• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENERAPAN PRINSIP EXCEPTIO NON ADIMPLET

A. Kasus Posisi

Terkait dengan prinsip hukum exceptio non adimpleti contractus dalam perkara kepailitan ini, terdapat hal menarik untuk dianalisis yaitu putusan Mahkamah Agung Nomor 704 K/Pdt.Sus/2012 antara PT. Telkomsel melawan PT. Prima Jaya Informatika. Adapun kasus posisi yang menjadi permasalahan dalam pembahasan ini adalah: bermula dari perjanjian kerjasama tentang penjualan produk telkomsel antara PT. Telkomsel dengan PT. Prima Jaya Informatika Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011, Nomor: PKS Prima Jaya Informatika: 031/PKS/PJI- TD/VI/2011, pada tanggal 01 Juni 2011 yang mana telah disepakati PT. Prima Jaya Informatika telah ditunjuk untuk mendistribusikan kartu prima voucher isi ulang.

Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Perjanjian Kerjasama tentang Penjualan Produk Telkomsel antara PT. Telkomsel dengan PT. Prima Jaya Informatika Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011, Nomor: PKS Prima Jaya Informatika: 031/PKS/PJI-TD/2011, tanggal 01 Juni 2011, telah disepakati Perjanjian Kerjasama ini berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal perjanjian ini ditandatangani.

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Perjanjian Kerjasama tentang penjualan produk Telkomsel antara PT. Telkomsel dengan PT. Prima Jaya

Informatika Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/VI/2011, Nomor: PKS Prima Jaya Informatika: 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal 01 Juni 2011, PT. Telkomsel berkewajiban untuk menyediakan voucher isi ulang bertema khusus olah raga dalam jumlah sedikit-dikitnya 120.000.000 (seratus dua puluh juta) yang terdiri dari voucher isi ulang Rp. 25.000,00 (dua puluh lima ribu Rupiah) dan voucher isi ulang Rp 50.000,00 (lima puluh ribu Rupiah).

PT. Telkomsel juga berkewajiban untuk menyediakan perdana kartu prabayar bertema khusus olah raga dalam jumlah sedikit-dikitnya 10.000.000,- (sepuluh juta) setiap tahun, sebaliknya PT. Prima Jaya Informatika berkewajiban untuk menjual. Bahwa adapun mekanisme pengajuan dan pengambilan alokasi produk telah ditetapkan sejak awal oleh Termohon Pailit dan selanjutnya kewajiban masing- masing pihak sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian dimaksud telah berjalan lancar tanpa ada masalah.

Di awal tahun kedua berjalannya perjanjian tersebut, PT. Prima Jaya Informatika telah menyampaikan purchase orderNo.PO/PJI-AK/VI/2012/00000027, tanggal 20 Juni 2012 berjumlah Rp. 2.595.000.000,- (dua milyar lima ratus sembilan puluh lima juta rupiah) dan purchase order No.PO/PJI-AK/VI/2012/00000028, tertanggal 21 Juni 2012, berjumlah Rp. 3.025.000.000,00 (tiga milyar dua puluh lima juta Rupiah).

Berdasarkan Surat PT. Telkomsel tanggal 27 Maret 2012 No.0032/MK.01/SL.06/III/2012, Perihal: mekanisme pengajuan dan pengambilan alokasi, kembali telah ditentukan sebagai berikut:

a. Bahwa PT. Prima Jaya Informatika mengajukan purchase order (PO) dilakukan selambat-lambatnya pada hari Rabu maksimal pukul 10.00 WIB b. Purchase orderyang dikirim selanjutnya akan dilakukan prosesapproval, PT.

Prima Jaya Informatika dapat melakukan pembayaran setelah mendapat informasi bahwapurchase orderyang diajukan sudahapproval

c. Pembayaran atas purchase order tersebut dilakukan pada hari Senin paling lambat pukul 12.00 WIB

d. Pengambilan barang dilakukan maksimal 2 (dua) hari setelah pembayaran purchase order.

Selama ini mekanisme tersebut di atas yang sejak awal telah dilaksanakan oleh Pemohon Pailit di dalam pengambilan alokasi kartu perdana dan voucher kartu prima dari Termohon Pailit.

Bahwa atas pengiriman purchase order-purchase order tersebut Termohon Pailit telah menerbitkan sebagai berikut:

a. Untuk purchase order No. PO/PJI-AK/VI/2012/00000027, tanggal 20 Juni 2012, Termohon Pailit telah menerbitkan penolakan melalui Electronic Mail (E-Mail) tertanggal 20 Juni 2012 yang pada pokoknya menyatakan sampai saat ini kami belum menerima perintah selanjutnya mengenai pendistribusian produk Prima, maka bersama ini kami belum bisa memenuhi permintaan alokasi tersebut.

b. Untuk purchase order No.PO/PJI-AK/VI/2012/00000028, tanggal 21 Juni 2012, Termohon Pailit telah menerbitkan penolakan melalui Electronic Mail

(E-Mail) tertanggal 21 Juni 2012, yang pada pokoknya menyatakan menghentikan sementara alokasi produk Prima.

