• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam

4. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru PAI

Karakteristik kompetensi guru menrupakan cerminan yang senantiasa menjadi pertimbangan untuk sosok guru, terutama guru PAI yang notabena mempunyai tugas yang cukup berat dalam mengemban amanah sebagai pendidik yang diharapkan berkontribusi dan mewujudkan insan kamil Dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, seorang guru PAI diharapkan lebih meningkatkan kualitas keilmuannya yang berkaitan dengan ilmu kependidikan dan keguruan agar semakin profesional dalam mengelola proses pendidikan.

Piet A. Sahertian dan Ida A. Sahertian mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru adalah kemampuan dengan penguasaan akademik (mata pelajaran) dengan kemampuan mengajar sekaligus sehingga guru mempunyai wibawa akademis68.

Muhibbin Syah mengemukakan bahwa kompetensi profesional guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya69. Lebih lanjut Muhibin Syah mengemukakan bahwa dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, guru dituntut untuk memiliki kecakapan-kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis, yang meliputi :

1) Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta), artinya kemampuan intelektual yang meliputi pengetahuan kependidikan/keguruan dan pengetahuan bidang studi

68

Piet A Sahertian, dan Ida Alaeida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservice Education, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, 6.

69

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004, 279.

66

2) Kompetensi afektif, yang meliputi sikap dan perasaan diri yang berkaitan dengan potensi keguruan.

3) Kompetensi psikomotor, yaitu kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar70. Potensi sumber daya guru perlu secara terus-menerus dikembangkan agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi71.

Seorang guru dituntut untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan dirinya baik mengenai materi pelajaran dan ketrampilan guru. Tanpa belajar kemungkinan resiko yang terjadi adalah tidak tepatnya antara materi pelajaran yang diajarkan dengan metode pembelajaran yang digunakan. Supervisi yang diberikan kepada guru-guru dalam tugasnya mengajar dan mendidik juga tidak hanya terbatas dalam hal itu tetapi juga dapat menyangkut persoalan pribadi maupun yang berhubungan dengan profesinya. Itulah sebabnya mengapa supervisi pendidikan sangat penting dalam dunia pendidikan.

Kompetensi guru lainnya adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan. Secara teoritis ketiga jenis kompetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga jenis kompetensi tersebut tidak mungkin dapat dipisah- pisahkan. Diantara ketiga jenis kompetensi itu saling menjalin secara terpadu

70

Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004, 230.

71

Piet A Sahertian dan Ida Alaeida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservice Education, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, 1.

67

dalam diri guru. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat. Ketiga kompetensi tersebut terpadu dalam karakteristik tingkah laku guru.

Berkaitan dengan munculnya penilaian banyak kalangan bahwa salah satu persoalan mendasar dari rendahnya prestasi pendidikan nasional adalah rendahnya kompetensi profesional para guru.72 Dalam rangka pemberdayaan guru melalui peningkatan kompetensi profesional merupakan kebutuhan mendesak yang tidak boleh ditawar-tawar lagi.

Suatu profesi memerlukan suatu kompetensi khusus, yaitu kemampuan dasar berupa keterampilan menjalankan rutinitas sesuai dengan petunjuk, aturan dan prosedur teknis. Guru memerlukan kompetensi khusus yang berkenaan dengan tugasnya. Hal itu karena pendidikan tidak terjadi secara alami, tetapi dengan disengaja (disadari). Hubungan yang sederhana dan akal sehat (common sense) saja belum cukup untuk melaksanakan pengajaran yang baik.73

Adapun berkenaan dengan karakteristik kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru termasuk guru Pendidikan Agama Islam adalah lebih ditekankan pada bidang tugasnya, yaitu pengajaran, bimbingan, dan administrasi. Dalam hal ini, kompetensi profesional guru antara lain meliputi pokok-pokok sebagai berikut:

72

Oemar Hamalik,Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, 40.

73

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Depag RI, 2001, 7-8.

68

1) Menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada pelajar. 2) Memiliki kemampuan menyusun perencanaan program belajar

mengajar, dengan mengetahui arti dan tujuan perencanaan, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang ada dalam perencanaan, bentuk-bentuk perencanaan, dan prosedur kegiatan belajar mengajar.

3) Memiliki kreativitas untuk menciptakan dan menumbuhkan kegiatan pelajar, kemampuan mengubah perencanaan apabila diperlukan, dan kemampuan mengelola kelas.

4) Memiliki kemampuan melakukan penilaian kemajuan belajar pelajar dengan memanfaatkan secara kreatif bentuk-bentuk penilaian yang ada.74

Berangkat dari beberapa konsep di atas memberikan penjelasan bahwa kompetensi professional yang harus dimiliki guru PAI berkaitan dengan tugasnya adalah menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada pelajar, memiliki kemampuan menyusun perencanaan program belajar mengajar, dengan mengetahui arti dan tujuan perencanaan, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang ada dalam perencanaan, bentuk-bentuk perencanaan, dan prosedur kegiatan belajar mengajar, memiliki kreativitas untuk menciptakan dan menumbuhkan kegiatan pelajar, kemampuan mengubah perencanaan apabila diperlukan, dan kemampuan mengelola kelas dan memiliki kemampuan melakukan penilaian kemajuan belajar pelajar dengan memanfaatkan secara kreatif bentuk-bentuk penilaian yang ada.

Dengan kata lain guru PAI yang memiliki kompetensi prodesional akan bekerja terampil dan mampu mengembangkan profesi dan keterampilannya sekalipun keterampilan tersebut merupakan produk dari

74

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Depag RI, 2001,8.

69

minat belajar dan pembiasaan. Profesionalitas menjadi tuntutan dari setiap pekerjaan, tak terkecuali seorang guru Pendidikan Agama Islam. Apalagi profesi guru yang sehari-hari menangani benda hidup yang berupa anak- anak atau siswa dengan berbagai karakteristik yang masing-masing tidak sama.

Pekerjaaan sebagai guru menjadi lebih berat tatkala menyangkut peningkatan kemampuan anak didiknya, sedangkan kemampuan dirinya mengalami stagnasi. Jadi jelaslah profesi guru termasuk guru PAI harus didukung oleh ilmu atau teori yang memberikan konsepsi yang teoritis ilmu pendidikan. Demikian juga untuk menjadi guru yang profesional memerlukan waktu,pendidikan dan latihan yang lama, mulai dari pendidikan dasar untuk taraf sarjana ditambah dengan pendidikan profesional.

Dengan kata lain, kompetensi profesional guru PAI adalah kemampuan guru PAI untuk mengembangkan profesinya sebagai guru sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan anak didik. Dalam hal ini, seorang guru PAI yang profesional adalah seorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang profesional, yang mampu mengembangkan profesinya sebagai guru yang profesional.

70

Dokumen terkait