• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN DIVERSI DALAM SISTEM HUKUM DI

A. Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan diversi

7. Masyarakat

Dalam model keadilan restoratif peran masyarakat sangat dominan sejak dari pemahaman sampai pelaksanaan sistem peradilan itu sendiri. Boleh dikatakan, peradilan restoratif akan gagal apabila masyarakat tidak siap melaksanakanya.

Maka yang pertama sekali harus dilakukan adalah Public education atau pendidik publik. Metode pendidikan orang dewasa (endragoy) sebagaimana pernah dikembangkan Paulo Freire di Brazil, yang menekankan proses dialog antar jaringan belajar masyarakat, saya kira sangat relevan dalam membangun peradilan restoratif.

Masyarakat bukan hanya diberitahu atau mendengar secara pasif informasi dari tutor, tetapi juga diberikan penyadaran akan topik yang dibicarakan. Dalam konteks peradilan anak, masyarakat harus sampai pada kesadaran komunal bahwa anak memang bukan objek pemidanaan, pelampiasan, balas dendam, dan subjek yang harus dimintai pertanggungjawaban hukum atas perbuatan delinkuensinya.126 B. Hukum Acara Peradilan Pidana Anak

Hukum acara pidana sering disebut juga dengan hukum pidana formil.

Menurut Lamintang, hukum pidana formal memuat peraturan

perundang-126Hadi Supeno, Op.Cit,hal, 212.

undangan yang mengatur tentang bagaimana caranya hukum pidana yang sifatnya abstrak itu diberlakukan secara konkret. Sedangkan Soedarto mengatakan bahwa hukum pidana formal mengatur bagaimana dengan perantaraan alat-alat perlengkapanya melaksanakan haknya untuk mengenakan pidana.127

Hukum acara peradilan pidana anak merupakan Lex specialis dari Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), sehingga aturan hukum acara yang diatur dalam KUHAP sepanjang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 dinyatakan tidak berlaku berkaitan dengan hukum acara anak.

Akan tetapi apabila dalam undang-undang Nomor 11 tahun 2012 tidak mengatur, aturan KUHAP masih tetap digunakan. Lebih jelasnya dalam pasal 16 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 menyebutkan bahwa ketentuan beracara dalam hukum acara pidana berlaku juga dalam acara peradilan anak, kecuali ditemukan lain dalam undang-undang ini.128

Dari ketentuan yang terdapat dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tersebut, dapat diketahui bahwa ketentuan yang merupakan acara peradilan pidana anak adalah ketentuan yang terdapat di dalam KUHAP, kecuali ditentukan laindalam Undang-Undang No. 11 tahun 2012.129

a. Untuk melakukan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan perkara anak, dalam KUHAP tidak ada ketentuan bahwa penyidik, penuntut umum, dan hakim harus memenuhi syarat-syarat:

Sebagai contoh dapat dikemukakan sebagai berikut

127Angger Aigit Pramukti, & Fuady Primaharsya., Sistem Peradilan Pidana Anak,Pustaka Yustisia ,Yogyakarta, Cetakan ke-I, 2015,hal,73.

128Ibid,hal,73

129R. Wiyono, Op.Cit.,hal, 62-63.

80

2. Mempunyai minat, perhatian, dan dedikasi serta memahami masalah anak;

3. Telah mengikuti pelantikan teknis tentang peradilan anak. Akan tetapi sebaliknnya dalam UU No.11 tahun 2012 (Pasal 26 ayat (3) Jo. Pasal 41 ayat (2) Jo. Pasal 43 ayat (2) terdapat ketentuan bahwa penyidik, penuntut umum, dan hakim harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas.

b. Menurut Pasal 153 ayat (3) KUHAP ditentukan bahwa untuk keperluan pemeriksaan hakim membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum, kecuali dalam perkara kesusilaan atau terdakwa nya anak-anak. Disisi lain, Pasal 54 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 menyebutkan bahwa dalam pemeriksaan perkara anak harus dilakukan secara tertutup untuk umum, kecuali pembacaan putusan. Walaupun demikia, penjelasan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 menyebutkan bahwa dalam hal tertentu dan dipandang perlu, hakim dapat menetapkan pemeriksaan perkara dilakukan secara terbuka tanpa mengurangi hak anak.

c. Dalam perkara anak, KUHAP tidak wajib mengupayakan diversi pada tahap penyidikan, penuntutan umum, dan pemeriksaan perkara anak di Pengadilan Negeri, tetapi Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 menentukan, bahwa diversi wajib di upayakan pada tahap-tahap tersebut.

