• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya SMA Negeri 1 Karanganyar dalam mengatasi hambatan penyelenggaraan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional penyelenggaraan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian

B. Deskripsi Temuan Penelitian

4. Upaya SMA Negeri 1 Karanganyar dalam mengatasi hambatan penyelenggaraan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional penyelenggaraan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional

(RSBI)

Untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam penyelenggaraan program RSBI, maka upaya yang dilakukan SMA Negeri 1 Karanganyar adalah:

a. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan sekolah-sekolah bertaraf internasional baik di dalam maupun luar negeri dalam kegiatan adopsi dan/ atau adaptasi kurikulum internasional

Sebagai upaya agar SMA Negeri 1 Karanganyar dapat mengadopsi dan/ atau mengadaptasi kurikulum internasional, maka SMA Negeri 1 Karanganyar melakukan pendataan dan mencoba untuk membangun hubungan kerja sama dengan sekolah-sekolah di negara maju. Penanggung Jawab Program (PJP) RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar mengungkapkan,”...Untuk menjalin hubungan kerja sama dengan sekolah luar negeri tidaklah mudah sehingga saat ini kami telah mengawali dengan mendata sekolah-sekolah di luar negeri dan ini baru diproses”. (Field note Informan I, 11 2012).

Upaya SMA Negeri 1 Karanganyar dalam memperluas hubungan kerja samanya dengan sekolah-sekolah bertaraf internasional baik di dalam maupun luar negeri dimaksudkan agar SMA Negeri 1 Karanganyar dapat mengadopsi dan/ atau mengadaptasi kurikulum

commit to user

internasional yang sesuai dengan kondisi sekolah. Hal ini disebabkan terdapat komponen pendidikan yang belum dapat memenuhi tuntutan sekolah bertaraf internasional. Selain itu, seperti yang diungkapkan oleh PJP RSBI bahwa kondisi perekonomian masyarakat Karanganyar secara agregat berbeda dengan masyarakat perkotaan sehingga, berpengaruh pada proses pendanaan dalam kegiataan adopsi dan/ atau adaptasi kurikulum internasional.

b. Peningkatan kompetensi pendidikan dan tenaga kependidikan dalam berbahasa Inggris melalui pelatihan-pelatihan bahasa Inggris

Pada program RSBI dan/ atau SBI penggunaan IT dan bilingual merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh penyelenggara karena kedua hal tersebut merupakan ciri khas RSBI dan/ atau SBI. Akan tetapi, melihat kondisi kemampuan guru dan tenaga pendidik SMA Negeri 1 Karanganyar yang masih rendah, khususnya pada penggunaan bilingual maka sekolah memberikan pelatihan-pelatihan bagi Bapak/ Ibu guru dan tenaga kependidikan yang berupa pelatihan bahasa Inggris dan TIK. Pengembangan SDM khususnya bagi para guru tidak hanya dengan pelatihan saja tetapi juga dengan mengadakan dan/ atau mengikuti workshop, seminar, dan IHT. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan PJP RSBI bahwa;

...Upaya yang kami lakukan untuk pengembangan SDM dengan memberikan pelatihan-pelatihan IT dann bahasa Inggris bagi Bapak/ Ibu guru dan para staff, terdapat kegiatan worshop dan seminar untuk peningkatan kompetensi guru dalam inovasi pembelajaran, lesson study yang didampingi dari UNS dengan sistem nanti ada guru yang mengajar dan diamati oleh rekan-rekan guru lain beserta dosen. Untuk pelatihan bahasa Inggris dan IT sendiri dilakukan setiap semester dengan bekerja sama dengan pihak-pihak LPK seperti LPIA, LCC, Solocom dan lain-lain dengan intensitas waktu 20 sampai 24 pertemuan selama satu semester (dua kali seminggu) yang diselenggarakan setelah jam sekolah berakhir. Tidak lupa juga kami selalu memberikan motivasi bagi Bapak/ Ibu guru setiap kali ada pertemuan atau

breafing pagi untuk selalu mengikuti pelatihan yang

diselenggarakan bagi pengembangan SDM. Selain itu juga kami mengirimkan perwakilan guru untuk mengikuti MGMP tingkat

commit to user

kabupaten untuk tingkat sekolah reguler, MGMP tingkat korwil Solo untuk sekolah RSBI ataupun MGMP tingkat Jateng sehingga dapat bertemu dengan guru-gur se-Jateng dan dapat bertukar pikiran disamping itu juga mengikuti pelatihan-pelatihan ditingkat nsional. (Field note Informan I, 11 2012)

Senada dengan ungkapan PJP RSBI, Wakasek Kurikulum menyampaikan,

...Untuk penguatan RSBI nya kami bekerja sama dengan pihak-pihak terkait guna meningkatkan kemampuan SDM SMA Negeri 1 Karanganyar melalui pelatihan bahasa Inggris dengan LPIA dan LCC, pelatihan IT dengan Solocom, serta mengadakan seminar/ workshop yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi guru. Untuk pelatihan bahasa Inggris dan IT dilakukan setiap semester yakni 20 sampai 24 pertemuan dalam satu semester dimana setiap satu minggunya dilaksanakan dua kali pelatihan setelah jam sekolah berakhir. Target dari pelatihan pelatihan bahasa Inggris adalah guru mampu mencapai toefl setidaknya 450 bahkan jika memungkinkan lebih. (Field note Informan II, 12 April 2012). Kebenaran penyelenggaran pelatihan yang diberikan oleh sekolah terhadap para guru dapat diketahui melalui pernyataan guru fisika berikut ini;

Bentuk pelatihan-pelatihan yang kami terima sejalan dengan terselenggaranya program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar antara lain; pelatihan bahasa Inggris dan komputer dengan tujuan untuk mengefektifkan pembelajaran billingual Bapak/ Ibu guru SMA Negeri 1 Karanganyar. Pelatihan tersebut diberirikan setelah PBM sekolah selesai dari pukul 14.00-15.30 dengan intensitas waktu belajaar satu minggu dua kali dan diberikan setiap semester dengan jumlah pertemuan 16-24 pertemuan yang bekerja sama dengan LPK seperti LCC, LPIA, dan Solocom. Pihak sekolah mentargetkan untuk setiap guru dapat mencapai toefl minimal 450 dan saat ini rata-rata baru mecapai 350 samapai dengan 400 tetapi ada pula yang lebih. Pelatihan TIK sejauh ini baru terlaksana 2 kali karena sebagian besar Bapak/ Ibu guru sudah bisa menggunakan IT dan memiliki dasar, bagi yang belum bisa biasanya belajar dengan rekan yang lain terutama yang masih muda. Selain itu ada juga kegiatan seminar dan workshop yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru dan inovasi pembelajaran dari sekolah dengan mendatangkan pihak-pihak terkait dan melibatkan Bapak/ Ibu guru untuk ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut dan telah terlaksana IHT (In House Tranning) pendampingan dengan

dosen-commit to user

dosen UNS dalam pengembangan silabus dan rencana di tahun depan akan melakukan pendampingan OSN (Olimpiade Sains Nasional) karena melihat tingkat kesukaran OSN sendiri jauh diatas rata-rata jadi jika hanya guru saja yang menghandle dirasa kurang sehingga memerlukan pendampingan dosen (Field note Informan III, 12 April 2012).

Berlangsungnya kegiatan pengembangan SDM SMA Negeri 1 Karanganyar melalui pelatihan-pelatihan bahasa Inggris dan IT, seminar dan workshop tentang peningkatan kompetensi guru serta inovasi pembelajaran, dan IHT (In House Trainning) yang berupa pendampingan dalam menyusun silabus maupun pembinaan OSN (Olimpiade Sains Nasional). Kegiatan-kegiatan tersebut diharapakan dapat meningkatkan kemampuan guru dan tenaga kependidikan sehingga penyelenggaraan program RSBI dapat berjalan sesuai dengan ketentuan.

c. Memberikan arahan dan motivasi bagi para tenaga pendidik untuk melakukan perbaikan maupun inovasi dalam proses pembelajaran

Sebagai usaha peningkatan kualitas layanan pendidikan SMA Negeri 1 Karanganyar selalu melakukan pengembangan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Berbagai bentuk pelatihan maupun seminar telah diselenggarakan. Selain itu, kepala sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar selalu memberikan motivasi dan dorongan bagi para tenaga pendidik untuk selalu melakukan perbaikan dan berinovasi dalam pelaksanaan pembelajaran.

