• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Input Produksi Pembenihan Ikan Patin

Dependent Variable: PRODUKS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATAN

7.1 Penggunaan Input Produksi Pembenihan Ikan Patin

Secara umum input yang digunakan dalam pembenihan ikan patin di Kota Metro dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 32. Rata-rata Penggunaan Input Produksi Per Siklus Usahatani Pembenihan Ikan Patin di Kota Metro Tahun 2011.

Input Produksi Jumlah Satuan Harga Rata-rata Satuan Akuarium 30 Buah 105.000,00 Bak 6 Buah 1.206.178,57 Blower 1 Buah 1.081.212,12 Genset 1 Buah 970.833,33 Skopnet 4 Buah 7.729,17 Serokan 2 Buah 28.041,67 Hapa 3 Buah 64.354,17 Corong tetas 2 Buah 93.750,00 Galon artemia 5 Buah 72.000,00 Indukan 52 Ekor 150.000,00 Paranet 7 Buah 21.074,07 Pakan indukan 39,29 Kilogram 6.626,21

Ovaprim 0,46 Botol 210.434,83

Artemia 0,88 Kaleng 331.739,17

Cacing Sutera 44,70 Liter 14.348,70

Garam 20,15 Kg 1.240,00

Obat 0,95 Bungkus 28.695,70

Gas 0,92 Tabung 14.000,13

Minyak Tanah 11,00 Liter 8.050,00 Oksigen 33,85 Kantong 2.153,04

Tenaga Kerja 11,76 HOK 25.000,00

Listrik 1,00 132.478,30

Alat Suntik 1,23 Buah 1.478,30 Kantong Plastik 6,11 Pak 11.196,52 Karet Gelang 0,43 Kilogram 49.478,28 Cairan infuse 1,00 Botol 6.695,70

Pakan 0,1 10,00 Kilogram 11.750

Pakan 0,2 10,00 Kilogram 11.750

Berdasarkan Tabel di atas input produksi pembenihan ikan patin di Kota Metro dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu input variabel dan input tetap. Penggunaan input yang bersifat tetap diantaranya:

a) Akuarium, jumlah akuarium yang digunakan rata-rata berjumlah 30 buah dengan ukuran 80 cm dan 100 cm, harga rata-rata untuk setiap akuarium yaitu Rp105.000. Sehingga untuk investasi akuarium diperlukan uang sebesar Rp3.150.000. Akuraium digunakan sebagai tempat/wadah pemeliharaan larva benih patin setelah larva menetas di corong tetas. Benih ikan patin berada di dalam akuarium rata-ratas selama 14-16 hari. b) Bak semen atau bak terpal, jumlah bak semen atau terpal yang digunakan

rata-rata berjumlah enam buah, fungsinya sebagai tempat pemeliharaan benih ikan patin setelah dilepas dari akuarium. Harga rata-rata untuk membuat satu bak semen adalah Rp1.206.178,57. Sehingga total investasi untuk pembuatan bak semen adalah Rp7.237.071. Benih ikan patin akan berada di dalam bak terpal atau bak selem selama 40 hari atau hingga ukuran benih patin sebesar 1,5 inchi.

c) Blower atau Hi-blow, jumlah blower yang digunakan rata-rata satu buah dengan kapasitas 100 titk. Blower merupakan alat yang berfungsi sebagai penghasil oksigen yang akan didifusikan ke dalam bak pemeliharaan dan akuarium, hal ini dilakukan agar kadar oksigen di dalam air tetap berada pada kondisi melimpah, sehingga benih ikan patin dapat hidup dalam kondisi normal. Harga Blower yang digunakan adalah Rp1.081.212.12. d) Genset, jumlah genset yan digunakan rata-rata berjumlah satu buah, alat

ini berfungsi sebagai pengganti tenaga listrik PLN ketika listrik PLN mati, sehingga kerja blower, tidak terganggu. Harga genset yang digunakan adalah Rp970.833,33

e) Skopnet, jumlah skopnet yang digunakan rata-rata berjumlah empat buah, alat ini berupa jaring yang digunakan sebagai alat bantu menangkap benih ikan patin. Harga skopnet yang digunakan adalah Rp7.729,17. Sehingga total investasi untuk pembelian skopnet adalah Rp30.917.