Di dalam acara peradilan anak mengemukakan hal-hal sebagai berikut.130

130Pleidoi, Media Komunikasi dan Transformasi Hak Anak dan Perempuan, Aturan Pelaksanaan UU SPPA Lambat Anak Bukan Untuk Di Penjara Diversi dan Restoratif Justice Wujud Tanggung Jawab Bersama Mendidik Anak Lebih Manusiawi,Yayasan Pusaka Indonesia

a. Pembimbing kemasyarakatan, pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial, penyidik, penuntut umum, hakim dan advokat atau pemberi bantuan hukum lainya wajib mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak dan mengusahakan suasana kekeluargaan tetap terpelihara.

b. Identitas anak, anak korban, dan/saksi yang meliputi nama anak, nama korban, nama anak saksi, nama orang tua, alamat, wajah, dan hal lain yang dapat mengungkapkan jati diri anak, anak korbanm dan/saksi, wajib dirahsiakan dalam pemberitaan media cetak maupun elektronik.

c. Dalam hal anak berumur 12 (dua belas) tahun melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, penyidik, pembimbing kemasyarakatan, pekerja sosial mengambil keputusan untuk menyerahkan kembali kepada orang tua/wali atau mengikutsertakan dalam program pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan instansi pemerintahan atau LPKS di instansi yang menangani bidang kesejahteraan sosial, baik ditingkat pusat maupun daerah, paling lama 6 (enam) bulan. Keputusan tersebut dierahkan pengadilan untuk ditetapkan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari.

d. BAPAS wajib melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan kepada anak tersebut.

e. Dalam hal hasil evaluasi, anak masih memerlukan pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan lanjutan, masanya dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan.

Bekerja Sama Dengan RJWG Banda Aceh, WCC Palembang, LAI Jakarta, LAHA Bandung dan LBH Apik Makassar, Yang Didukung Oleh E2J,Medan,Edisi II/2014, Op.Cit,hal, 6-7.

82

g. Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pengambilan keputusan serta program pendidikan, pembinaan dan pembimbingan tersebut diatur dengan peraturan pemerintah.

h. Dalam setiap tingkat pemeriksaan, anak korban atau anak saksi wajib didampingi oleh orang tua dan/ atau anak saksi, atau pekerja sosial.

i. Dalam hal orang tua sebagai tersanngka atau terdakwa perkara yang sedang diperiksa, ketentuan tersebut tidak berlaku bagi orang tua.

1. Proses Penyidikan

Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik selama pemeriksaan pendahuluan untuk mencari bukti-bukti tentang tidak pidana. Tindakan itu dapat meliputi pemanggilan dan pemeriksaan saksi-saksi, penyitaan alat bukti, penggeledahan, pemanggilan dan pemeriksaan tersangka, melakukan penangkapan, melakukan penahanan dan lain sebagainya.131

Dalam praktik, penyidikan anak dengan suasana kekeluargaan, dapat dikatakan telah cukup dipahami oleh para penyidik, tersangka tidak di takut-takuti, diusahakan suasana yang menenangkan, atau membuat rasa aman, ditangani dengan sabar, ramah, tidak menciptakan tidak menciptakan suasana yang menegangkan, dan para penyidik tidak memakai pakaian dinas. Dalam melakukan penyidikan terhadap perkara anak, penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari pembimbing kemasyarakatan setelah tindak pidana

131Angger Aigit Pramukti, & Fuady Primaharsya,,Op.Cit,hal, 76.

diadukan. Dalam hal dianggap perlu, penyidik dapat meminta pertimbangan atau saran dari ahli pendidikan, psikolog, psikiater, tokoh agama, pekerja sosial profesional, atau tenaga kesejahteraan sosial dan tenaga ahli lainnya.132

2. Proses Penangkapan Anak

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, mengatur wewenang Polisi dalam melakukan Penyidikan dan penyelidikan yang selanjutnya diatur petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis kepolisian. Aturan tersebut menjadi pedoman bagi setiap anggota Kepolisian Republik Indonesia dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Upaya memberikan perlindungan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum. Dalam buku saku untuk Polisi tersebut termuat panduan penanganan terhadap anak,133

a. Tindakan penangkapan diatur dalam Pasal 16 sampai 19 KUHAP. Menurut Pasal 16 untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas perintah penyidik dan penyidik pembantu berwenang melakukan penangkapan sesuai dengan pasal 18 KUHAP perintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup dengan menunjukkan surat perintah penangkapan kecuali tertangkap tangan. Adapun waktu penangkapan paling lama satu hari. Perlindungan terhadap hak-hak anak tersangka pelaku tindak pidana diatur juga dalam UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan UU No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak.

seperti;

132Maidin Gultom,,Op.Cit,hal, 128.

133Marlina,Op.Cit,hal, 86-88.

84

b. Khusus tindakan penangkapan terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, Polisi memperhatikam hak-hak anak dengan melakukan tindakan perlindungan terhadap anak, seperti.

1. Perlakukan anak dengan asas praduga tidak bersalah.

2. Perlakukan anak dengan arif, santun dan bijaksana, dan tidak seperti terhadap pelaku tindak pidana dewasa.

3. Saat melakukan penangkapan segera memberitahukan kepada orang tua dan walinya.

4. Anak tertangkap tangan segera memberitahukan orang tua dan walinya.

5. Wewenang mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, polisi atau masyarakat berdasar pada asas kewajiban.

6. Penangkapan terhadap anak yang diduga sebagai tersangka bukan karena tertangkap tangan, merupakan kontak atau tahap pertama pertemuan antara anak dan polisi. Tahap ini penting bagi seorang Polisi menghindarkan anak dari pengalaman traumatik yang akan dibawanya seumur hidup. Untuk itu Polisi memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1) Menunjukkan surat perintah penangkapan legal kepada anak yang diduga sebagai tersangka dengan ramah dan bertanggung jawab.

2) Menggunakan pakaian yang sederhana dan hindari penggunaan kendaraan yang bertanda/berciri khas polisi untuk menghindari tekanan mental anak akibat simbol-simbol polisi yang terkesan membahayakan dan mengamcam diri anak.

3) Petugas yang melakukan tidak boleh menggunakan kata-kaat kasar dan bernada tinggi yang akan menarik perhatian orang-orang yang berada di sekeliling anak.

4) Membawa anak dengan menggandeng tanganya untuk menciptkan rasa bersahabat.

5) Petugas tidak memerintahkan anak melakukan hal-hal yang mempermalukan dan merendahkan harkat dan martabat sebagai manusia, seperti menyuruh membuka pakaian.

6) Jika keadaan tidak memaksa dan membahayakan, polisi tidak perlu melakukan penangkapan dengan menggunakan borgol terhadap anak.

7) Media masa tidak boleh melakukan peliputan proses penangkapan tersangka anak demi menjaga jati diri dan identitas anak.

8) Pemberian pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan fisik dan psikis anak segera setelah penangkapan.

9) Penangkapan yang dilakukan di informasikan kepada orang tua/walinya dalam waktu tidak lebih dari 24 jam dan kesediaan orang/tua walinya mendampingi anak dalam pemeriksaan dikantor polisi.

10) Pemberitahuan penangkapan anak tersangka kepada petugas BAPAS diwilayah setempat atau pekerja sosial oleh polisi. Pemberitahuan dilakukan dalam waktu secepatnya tidak lebih dari 24 jam.

11) Polisi melakukan wawancara atau pemeriksaan diruangan yang layak dan khsuss anak guna memberikan rasa nyaman kepada anak.

86

3. Proses Penahanan

Dalam proses penahanan yang dilakukan dalam perkara anak harus memperhatikan hak-hak anak yaitu:134

1. Penahanan terhadap anak tidak boleh dilakukan dalam hal anak memperoleh jaminan dari orang tua/wali dan/lembaga bahwa anak tidak akan melarikan diri, tidak akan menghilangkan barang bukti, dan/atau tidak mengulangi tindak pidana.

2. Penahanan terhadap anak hanya dapat dilakukan dengan syarat; anak telah berumur 14 (empat belas) tahun atau lebih, dan diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih.

3. Penahanan untuk kepentingan penyidikan dimaksud dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari, dan atas penyidik dapat diperpanjang oleh penuntut umum paling lama 8 (delapan) hari.

4. Untuk kepentingan penuntutan, penuntut umum dapat melakukan penahanan paling lama 5 (lima) hari dan atas permintaan penuntut umum dapat diperpnjang oleh hakim pengadilan negeri paling lama 5 (lima) hari.

