• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: teknik ketekunan pengamatan, triangulasi, uraian rinci, dan auditing. Penjelasan masing-masing teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Pendapat Moleong (2011: 329) tentang teknik ketekunan dan keajegan pengamatan dapat diringkas sebagai berikut: Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan dan tentatif. Ketekunan pengamatan berfungsi untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara kontinyu dan ajeg dengan cara meneliti bagian yang sama dalam buku berulang kali. Peneliti mengidentifikasi kesalahan konsep pada bagian buku yang sama pada tiga waktu dalam sehari, yaitu: pagi, siang, dan sore. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyelarasan hasil identifikasi sesuai dengan commit to user

keadaan peneliti. Biasanya pikiran akan lebih segar dan fokus di pagi hari dan lelah di siang hari, namun terkadang akan kembali segar di malam hari, oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi kesalahan konsep pada bagian yang sama dalam suatu buku pada tiga waktu tersebut.

Pengulangan sejenis juga dilakukan pada proses wawancara dengan narasumber. Peneliti menanyakan beberapa hal yang sama ketika wawancara dilakukan di pagi hari dan di siang hari. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keajegan narasumber dalam memberikan pendapat di pagi hari dan siang hari. Keajegan hasil wawancara sangat diperlukan dalam upaya validasi sumber data tertulis berupa hasil wawancara (record).

Pengulangan identifikasi kesalahan konsep tidak hanya dilakukan dalam sehari, pada hari yang lain peneliti memeriksa kembali hasil identifikasi kesalahan konsep hingga keadaan jenuh. Keadaan jenuh adalah ketika peneliti sudah yakin dengan hasil identifikasi yang dilakukan.

2. Triangulasi

Sutopo (2006: 92) berpendapat bahwa ”triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif”. Patton (1984) menyatakan bahwa ”ada empat macam teknik triangulasi, yaitu triangulasi data (data triangulation), triangulasi peneliti (investigator triangulation), triangulasi metodologis (methological triangulation), dan triangulasi teoritis (theoritical triangulation)” (Sutopo, 2006: 92).

Penelitian ini hanya menggunakan teknik triangulasi data.

Menurut Sutopo (2006: 93): Teknik triangulasi sumber bisa menggunakan satu jenis sumber data seperti misalnya informan, namun beberapa informan atau narasumber yang digunakan harus perlu diusahakan posisinya dari kelompok atau tingkatan yang berbeda (... .) Dengan cara menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik pengumpulan data yang berbeda itu pun dengan data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya, teknik ini tetap dinyatakan sebagai triangulasi sumber.

Sesuai dengan uraian teknik triangulasi sumber sebelumnya, maka dalam penelitian ini sumber data ada tiga. Data bersumber dari dokumen buku Fisika dan record wawancara dengan dua orang ahli Fisika.

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber 3. Uraian Rinci

Menurut Moleong (2011: 337): Usaha membangun keteralihan dalam penelitian kualitatif jelas sangat berbeda dengan nonkualitatif dengan validitas eksternalnya. Dalam penelitian kualitatif hal itu dilakukan dengan cara uraian rinci (thick description). Keteralihan bergantung pada pengetahuan seorang peneliti tentang konteks pengirim dan konteks pengirim dan konteks penerima. Dengan demikian peneliti bertanggungjawab terhadap penyediaan dasar secukupnya yang memungkinkan seseorang merenungkan suatu aplikasi pada penerima sehingga memungkinkan adanya pembandingan.

Uraian rinci dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: a. Menyajikan data yang berasal dari buku teks SMA.

b. Menyajikan data yang berasal dari buku Universitas.

c. Menyajikan data yang berasal dari wawancara dengan narasumber. d. Menyimpulkan suatu konsep dalam buku teks SMA mengalami

kesalahan konsep.

e. Menyebutkan penyebab suatu konsep dalam buku teks SMA mengalami miskonsepsi.

f. Mengajukan konsep yang benar sesuai dengan pendapat ahli Fisika. 4. Review Informan Kunci

Teknik review informan kunci menurut pendapat Sutopo (2006: 99) adalah salah satu jenis usaha pengembangan validitas penelitian yang sering

Narasumber Dokumen 1 Dokumen 2 Wawancara Analisis isi Data commit to user

digunakan oleh peneliti kualitatif. Pada waktu peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya, walaupun mungkin masih belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah disusunnya perlu dikomunikasikan dengan informannya, khususnya yang dipandang sebagai informan pokok (key informant). Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskripsi sajian yang bisa disetujui mereka. Teknik ini juga merupakan usaha untuk lebih menguatkan sifat participant’s point of view sebagai salah satu karakteristik metodologi penelitian kualitatif.

Hasil wawancara dan hasil analisis kesalahan konsep yang dilakukan oleh peneliti direview secara berkala oleh narasumber wawancara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskripsi sajian yang bisa disetujui narasumber.

5. Auditing

Berbeda dengan teknik review informan kunci yang hanya memeriksa data, teknik auditing lebih bersifat menyeluruh dalam pemeriksaannya. Teknik auditing digunakan untuk untuk memenuhi kriteria kebergantungan dan kepastian dalam penelitian kualitatif, serta untuk membangun konsistensi dan netralitas dalam penelitian secara umum.

Prosen auditing menurut pendapat Moleong (2011: 339-342) dapat mengikuti langkah-langkah yang disarankan oleh Halpern, yaitu: pra-entri, penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal, dan penentuan keabsahan data.

a. Pra-entri

Pada tahap ini auditi (dalam hal ini peneliti) memilih auditor. Auditor penelitian ini adalah Drs. Surantoro, M.Si. Sebelum proses audit dilaksanakan, auditi terlebih dahulu menjelaskan maksud, tujuan, proses dan hasil temuan studi, serta auditi juga menyiapkan hal-hal yang akan diaudit. Auditi menjelaskan secara rinci cara pencatatan yang telah diadakan selama penelitian.

b. Penetapan Hal-hal yang Dapat Diaudit

Bahan-bahan yang diaudit oleh auditor adalah sebagai berikut: 1) Buku teks Fisika SMA yang diteliti.

2) Buku Fisika Universitas.

3) Lembar hasil wawancara dengan narasumber. 4) Rekaman wawancara dengan narasumber. 5) Lembar identifikasi kesalahan konsep. 6) Hasil analisis kesalahan konsep. c. Kesepakatan Formal

Pada tahap ini auditor dengan auditi mengadakan persetujuan tertulis tentang apa yang telah dicapai oleh auditor. Persetujuan yang dilakukan hendaknya mencakup batas waktu pelaksanaannya; tujuan pelaksanaan audit berkaitan dengan atau kepastian; penjabaran peranan yang akan dimainkan, baik oleh auditor maupun oleh auditi; penyusunan logistik yang diperlukan seperti waktu, tempat, bantuan material yang diperlukan dan sebagainya; penetapan format yang dibutuhkan sebagai kerangka dan isi laporan auditor; dan kriteria perundingan kembali jika diperlukan, misalnya apa yang harus dilakukan apabila laporan auditor itu melenceng, keliru atau salah.

d. Penentuan Keabsahan Data

Tahap ini merupakan tahap terpenting. Penelusuran audit meliputi pemeriksaan terhadap kepastian maupun terhadap kebergantungan. Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian terdiri atas beberapa langkah kecil. Pertama auditor perlu memastikan, apakah hasil temuan itu benar-benar berasal dari data. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat dan mempelajari secara teliti teknik analisis, kecukupan label kategori, kualitas penafsiran, dan kemungkinan terdapat hipotesis alternatif atau pembanding. Auditor juga perlu melakukan penilaian terhadap derajat ketelitian peneliti apakah ada kemelencengan, memperhatikan terminologi peneliti dan apakah dilakukan atas dasar teori dari-dasar, apakah terlalu menonjolkan pengetahuan a-priori peneliti commit to user

dalam konseptualisasi temuan, dan menelaah apakah ada atau tidak instrospeksi. Terakhir auditor menelaah kegiatan peneliti dalam melaksanakan pemeriksaan keabsahan data, misalnya bagaimana peneliti menggunakan triangulasi, analisis kasus negatif, dan lain-lain secara memadai. Jika auditor selesai melakukan pekerjaanya pada tahap ini, maka dia sudah siap mengambil keputusan tentang keseluruhan kepastian studi, yang berkaitan dengan sejauh mana data dan penafsirannya didasarkan atas data daripada hanya sebagai usaha konstruksi sendiri.

Dalam pemeriksaan kriteria kebergantungan terdapat beberapa langkah. Pertama auditor berurusan dengan kecukupan kepustusan inkuiri dan pemanfaatan metodologinya. Dalam hal ini auditor memenuhi patokan, apakah keputusan inkuiri dan metodologinya ditemukan, diperiksa, dan ditunjang. Juga auditor perlu menelaah: sejauh manakah seluruh data telah dimanfaatkan dalam analisis, dan sejauh manakah setiap bidang yang tercakup sudah ditelaah. Keputusan tentang sampling dan proses triangulasi perlu juga ditelaah.

e. Tahap Akhir

Tahap akhir dari auditing ini adalah mengakhiri auditing. Pada tahap ini ada dua hal yang perlu dikerjakan oleh auditor, yaitu memberikan umpan balik dan berunding dengan auditi, yaitu si peneliti, dan menuliskan laporan hasil pemeriksaannya.

Dokumen terkait