• Tidak ada hasil yang ditemukan

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.3 Karakteristik Responden

Karakteristik pembenih ikan patin yang menjadi responden dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, lama pengalaman berusahatani pembenihan ikan patin, asal keahlian pembenihan ikan patin, saluran penjualan, jumlah siklus panen, keikutsertaan dalam kelompok tani dan penyuluhan.

Usia akan berkorelasi dengan masa produktif seseorang, usia produktif diduga dapat mempengaruhi efisinsi seseorang dalam bekerja. Dalam penelitian ini usia produktif dibatasi hingga usia 60 tahun, sesuai dengan Survey Tenaga Kerja Nasional (SAKERNAS).

Tabel 14. Sebaran Pembenih Ikan Patin di Kota Metro Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2011

Kelompok Umur (tahun) Jumlah (Petani) (Persentase) %

21-30 6 25

31-40 12 50

41-50 3 12,5

51-60 3 12,5

Total 24 100

Sumber: Data Primer (2011)

Berdasarkan Tabel di atas, pembenih patin ikan patin di Kota Metro paling banyak berada pada kelompok umur 31-40 tahun yaitu sebanyak dua belas orang petani atau 50 persen dan kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebanyak enam orang petani atau sebanyak 25 persen. Kelompok usia tersebut dapat menjelaskan kondisi pembenih ikan patin yang berada pada kelompok usia yang produktif.

Pendidikan pembenih diduga akan berkorelasi dengan tingkat kemudahan petani dalam mencerna dan mengadopsi teknologi baru, sehingga dengan teknologi tersebut diharapakan adanya peningkatan efisiensi. Berikut Tabel mengenai sebaran tingkat pendidikan pembenih ikan patin di Kota Metro.

Tabel 15. Sebaran Pembenih Ikan Patin di Kota Metro Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011

Tingkat Pendidikan Jumlah (Petani) (Persentase) %

SD sederajat 4 17 SMP sederajat 2 8 SMA sederajat 14 58 Diploma 1 4 Sarjana 3 13 Total 24 100

Sumber: Data Primer (2011)

Pembenih ikan patin di Kota Metro didominasi oleh petani dengan tingkat pendidikan SMA sederajat, yaitu sebanyak 14 orang petani, atau 58 persen. Hal ini menunjukan para pembenih ikan patin di Kota Metro mampu menerima dengan baik teknologi pembenihan.

Pekerjaan utama dan status usahatani diduga akan mempengaruhi keseriusan dan tanggung jawab pembenih dalam melaksanakan kegiatan usahatani pembenihan ikan patin, hal ini disebabkan usahatani pembenihan membutuhkan ketelatenan dari seorang pembenih jika mengingat sifat benih yang sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air dan lingkungan. Berikut Tabel mengenai pekerjaan utama dan status usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro.

Tabel 15. Sebaran Pembenih Ikan Patin di Kota Metro Berdasarkan Pekerjaan Utama dan Status Usahatani Tahun 2011

Pekerjaan Utama Status Usahatani Jumlah (Petani) (Persentase) %

Pembenih Utama 20 20 83

PNS Sampingan 2

4 17

TNI Sampingan 1

Petani Padi Sampingan 1

Total 24 100

Secara umum pembenih ikan patin melakukan kegiatan usahatani pembenihan ikan patin sebagai pekerjaan utama dengan pola usahatani khusus, yaitu sebanyak 20 orang petani atau 83 persen. Hal ini menunjukan bahwa pembenih ikan patin di Kota Metro menggantungkan hidupnya pada usahatani pembenihan, sehingga akan berusaha agar hasil benih yang dapat dipanen maksimal.

Pengalaman berusahatani dapat menjadi pedoman dan pembelajaran bagi para petani dalam melakukan usahataninya. Berikut sebaran pengalaman pembenih ikan patin di Kota Metro.

Tabel 17. Sebaran Pembenih Ikan Patin di Kota Metro Berdasarkan Lama Pengalaman Usahatani Tahun 2011

Pengalaman (Tahun) Jumlah (Petani) (Persentase) %

1-3 7 29

4-6 10 42

7-9 1 4

10-13 5 25

Total 24 100

Sumber: Data Primer (2011)

Secara umum pembenih ikan patin yang berada di Kota Metro sudah cukup berpengalaman dengan usahataninya yaitu selama 4-6 tahun, dengan jumlah petani sebanyak 10 orang petani atau 42 persen.

Sebagaian besar para pembenih memiliki keahlian pembenihan ikan patin dengan cara belajar dari pembenih yang sudah lama melakukan pembenihan atau telah berpengalaman, yaitu sebanyak 14 orang pembenih. Berikut ini Tabel mengenai asal keahlian pembenih ikan patin di Kota Metro.