5. Dalam hal penahanan dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan

6. dipengadilan, hakim dapat melakukan penahanan paling lama 10 (sepuluh) hari, dan atas permintaan hakim dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri paling lama 15 (lima belas) hari.

134 Pleidoi, Media Komunikasi dan Transformasi Hak Anak dan Perempuan, Aturan Pelaksanaan UU SPPA Lambat Anak Bukan Untuk Di Penjara Diversi dan Restoratif Justice Wujud Tanggung Jawab Bersama Mendidik Anak Lebih Manusiawi,Yayasan Pusaka Indonesia Bekerja Sama Dengan RJWG Banda Aceh, WCC Palembang, LAI Jakarta, LAHA Bandung dan LBH Apik Makassar, Yang Didukung Oleh E2J,Medan,Edisi II/2014, Op.Cit,hal, 8.

7. Dalam hal penahanan dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan ditingkat banding, hakim banding dapat melakukan penahanan paling lama 10 (sepuluh) hari, dan atas permintaan hakim dapat diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Tinggi paling lama 15 (lima belas) hari.

8. Daalam hal penahanan yang dilakukan untuk kepentingan pemeriksaan ditingkat Kasasi, hakim kasasi dapat melakukan penahanan paling lama 15 (lima belas) hari, dan atas permintaan hakim kasasi dapat diperpanjang oleh Ketua Mahkamah Agung paling lama 20 (dua puluh) hari.

4. Proses Penuntutan

Proses penuntutan menurut Undang-undang No. 11 tahun 2012 lebih memperhatikan perlindungan dan kepentingan terbaik bagi anak, yaitu penuntut umum wajib mengupayakan diversi paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima berkas perkara dari penyidik dan diversi dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari.135

Penuntut umum berwenang untuk tidak menuntut, menurut KUHAP ada dua macam keputusan tidak menuntut yang dibenarkan, pertama penghentian penuntutan karena alasan teknis yaitu kalau tidak cukup bukti, kalau peristiwahnya bukan merupakan tindak pidana, kalau perkaranya ditutup demi hukum, dan kedua penghentian penuntutan karena alasan kebijakan (Deponering).136

135Wagiati Soetedjo,Melani ,Op.Cit,hal, 155.

136Ibid,hal, 156.

88

5. Pemeriksaan dimuka sidang

1. Dalam sidang anak, hakim wajib memerintahkan orang tua/wali atau pendmping, advokat atau pemberi bantuan hukum lainnya, dan pembimbing kemasyarakatan untuk mendampingi anak.

2. Dalam hal orang tua/wali dan pendamping tidak hadir sidang tetap dilanjutkan dengan didampingi advokat atau pemberi bantuan hukum lainnya dan/atau pembimbing kemasyarakatan.

3. Dalam hal hakim tidak melaksanakan ketentuan tersebut, sidang anak batal demi hukum

4. Setelah surat dakwaan dibacakan dalam persidangan yang tertutup untuk umum, hakim memerintahkan pembimbing kemasyarakatan membacakan laporan hasil penelitian kemasyarakatan mengenai anak yang bersangkutan tanpa kehadiran anak (korban/saksi) kecuali hakim berpendapat lain. Laporan tersebut berisi data pribadi anak, keluarga, pendidikan, dan kehidupan sosial, latar belakang dilakukanya tindak pidana, keadaan korban, dalam hal korban dalam tindak pidana terhadap tubuh dan nyawa, hal lain dianggap perlu, berita acara diversi, dan kesimpulan dan rekomendasi dari pembimbing kemasyarakatan.137

137 Pleidoi, Media Komunikasi dan Transformasi Hak Anak dan Perempuan, Aturan Pelaksanaan UU SPPA Lambat Anak Bukan Untuk Di Penjara Diversi dan Restoratif Justice Wujud Tanggung Jawab Bersama Mendidik Anak Lebih Manusiawi,Yayasan Pusaka Indonesia Bekerja Sama Dengan RJWG Banda Aceh, WCC Palembang, LAI Jakarta, LAHA Bandung dan LBH Apik Makassar, Yang Didukung Oleh E2J,Medan,Edisi II/2014, Op.Cit,hal ,9.