f) Serokan, jumlah serokan yang digunakan rata-rata berjumlah dua buah, serokan memiliki bentuk yang sama dengan skopnet, hanya saja jaringnya

lebih besar. Alat ini berfungsi sebagai alat bantu menangkap indukan patin. Harga rata-rata serokan yang digunakan adalah 28.041,67. Sehingga total investasi untuk pembelian serokan adalah Rp56.083.

g) Hapa, jumlah hapa yang digunakan rata-rata berjumlah tiga buah, alat ini befungsi sebagai alat untuk memisahkan indukan yang sudah ditangkap untuk disuntik, dengan indukan lain. Harga hapa yang digunakan rata-rata Rp64.354,17. Sehingga total investasi untuk pembelian hapa adalah Rp193.063,00.

h) Corong tetas, jumlah rata-rata corong tetas yang dipunyai pembenih adalah dua buah, alat ini berfungsi sebagai wadah penetasan telur ikan patin, sistem kerja alat ini menggunakan sistem sirkulasi, sehingga telur ikan patin tetap steril, dan kandungan oksigennya tetap terjaga. Harga rata-rata corong tetas yang digunakan adalah 93.750,00. Sehingga total investasi untuk pembelian corong tetas adalah Rp187.500,00.

i) Galon artemia, jumlah rata-rata galon yang digunakan berjumlah lima buah, alat ini berfungsi sebagai tempat penetasan artemia. Harga untuk setiap galon adalah Rp72.000,00. Sehingga total investasi untuk pembelian galon artemia adalah Rp360.000,00.

j) Paranet, jumlah paranet yang digunakan untuk setiap pembenih rata-rata berjumlah tujuh buah, alat ini berfungsi sebagai alat untuk mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam bak pemeliharaan. Harga untuk setiap paranet adalah 21.074,07. Sehingga total investasi untuk pembelian paranet adalah Rp147.518,49.

Penggunaan input variabel dalam pembenihan di Kota Metro, diantaranya: a) Pakan indukan

Pakan indukan yang digunakan merupakan pakan jenis apung, rata-rata jumlah indukan yang dimiliki oleh pembenih adalah 52 ekor. Sistem pemberian pakan tidak menggunakan standar feeding rate, pakan diberikan kepada indukan ikan patin dengan cara ditabur, dan ditinggal. Metode ini lebih mengandalkan pengalaman dalam pemberian pakan. Pakan yang dihabiskan pembenih dalam satu bulan atau satu siklus adalah 39,29 kg

dengan harga per kilogramnya Rp6.626,21. Sehingga dalam satu siklus diperlukan uang sebesar Rp260.343,74 untuk pembelian pakan indukan.

b) Ovaprim

Ovaprim merupakan kelenjar hipofisa yang telah diolah, diawetkan, dan dikemas dalam botol. Untuk satu kali penyuntikan digunakan dosis 1 ml/kg indukan. Dengan rata indukan yang disuntik sebanyak 2 indukan dengan bobot 2,5 kg, maka jumlah ovaprim yang digunkan adalah 5 ml. Satu botol ovaprim berisi 10 ml, dengan harga per botol 210.434,83. Sehingga dalam satu siklus dikeluarkan uang sebesar Rp96.800,02.