Seiring dengan penyelenggaraan program RSBI, seluruh tenaga pendidik diharapkan dapat mengoptimalisasikan kompetensi yang dimiliki dengan cara memanfaatkan sarana prasarana yang telah tersedia. Dengan demikian, proses pembelajaran yang berlangsung benar-benar menyenangkan, kreatif, aktif, efektif, dan inovatif. Adanya proses pembelajaran yang berkualitas diharapkan dapat menghasilkan output yang berkualitas, yakni berdaya saing dan berprestasi.

d. Membangun komunikasi dua arah antara SMA Negeri 1 Karanganyar dengan masyarakat (stakeholders)

commit to user

Adanya ketidakpuasan yang dirasakan oleh siswa terhadap layanan pendidikan program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar mengakibatkan timbulnya tuntutan yang besar agar SMA Negeri 1 Karanganyar dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri sehingga penyelenggaraan RSBI dapat berjalan dengan baik dan optimal. Siswa kelas XII mengungkapakan,

Saya masih merasa belum puas atas layanan pendidikan di RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar teruatama pada janji sekolah masalah wifi yang sampai sekarang tiga tahun ini belum merasakan wifi belum bisa diakses dari dalam kelas sekalipun bisa loading nya lama sekali. Selain itu, layanan pendidikan yang diberikan oleh tenaga kependidikan masih belum memuaskan seperti ini mau minta surat pengantar untuk kepentingan mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri dan kedinasan prosesnya lama harus menunggu sampai seminggu padahal kita butuh segera. (Field note Informan VI, 26 April 2012).

Oleh karena itu, selama berjalannya program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar selalu berusaha memberikan pengertian kepada masyarakat (stakeholder) agar dapat bekerjasama dalam membangun RSBI menjadi lebih baik. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karanganyar mengharapkan bantuan kerja sama dari masyarakat baik berupa bantuan materiil maupun non materiil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wakasek Kurikulum bahwa,”Sebagai jalan keluar agar kendala-kendala yang dialami dapat teratasi maka kami bekerja sama dengan masyarakat atau orang tua siswa dan pemerintah daerah setempat untuk peningkatan SMA Negeri 1 Karanganyar agar kami mendapat bantuan sarana prasarana yang lebih baik dan layak...” (Field note Informan II, 12 April 2012).

e. Pemenuhan sarana prasarana SMA Negeri 1 Karanganyar melalui perbaikan sarana prasarana yang telah tersedia dan pengadaan

Ketersediaan sarana prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan program RSBI di setiap sekolah penyelenggara. Oleh karena itu, sebagai

commit to user

upaya pemenuhan sarana prasarana SMA Negeri 1 Karanganyar melakukan perbaikan dan pengembangan sarana prasarana. Adapun upaya yang dilakukan seperti pemugaran dan penambahan ruangan kelas, ruang laboratorium, serta pemenuhan sarana prasarana pembelajaran yang lainnya. Hal ini sesuai dengan pengungkapan PJP RSBI yang menegaskan,

Sekolah selalu mengupayakan peningkatan dan perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan baik dari infrastruktur secara fisik maupun non fisik yang berkaitan dengan pemenuhan sarana prasarana dan pengembangan SDM. Untuk pemenuhan infrastruktur saat ini kami melakukan pemugaran gedung sebagai pemenuhan kelas dan ruangan-ruangan lain seperti ruang guru, laboratorium, dan lain-lain sehingga masih dalam tahap perbaikan dan penataan agar sesuai dengan set plan... (Field note Informan I, 11 April 2012).

C. Pembahasan

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karanganyar merupakan satu-satunya satuan pendidikan menengah atas yang menyelenggarakan program RSBI di Kabupaten Karanganyar. Program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar terselenggara pada tahun 2008 yang diawali dengan satu kelas percobaan berdasarkan rekomendasi Dinas P dan K melalui keputusannyaa No. 193/DIKMEN/VI/2008. Selanjutnya pada tahun 2009, tepatnya tanggal 24 Juni 2009 penyelenggaraan program RSBI telah bersifat menyeluruh (by school) sehingga seluruh kelas X telah berstatus RSBI. Implementasi program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar meliputi tiga aspek standar layanan pendidikan, antara lain:

