• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV. 1.1) Karakteristik Responden

Karakteristik responden disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karaktristik responden dalam penelitian ini adalah usia responden, jenis kelamin responden, suku, anak ke-, kelas, pekerjaan ayah, dan berapa lama ayah bekerja di luar rumah.

Tabel 3 Usia Responden No Usia Frekuensi % 1 14 1 1.3 2 15 25 33.3 3 16 39 52.0 4 17 9 12.0 5 18 1 1.3 Total 75 100.0 Sumber : P.02/ FC.03-04

Tabel di atas menunjukkan data tentang usia responden yang di jadikan objek pada penelitian ini. Dari tabel dapat dilihat bahwa responden yang berusia 14 tahun adalah sebanyak 1 orang (1,3%), berusia 15 tahun ada 25 orang (33,3%), dan usia 16 tahun sebanyak 39 orang (52,0%), pada usia 17 tahun sebanyak 9 orang (12,0%) dan usia 18 tahun orang (1,3%). Ini menunjukkan bahwa mayoritas usia responden berada pada usia 15 dan 16 tahun yang duduk di bangku kelas X dan XI.

Tabel 4

Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi %

1 Laki-laki 41 54.7

2 Perempuan 34 45.3

Total 75 100.0

Sumber: P.03/FC.05

Tabel 4 menunjukkan tentang jenis kelamin responden. Dimana responden laki-laki ada sebanyak 41 orang (54,7%) dan responden perempuan berjumlah 34 orang (45,3%). Dengan demikian dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan.

Berdasarkan absen kelas X-XI selisih jumlah siswa laki-laki dengan perempuan sangat tipis yakni lebih banyak siswa perempuan dua orang, namun mayoritas siswa yang memiliki no induk ganjil adalah siswa laki-laki.

Tabel 5 Suku Responden No Suku Frekuensi % 1 Padang 38 50.7 2 Jawa 9 12.0 3 Melayu 11 14.7 4 Lain-lain, sebutkan 17 22.7 Total 75 100.0 Sumber: P. 04/ FC.06

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang bersuku padang berjumlah 38 orang (50,7%), suku jawa 9 orang ( 12,0%), suku melayu ada sebanyak 11 orang (14, 7%), dan suku lainnya ada 17 orang (22,7 %) yakni suku aceh ada 2 orang (2,7%), batak 8 orang (10,7%), batak pakpak, batak mandailing, batak toba, betawi dan karo masing-masing 1 orang (1,3%) dan sunda sebanyak 2 orang (2,7%).

Dapat disimpulkan bahwa siswa/ siswi yang bersekolah di Al-Ulum mayoritas bersuku padang. Dimana letak sekolah SMA Swasta Al-Ulum ini memang berada di lingkungan yang mayoritas bersuku padang. Dan berdasarkan data sekolah, sejak awal berdiri sekolah tersebut siswa/siswi yang bersekolah di SMA Swasta Al-Ulum mayoritas bersuku padang.

Tabel 6

Kedudukan anak dalam keluarga NO Kedudukan anak dalam keluarga Frekuensi % 1 1 27 36.0 2 2 21 28.0 3 3 16 21.3 4 4 4 5.3 5 5 1 1.3 6 6 2 2.7 7 7 2 2.7 8 8 1 1.3 9 9 1 1.3 Total 75 100.0 Sumber : P.5/FC.07

Tabel 6 menunjukkan kedudukan anak dalam keluarga. Dimana siswa yang merupakan anak pertama berjumlah 27 orang (36,0%), anak ke-dua berjumlah 21 orang (28%). Dapat disimpulkan bahwa responden mayoritas anak sulung. Posisi anak sulung dalam keluarga merupakan posisi yang banyak mengalami kesulitan dalam keluarga. Dimana tanggung jawab seorang kakak atau abang untuk menjadi contoh yang baik terhadap adik-adiknya sangat besar. Terkadang banyak orangtua yang terlalu khawatir melihat pengaruh luar keluarga terhadap anak-anak mereka. Di sinilah komunikasi antar pribadi antara ayah dan

anak sangat dibutuhkan, seperti keterbukaan dan dorongan dari seorang ayah. Karena seorang anak sulung sangat membutuhkan contoh figure seorang ayah yang tegas dan bertanggung jawab untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai anak sulung. Tabel 7 Kelas siswa No Kelas Frekuensi % 1 Sepuluh 38 50.7 2 Sebelas 37 49.3 Total 75 100.0 Sumber: P.06/FC.08

Tabel 7 menunjukkan kelas responden. Di mana responden yang duduk di kelas sepuluh berjumlah 38 orang (50,7%) dan responden yang duduk di kelas sebelas berjumlah 37 orang (49,3). Hal ini sesuai dengan catatan administrasi sekolah sampai pada Januari 2010 dengan jumlah siswa kelas X ada155 siswa dan di kelas XI ada 149 siswa.

Tabel 8 Pekerjaan ayah

No Pekerjaan ayah Frekuensi %

1 Pegawai negeri 7 9.3

2 Pegawai swasta 18 24.0

3 Wiraswasta atau pengusaha 46 61.3

4 Lain-lain sebutkan 4 5.3

Total 75 100.0

Sumber: P.07/ FC.09

Tabel 8 menunjukkan pekerjaan ayah dari responden. Dimana pekerjaan ayah responden sebagai pegawai negeri berjumlah 7 orang (9,3%), Pegawai swasta berjumlah 18 orang (24,0%), wiraswasta atau pengusaha berjumlah 46 orang (61,3%), dan lain-lain yakni sebagai konsultan hukum, petani, dan supir berjumlah 4 orang (5,3%).

Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas pekerjaan ayah dari responden adalah sebagai wiraswasta atau pengusaha. Sebagai seorang ayah yang pekerjaannya sebagai wiraswasta ataupun pengusaha tidak bisa setiap saat untuk mengobrol dengan sang anak karena jam kerja mereka yang tidak tentu sehingga mereka tidak memiliki waktu rutin pula untuk mengobrol dengan sang anak. Ketika mereka memiliki waktu luang lah mereka baru dapat melakukan obrolan dengan anak-anaknya. Sehingga komunikasi antar pribadi antara ayah dengan anak tidak begitu sering dan lancar

Tabel 9

Lama ayah bekerja di luar rumah No Lama bekerja di luar

rumah

Frekuensi %

1 Lebih dari 8 jam 38 50.7

2 8 jam 11 14.7

3 Antara 4-8 jam 20 26.7

4 Kurang dari 4 jam 6 8.0

Total 75 100.0

Sumber: P.8/FC.10

Tabel 9 menunjukkan lamanya ayah responden bekerja di luar rumah. dari tabel dapat dilihat bahwa ayah yang bekerja lebih dari 8 jam berjumlah 38 orang, yang bekerja 8 jam berjumlah 11 orang, antara 4-8 jam berjumlah 20 orang, dan yang kurang dari 4 jam berjumlah 6 orang.

Dapat dilihat ayah yang bekerja di luar rumah sekitae 8 atau lebih dari 8 jam lebih banyak di bandingkan dengan yang lain. Berdasarkan wawancara singkat dengan beberapa siswa , peneliti mengetahui bahwa beberapa ayah dari responden dalam pekerjaannya melakukan perjalanan ke luar kota dengan intesnsitas sebulan sekali.

Walaupun demikian, ayah mereka tetap mengusahakan untuk tetap melakukan komunikasi antar pribadi dengan anak-anaknya agar kedekatan antara ayah dengan anaknya tetap terjalin. Hal ini dapat terlihat dari usaha ayah untuk tetap menjalin komunikasi diantara jam-jam sibuk mereka, seperti pada saat

makan malam dan nonton tv, selepas shalat fardhu magrib atau isya bahkan sebelum anaknya tidur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ayah yang bekerja antara 8 jam hingga lebih dari 8 jam tetap melakukan komunikasi antar pribadi dengan anak-anaknya walaupun tidak bisa dilakukan sesering mungkin namun sang ayah tetap peduli terhadap keadaan sang anak.

IV.1.2) Komunikasi Antar Pribadi Ayah Dengan Anak Remajanya

Dokumen terkait