c) Artemia dan garam

Artemia merupakan sejenis kutu air yang menjadi makanan bagi larva ikan patin setelah telur menetas. Artemia dijual dalam kemasan kaleng yang berisi satu kilogram telur artemia, sehingga perlu proses pengkulturan artemia sebelum artemia diberikan kepada larva ikan patin. Proses pengkulturan dilakukan selama 24 jam di dalam galon artemia yang dialiri aerasi, kondisi kultur artemia terjadi pada salinitas tertentu sehingga dibutuhkan garam sebanyak 250 gram garam untuk 25 liter air dan 100 gram artemia. Artemia diberikan secara periodik selang tiga jam, dan dihari kedua selang empat jam, dan seterusnya sesuai kondisi larva ikan patin. Dalam satu siklus untuk jumlah benih sebanyak 71.875 ekor diperlukan 0,88 kaleng artemia, dengan harga satuannya Rp331.739,17. Sehingga dalam satu siklus dikeluarkan biaya sebesar Rp291.930,45. Dan garam yang dibutuhkan persiklusnya adalah 20,15 kg atau seharga Rp24.986,00.

d) Cacing sutera

Cacing sutera merupakan pakan benih ikan patin setelah lepas dari pakan artemia. Pada fase ini bukaan mullut dari benih ikan patin sudah lebih besar. Cacing sutera digunting-gunting agar berukuran lebih kecil sebelu diberikan kepada benih ikan patin. Pakan berupan cacing sutera sutera diberikan selama 15 hari, dalam periode tersebut cacing yang dihabiskan mencapai 44,7 liter, dengan harga per liternya Rp14.348,70. Sehingga dalam satu siklus dibutuhkan biaya sebesar Rp641.386,89.

e) Obat-obatan

Obat-obatan yang dipakai biasanya bluecover dan infrolock, kedua obat tersebut bersifat penyembuh bukan sebagai pencegah. Penggunaan obat tersebut dilakukan jika terdapat karat dan lendir pada benih ikan patin. Biasanya penyakit yang timbul hanya salah satu dari dua penyakit di atas. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk pembelian obat tersebut adalah Rp28.695,70

f) Gas atau minyak tanah

Gas atau minyak tanah digunakan sebagai pemanas ruangan yang digunakan ketika suhu ruangan dibawah 28-30 °C. Rata-rata suhu di Kota Metro adalah 28 °C, sehingga minim sekali penggunaan gas ataupun minyak tanah, rata penggunaan gas adalah adalah 0,9 tabung atau setara dengan 11 liter minyak tanah. Untuk gas menghabiskan biaya Rp12.880,12 dan minyak tanah Rp88.550,00.

g) Kemasan

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengemas benih ikan patin diantaranya kantong plastik, oksigen, dan karet gelang. Gas oksigen dimasukan secara perlahan ke dalam plastik yang di dalamnya terdapat benih dan air. Untuk setiap kemasan rata-rata membutuhkan dua kantong plastik, gas setengah plastik, dan karet secukupnya, sehingga rata-rata biaya setiap kemasan adalah Rp3.500.

h) Alat suntik dan cairan infus

Alat suntuk digunakan untuk memasukan ovaprim ke dalam tubuh indukan ikan patin, sedeangkan cairan infus digunakan sebagai campuran antara sperma dan sel telur sebelu diaduk menggunakan bulu aya. Suntikan dan cairan infus yang dibutuhkan dalam satu kali penyuntikan adalah 1 buah suntikan, dan 1 botol cairan infus. Sehingga dibutuhkan biaya sebesar Rp8.514,01

i) Pakan 0,1 dan 0,2

Pakan 0,1 dan 0,2 merupakan jenis pakan yang doberikan ketika benih patin sudah berumur 20 hari, pada saat itu kondisi benih ikan patin sudah cukup kuat, dan bukaan mulutnya sudah cukup besar. Pakan 0,1 berbentuk

butiran kecil (serbuk), dan pakan 0,2 berbentuk butiran yang lebih besar dari pakan 0,1. Harga untuk kedua pakan tersebut sama, sehingga dalam satu siklus dibutuhkan uang sebesar Rp235.000,00