1. Input

a. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan sekolah penyelenggara program RSBI dan/ atau SBI adalah kurikulum yang diperkaya dengan cara mengadopsi dan/ atau mengadaptasi kurikulum sekolah negara maju yang memiliki keunggulan dalam bidang pendidikan. Akan tetapi, pengadopsian dan/ atau pengadaptasian tersebut belum dapat diaplikasi pada kurikulum SMA

commit to user

Negeri 1 Karanganyar. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karanganyar menggunakan kurikulum KTSP Plus, dimana plus nya adalah dengan mengadopsi dan/ atau mengadaptasi materi-materi SNMPTN dan mengarah pada penguasaan bahasa Inggris dan IT. Faktor penyebab belum dapat terselenggarannya pengadopsian dan/ atau pengadaptasian kurikulum sekolah negara maju di kurikulum SMA Negeri 1 Karanganyar karena animo masyarakat (stakeholders) Kabupaten Karanganyar untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke luar negeri masih rendah serta kondisi perekonomian masyarakat (stakeholders) Karanganyar berbeda dengan mayarakat perkotaan. Oleh karena itu, dengan adanya pengadopsian dan/ atau pengadaptasian materi-materi SNMPTN dan penguasaan IT serta bahasa Inggris diharapkan lulusan (output) RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri dan memiliki keterampilan IT serta berbahasa Inggris. b. Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Keadaan kualifikasi tenaga pendidik SMA Negeri 1 Karanganyar lebih dari 30% telah berpendidikan S-2, tepatnya berjumlah 27 tenaga pendidik namun sebagian besar tidak linear. Selain itu, dari 70 tenaga pendidik yang telah berstatuskan sebagai PNS sejumlah 63 guru dan 46 diantaranya telah bersertifikasi sedangkan sisanya masih berstatuskan sebagai Guru Tidak Tetap (GTT). Untuk tenaga kependidikan yang dimiliki SMA Negeri 1 Karanganyar sebanyak 24 orang dan 8 orang diantaranya adalah pegawai tetap sedangkan sisanya Tenaga Tidak Tetap (TTT). Pada umumnya kualifikasi pendidikan pegawai minimal lulusan SMA namun ada juga yang berpendidikan S-1.

Berkaitan dengan tuntutan penguasaan IT dan bilingual pada program RSBI, kemampuan para pendidikan dan tenaga kependidikan dalam menggunakan IT telah mengalami peningkatan. Akan tetapi, sebaliknya untuk kemampuan berbahasa Inggris masih tergolong rendah. Oleh karena itu, SMA Negeri 1 Karanganyar melakukan pengembangan kompetensi

commit to user

SDM melalui pelatihan bahasa Inggris agar penyelenggaraan RSBI dapat memuhi ketentuan.

c. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Keputusan SMA Negeri 1 Karanganyar untuk menyelenggarakan program RSBI menuntut sekolah untuk melakukan pemenuhan sarana prasarana yang sesuai dengan ketentuan standar sarana prasarana RSBI. Setiap tahun ketersediaan sarana prasarana SMA Negeri 1 Karanganyar mengalami peningkatan. Saat ini ketersediaan sarana prasarana pembelajaran didalam kelas telah terpenuhi secara lengkap, yaitu berupa seperangkat Personal Computer, LCD, layar proyektor, AC, dan lain-lain. Selain itu, terdapat pemenuhan dan pembaruan sumber belajar yang tersedia di perpustakaan serta alat-alat peraga laboratorium.

Akan tetapi, pemenuhan sarana penunjang pembelajaran diluar kelas sebagian masih dalam tahap pembangunan/ pemugaran, seperti pembangunan ruang kelas, ruang guru, dan ruang pembelajaran lainnya. Sementara ini, kondisi ruangan guru, laboratorium IPA, perpustakaan, ruang UKS, ruang OSIS masih bersifat sederhana.

d. Pembiayaan

Seiring dengan penyelenggaraan program RSBI sumber pembiayaan yang diperoleh SMA Negeri 1 Karanganyar untuk menunjang jalannya program RSBI berasal dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kota/ kabupaten, dan masyarakat. Bentuk bantuan dari pemerintah pusat berupa dana block grant, dana tersebut bersifat pancingan setiap tahun dalam kurun waktu tertentu. Bantuan biaya yang diberikan tersebut pada tahap awal diperuntukan bagi pemenuhan fasilitas pembelajaran, yaitu berupa pemenuhan isi laboratorium, perpustakaan, multimedia, peralatan pembelajaran didalam kelas, peningkatan SDM, dan pemenuhan kebutuhan manajemen sekolah. Dengan demikian, dana dari pemerintah pusat bukan untuk membangun gedung, ruang kelas, laboratorium, dan kunjungan ke sekolah lain. Pemenuhan dana untuk operasional sekolah, gedung, serta ruang belajar umumnya berasal dari iuran rutin orang tua

commit to user

siswa. Adapun besaran iuran rutin orang tua perbulannya untuk minimal kelas X Rp300.000,00; kelas XI Rp275.000,00; kelas XII Rp250.000,00. Mengingat pembiayaan program RSBI yang cukup besar SMA Negeri 1 Karanganyar tetap menyiapkan anggaran bagi siswa yang berprestasi tetapi kurang mampu dalam bentuk beasiswa baik keringanan maupun pembebasan. Beasiswa diberikan kepada 10-20% dari jumlah kesuruhan siswa dengan anggaran 10% dari total penerimaan sekolah.