C. Mekanisme diversi pada tahap Penyidikan, Penuntutan, Pengadilan 1. Tahap diversi Penyidikan

Dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak upaya wajib dilakukan diversi pada tingkat penyidikan diatur dalam ketentuan Pasal 7, Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Apabila diperinci diversi dilakukan ditingkat penyidikan lazimnya dalam praktik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:138

a) Setelah tindak pidana dilaporkan atau diadukan, kemudian dibuat laporan polisi, maka penyidik wajib bersurat untuk meminta pertimbangan dan saran tertulis dari petugas pembimbing kemasyarakatan atau balai pemasyarakatan.

b) Hasil penelitian kemasyarakatan wajib diserahkan oleh BAPAS kepada penyidik dalam waktu paling lama 3 x 24 jam setelah permintaan penyidik diterima.

c) Penyidik wajib mulai mengupayakan diversi dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah penyidikan dimulai dan proses diversi dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya diversi.

d) Apabila pelaku maupun korban setuju untuk dilakukan diversi maka polisi, pembimbing kemasyarakatan, Bapas dan pekerja sosial profesional memulai proses musyawarah penyelesaian perkara dalam melibatkan pihak terkait, dimana proses musyawarah tersebut dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari dan setelah dimulainya diversi dan penyidik membuat berita acara proses diversi. Akan tetapi apabila pelaku atau korban tidak mau dilakukan diversi

138Lilik Mulyadi, Op.Cit, hal, 117-118.

90

penyidikan dan perkara dilimpahkan ke penuntut umum.

e) Apabila diversi berhasil dimana para pihak mencapai kesepakatan, hasil kesepakatan tersebut dituangkan dalam bentuk kesepakatan diversi. Hasil kesepakatan diversi tersebut disampaikan oleh atasan pejabat yang bertanggungjawab di setiap tingkat pemeriksaan ke pengadilan negeri sesuai dengan daerah hukumnya dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak kesepakatan dicapai untuk memperoleh penetapan. Kemudian pengadilan mengeluarkan penetapan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimahnya kesepakatan diversi. Penetapan tersebut disampaikan kepada pembimbing kemasyarakatan, penyidik, penuntut umum, hakim dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak ditetapakan. Setelah menerima penetapan tersebut penyidik menerbitkan penetapan penghentian penyidikan;

f) Apabila diversi gagal, penyidik membuat berita acara diversi dan wajib melanjutkan penyidikan dan melimpahkan perkara ke penuntut umum dengan melampirkan berita acara diversi dan laporan penelitian masyarakat dari petugas kemasyarakatan/Bapas.

Pada halaman selanjutnya penulis membuat skema proses pelaksanaan diversi pada tingkat penyidikan (Kepolisian) yang berkaitan dengan tahap diversi di penyidikan.

Skema Diversi Oleh Kepolisian139

“ Skema Diversi oleh Kepolisian.

139Ibid,hal, 119.

Tindak Pidana Anak

Upaya Diversi

Para pihak tidak setuju dilakukan diversi Para pihak setuju dilakukan

diversi

2. Tahap Diversi Penuntutan

Dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak upaya wajib dilakukan diversi pada tingkat penuntutan diatur dalam ketentuan Pasal 7 dan Pasal 42 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak apabila diperinci, diversi dilakukan di tingkat penuntutan lazimnya dalam praktik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut;140

a. Setelah menerima berkas dari kepolisian, penuntut umum wajib memperhatikan berkas perkara dari kepolisian dan hasil penelitian kemasyarakatan (Litmas) yang telah dibuat oleh Bapas serta kendala yang menghambat proses diversi pada tingakt penyidikan.

b. Penuntut umum wajib mulai mengupayakan diversi dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima berkas perkara dari penyidik dan proses diversi dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya diversi.

c. Apabila pelaku maupun korban setuju untuk dilakukan diversi maka Penuntut umum, Pembimbing kemasyarakatan, Bapas dan pekerja sosial profesional memulai proses musyawarah penyelesaian perkara dengan melibatkan pihak terkait, dimana proses musyawarah tersebut dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya diversi dan Penuntut Umum membuat berita acara proses diversi. Akan tetapi, apabila pelaku atau korban tidak mau dilakukan diversi, penuntutan perkara tersebut dilanjutkan, dibuatkan berita acara proses diversi dan perkara dilimpahkan ke peradilan anak;

140Ibid, Hal, 119-120.

d. Apabila diversi berhasil dimana para pihak mencapai kesepakatan, maka hasil kesepakatan tersebut dituangkan dalam bentuk kesepakatan diversi. Hasil kesepakatan diversi tersebut disampaikan oleh atasan pejabat yang bertanggung jawab disetiap tingkat pemeriksaan ke Pengadilan Negeri sesuai dengan daerah hukumnya dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak kesepakatan dicapai untuk memperoleh penetapan. Kemudian pengadilan mengeluarkan penetapan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya kesepakatan diversi. Penetapan tersebut disampaikan kepada Pembimbing kemasyarakatan, penuntut umum, atau hakim dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak ditetapkan. Setelah menerima penetapan tersebut penuntut umum menerbitkan penetapan penghentian penetapan.

