• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1) Proses Pembelajaran

Berdasarkan Permendiknas No. 23 Tahun 2006,”Menuntut lulusan SMA mampu menunjukkan kesadaran hidup yang tinggi, bersikap dan berperilaku hidup yang positif, mampu berpikir logis, kritis, analitis dan kreatif, serta mampu memecahkan masalah secara inovatif”. Oleh karena itu, untuk menghasilkan lulusan seperti yang tercantum dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2006 proses pembelajaran pada program RSBI harus berpedoman pada lima

commit to user

prinsip pembelajaran seperti yang tertuang dalam PP Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 bahwa;

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi para peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup tinggi bagi prakarsa dan kreativitas, sesuai dengan bakat minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kelima prinsip tersebut dapat dikembangkan untuk menghasilkan proses pembelajaran yang bercirikan internasional. Selain itu, setiap satuan pendidikan yang menyelenggarakan program RSBI harus menerapkan pembelajaran bilingual dan menggunakan fasilitas ICT secara optimal.

Berdasarkan penuturan PJP RSBI proses pembelajaran program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar telah berbasis IT dan menggunakan bilingual walaupun hanya sebagai bahasa komunikasi sehingga penggunaan bahasa Inggris belum dapat digunakan sebagai bahasa pengantar penyampaian materi pembelajaran tapi sebatas percakapan sederhana dan pengenalan istilah-istilah khusus dalam materi, seperti pemberian salam. Senada dengan pernyataan di atas, Wakasek Kurikulum mengungkapkan,

Proses belajar mengajar di program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar sudah berbasis ICT sehingga didalam kelas telah tersedia satu unit perangkat komputer lengkap dengan LCD, layar proyektor, koneksi internet, dan AC. Untuk koneksi internet memang bukan jadi rahasia umum bahwa keadaannya masih belum optimal (sering putus sambung) karena terlalu banyak pengguna sedangkan bandwitchnya terlalu kecil. Penggunaan billingual dalam pembelajaran bersifat tidak mutlak khususnya dalam penyampaian substansi materi pembelajaran sehingga saat ini billingual baru digunakan sebatas bahasa pengantar komunikasi seperti membuka menutup pelajaran, memberikan peluang bagi siswa bertanya, dan lain-lain. Selain itu, tidak menutup kemungkinan juga billingual digunakan dalam mengenalkan istilah-istilah khusus dalam materi pelajaran agar siswa tidak asing lagi dengan istilah tersebut. (Field note, 12 April 2012)

commit to user

Selain itu, sebagai salah satu komponen pelaksana pembelajaran yakni guru fisika mengatakan,

Proses belajar mengajar yang kami lakukan mengacu pada silabus yang ada kemudian untuk aplikasinya selama pembelajaran kami menggunakan IT seperti kegiatan presentasi yang memanfaatkan perangkat computer, LCD, dan layar proyektor. Di samping itu, selama pembelajaran juga memanfaatkan model-model pembelajaran agar anak dapat belajar secara efektif dan kreatif dalam menerima materi tetapi penggunaannya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan buat saya untuk materi yang tingkatannya mudah masih menggunakan model ceramah. Untuk penggunaan billingual masih bersifat sebagai bahasa komunikasi tetapi saya juga mengenalkan pada siswa istilah-istilah khusus dalam materi dengan bahasa Inggris sebagai langkah pembiasaan... (Field note Informan III, 24 April 2012)

