• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Pokok Pewartaan Nabi Hosea

1. Kasih dan Kesetiaan Allah

Secara keseluruhan pewartaan Nabi Hosea sama dengan pewartaan Amos. Keduanya menyampaikan kecaman atas pelanggaran keadilan dan penindasan bagi kaum lemah, tersingkir, yang menunjukkan bagaimana Israel tidak setia terhadap perjanjian dengan Yahwe. Ketidaksetiaan ini menantang Israel untuk kembali setia pada perjanjian itu. Nabi Hosea mewartakan belaskasih Allah kepada umat Israel yang tidak setia pada-Nya, dan mengungkapkan kasihan karena telah menghukum Israel yang melanggar perjanjiaannya dengan Yahwe. Gambaran yang digunakan Nabi Hosea adalah masa pengembaraan di Padang gurun dimana hal ini merupakan pengalaman mesra bersama Yahwe. Selain itu juga Nabi Hosea menggunakan bahasa pengadilan untuk menuntut Israel agar dapat hidup menurut hukum Allah atau menepati kembali perjanjiaannya dengan Yahwe. Allah menghukum umat Israel dengan maksud mengantar Israel kembali kepada-Nya dan mengembalikan sukacita dan kasih yang pernah mereka alami. Kumpulan nubuat-nubuat yang disampaikan Nabi Hosea adalah :

“Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini. Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah. Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan merana; juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikan- ikan di laut akan mati lenyap” (Hos 4:1-3).

Untuk menyatukan nubuat-nubuat singkat ini, Darmawijaya, tidak menemukan adanya kesepakatan, maka yang perlu diperhatikan adalah ayat-perayat sesuai dengan konteksnya. Dalam Hos 4:1, yang sangat menonjol adalah soal tuntutan pengadilan, dimana Israel dituntut untuk menjawab perkara, di depan hakim. Dalam hal ini bukan karena Israel melanggar kejahatan khusus, tetapi karena secara umum Israel pantas diadili. Hos 4:2, mengungkapkan kekurangan mutu penghayatan dan cara hidup yaitu menolak mengakui Allah sebagai sumber hidup Israel, yang terdiri dari kutukan, bohong, pembunuhan, pencurian dan kekerasan lainnya. Sedangkan dalam Hos 4:3, gejala alam yang terjadi dan manusia kurang peduli akan hidup sekelilingnya. Hal ini terlihat dimana binatang di padang mati, burung merana, ikan- ikan yang tercemar, semua ini memberi tanda bahwa manusia tidak peduli, tetapi Hosea peka dengan isyarat alam ini.

Pokok pewartaan Nabi Hosea : Israel yang diberi cap sebagai istri pezinah, tidak setia, tidak tahu berterima kasih atas kasih karunia Yahwe, hal ini nampak dalam Hos 1-3; 7:13-6; 11:-4. Dimana-mana terdapat isyarat kehancuran yang mengancam, ibadat hanya nampak secara lahiriah saja, pemujaan berhala-berhala,

kurang beriman kepada Yahwe, kekejaman, pembunuhan dan tindakan kekerasan lainnya. Pada dasarnya Israel kehilangan semangat cinta kepada Yahwe yang sudah mereka hayati sejak keluar dari Mesir, (Hos 11;1-4; 13:4-8). Maka Hosea mewartakan kasih Allah kepada umat Israel yang tidak setia dengan perjanjian Allah, untuk kembali kepada Allah, sebagai umat yang disayangi-Nya.11 Allah adalah Allah yang penuh kasih dan pengampunan, Allah tidak menghitung-hitung lagi kesalahan umat Israel, tetapi Allah mencintai umat Israel dengan kasih dan kesetiaan-Nya.

“Aku adalah Tuhan Allahmu sejak di tanah Mesir” (Hos 13:4), dari Mesir Kupanggil anak-Ku (Hos 11:1), ini merupakan penegasan yang terkait dengan arah utama untuk mengartikan cerita dan pewartaan yang disampaikan Nabi Hosea, secara teologis dan gagasan kenabian yang sangat menarik. Maksudnya dalam pewartaan Nabi Hosea ini ia berusaha memikat hati umat Israel untuk kembali ke Padang Gurun. Kembali ke Padang Gurun ini merupakan bagian dari tipologi pernikahan Hosea dan perjanjian antara Allah dan umat Israel. Padang Gurun merupakan tempat dimana terjadinya perjanjian antara Allah dan umat Israel yang berfungsi sebagai tempat masa depan pembaharuan pernikahan. Hal ini merupakan Eskatologi Hosea yang digunakan sebagai konsep tentang restorasi Israel di masa depan, yang berpola pada masa lalu.12

11

St. Darmawijaya Warta Nabi Abad VIII , 70-74.

12

Salah satu ayat kunci dalam Kitab Hosea yaitu Hosea 6:6. Ayat ini juga

mengulangi kembali atau menggemakan Mikha 6:8. Hosea menulis “sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korban bakaran”. Perkataan ini mengungkapkan hati Tuhan dan menunjukkan segala sesuatu yang ia cari dalam diri istrinya atau mempelainya. Hanya sayangnya Israel tidak pernah ingin mengenal Tuhan dan tidak peduli akan belas kasihan-Nya. Namun demikian Tuhan tetap mencintai umat Israel yang tidak setia Pada-Nya.13 Ciri khas dari pewartaan Hosea adalah menekankan

kasih Allah yang didasarkan pada perjanjian (“kasih setia” 2:18, 6:6, 10:12),

menekankan pengenalan akan Allah, yaitu kepercayaan akan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Tuhan pada masa yang lalu. Allah akan mengembalikan bangsa Israel kepada keadaan semula dimana akan muncul pengharapan baru (Hos 2:14) dan hubungan kasih antara Yahwe dan Israel akan pulih kembali (Hos 2:15), sehingga umat Israel akan mengenal Allah lagi.14 Dasar pemberitaan yang diwartakan Hosea

adalah “Kasih Allah yang dalam terhadap umat-Nya.15

Nabi Hosea juga menyampaikan tema pengadilan. Ia mengingatkan bangsanya akan bahaya yang mendekat (13:15), yang akan datang seperti angin berputar (8:7), dalam waktu singkat (10:15), membawa kehancuran (8:14 ; 12:12) dan kematian

13

M. Tabb, Taurat Nabi-nabi Sastra Injil Surat-surat, Yayasan Gloria, 2011, 119-120. 14

Dr. A. de Kuiper, Tafsiran Hosea, 14-15.

15

(14:1). Namun yang menjadi gagasan utamanya tetaplah kebaikan dan kemurahan hati Tuhan. Karena kebaikan Tuhan inilah bangsa Israel ada (11:1-9) dan menentukan keberadaan selanjutnya. Kebaikan Ilahi ini menuntut “Kasih setia dan

pengenalan akan Allah” (6:6). Agama yang benar menyangkut tindakan, menerima

Allah dalam kasih, hal ini menyangkut hati “

Nabi Hosea sadar akan masa-masa keemasan Musa. Ia melihat ke belakang ketika tradisi Israel mulai muncul yaitu masa padang gurun (13:5), ketika Israel masih muda dan setia akan perjanjian (2:17). Pengaruh materialisme membuat Israel lupa akan Tuhan (13:6), sehingga Tuhan membawa mereka kembali ke padang gurun, agar dapat berbicara menyentuh hati mereka (2:16; 12:10). Disini peristiwa dalam sejarah Israel muncul kembali yaitu keluaran. Nabi Hosea mengingatkan umat mengenai campur tangan ilahi yang menjadikan Israel dan sebagai bangsa pilihan Allah dari antara bangsa-bangsa. Tuhan telah memanggil anak-Nya keluar dari Mesir (11:1). Hosea merupakan orang pertama yang menggambarkan hubungan perjanjian antara Tuhan dengan umat sebagai perkawinan. Yang terpenting dalam gambaran ini adalah segi kasih, khususnya kasih suami terhadap istrinya. Dengan pengalamannya Hosea sampai pada pemahaman bahwa cinta manusiawi dapat menjelaskan rahasia kasih Tuhan terhadap manusia. Sang suami telah dikhianati oleh istri yang telah menjadi pelacur. Usaha Hosea adalah mengembalikan istri itu kepada dirinya sendiri. Kalau istri itu ia buat supaya menderita, tujuan terakhir sangat jelas. Pasti istri itu akan ia bawa kembali masuk ke suasana keluaran, masa bulan madu bagi dua

kekasih (2:16). Bahkan ia melangkah lebih jauh dan menjanjikan keselarasan yang dialami di taman firdaus (2:18). Kasih mereka akan menjadi mahkota cinta manusia

pertama : ”Aku akan menjadikan engkau istri-Ku selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan

kasih sayang” (2:18).16

Dalam Kitab Hosea 11:3-4 dilukiskan bagaimana Allah dengan setia selalu memberi makan kepada umat-Nya, seperti seorang ibu yang harus memelihara anaknya yang begitu sulit diurus. Gambaran-gambaran kasih Allah yang lain dalam Kitab Suci melukiskan Allah bagaikan seorang perempuan yang menggendong, memberi makan, melindungi, menyembuhkan, mendisiplinkan, (mendidik), menghibur dan menguatkan, mencuci serta mengenakan pakaian bagi anak-anak- Nya.17

Ketika penulis membaca Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru, penulis juga menemukan bagaimana Allah menggambarkan Kasih dan Kesetiaan-Nya kepada umat Israel. Nabi Yesaya 46:3-4, menggambarkan bagaimana Allah menggendong anak-anak-Nya, Yes 66 : 13-14, mengatakan bagaimana seorang ibu, Allah akan menghibur umat-Nya. Nabi Yehezkiel 36:25, diungkapkan bagaimana Allah membersihkan anak-anak-Nya dari segala macam kotoran. Kitab Kej 3:21, Allah yang membuat pakaian dari kulit binatang bagi Adam dan Hawa,

16

I. Suharyo, Pr, Mengenal Tulisan-tulisan Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 1995, 100-101

17

E. Kristiyanto, OFM, Sinar Sabda Dalam Prisma Hermeneutika Kontekstual, Kanisius, Yogyakarta, 2005, 86.

serta mengenakannya pada mereka. Kitab Wahyu 21:4, menggambarkan bagaimana Allah menghapus segala air mata dari mata manusia. Dalam Injil Lukas 12:28, melukiskan bagaimana Allah yang mendandani rumput-rumput di ladang juga akan mendandani kita umat-Nya.

Tuhan mengasihi Israel, ketika ia masih muda (Hos 11:1) dan tetap mengasihinya dengan sukarela (Hos 14:5). Hosea adalah Nabi pertama yang berani mengatakan bahwa Allah tidak hanya mengenal dan memilih Israel tetapi juga mengasihi dan mencintainya (kata ahab mencakup kasih dan cinta). Ketidaksetiaan Israel dengan ikatannya pada Baal terjadi di masa lampau, sedangkan kini Tuhan memperhatikan kembali dengan penuh sayang “istri dan anak” yang kelak akan bersatu dengan Allah secara sempurna di tanah yang diberkati. Hukuman yang dinyatakan dengan sejelas-jelasnya dan Tuhan yang kudus mengasihi dan mengasihi umat-Nya serta menjanjikan hidup damai di tanah yang diberkati. Kasih Allah bagi Israel bagaikan anak-Nya.18

Dokumen terkait