Tabel 18. Sebaran Pembenih Ikan Patin di Kota Metro Berdasarkan Asal Keahlian Pembenihan Tahun 2011

Asal keahlian Jumlah (Petani) (Persentase) %

Pelatihan (Dinas) 6 25

Belajar dari teman 14 58

Pelatihan dan belajar dari teman 4 17

Total 24 100

Petani yang mendapatakan keahlian pembenihan dari pelatihan oleh Dinas Pertanian Bidang Perikanan merupakan pioneer dalam pembenihan di Kota Metro, yaitu sebanyak enam orang petani dan mereka memiliki pengalaman lebih dari 11 tahun dalam pembenihan ikan patin.

Jumlah siklus panen merupakan salah satu indikator bagaimana pembenih ikan patin dapat mengatur produksinya, kebanyakan dalam satu tahun ikan patin betina dapat memijah sebanyak dua kali. Berikut Tabel mengenai jumlah siklus panen ikan patin di Kota Metro.

Tabel 19. Sebaran Pembenih Ikan Patin di Kota Metro Berdasarkan Jumlah Siklus Panen Tahun 2011

Jumlah siklus panen Jumlah (Petani) (Persentase) %

1-10 4 17

11-20 20 83

Total 24 100

Sumber: Data Primer (2011)

Berdasarkan Tabel 18, sebagian besar pembenih ikan patin di Kota Metro memiliki siklus panen antara 11-20 kali panen dalam satu tahun, yaitu dengan jumlah pembenih sebanyak 20 orang atau 83 persen. Siklus panen benih ikan patin di Kota Metro sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim, bulan panen atau bulan matang gonad biasanya dimulai ketika awal musim penghujan. Berikut Tabel mengenai kondisi telur ikan patin di Kota Metro.

Tabel 20. Sebaran Kondisi Telur Ikan Patin di Kota Metro Tahun 2010-2011

Bulan Jan Fe Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt No De

Kondisi

telur √ √ √ √ √ √ - - - √ √ √

Sumber: Data Primer (2011)

Kondisi telur ikan patin akan mempengaruhi siklus panen benih ikan patin, biasanya telur mulai matang pada awal bulan penghujan yaitu bulan September, namun kondisinya belum optimum. Selanjutnya akan berakhir pada bulan Mei, hal ini ditandai dengan jumlah telur yang semakin menurun.

Keikutsertaan dalam kelompok tani akan memudahkan para anggotanya dalam menerima informasi, teknologi, dan mengakses sarana produksi pertanian.

Beberapa kelompok tani ikan patin yang ada di Kota Metro diantaranya: Mina Sembada, Sapta Mina, Mina Taboga dan Mina Lestari. Berikut ini merupakan Tabel mengenai keikutsertaan pembenih ikan patin dalam kelompok tani.

Tabel 21. Sebaran Pembenih Ikan Patin di Kota Metro Bedasarkan Keikutsertaan dalam Kelompok Tani Tahun 2011

Keikutsertaan kelompok tani Jumlah (Petani) %

Tidak 9 33

Ya 15 67

Total 24 100

Sumber: Data Primer (2011)

Berdasarkan Tabel 20, sebagian besar pembenih ikan patin di Kota Metro tergabung dalam kelompok tani, yaitu sebanyak 15 orang petani. Kelompok tani perikanan di Kota Metro biasanya tidak terfokus pada satu jenis komoditi, sehingga terlihat sedikit jika berdasarkan komoditas. Walaupun memasuki kelompok tani, sifat usahatani pembenih di Kota Metro bersifat usahatani perorangan. Kelompok tani masih dijadikan sebagai penghubung antara pembenih dengan pemerintah.

Pembenih yang tergabung dalam kelompok tani sebagian besar akan mendapatkan penyuluhan dari Dinas Pertanian Bidang Perikanan, berikut ini Tabel mengenai keikutsertaan petani dalam penyuluhan.

Tabel 22. Sebaran Pembenih Ikan Patin di Kota Metro Berdasarkan Keikutsertaan Pembenih dalam Penyuluhan Tahun 2011

Keikutsertaan penyuluhan Jumlah (Petani) %

Tidak 8 33

Ya 16 67

Total 24 100

Sumber: Data Primer (2011)

Sebagian besar pembenih ikan patin di Kota Metro telah mendapatkan penyuluhan dari Dinas Pertanian Bidang Perikanan, yaitu sebanyak 16 orang petani atau sebesar 67 persen.