• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

II. 2.4) Tujuan Komunikasi antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi juga memiliki tujuan agar komunikasi antar pribadi tersebut dapat berjalan dengan baik. Adapun tujuan dari komunikasi antar pribadi adalah sebagai berikut :

1. Mengenal diri sendiri dan orang lain

Salah satu cara mengenal diri sendiri adalah melalui komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri, dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain. Kita akan mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Pada kenyataannya, persepsi-persepsi diri kita sebagian besar merupakan hasil dari apa yang kita pelajari tentang diri kita sendiri dari orang lain melalui komunikasi antar pribadi.

2. Mengetahui dunia luar

Komunikasi antar pribadi juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang kita miliki dengan interaksi antar pribadi.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, hingga dalam kehidupan sehari-hari orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Dengan demikian banyak waktu yang digunakan dalam komunikasi antar pribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.

4. Mengubah sikap dan perilaku

Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya menggunakan sikap dan perilaku orang lain. Keinginan memilih suatu cara tertentu, mencoba makanan baru, membaca buku, berfikir dalam cara tertentu, dan sebagainya. Singkatnya banyak yang kita gunakan untuk mempersuasikan orang lain melalui komunikasi antar pribadi.

5. Bermain dan mencari hiburan

Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Pembicaraan-pembicaraan lain yang hampir sama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan. Seringkali hal tersebut tidak dianggap penting, tapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena memberi suasana lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.

Kita sering memberikan berbagai nasehat dan saran pada teman-teman yang sedang menghadapi masalah atau suatu persoalan dan berusaha untuk menyelesaikannya. Hal ini memperlihatkan bahwa tujuan dari proses komunikasi antar pribadi adalah membantu orang lain (Widjaja, 2000 :12) II.3. Self Disclosure

Pembukaan diri atau self disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relavan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini tersebut. Johnson, 1981 (dalam Supratiknya, 2009 :14), mengungkapkan bahwa membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan. Hubungan antar pribadi tidak akan mencapai keintiman tanpa pengungkapan diri (self disclosure).

Salah satu model inovatif untuk memahami tingkat-tingkat kesadaran dan pembukaan diri dalam komunikasi antar pribadi adalah Jendela Johari. Pada pokoknya, model ini menawarkan suatu cara melihat kesalingbergantungan antara hubungan intra pribadi dengan hubungan antar pribadi dalam bentuk empat kuadran—mirip empat kaca pada sebuah jendela. Ukuran setiap kuadran atau kaca ditentukan oleh kesadaran diri anda dan diri orang lain mengenai perilaku, perasaan dan motivasi serta tingkat kepemilikan informasi bersama mengenai hal-hal tersebut (Tubbs,2005:13).

Konfigurasi jendela Johari bergantung pada gaya seseorang. Jadi dan, yang tidak mau membiarkan orang lain atau temannya mengenalnya lebih dekat, akan memiliki daerah terbuka yang amat kecil (kuadran 1) dan karena itu memiliki daerah tersembunyi yang besar (kudran 3). Dan jika semakin banyak informasi yang diketahui maka komunikasi pun akan menjadi semakin jelas. Hal itu berarti, menjalin relasi bukan lain adalah memperluas daerah terbuka (kuadran 1) serta mengurangi daerah buta (kuadran 2) dan daerah tersembunyi (kudran 3) kita masing-masing.

Dengan semakin membuka diri, kita mengurangi daerah tersembunyi. Daerah buta kita kurangi dengan cara meminta orang lain mau semakin terbuka terhadap diri kita. Kita mengurangi daerah tesrembunyi kita dengan memberikan informasi kepada orang lain agar mereka bereaksi atau menanggapi. Dengan cara tersebut, mereka akan menolong kita mengurangi daerah buta kita. Keempat kuadran jendela Johari ini saling bergantung: suatu perubahan dalam sebuah kuadran akan mempengaruhi kuadran lainnya.

Pada dasarnya, Luft berpendapat bahwa memperbesar kuadran terbuka merupakan hal yang menyenangkan dan memuaskan― yaitu tidak saja belajar lebih mengenali diri sendiri dan memperluas wawasan tapi juga membeberkan informasi tentang diri kita sendiri sehingga orang lain dapat mengenali kita dengan lebih baik (Tubbs, 2005 : 15).

Luft,1969 (dalam Tubbs, 2005 : 19) menggambarkan beberapa ciri pembukaan diri yang tepat. Lima ciri terpenting adalah sebagai berikut :

1. Merupakan fungsi dari suatu hubungan sedang berlangsung. 2. Dilakukan oleh kedua belah pihak.

3. Disesuaikan dengan keadaan yang berlangsung.

4. Berkaitan dengan apa yang terjadi saat ini pada dan antara orang-orang yang terlibat.

5. Ada peningkatan dalam penyingkapan, sedikit demi sedikit.

Selain konsep Johari Window, ada juga konsep diri yang diperkenalkan oleh Weaver (1978). Konsep ini terdiri atas empat macam yakni, self awareness, self acceptance, self actualization dan self disclose (Cangara, 2005:85).

Self awareness ialah proses menyadari diri tentan siapakah aku, di mana aku berada dan bagaimana orang lain memandang diriku. Jika orang sadar pada dirinya, maka apa yang terjadi akan diterimanya sebagai kenyataan (self aceeptance). Dengan menerima kenyataan itu, orang baru dapat mengembangkan dirinya (self actualization) sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Jadi jika seseorang memiliki keinginan untuk maju (self actualization), maka keinginan itu perlu diungkapkan atau dikomunikasikan, apakah itu secara terang-terangan atau terselubung, agar orang lain dapat mengetahuinya (self disclose). Keinginan untuk menampakkan self disclose merupakan jendela atau etalase yang dibuat untuk memperlihatkan diri.

Menurut Johnson, 1981 (Supratiknya,2009 : 15-16), beberapa manfaat dan dampak pembukaan diri (self disclosure) terhadap hubungan antar pribadi adalah sebagai berikut :

1. Self disclosure merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang.

2. Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan menyukai diri kita. Akibatnya ia akan membuka diri kepada kita.

3. Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung memiliki sifat-sifat seperti, kompeten, ekstroverd, fleksibel, adaptif dan inteligen.

4. Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain.

5. Membuka diri berarti bersifat realistik.

Selain membuka diri kepada orang lain, kita pun harus membuka diri bagi orang lain agar dapat menjalin relasi yang baik dengannya. Terbuka bagi orang lain berarti menunjukkan bahwa kita menaruh perhatian pada perasaannya terhadap kata-kata atau perbutan kita. Artinya, kita menerima pembukaan dirinya. Kita rela atau mau mendengarkan reaksi atau tanggapannya terhadap situasi yang sedang dihadapinya kini maupun terhadap kata-kata dan perbuatan kita, Johnson, 1981(dalam Supratiknya, 2009 :16).

Meskipun self disclosure mendorong adanya keterbukaan, namun keterbukaan itu sendiri ada batasnya. Artinya, perlu kita pertimbangkan kembali apakah menceritakan segala sesuatu tentang diri kita kepada orang lain akan menghasilkan efek positif bagi hubungan kita dengan orang tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan yang ekstrim akan memberikan efek negatif terhadap hubungan. Seperti dikemukakan oleh Shirley Gilbert (littlejohn1993 dalam Sandjaja, 2005 : 2.42 ) bahw kepuasan dalam hubungan dan disclosure memiliki hubungan kurvalinier, yaitu tingkat kepuasan mencapai titik tertinggi pada tingkat disclosure yang sedang (moderate).

II.4. Remaja

Dokumen terkait