Pada halaman selanjutnya penulis membuat skema proses pelaksanaan diversi pada tingkat penuntutan (Kejaksaan) yang berkaitan dengan tahap diversi di penuntutan.

94

Diversi Oleh Penuntut Umum Anak141

“ Skema Diversi oleh Kejaksaan Negeri

141Ibid, hal, 121.

- Perkara dilimpahkan ke Pengadilan Anak

Para Pihak setuju dilakukan Diversi

Proses Diversi

3. Tahap Diversi di Pengadilan

Dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak upaya wajib dilakukan diversi pada tingkat pemeriksaan di sidang anak (tahap Pengadilan) diatur dalam ketentuan Pasal 7, Pasal 14 dan Pasal 52 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak. Apabila diperinci, diversi dilakukan di tingkat pemeriksaan di sidang Pengadilan anak lazimnya dalam praktik dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut;142

a. Setelah menerima berkas perkara dari penuntut umum, ketua pengadilan wajib menetapkan hakim anak atau majelis hukum anak untuk menangani perkara anak paling lama 3 (tiga) hari setelah menerima berkas perkara.

b. Hakim wajib mengpayakan diversi paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan oleh ketua Pengadilan Negeri. Pada praktik peradilan, yang melakukan diversi disebut sebagai Fasilitator diversi yakni hakim anak yang ditunjuk oleh ketua Pengadilan untuk menangani perkara anak yang bersangkutan (Pasal 1 angka 2 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 tahun 2014). Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan dilakukan untuk mencapai kesepakatan diversi melalui pendekatan keadilan restoratif.

c. Apabila pelaku maupun korban setuju untuk dilakukan diversi maka hakim anak, Pembimbing Kemasyarakatan, Bapas dan Pekerja sosial Profesional memulai proses diversi penyelesaian perkara dengan melibatkan pihak terkait.

Proses diversi tersebut dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari, dengan diawali adanya penetapan hakim anak/ Majelis hakim anak tentang Penetapan

142Ibid, hal,122-139.

96

hari diversi dan proses diversi dapat dilaksanakan diruang mediasi Pengadilan Negeri dan kemudian dibuatkan berita acara proses diversi baik yang berhasil maupun yang gagal sebagaimana lampiran I, II, III dan IV, Peraturan Mahkamah Agung No. 4 tahun 2014 tanggal 24 Juli 2014 sebagaimana dibawah ini.

Pada halaman selanjutnya penulis membuat skema proses pelaksanaan diversi pada tingkat hakim (Pengadilan) yang berkaitan dengan tahap diversi di pengadilan.

Diversi Oleh Hakim Anak143 t

Skema Diversi oleh Pengadilan Negeri

143Ibid, hal 139.

Tindak Pidana Anak

Wajib Upaya Diversi

Penetapan Hasil Musyawarah Diversi

Musyawarah Diversi (Fasilitator Diversi)

Para Pihak Tidak Setuju

Persidangan sesuai dengan prosedur persidangan anak Para Pihak Setuju Dilakukan Diversi

Proses Diversi

Diversi Berhasil Diversi Gagal

Kesepakatan Diversi Penetapan Diversi KPN/Pengadilan

Pelaksanaan Diversi dengan

menerbitkan penetapan penghentian pemeriksaan perkara

Kesepakatan Diversi tidak dilaksanakan sepenuhnya

Persidangan sesuai dengan prosedur persidangan anak

98

D. Hakim anak dalam melakukan musyawarah diversi.

Untuk melaksanakan diversi diperlukan beberapa hal yang berkaitan dengan persyaratan, tempat, metode, para pihak yang dilibatkan, dan langkah-langkah musyawarah yang memenuhi kriteria hukum. Hal-hal yang diperlukan

Untuk melaksanakan diversi diperlukan beberapa hal yang berkaitan dengan persyaratan, tempat, metode, para pihak yang dilibatkan, dan langkah-langkah musyawarah yang memenuhi kriteria hukum. Hal-hal yang diperlukan

Dokumen terkait