Bahwa dengan demikian, atas purchase order No. PO/PJI-AK/VI/2012/ 00000027, tanggal 20 Juni 2012 akhirnya menimbulkan utang sebesar Rp. 2.595.000.000,00 (dua milyar lima ratus sembilan puluh lima juta Rupiah) yang telah jatuh tempo pada tanggal 25 Juni 2012 berikut untuk purchase order No. PO/PJI- AK/VI/2012/00000028, tanggal 21 Juni 2012 sebesar Rp. 3.025.000.000,- (tiga milyar dua puluh lima juta Rupiah) jatuh tempo pada tanggal 25 Juni 2010, sehingga total tagihan Rp 5.260.000.000,00 (lima milyar dua ratus enam puluh juta Rupiah).

Pemohon Pailit telah berusaha untuk melakukan penagihan atas utang-utang tersebut kepada Termohon Pailit, dengan menyampaikan peringatan pertama dan terakhir (somasi) kepada Pemohon Pailit pada tanggal 28 Juni 2012 Nomor: 022/P/KC/VI/2012, untuk melaksanakan Perjanjian Kerjasama tentang Penjualan Produk Telkomsel antara PT. Telkomsel dengan PT. Prima Jaya Informatika Nomor PKS Telkomsel: PKS.591/LG.05/SL-01/ VI/2011, Nomor: PKS Prima Jaya Informatika: 031/PKS/PJI-TD/VI/2011 tanggal 01 Juni 2011.

Sampai dengan permohonan Pailit ini didaftarkan pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Termohon Pailit tidak pernah membayar utang-utang tersebut sehingga telah terbukti secara sederhana bahwa Termohon Pailit sebagai debitor mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada Pemohon Pailit sebagai Kreditor sehingga dengan demikian syarat dimaksud telah terpenuhi.

Termohon Pailit juga mempunyai utang kepada Kreditor lain yaitu: kepada PT. Extent Media Indonesia, atas pelaksanaan kerja sama layanan mobile data content, untuk periode bulan Agustus 2011 dan bulan September 2011, sebagaimana bukti-bukti:

a. Invoice No. INV-TSEL.012/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012, sebesar Rp. 21.031.561.274,- (Dua puluh satu milyar tiga puluh satu juta lima ratus enam puluh satu ribu dua ratus tujuh puluh empat Rupiah), yang telah jatuh tempo pada tanggal 08 Juni 2012, dan

b. Invoice No. INV-TSEL.013/VI/2012 tanggal 01 Juni 2012, Rp. 19.294.652.520,00 (sembilan belas milyar dua ratus sembilan puluh empat juta enam ratus lima puluh dua ribu lima ratus dua puluh Rupiah), yang telah jatuh tempo pada tanggal 08 Juni 2012 dengan total kedua tagihan tersebut sebesar Rp 40.326.213.794,- (empat puluh milyar tiga ratus dua puluh enam juta dua ratus tiga belas ribu tujuh ratus sembilan puluh empat Rupiah).

Bahwa walaupun telah diberikan somasi pada tanggal 24 November 2011, surat tanggal 9 April 2012, surat tanggal 26 Mei 2012, surat tanggal 01 Juni 2012 dan somasi terakhir tertanggal 4 Juli 2012, nomor: 031.1/LQQ/Extent/VII/2012, Termohon Pailit tidak melakukan pembayarannya hingga saat ini. Hal tersebut membuktikan adanya utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada Kreditor lain yaitu PT. Extent Media Indonesia sehingga syarat dimaksud telah terpenuhi dan oleh karenanya terbukti secara sederhana debitor mempunyai dua kreditor dan tidak

membayar bukan hanya satu utang melainkan dua utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.

Untuk memenuhi ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Pemohon Pailit mengusulkan pula agar Pengadilan Niaga Jakarta Pusat berkenan untuk mengangkat dan menunjuk hakim niaga pada lingkungannya sebagai hakim pengawas dan mengangkat Feri S. Samad No. SBPKP: AHU.AH.04.03-27, yang berkantor di Royal Palace C.10, Jalan Prof. Supomo No.178 A, Jakarta Selatan, sebagai kurator dalam proses kepailitan Termohon Pailit nantinya.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon Pailit mohon kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memberikan putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan pernyataan pailit Pemohon Pailit: PT. Prima Jaya Informatika untuk seluruhnya.

2. Menyatakan Termohon Pailit: PT. Telkomsel, Pailit dengan segala akibat hukumnya.

3. Mengangkat dan menunjuk Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas dalam proses Kepailitan Termohon Pailit tersebut.

4. Mengangkat dan menunjuk Feri S. Samad No. SBPKP: AHU.AH.04.03-27, yang berkantor di Royal Palace C.10, Jalan Prof. Supomo No.178 A, Jakarta Selatan, sebagai kurator dalam proses kepailitan Termohon Pailit tersebut.

5. Menetapkan bahwa imbalan jasa (fee) kurator akan ditetapkan kemudian setelah kurator selesai melaksanakan tugasnya.

6. Menghukum kepada Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara.