• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV IMPLEMENTASI KASUSTINDAK PIDANA NARKOTIKA

B. Kasus Narkotika, Fakta Hukum, Kesepakatan Diversi, Unsur-

1. Kasus Narkotika

Bahwa pada hari selasa tanggal 11 april 2017 sekira pukul 13.00 Wib terdakwa Muhammad Arip alias Arip sedang berada dirumah, orang yang bernama Siti alias Adek (DPO) memanggil terdakwa Muhammad Arip alias Arip dan menyuruh mengantarkan bungkusan yang berisi nasi dan rokok serta

makanan untuk Arifuddin alias Iyep (Paman tiri terdakwa Muhammad Arip alias Arip) ke Polda dengan mengatakan “ARIP’’, kau temani dulu Bibi kau ini ke Polda untuk mengantarkan bungkusan atau nasi ini. Lalu terdakwa Muhammad Arip alias Arip menjawab ‘’ IYA BI’’, kemudian Siti alias Adek mengatakan

“tapi coba dulu hubungin dulu BIBI kau itu apa mau dia ditemani’’ selanjutnya terdakwa Muhammad Arip alias Arip menghubungi saksi Ningsih Susanti dan bertanya “ BIBI MAU AKU TEMANI, karena si Nia juga mau ikut ke Polda?

Dijawab Ningsih Susanti mengatakan ‘’ YA,, sudah biar ada temanku dikarenakan si Nia juga mau ikut’’, selanjutnya terdakwa Muhammad Arip alias Arip dan Nia (umur 4 tahun) diantar kerumah Saksi Ningsih Susanti dan bungkusan nasi tersebut sudah ada di sepeda motor, selanjutnya terdakwa Muhammad Arip alias Arip, Ningsi Susanti dan Nia pergi ke Polda Sumatera Utara dengan menumpang ANGKOT dan terdakwa Muhammad Arip alias Arip yang membawa bungkusan tersebut sedangkan saksi Ningsi Susanti menggandeng Nia yang masih berusia 4 tahun, selanjutnya terdakwa Muhammad Arip alias Arip, Ningsi Susanti dan Nia turun didepan Polda Sumatera Utara dan saat melewati penjagaan BRIMOB Polda Sumatera Utara Saksi Witono selaku petugas yang sedang piket menanyakan identitas pengunjung dan memeriksa bungkusan yang dibawa kepada terdakwa Muhammad Arip alias Arip Saksi Witono dan setelah diperiksa dalam bungkusan tersebut ditemukan 1 (satu) bungkus rokok surya yang sudah terbuka yang didalamnya berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening tembus pandang yang berisikan Narkotika jenis sabu , selanjutnya Saksi Witono, Saksi Edianto dan Saksi Amin Sungkowo membawa 112

terdakwa Muhammad Arip alias Arip guna pemeriksaan lebih lanjut karena tidak mempunyai izin dari yang berwenang untuk memilik menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman.

2. Fakta Hukum

Fakta-Fakta hukum yang diperoleh selama Penyidikan dan Proses Tahap II Penuntutan:

1. Benar bahwa terdakwa ditangkap oleh piket Mapolda Brimob Sumatera Utara.

2. Benar bahwa terdakwa ditangkap pada hari selasa tanggal 11 april 2017 sekira pukul 15.00 Wib

3. Benar bahwa terdakwa ditangkap di Jalan Sisingamaraja Km 10,5 No 60 Medan tepatnya Piket Brimob Mapolda Sumatera Utara.

4. Benar bahwa terdakwa ditangkap bersama Ningsih Susanti, Perempuan, umur 29 tahun , ibu rumah tangga, islam, indonesia, alamat Simpang Melati Gang Targes Kota Medan merupakan BIBI terdakwa.

5. Benar bahwa terdakwa akan menjenguk Paman yang bernama ARIFUDIN alias IYEB di sel Tahanan Polda Sumut.

6. Benar Terdakwa hanya disuruh mengantarkan oleh Bibi tiri Terdakwa yang bernama Siti Alias Adek (DPO)

7. Benar bahwa terdakwa tidak mengetahui bahwa didalam bingkisan terdapat Narkotika.

8. Benar bahwa terdakwa dikasih Uang oleh Siti Alias Adek (DPO) sebesar Rp 100.000 (sartus ribu rupiah) untuk ongkos.

9. Benar bahwa Siti alias Adek (DPO) memanggil terdakwa dan menyuruh mengantarkan bungkusan yang berisi nasi dan rokok serta makanan untuk Arifuddin alias Iyep (Paman tiri terdakwa ) ke Polda dengan mengatakan

“ARIP’’, kau temani dulu Bibi kau ini ke Polda untuk mengantarkan bungkusan atau nasi ini. Lalu terdakwa menjawab ‘’ IYA BI’’, kemudian Siti alias Adek mengatakan “tapi coba dulu hubungin dulu BIBI kau itu apa mau dia ditemani’’ selanjutnya terdakwa menghubungi saksi Ningsih Susanti dan bertanya “ BIBI MAU AKU TEMANI, karena si Nia juga mau ikut ke Polda?

Dijawab Ningsih Susanti mengatakan ‘’ YA,, sudah biar ada temanku dikarenakan si Nia juga mau ikut’’, selanjutnya terdakwa dan Nia (umur 4 tahun) diantar kerumah Saksi Ningsih Susanti dan bungkusan nasi tersebut sudah ada di sepeda motor

10. Benar bahwa terdakwa mengenali Ningsih Susanti dan barang bukti 1 (satu) bungkus rokok surya yang sudah terbuka yang didalamnya berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening tembus pandang yang berisikan Narkotika jenis sabu.

11. Benar bahwa terdakwa mengenali Arifudin Alias Iyeb, Paman tiri terdakwa.

114

3. Kesepakatan Diversi Dalam Kasus Narkotika Penetapan Nomor 51/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn

PENETAPAN

Nomor: 51/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Ketua Pengadilan Negeri Medan

Setelah membaca

Laporan dari Hakim anak, Nomor 51/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn. Tanggal 28 Agustus 2017 perihal dalam Perkara anak.

Nama : MUHAMMAD ARIP alias ARIP Tempat/Lahir : Kisaran

Umur/Tgl lahir: 17 Tahun/09 September 1999 Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Tempat/tinggal: Dusun II Tanjung Selamat Kec Sunggal KabDeli Serdang Agama : Islam

Pekerjaan : Pengangon Lembu Pendidikan : Tidak ada

Berita Acara Diversi Nomor 51/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn. Tanggal 28 Agustus 2017

Kesepakatan diversi tanggal 28 Agustus 2017;

Menimbang, bahwa dari laporan Hakim tanggal 28 Agustus 2017 anak dicapai kesepakatan Diversi tanggal 28 Agustus 2017 dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1 :Bahwa Pembimbing Kemasyarakatan SRI ASIH dari Balai Pemasyarakatan Kelas 1 Medan menerangkan bahwa anak, ibunya sedang menjalani pidana sedangkan ayahnya tidak diketahui lagi keberadaanya dan anak selama ini tinggal bersama kakek tirinya yang lingkungan tempat tinggalnya terlibat dengan penjualan narkotika maka agar anak terhindar dari penyalah gunaan Narkotika Pembimbing Kemasyarakatan memohon agar anak dapat dibina di PSAR Tanjung Morawa;

Pasal 2: Bahwa anak menginginkan dapat pendidikan karena selama ini anak tidak pernah duduk dibangku sekolah tidak bisa tulis baca maka memohon untuk ditempatkan di PSAR agar nantinya dapat memperoleh pendidikan dan pelatihan.

Pasal 3: Bahwa pihak-pihak yang terkait dalam proses Diversi menginginkan agar anak terhindar dari penyala gunaan Narkotika dan juga dapat memperoleh pendidikan dan pelatihan maka anak akan ditempatkan di PSAR Tanjung Morawa selama 6 (enam) bulan, mengingat anak juga tidak ada lagi orang tuanya yang bisa mengawasi dan mendidik anak tersebut dan agar anak setelah keluar dari PSAR dapat hidup mandiri;

Pasal 4: Bahwa apabila kesepakatan ini tidak dipenuhi anak maka proses pemeriksaan dilanjutkan dalam proses persidangan.

Pasal 5: Bahwa kesepakatan ini dibuat oleh para pihak tanpa adanya unsur paksaan, kekeliruan dan penipuan dari pihak manapun.

Menimbang, bahwa kesepakatan Diversi tersebut telah memenuhi dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, sehingga beralasan untuk dikabulkan;

Memperhatikan ketentuan Pasal 12, Pasal 52 ayat (5) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta Peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENETAPKAN 1. Mengabulkan Permohonan Pemohon Hakim Anak;

2. Memerinthkan para pihak untuk melaksanakan kesepakatan diversi sebagaiman dalam kesepakatan tanggal 28 agustus 2017.

3. Memerintahkan hakim anak untuk mengeluarkan penetapan penghentian pemeriksaan.

4. Memerinthakn Penuntut umum untuk bertanggung jawab atas barang bukti sampai kesepakatan diversi dilaksanakan sepenuhnya.

5. Menetapkan barang bukti berupa; 1 (satu) buah kantong plastik warna hitam yang didalamnya terdapat 1 (satu) buah kotak rokok surya yang berisikan 1 (satu) bungkus plastik klip kecil tembus pandang berisikan Narkotika jenis sabu-sabu 0,37 (Nol koma tiga tujuh) gram Netto, dirampas untuk dimusnahkan.

6. Memerintahkan Panitera menyampaikan salinan Penetapan ini kepada Hakim anak/Penuntut Umum/Pembimbing Kemasyarkatn dan Penasehat Hukum Terdakwa;.

4. Unsur-unsur kasus

Didalam Unsur kasus ini peneliti akan mengembangkan kasus pencurian dan narkotika yang tertera diatas.

a. Kasus Narkotika dengan Pasal Primair 112 ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika Subsidair Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Unsur Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

a. Setiap orang

b. Tanpa hak melawan hukum

c. Memilik menyimpan, menguasai Narkotika Golongan I bukan tanaman.

a. Unsur setiap orang

116

Bahwa setiap orang adalah menunjukkan kepada siapa orangnya harus bertanggung jawab atas perbuatan/kejadian yang didakwakan atau siapa orang yang harus dijadikan terdakwa kata setiap orang identic dengan barang siapa dengan pengertian siapa saja yang harus dijadikan terdakwa atau setiap orang sebagai subjek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam tindakannya sehingga secara historis manusia sebagai subjek hukum.

b. Unsur tanpa hak atau melawan hukum

Bahwa unsur tanpa hak melawan hukum dimana terdakwa Muhammad Arip Alias Arip sudah melawan hukum dengan tanpa izin dari pihak yang berwenang memiliki 1 (satu) buah rokok surya yang sudah terbuka yang didalamnya berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening tembus pandang yang berisikan Narkotika jenis sabu-sabu dimana tersangka dengan tanpa hak sudah melawan hukum.

c. Unsur memiliki, menyimpan, menguasai Narkotika Golongan I bukan Tanaman.

Bahwa terdakwa Muhammad Arip Alias Arip telah membawa atau menguasai saat terdakwa Muhammad Arip alias Aripyang membawa bungkusan tersebut sedangkan saksi Ningsi Susanti menggandeng Nia yang masih berusia 4 tahun, selanjutnya terdakwa Muhammad Arip alias Arip,Ningsi Susanti dan Nia turun didepan Polda Sumatera Utara dan saat melewati penjagaan BRIMOB Polda Sumatera Utara Saksi Witono selaku petugas yang sedang piket menanyakan identitas pengunjung dan memeriksa bungkusan yang dibawa kepada terdakwa Muhammad Arip alias AripSaksi Witono dan

setelah diperiksa dalam bungkusan tersebut ditemukan 1 (satu) bungkus rokok surya yang sudah terbuka yang didalamnya berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening tembus pandang yang berisikan Narkotika jenis sabu,dan selanjutnya Terdakwa dan barang bukti 1 (satu) buah rokok surya yang sudah terbuka yang didalamnya berisi 1 (satu) bungkus plastik klip bening tembus pandang yang berisikan Narkotika jenis sabu-sabu dimana unsur ini telah terbukti dengan persesuaian terhadap bukti-bukti dan keterangan saksi.

Unsur Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika.

- Narkotika Golongan I - Diri sendiri

d. Narkotika Golongan I

Benar bahwa terdakwa Muhammad Arip alias Arip telah terbukti menggunakan Narkotika Golongan I dengan berdasarkan Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Narkotika pada Puslabfor Bareskrim Polri Cabang Medan Nomor Lab:4061/NNF/2017, tanggal 13 april 2017 yang diperiksa dan ditanda tangani oleh ZULNI ERMA dan DELIANA NAIBORHU S.SI. Apt serta diketahui dan ditanda tangani oleh wakil Kepala Labfor Bareskrim Polri Cabang Medan AKBP Dra. Melta Tarigan, M,SI berkesimpulan barang bukti milik berupa 1 (satu) bungkusan plastik klip bening yang berisi kristal warna putih yang diperiksa dan dianalisis atas nama terdakwa Muhammad Arip alias Arip barang bukti tersebut adalah Positif

118

mengandung Metamfetamina dan terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor urut 61 UU RI. No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

e. Diri sendiri

Benar bahwasanya terdakwa Muhammad Arip Alias Arip, telah terbukti mengkonsumsi Narkotika berdasarkan hasil analisis pada BAB III mengambil kesimpulan bahwa barang bukti Urine yang dianalisis milik terdakwa Muhammad Arip Alias Arip adalah Positif mengandung Metamfetamina dan terdaftra dalam Golongan 1 (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

C. Analisis kasus

1. Kasus Pencurian terdakwa Robbi Pratama

Berdasarkan kronologis kasus diatas dapat dilihat terhadap kasus pencurian tersebut dapat disimpulkan bahwa para pelaku sudah bekerja sama dengan temannya dan sudah berulang kali melakukan pencurian sepeda motor di daerah Kecamatan Helvetia pada tahun 2017 sudah delapan kali melakukan pencurian terdakwa dan teman Yogi (DPO) sejak Bulan Januari 2017. Yang pertama di Jl Kapten Muslim Kel. Dwikora Kec Medan Helvetia. Kedua dilakukan bulan april 2017 di Jl Gatot Subroto Kel Sei Putih Barat Kec Medan Petisah. Yang ketiga bulan mei 2017 di Jl Pembangunan Kel Hekvetia Timur Kec Medan Helvetia. Keempat bulan mei 2017, Jl Kamboja IV Kel Helvetia Kec Medan Helvetia. Kelima bulan mei 2017 Jl Nusa Indah Raya Kel Helvetia Tengah Kec.Medan Helvetia. Keenam bulan mei 2017 di Jl Wijaya Kusuma Kel Helvetia Tengah Kec.Medan Helvetia. Ketujuh bulan mei 2017 di Jl Penampungan

Perumahan Karya Titi II Kel Helvetia Timur Kec Medan Helvetia. Dan yang ke delapan tertangkap oleh warga.

Tabel 1 Pasal Dakwaan

No Nomor Penetapan Isi Dakwan

1. No.39/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn Dakwaan Tunggal,

Pasal 363 ayat (2) KUHP.

Surat dakwaan pada hakikatnya adalah kesimpulan dari penuntut umum tentang apa yang dilakukan oleh tersangka berdasarkan hasil penyidikan dan pemeriksaan berkas perkara yang sering kita ketahui seperti P:18, P:19 dan sampai P:21 dan tahap kedua, dan dasar bagi Penuntut Umum dalam mengajukan terdakwa ke Persidangan. Dasar penyusunan surat dakwaan dapat dilihat pada Pasal 143 ayat (2) KUHAP yang menyatakan145

a. Nama lengkap, tempat lahir, umur, atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka.

.

Penunut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi:

b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tindak pidana itu dilakukan.

Dengan demikian, syarat sahnya suatu surat dakwaan minimal harus memuat.

1. Syarat formil, yaitu identitas lengkap terdakwa, diberi tanggal pengajuan surat dakwaan dan ditandatangani oleh Jaksa Penuntut Umum.

2. Syarat materil meliputi:

a. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan.

b. Waktu tindak pidana dilakukan (Tempus delict)

145Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

120

Tabel II, Pihak-pihak terlibat dalam diversi

No Nomor Penetapan Pihak-pihak yang terlibat dalam diversi

1. No.39/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn Robby Pratama

-Sri Wahyuni Batubara,SH.MH, (Fasilitator diversi)

-Syafrida Hafni,SH,M.H, (Panitera Pengganti).

-Nurma, (Pembimbing Kemasyarakatan PK)

- Robby Pratama,( Anak)

-Sebri Chan, (orang tua wali anak)

- Havrizal Hirvan Pratama,(

korban)

Bahwa tabel diatas dapat dilihat dari kasus tersebut terdapat pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan diversi. Dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem Peradilan Pidana anak menyatakan bahwa pihak-pihak yang ikut dalam proses diversi adalah Hakim Anak, Panitera Pengganti, Penyidik, JPU, Pembimbing Kemasyarkatan, Pekerja Sosial, Bapas, Tokoh Masyrakat, orang tua/wali anak, korban, anak.

Tabel III, Bentuk kesepakatan diversi

No Penetapan Bentuk kesepakatan Diversi

1. No.39/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn Robby Pratama

Pasal 1: bahwa kedua bela pihak telah sepakat mengadakan perdamaian atas perkara pencurian sepeda motor milik korban Havrizal Hirvan Pratama yang dilakukan oleh anak yaitu Robbi Pratama di Jl Abdul Manaf Lubis No 39 Kel Helvetia timur Kec.

Medan Helvetia pada tanggal 25 mei 2017.

Pasal 2 : bahwa pihak pertama yaitu si anak Robbi Pratama telah meminta maaf kepada pihak kedua yaitu korban Havrizal Hirvan Pratama dan pihak korban telah memaafkan semua perbuatan Robby Pratama dan akibatnya.

Pasal 3 : pihak pertama akan mengganti kerugian kepada pihak kedua sebesar Rp.1.500,000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk

122 122 122

perbaikan sepeda motor pihak kedua.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dalam kasus No.39/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn, terdakwa Robbi Pratama tersebut. Menurut Pasal 11 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, menyatakan:146

a. Perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian;

Hasil kesepakatan Diversi dapat berbentuk, antara lain:

b. Penyerahan kembali kepada orang tua/wali;

c. Keikut sertaan dalam pendidikan atau pelatihan di lembaga pendidikan atau LPKS paling lama 3 (tiga) bulan; atau

d. Pelayanan masyarakat.

Didalam Pasal 10 ayat (1) dan (2), Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, menyatakan:147

a. Pengembalian kerugian dalam hal ada korban;

(1). Kesepakatan diversi untuk menyelesaikan tindak pidana yang berupa pelanggaran, tindak pidana ringan, tindak pidana tanpa korban, atau nilai kerugian korban tidak lebih dari nilai upah minimum propinsi setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dapat dilakukan oleh penyidik bersama pelaku dan/atau keluarganya, pembimbing kemasyarakatan serta dapat melibatkan tokoh masyarakat.

(2). Kesepakatan diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh penyidik atas rekomendasi pembimbing kemasyarakatan dapat berbentuk:

b. Rehabilitasi medis dan psikosial;

c. Penyerahan kembali kepada orang tua/wali;

d. Keikutsertaan dalam pendidikan atau pelatihan di Lembaga pendidikan atau LPKS paling lama 3 (tiga) bulan;atau

e. Pelayanan masyarakat paling lama 3 (tiga) bulan.

Dapat saya simpulkan bahwa kasus No.39/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn, terdakwa Robbi Pratama kesepakatan diversi nya dapat berbentuk perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian yang tertera didalam Pasal 11 poin a atau

146Pasal 11 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

147Pasal 10 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Pengembalian kerugian dalam hal ada korban yang dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) poin a, karena terdakwa Robbi Pratama memberikan ganti kerugian kepada korban sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk perbaikan sepeda motor korban, dan terdakwa juga memintaa maaf kepada korban dan korban telah memaafkan semua perbuatan dan tindakan yang dilakukan terdawa Robbi Pratama. Dan kesepakatan ini tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun serta tidak ada kekeliruan dalam keputusan kesepakatan ini.

2. Berdasarkan kasus Narkotika terdakwa Muhammad arip alias arip

Berdasarkan kronologis diatas terhadap kasus Narkotika terdakwa Muhammad Arip Alias Arip dapat disimpulkan bahwa pelaku merupakan korban suruhan dari Siti Alias Adek (DPO) Bibi tiri terdakwa, untuk mengantarkan bungkusan nasi dan rokok ke Mapolda Sumut. Dan pelaku tidak mengetahui bahwa didalam bungkusan nasi dan rokok terdapat Narkotika

Tabel I Pasal Dakwaan

No Nomor Penetapan Isi Dakwan

1. No:51/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn Dakwaan Subsidair

Primair Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Subsidair Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009

124

tentang Narkotika.

Surat dakwaan pada hakikatnya adalah kesimpulan dari penuntut umum tentang apa yang dilakukan oleh tersangka berdasarkan hasil penyidikan dan pemeriksaan berkas perkara yang sering kita ketahui seperti P:18, P:19 dan sampai P:21 dan tahap kedua, dan dasar bagi Penuntut Umum dalam mengajukan terdakwa ke Persidangan. Dasar penyusunan surat dakwaan dapat dilihat pada Pasal 143 ayat (2) KUHAP yang menyatakan148

a. Nama lengkap, tempat lahir, umur, atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka.

.

Penunut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi:

b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tindak pidana itu dilakukan.

Dengan demikian, syarat sahnya suatu surat dakwaan minimal harus memuat.

1. Syarat formil, yaitu identitas lengkap terdakwa, diberi tanggal pengajuan surat dakwaan dan ditandatangani oleh Jaksa Penuntut Umum.

2. Syarat materil meliputi:

a. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan.

b. Waktu tindak pidana dilakukan (Tempus delict) c. Tempat tindak pidana dilakukan (Locus delicti)

Tabel II Pihak-pihak terlibat diversi

148Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

No Nomor Putusan Pihak-pihak yang terlibat dalam diversi

1. No:51/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn Muhammad Arip Alias Arip

-Sri Wahyuni Batubara,SH.MH, (Fasilitator diversi)

-Syafrida Hafni,SH,M.H, (Panitera Pengganti).

-Sri Asih (Pembimbing Kemasyarakatan PK)

- Muhammad Arip alias Arip ( Anak)

-Drs,H. Muhammad Amri,(Penasehat Hukum Anak)

Bahwa tabel diatas dapat dilihat dari kasus tersebut terdapat pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan diversi. Dapat disimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang sistem Peradilan Pidana anak menyatakan bahwa pihak-pihak yang ikut dalam proses diversi adalah Hakim Anak, Panitera Pengganti, Penyidik, JPU, Pembimbing Kemasyarkatan, Pekerja Sosial, Bapas, Tokoh Masyrakat, orang tua/wali anak, korban, anak.

126

Tabel III, Bentuk kesepakatan diversi

No Putusan Bentuk kesepakatan Diversi

1. No:51/Pid.Sus.Anak/2017/PN/Mdn Muhammad Arip Alias Arip

Pasal 1: Bahwa Pembimbing Kemasyarakatan SRI ASIH dari Balai Pemasyarakatan Kelas 1 Medan menerangkan bahwa anak, ibunya sedang menjalani pidana sedangkan ayahnya tidak diketahui lagi keberadaanya dan anak selama ini tinggal bersama kakek tirinya yang lingkungan tempat tinggalnya terlibat dengan penjualan narkotika maka agar anak terhindar dari penyalah gunaan Narkotika Pembimbing Kemasyarakatan memohon agar anak dapat dibina di PSAR Tanjung Morawa;

Pasal 2: Bahwa anak menginginkan dapat pendidikan karena selama ini anak tidak pernah duduk dibangku sekolah tidak bisa tulis baca maka memohon untuk ditempatkan di PSAR agar nantinya dapat

memperoleh pendidikan dan pelatihan.

Pasal 3: Bahwa pihak-pihak yang terkait dalam proses Diversi menginginkan agar anak terhindar dari penyala gunaan Narkotika dan juga dapat memperoleh pendidikan dan pelatihan maka anak akan ditempatkan di PSAR Tanjung Morawa selama 6 (enam) bulan, mengingat anak juga tidak ada lagi orang tuanya yang bisa mengawasi dan mendidik anak tersebut dan agar anak setelah keluar dari PSAR dapat hidup mandiri;

Pasal 4: Bahwa apabila kesepakatan ini tidak dipenuhi anak maka proses pemeriksaan dilanjutkan dalam proses persidangan.

Pasal 5: Bahwa kesepakatan ini dibuat oleh para pihak tanpa adanya unsur paksaan, kekeliruan

128

dan penipuan dari pihak manapun

Menurut Pasal 11 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, menyatakan:149

a. Perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian;

Hasil kesepakatan Diversi dapat berbentuk, antara lain:

b. Penyerahan kembali kepada orang tua/wali;

c. Keikut sertaan dalam pendidikan atau pelatihan di lembaga pendidikan atau LPKS paling lama 3 (tiga) bulan; atau

d. Pelayanan masyarakat.

Didalam Pasal 10 ayat (1) dan (2), Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, menyatakan:150

a. Pengembalian kerugian dalam hal ada korban;

(1). Kesepakatan diversi untuk menyelesaikan tindak pidana yang berupa pelanggaran, tindak pidana ringan, tindak pidana tanpa korban, atau nilai kerugian

(1). Kesepakatan diversi untuk menyelesaikan tindak pidana yang berupa pelanggaran, tindak pidana ringan, tindak pidana tanpa korban, atau nilai kerugian

Dokumen terkait