersangkutan. Dokumen palsu digunakan untuk menunjang upaya-upaya pencucian uang yang dilakukan oleh pencuci uang. Misalnya, pembuatan faktur palsu (false invoicing), tanda terima (receipts) palsu, dan dokumen perjalanan palsu. Semua ini digunakan untuk membuktikan kebenaran mengenai dana yang disetorkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang bersangkutan.68

68

d) Pengeksploitasian masalah-masalah yang menyangkut yurisdiksi internasional Pengeksploitasian pembedaan-pembedaan peraturan dan persyaratan yang berlaku antara negara yang satu dengan negara yang lain merupakan hal yang dilakukan oleh pencuci uang. Misalnya, pembedaan ketentuan rahasia bank, persyaratan identifikasi (untuk membuka rekening bank), persyaratan transportasi, ketentuan perpajakan, persyaratan pendirian perusahaan, dan pembatasan lalu lintas devisa.

Globalisasi dari jasa-jasa keuangan yang makin meningkat dapat memudahkan para penjahat untuk berkali-kali memindahkan dana-dana mereka dan satu yurisdiksi ke yurisdiksi yang lain dengan biaya yang rendah. e) Penggunaan harta kekayaan tanpa nama

Tipe kasus seperti ini adalah yang paling sederhana. Para penjahat menyadari bahwa makin sedikit para pencuci uang meninggalkan jejak pemeriksaan yang dapat dilacak oleh para investigator, yaitu jejak yang ditinggalkan oleh kegiatan pencucian uang yang dilakukan oleh para penjahat itu dengan asetnya. Beberapa aset memang tidak memiliki nama pemilik sehingga kepemilikannya praktis tidak mungkin dibuktikan, kecuali apabila penjahat yang bersangkutan tertangkap basah oleh penegak hukum ketika sedang berinteraksi dengan aset tersebut.69

69

2) Macam-macam mekanisme kerja dalam pencucian uang, yaitu melalui: a) Cash (tunai)

Hasil kejahatan pencucian uang berupa uang tunai terkait dengan tahap “plecement”, namun juga bisa dalam tahap transfer dan “integration”. Yang menjadi modus operandi para pelaku pencucian uang dalam menangani uang tunai atau “cash” sebagai berikut;70

(1) Mengkonvensi uang tunai dengan menempatkan uang hasil kejahatnnya ke dalam penyedia jasa keuangan atau dengan membelajakan uang tersebut untuk barang-barang tertentu.

(2) Structuring cash deposits dilakukan dengan cara menghindari pelaporan keuangan dalam rezim anti pencucian uang, menghindari kecurigaan aparat intelijen keuangan dan membantu para pencuci uang dalam membersihkan hasil kejahatannya.

(3) Smurfing yaitu suatu proses dimana para kriminal melibatkan beberapa orang smurfs) untuk mendepositokan uang hasil kejahatan ke dalam sistem perbankan sehingga mengurangi kecurigaan petugas Penyedia Jasa Keuangan.

(4) International smuggling of cash yaitu dengan secara fisik uang dalam jumlah besar melewati perbatasan suatu negara.

70

Soewarsono dan Reda Manthovani, Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia, (Malibu: Jakarta, 2004), hal. 13-15

b) Wire tranfer

Mekanisme kerja pencucian yang dilakukan ketika uang tunai sudah berada dalam sistem keuangan. Cara ini termasuk yang cepat dan terpercaya dalam mentranfer uang ke seluruh dunia. Keuntungan dengan menggunakan mekanisme ini adalah : uang dalam jumlah besar ditransfer seketika, dapat memindahkan uang hasil kejahatan melalui beberapa jurisdiksi dan dalam berbagai rekening bank secara cepat; dalam “Telegraphic Transfer” informasi atau identitas dari si pengirim dan si penerima terbatas; dan keuntungan yang terakhir adalah dapat menyembunyikan sumber dari uang hasil kejahatan dan menghindari persyaratan pelaporan internasional.71

c) Alternative remittance systems & underground banking

Dalam sitem ini, penyedia jasa keuangan beroperasi di luar sektor keuangan yang utama dimana uang atau dana ditransfer antar negara dengan cepat dan sulit dideteksi. Sitem ini digunakan oleh pencuci uang kerena : (1) sistem ini tidak mengenal prinsip “know your costumers system”, (2) tidak ada catatan transaksi; dan (3) pihak yang berwenang kesulitan dalam melacaknya.

Dalam buku Yenti Garnasih yang berjudul “Kriminalisasi Pencucian Uang (Money Laundering)”, disebutkan bahwa pencucian uang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara tradisional dan cara modern. Cara tradisional biasanya dilakukan

71

melalui suatu jaringan atau sindikat etnik yang sangat rahasia.72 Dengan cara ini, para pelaku menjalankan praktek pencucian uang dengan dilandasi rasa saling percaya yang kuat dan tanpa menggunakan pembukuan, sehingga transaksi tersebut tidak meninggalkan jejak.

72

Yenti Garnasih, Kriminalisasi Pencucian Uang (Money Laundering), (Jakarta: Universitas Indonesia, Fakultas Hukum Pascasarjana, 2003), hal. 57

BAB III

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU TINDAK PIDANA KEHUTANAN DI