Para siswa mengungkapkan hal yang sama bahwa proses pembelajaran program RSBI telah berbasis IT dan terdapat penerapan bilingual meskipun penggunaan bahasa Inggris sebatas bahasa komunikasi sederhana dan pengenalan istilah-istilah khusus mata pelajaran. Selain itu, selama proses pembelajaran para siswa juga merasakan adanya penerapan model pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh siswa kelas XII bahwa,”Ada beberapa guru yang menerapkan model pembelajaran ada juga yang belum seperti observasi (contextual learning), presentasi, dan lain-lain...” (Field note Informan VI, 26 April 2012). Penerapan model pembelajaran inovatif selalu disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan sehingga Bapak/ Ibu guru memiliki cara masing-masing dalam penggunaan model pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan guru fisika,”Selama pembelajaran juga memanfaatkan model-model pembelajaran agar anak dapat belajar secara efektif dan kreatif dalam menerima materi tetapi penggunaannya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan buat saya untuk materi yang tingkatannya mudah masih menggunakan model ceramah”. (Field

commit to user

note Informan III, 24 April 2012). Akan tetapi, di sisi lain ada guru yang merasa bahwa penggunaan model pembelajaran tidak efisien waktu, seperti yang disampaikan oleh guru akuntansi,

...Berkaitan dengan model-model pembelajaran saya pribadi tidak mengikuti hanya sekedar tahu dan untuk penerapannya saya sendiri juga tidak terlalu suka dengan model-model pembelajaran yang seperti itu karena lamban rasanya sehingga tidak efisien waktu dalam menyampaikan materi... (Field note Informan IV, 24 April 2012).

Bahan ajar yang digunakan pada program RSBI SMA Negeri 1 Karangayar telah bervariasi, hal ini dapat dibuktikan melalui pernyataan PJP RSBI bahwa,”... Selain itu sumber belajar/ bahan ajar sudah bervariasi tidak hanya berasal dari buku-buku lokal saja tetapi juga dengan buku billingual, blog-blog yang telah disediakan oleh Bapak/ Ibu guru, Compact Disk (CD) pembelajaran, dan native speaker untuk mapel bahasa Inggris...”(Field note Informan I, 11 April 2012). Di samping itu, para siswa juga merasakan adanya kebervariasian dalam penggunaan bahan ajar salah satunya adalah siswa kelas XI yang berujar bahwa,” Bahan ajar yang digunakan sudah bervariasi selain dari modul biasanya Bapak/ Ibu guru meminta kami untuk mendownload materi dari internet dan banyak Bapak/ Ibu guru yang telah memiliki blog. Hand book nya sudah bilingual dan ada juga modul lembar latihannya”. (Field note Informan VII, 29 April 2012).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan pelaksanaan pembelajaran program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar telah berbasis IT dan menggunakan bilingual walaupun penerapan bahasa Inggris masih bersifat sederhana yaitu sebagai bahasa percakapan yang belum digunakan dalam penyampaian materi pokok. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat pengaplikasian model pembelajaran yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Di samping itu, sumber belajar yang digunakan Bapak/ Ibu

commit to user

dalam proses pembelajaran telah bervariasi, seperti dengan menggunakan buku bilingual, video pembelajaran, download materi melalui internet, dan lain-lain. Berikut ini merupakan gambaran pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 1 Karanganyar;

2) Penilaian (Evaluasi)

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Di samping itu, evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

Gambar 4.1 Kegiatan Diskusi Pembelajaran

Gambar 4.2 Pembelajaran Berbasis IT

Gambar 4.3 Penggunaan Media Pembelajaran

Gambar 4.4 Sumber Pembelajaran melalui Blog Guru

commit to user

Penyelenggaraan penilaian bagi satuan pendidikan RSBI dan/ atau SBI meliputi penilaian hasil belajar dan penilaian program.

Sebagai sekolah penyelenggara program RSBI dan/ atau SBI sistem penilaiannya tetap mengacu kepada SNP dan sekaligus melakukan pengembangan dalam pelaksanaannya. Sejalan dengan aturan PP No. 19 Tahun 2005 bahwa penilaian pendidikan pada jenjang menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Penilaian hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Karanganyar program RSBI oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian serta penugasan baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru fisika, ”Kegiatan penilaian bisa dilakukan dengan tertulis maupun lisan, seperti pemberian tugas terstruktur maupun tidak, kegiatan presentasi materi pelajaran, ulangan harian, dan pengamatan-pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran praktek...” (Field note Informan III, 24 April 2012). Keterangan di atas diperkuat pula oleh guru akuntansi yang menyebutkan, ”Cara penilaian yang saya lakukan dengan ulangan harian dan penilaian tugas (baik terstruktur maupun tidak terstruktur)...” (Field note Informan IV, 24 April 2012). Ranah penilaian hasil belajar siswa oleh pendidik meliputi kogitif, afektif, dan psikomorik.

Penilaian hasil belajar seperti biasa dengan ranah penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada ranah kognitif biasanya penilaian dilakukan dengan memberikan tugas baik terstruktur maupun tidak, ulangan harian, test tengah semester dan tes semester. Ranah afektif penilaian dilakukan dengan melihat keaktifan siswa selama PBM berlangsung sedangkan psikomotor dinilai dari perilaku keterampilan anak terkait dengan materi-materi yang membutuhkan praktek... ujar PJP RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar (Field note, 11 April 2012)

commit to user

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik. Bentuk penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan umumnya berupa Ujian Sekolah (US), ujian semester kenaikan kelas, dan segala bentuk ujian yang diselenggarakan sekolah. Di samping itu, penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional.

Penilaian hasil belajar siswa yang diselenggarakan oleh program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar telah mengalami pengembangan yakni berupa pengembangan instrumen penilaian dengan cara penilaian berbasis IT dan penggunaan bahasa Inggris disetiap instrumen penilaian. Hal tersebut sesuai dengan informasi dari Wakasek Kurikulum yang menyampaikan,

...Untuk bobot billingual dalam instrumen penilaian khususnya mid semester dan semester kelas X sekitar 30%, kelas XI sekitar 50% dan kelas XII sekitar 75% tetapi penerapan billingual pada instrumen penilaian sejauh ini baru diwajibkan untuk mapel sains sedangkan mapel IPS belum diwajibkan. Saat ini kami mencoba melakukan pengembangan instrument penilaian yang efektif dan obyektif bagi siswa yakni dengan cara penilaian online... (Field note Informan II, 12 April 2012).

Pernyataan di atas diperkuat pula oleh PJP RSBI bahwa,”... Di samping itu, saat ini terdapat media evaluasi yang obyektif dan valid yakni e-learning evaluation yang dilaksanakan di laboratorium...” (Field note Informan I, 11 April 2012). Demikian pula dengan pendapat siswa kelas X dan XII yang menerangkan bahwa selama pelaksanaan penilaian khususnya ulangan harian, tes tengah semester dan tes semester terdapat penerapan bilingual (bahasa Inggris) kurang lebih 30% dari jumlah soal yang diujikan untuk mata pelajaran IPA sedangkan mata pelajaran IPS penggunaan bahasa Inggris dalam

commit to user

instrument penilaian belum optimal hanya beberapa mata pelajaran IPS yang telah menerapkannya yaitu, seperti ekonomi dan sosiologi.

Di samping penilaian hasil belajar terdapat juga penilaian (evaluasi) program yang bertujuan untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan proses dan hasil yang dicapai. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan pemantauan (monitoring) dan evaluasi. Selaku PJP RSBI menjelaskan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi RSBI selalu dilakukan setiap tahunnya oleh pihak-pihak terkait seperti PEMDA, Pemerintah Provinsi, dan Dirjen Pendidikan Pembinaan SMA. Disamping itu, Wakasek Kurikulum mengutarakan hal yang senada dengan pernyataan PJP RSBI untuk kegiatan monitoring dan evaluasi oleh pihak eksternal seperti Dirjen Pembeinaan SMA, pemerintah daerah, dan LPPM yang diselenggarakan tiap tahun.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan penilaian RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar terdiri atas penilaian hasil belajar dan penilaian program. Penilaian hasil belajar dibagi menjadi tiga jenis yaitu penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomorik. Selain itu, terdapat pengembangan instrumen penilaian dengan menggunakan IT yang disebut dengan e-learning evaluation serta terdapat penggunaan bahasa Inggris pada sajian soal-soal evaluasi.