e. Kesiswaan

Untuk menjaga kualitas intake kaitannya dengan penyelenggaraan program RSBI, SMA Negeri 1 Karanganyar mensyaratkan para calon siswa memiliki nilai rata-rata rapor SMP semester 1 sampai 5 minimal 7,5 dan nilai rata-rata UN minimal 7,5. Selain itu, para calon siswa diwajibkan menjalani tes potensi akaademik (yang terdiri dari tes MIPA, IPS, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan TIK), psycho test, tes keterampilan TIK, dan wawancara berbahasa Inggris. Dengan demikian sudah dapat dipastikan intake SMA Negeri 1 Karanganyar memenuhi kualifikasi RSBI dan berkualitas.

2. Proses

a. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang berlangsung di program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar telah berbasis IT tetapi penggunaan bilingual pada proses pembelajaran masih bersifat bahasa komunikasi sederhana dan pengenalan-pengenalan istilah-istilah khusus pada mata pelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan guru dalam berbahasa Inggris masih rendah. Berdasarkan hasil pengamatan pada umumnya proses pembelajaran yang tercipta di SMA Negeri 1 Karanganyar sudah cukup menyenangkan, terlihat adanya penerapan model-model pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, untuk mendukung jalannya proses pembelajaran para siswa telah difasilitasi sumber belajar yang bervariasi, misalnya buku-buku bilingual, video pembelajaran, dan blog-blog pembelajaran.

commit to user

Akan tetapi, ditahap rintisan (pendampingan) ini proses pembelajaran program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar belum dapat memenuhi target. Pada tahap rintisan (pendampingan) tahun ketiga terdapat standarisasi pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu 100% pembelajaran dilakukan secara bilingual, 100% pelaksanaan pembelajaran bilingual dirancang dengan berpusat pada siswa (student centered), dan intensitas pendampingan (IHT) oleh tenaga ahli yaitu dosen dengan proposi sekali dalam sebulan. Dengan demikian, proses pembelajaran RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar masih perlu peningkatan agar memenuhi standar.

b. Penilaian

Penilaian pada program RSBI dan/ atau SBI meliputi penilaian hasil belajar dan penilaian program. Hal tersebut sejalan dengan penyelenggaraan penilaian di program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar. Sistem penilaian SMA Negeri 1 Karanganyar tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan terdapat pengembangan dalam pelaksanaannya.

Penilaian hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Karanganyar program RSBI oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian serta penugasan baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Bentuk penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan umumnya berupa Ujian Sekolah (US), ujian semester kenaikan kelas, dan segala bentuk ujian yang diselenggarakan sekolah. Di samping itu, penilaian hasil belajar oleh pemerintah yang dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN).Pengembangan pelaksanaan penilaian program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar berupa pengembangan instrumen penilaian dengan penilaian berbasis IT dan penggunaan bahasa Inggris disetiap instrumen penilaian.Untuk penilaian (evaluasi) program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar meliputi kegiatan monitoring dan evalauasi yang dilakukan oleh tim monitoring dan evaluasi provinsi, kota/ kabupaten, serta Dirjen Pembinaan SMA.

commit to user

c. Pengelolaan

Pengelolaan RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar telah sesuai dengan standar pengelolaan RSBI yang diatur dalam Permendiknas No. 78 Tahun 2009. Hal tersebut dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001: 2008 dari NQA, UKAS. Selain itu, untuk meningkatkan mutu sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar mengadakan kerja sama dengan sekolah bertaraf internasional baik dalam maupun luar negeri. Adapun rekan kerja sama dalam negeri antara lain: SMA Negeri 1 Surakarta, SMA Negeri 3 Surakarta, SMA Negeri 1 Denpasar, SMA Negeri 4 Denpasar, SMA Negeri 78 Jakarta, SMA 1 Batik Surakarta, dan SMA Soetomo Medan. Rekan kerja sama luar negeri dengan Singapore Pioneer Junior Collage dan Sekolah Menengah Agama Persekutuan Kajang Malaysia. Jadi, pengelolaan RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar secara keseluruhan baik budaya kerja, peningkatan mutu, maupun administrasi sekolah telah berjalan tertib dan sesuai dengan ketentuan.

3. Output a. Akreditasi

Saat ini akreditasi SMA Negeri 1 Karanganyar berpredikat A dengan perolehan nilai 96 sesuai dengan SK BAP S/M Provinsi Jawa Tengah No. 135/ BAP-SM/2011 sehingga perolehan nilai akreditasi program RSBI telah memenuhi ketentuan bahwa nilai akreditasi RSMABI dan/ atau SMA-BI diatas 95. Oleh karena itu, penyelenggaraan program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar dapat dinyatakan layak dan sesuai dengan standar.

b. Kompetensi lulusan

Standar kelulusan SMA Negeri 1 Karanganyar telah memenuhi aturan dan untuk standar kelulusan mata pelajaran yang dikenal dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar telah melebihi SNP. Selain itu, sejalan dengan terselenggaranya program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar menetapkan standar pembinaan prestasi akademik dan non akdemik. Oleh karena itu, SMA Negeri 1 Karanganyar

commit to user

selalu mendelegasikan siswanya untuk mengikuti perlombaan-perlombaan seperti OSN (Olimpiade Sains Nasional), perlombaan dibidang seni, olahraga dan lain-lain.

Setiap tahun angka kelulusan siswa SMA Negeri 1 Karanganyar mencapai 100% serta rata-rata jumlah lulusan yang melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri maupun kedinasan pada tahun 2009 sebesar 63%, tahun 2010 sebesar 92%, dan di tahun 2011 sebesar 70%. Kualitas hasil belajar siswa mengalami peningkatan karena standar kelulusan sekolah untuk semua mata pelajaran (KKM) adalah 75. Selain itu, partisipasi SMA Negeri 1 Karanganyar dalam perlombaan baik akademik maupun non akademik banyak membuahkan hasil, salah satunya diperolehnya kejuaraan bidang olahraga pada tingkat nasional.

Penyelenggaraan RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar tidak selamanya berjalan dengan lancar. Hal ini terbukti dengan adanya hambatan-hambatan yang dirasakan SMA Negeri 1 Karanganyar, seperti belum dapat mengadopsi dan/ atau mengadaptasi kurikulum internasional, mayoritas kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan dalam berbahasa Inggris masih tergolong rendah, minimnya optimalisasi para tenaga pendidik dalam menggunakan sarana prasarana pembelajaran yang telah tersedia, minimnya pengertian masyarakat (stakeholders) terhadap fase pengembangan RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar, dan belum terpenuhinya sarana prasarana secara keseluruhan.

Meskipun demikian SMA Negeri 1 Karanganyar selalu mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan RSBI dengan cara meningkatkan hubungan kerja sama dengan sekolah-sekolah bertaraf internasional baik di dalam maupun luar negeri dalam kegiatan adopsi dan/ atau adaptasi kurikulum internasional, melakukan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui pemberian pelatihan-pelatihan yakni pelatihan bahasa Inggris dan TIK dengan harapan melalui pelatihan tersebut kompetensi guru dalam berbahasa Inggris dapat meningkat sehingga, pembelajaran billingual dapat tercipta. In House Training (IHT) merupakan bentuk pendampingan bagi para tenaga pendidik yang dilakukan dengan pihak lain yakni UNS dalam

commit to user

pengembangan silabus dan bimbingan olimpiade. Selain itu, SMA Negeri 1 Karanganyar selalu mengikutsertakan para tenaga pendidik dalam kgiatan seminar, workshop, dan MGMP yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi, inovasi pembelajaran, serta pengembangan metode pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Di samping itu, SMA Negeri 1 Karanganyar tiada hentinya membangun komunikasi dua arah antara SMA Negeri 1 Karanganyar dengan masyarakat (stakeholders) agar dapat terjalin hubungan kerja sama yang baik. Untuk pemenuhan sarana prasarana SMA Negeri 1 Karanganyar sedang melakukan perbaikan maupun pengadaan sarana prasarana agar dapat menunjang jalannya proses pembelajaran.

commit to user