3) Pengelolaan

Sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan program RSBI dan/ atau SBI dituntut untuk dapat mengelola sistem pendidikan atau pengajaran sekolah dengan model manajemen yang memadai. Pelaksanaan masing-masing bidang manajemen sekolah dilakukan secara profesional dan mengarah pada manejemen bertaraf internasional. Oleh karena itu, sekolah yang menyelenggaran program RSBI dan/ atau SBI dalam kurun waktu lima tahun harus memiliki

commit to user

ciri-ciri manajemen sekolah sebagai berikut: a) telah melaksanakan manajemen berbasis sekolah secara penuh; b) mampu mencapai manajemen dengan standar ISO 9001 (2000); pengelolaan dalam berbagai aspek pendidikan dilakukan dengan pola manajemen berbasis IT; c) melakukan kerja sama dengan sekolah lain yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri yang diwujudkan dalam MOU.

Pengelolaan RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar menurut PJP RSBI telah sesuai dengan standar pengelolaan RSBI yang diatur dalam Permendiknas No. 78 Tahun 2009. Hal tersebut dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001: 2008 dari NQA, UKAS. Senada dengan keterangan yang diberikan PJP RSBI, Wakasek Kurikulum menuturkan,

Perolehan Sertifikat ISO di SMA Negeri 1 Karanganyar adalah ISO versi 9001: 2008 yang diberikan oleh NQA dari UKAS. Penilaian Sertifikat ISO bersifat keseluruhan meliputi proses pelayanan, keuangan, proses belajar mengajar, ketersediaan sarana dan prasarana, dan lain-lain sehingga cenderung seperti komponen penilaian akreditasi yaitu delapan Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian pengelolaan RSBI secara keseluruhan sudah dapat dikatakan baik dan tertib baik tertib budaya kerja maupun administrasi. (Field note Informan II, 12 April 2012).

Selain memperoleh sertifikat ISO versi 9001: 2008 dari NQA UKAS, untuk meningkatkan mutu sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar mengadakan kerja sama dengan sekolah bertaraf internasional baik dalam maupun luar negeri. Penanggung Jawab Program RSBI menyampaikan,

...Kerja sama yang kami lakukan sifatnya lokal dan internasional. Untuk kerja sama dengan sekolah RSBI dan/ atau SBI yang ada di Indonesia seperti; SMA Negeri 1 Surakarta, SMA Negeri 3 Surakarta, SMA 1 Denpasar, SMA 4 Denpasar, Sutomo Medan, dan lain-lain biasanya kerja sama dengan sekolah-sekolah tersebut dalam bentuk pembandingan bahan ajar, keadaan lingkungan sekolah, tukar menukar program dan sebagainya. Sedangkan dengan pihak Perguruan Tinggi kami

commit to user

bekerja sama dengan UNS untuk melakukan pendampingan dalam penyusunan silabus yang dikembangkan ke arah materi-materi SNMPTN pada semua mata pelajaran. Rekan di luar negeri dengan Singapore Pioneer Junior Collage dan Malaysia ”Sekolah Menengah Agama Persekutuan Kajang”... (Field note Informan I, 11 April 2012)

Pernyataan di atas diperkuat dengan penuturan Wakasek Kurikulum bahwa;

...Adapun rekan kerja sama RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar untuk yang lokal, antara lain: SMA Negeri 1 Surakarta, SMA Negeri 3 Surakarta, SMA Negeri 1 Denpasar, SMA Negeri 4 Denpasar, SMA Negeri 78 Jakarta, dan lain-lain sedangkan rekan kerja sama luar negeri dengan Singapore Pioneer Junior Collage dan Sekolah Menengah Agama Persekutuan Kajang Malaysia. Kerja sama kami biasanya berwujud tukar menukar bahan ajar, budaya, kondisi lingkungan sekolah, adaptasi maupun adopsi kurikulum, dan lain-lain...(Field note Informan II 12 April 2012).

Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar telah berjalan dengan baik dan sesuai standar pengelolaan RSBI yakni dibuktikan dengan diperolehnya sertifikat ISO versi 9001: 2008 dari NQA UKAS. Upaya peningkatan mutu RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar dilakukan dalam bentuk kerja sama dengan sekolah bertaraf internasional baik dalam maupun luar negeri.

c. Ouput

Ouput pendidikan merupakan prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau perilaku sekolah. Ouput SMA Negeri 1 Karanganyar sejalan dengan penyelenggaraan program RSBI, berupa:

1) Akreditasi

Akreditasi merupakan kegiatan penilaian kelayakan suatu program dan/ atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Saat ini akreditasi SMA Negeri 1 Karanganyar berpredikat A dengan perolehan nilai 96 sesuai dengan SK BAP S/M Provinsi Jawa Tengah No. 135/ BAP-SM/2011 sehingga, perolehan nilai

commit to user

akreditasi program RSBI telah melebihi ketentuan bahwa nilai akreditasi RSMABI dan/ atau SMA-BI diatas 95. Rincian hasil penilaian akreditasi SMA Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Akreditasi SMA Negeri 1 Karanganyar Komponen Akreditasi Nilai Komponen

Standar Isi 100

Standar Proses 98

Standar Kompetensi Lulusan 96

Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan 93

Standar sarana dan Prasarana 90

Standar Pengelolaan 99

Standar Pembiayaan 98

Standar Penialaian Pendidikan 99

Sumber : Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/ Madrasah (BAN S/M) Provinsi Jawa Tengah

Dengan demikian, program RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar dapat dinyatakan layak dan sesuai dengan standar. 2) Kompetensi Lulusan

Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas setiap satuan pendidikan diwajibkan memiliki standar kompetensi lulusan. Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Sebagai penyelenggara program RSBI dan/ atau SBI, pengembangan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dapat dilakukan dengan menerapkan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP dan menetapkan standar pembinaan prestasi bidang akdemik maupun non akademik.

Standar kelulusan SMA Negeri 1 Karanganyar telah memenuhi aturan dan untuk standar kelulusan mata pelajaran yang dikenal dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) RSBI SMA

commit to user

Negeri 1 Karanganyar telah melebihi SNP. PJP RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar mengungkapkan bahwa:

Aturan Standar Kelulusan (SKL) sama dengan sekolah reguler yang terdiri dari SKL lembaga/ institusi dan SKL mata pelajaran biasa yang disebut dengan KKM. Untuk KKM RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar semua mata pelajaran sama yaitu 75 sedangkan SKL lembaga/ institusi dari pemerintah bobot nilai UN minimal masing-masing mata pelajaran yang diujikan adalah 4,0 sedangkan rata-ratanya 5,5 (Field note Informan I, 11 April 2012)

Di samping itu, Wakasek Kurikulum menerangkan bahwa penerapan standar kelulusan RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar telah mengacu pada SKL pemerintah dimana untuk bobot ketuntasan nilai minimal UN pada masing-masing mata pelajaran UN sebesar 4,0 dengan rata-rata nilai minimal 5,5 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing pelajaran pada umumnya sebesar 75. (Field note Informan II, 12 April 2012). Selain lain itu, cakupan SKL RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar terdapat pengembangan yang berupa penambahan materi-materi SNMPTN. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru akuntansi,

Untuk Standar Kelulusan RSBI sama dengan sekolah lain yang masih reguler yakni mengacu pada SKL UN (Ujian Negara) tetapi terdapat pengembangan materi sebagai nilai plus yaitu materi SNMPTN sedangkan untuk bobot nilai minimal UN masing-masing mata pelajaran yang diujikan adalah 4,0 dengan rata-rata 5,5 sedangkan KKM mata pelajaran sekolah adalah 75 (Field note Informan IV, 24 April 2012)

Guru fisika memberikan informasi yang sama berkaitan tentang SKL RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar, bahwa:

Standar Kelulusan SMA Negeri 1 Karanganyar sudah melebihi SKL SMA reguler untuk SKL mata pelajaran yang dikenal dengan KKM yaitu 75 sedangkan untuk SKL lembaga/ institusi sekalipun RSBI tetap sama karena sudah diatur oleh pemerintah sebagai acuan penyampaian materi sebagai bekal persiapan UN (Ujian Negara). Acuan SKL RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar diperkaya dengan materi-materi SNMPTN... (field note Informan III, 24 April 2012)

commit to user

Sejalan dengan terselenggaranya program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar menetapkan standar pembinaan prestasi akademik dan non akdemik. Oleh karena itu, SMA Negeri 1 Karanganyar selalu mendelegasikan siswanya untuk mengikuti perlombaan-perlombaan seperti OSN (Olimpiade Sains Nasional), perlombaan dibidang seni, olahraga dan lain-lain. Seperti yang diungkapkan oleh PJP RSBI:

Prestasi yang pernah diraih SMA Negeri 1 Karanganyar baik akademik maupun non akademik ditingkat kabupaten sudah sering didapat dan saat ini kami mentargetkan prestasi SMA Negeri 1 Karanganyar setelah berstatuskan RSBI minimal tingkat provinsi. Sejauh ini prestasi yang telah didapat untuk akademiknya pada lomba Olimpiade Sains Masional (OSN) baru setingkat provinsi seperti mapel biologi dan ekonomi sedangkan yang lain belum dapat lolos. Untuk prestasi non akademik sudah dapat berprestasi setingkat provinsi dan nasional seperti seni tari (tari kencar-kencar); seni musik (keroncongan); dan dari ekskul olah raga taekwondo dan renang (tingkat internasional) serta panahan (tingkat nasional)... (Field note Informan I, 11 April 2012)

Sama halnya dengan penuturan Wakasek Kurikulum yang menyebutkan, bahwa:

Prestasi yang pernah kami raih kaitannya dengan bentuk pengembangan prestasi ketika sekolah telah RSBI sejauh ini masih dalam tingkatan provinsi untuk prestasi akademiknya seperti ikut serta dalam kegiatan Olimpiade Sains Nasional (OSN) tetapi kemarin sudah ada mata pelajaran yang lolos ke tingkat Nasional untuk mata pelajaran Ekonomi dan Biologi, sedangkan untuk prestasi non akademik yang paling menonjol adalah pembinaan-pembinaan ekstrakurikuler dari cabang olah raga panahan dan taekwondo yang sering menjuari tingkat provinsi dan nasional. Selain itu, ektrakurikuler seni tari, teater, dan paduan suara juga mendapatkan prestasi baik ditingkat ekskarisidenan Surakarta, provinsi, dan bahkan nasional. (Field note Informan II, 12 April 2012)

Setiap tahun angka kelulusan siswa SMA Negeri 1 Karanganyar mencapai 100%. Berikut ini merupakan cuplikan

commit to user

pernyataan Wakasek Kurikulum berkaitan tentang tingkat kelulusan dan kualitas hasil belajar siswa:

...Saat ini tingkat kelulusan di SMA Negeri 1 Karanganyar selalu 100%. Perihal kualitas hasil belajar output RSBI untuk yang satu kelas percobaan di tahun ajaran 2008/ 2009 peringkat satu sampai dengan tiga diperoleh siswa RSBI semua. Jika kami diminta untuk membandingkan antara hasil sebelum RSBI dan yang sesudah untuk saat ini kami mengatakan jelas terdapat perbedaan dan peningkatan tetapi apabila pembandingnya adalah sama-sama dengan RSBI nya belum dapat kami lakukan karena RSBI secara by school baru akan meluluskan tahun ini. (Field note Informan II, 12 April 2012)

Selain itu, berdasarkan informasi yang diperoleh dari bagian kesiswaan selama tiga tahun terakhir jumlah lulusan SMA Negeri 1 Karanganyar yang melajutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.4 Daftar Kelanjutan Studi Lulusan SMA Negeri 1 Karanganyar ke Perguruan Tinggi