• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Dengan demikian triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu (Sugiyono, 2013) yaitu;

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen yang ada.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yangberbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan wawancara lalu dicek dengan observasi dn dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kreadibiltas data tersebut menghasilkan data yang berbeda maka pneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda 3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi hari pada saat narasumber masih segar belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga leih kredibel.untuk itu dalam rangka pengujian kredibitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka lakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara

mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karakteristik Obyek Penelitian

1. Sejarah singkat Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai

Sinjai adalah sebuah Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan.

Nama Sinjai berasal dari Kata Sijai’ (Bahasa Bugis) artinya sama jahitannya. Hal ini diperjelas dengan adanya gagasan dari LAMASSIAJENG Raja Lamatti X untuk memperkokoh bersatunya antara kerajaan Bulo-Bulo dan Lamatti dengan ungkapannya "PASIJA SINGKERUNNA LAMATI BULO-BULO" artinya satukan keyakinan Lamatti dengan Bulo-Bulo, sehingga setelah meninggal dunia beliau digelar dengan PUANTA MATINROE RISIJAINA. Eksistensi dan identitas kerajaan-kerajaan yang ada di Kabupaten Sinjai pada masa lalu semakin jelas dengan didirikannya Benteng pada tahun 1557. Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Balangnipa, sebab didirikan di Balangnipa yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Sinjai.Disamping itu, benteng ini pun dikenal dengan nama Benteng Tellulimpoe, karena didirikan secara bersama-sama oleh 3 (tiga) kerajaan yakni Lamatti, Bulo-bulo, dan Tondong lalu dipugar oleh Belanda melalui perang Manggarabombang. Agresi Belanda tahun 1559–1561 terjadi pertempuran yang hebat sehingga dalam sejarah dikenal nama Rumpa’na Manggarabombang atau perang Mangarabombang, dan tahun 1559 Benteng Balangnipa jatuh ke tangan belanda. Tahun 1636 orang Belanda mulai datang ke daerah Sinjai. Kerajaan-kerajaan di Sinjai menentang keras upaya Belanda untuk mengadu domba

40

menentang keras upaya Belanda unntuk memecah belah persatuan kerajaan-kerajaan yang ada di sulawesi Selatan. Hal ini mencapai puncaknya dengan terjadinya peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Belanda yang mencoba membujuk Kerajaan Bulo-bulo untuk melakukan peran terhadap kerajaan Gowa.

Peristiwa ini terjadi tahun 1639.Hal ini disebabkan oleh rakyat Sinjai tetap perpegan teguh pada PERJANJIAN TOPEKKONG. Tahun 1824 Gubernur Jenderal Hindia Belanda VAN DER CAPELLAN datang dari Batavia untuk membujuk I CELLA ARUNG ( PUANG CELLA MATA) Bulo-Bulo XXI agar menerima perjanjian Bongaya dan mengizinkan Belanda Mendirikan Loji atau Kantor Dagang di Lappa tetapi ditolak dengan tegas. Tahun 1861 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi dan Daerah, takluknya wilayah Tellulimpoe Sinjai dijadikan satu wilayah pemerintahan dengan sebutan Goster Districten.

Tanggal 24 pebruari 1940, Gubernur Grote Gost menetapkan pembagian administratif untuk Daerah Timur termasuk Residensi Celebes, sebagimana Sinjai bersama-sama beberapa Kabupaten lainnya berstatus sebagai Onther Afdeling Sinnai terdiri dari beberapa adat Gemenchap, yaitu Cost Bulo-bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Bulo-bulo, Manipi dan Turungeng. Pada masa pendudukan Jepang, struktur Pemerintahan dan namanya ditatah sesuai dengan kebutuhan Bala Tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945 yakni tanggal 20 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959.

Kabupaten Sinjai berdasarkan penelusuran sejarah, dimulai dari pemukiman pertama di WAWO BULU Manipi Kecamatan Sinjai Barat di sebelah timur

Malino dipimpin oleh orang yang digelar PUATTA TIMPAE’ TANA ataui TO PASAJA yaitu Arung Manurung Tanralili. Keturunan Arung Tanralili, salah seorang diantaranya adalah wanita yang kemudian puteri Tanralili inilah yang mengembangkan wilayah Wawo Bulu menjadi Kerajaan TURUNGENG. Raja Wanita tersebut diperisterikan oleh Putera Raja Tallo yang kemudian salah seorang turunannya adalah Wanita kawin dengan salah seeorang Putera Raja Bone.Dari hasil perkawinan itulah yang kemudian melahirkan enam orang putera dan satu orang Puteri.Akan tetapi Puterinyalah yang menggantikan ibunya menduduki tahta kerajaan di Turungeng. Adapun keenam Puteranya ditebarkan ke wilayah lain sehingga ada yang bermukim di Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka, Bala Suka dan masing-masing berusaha membentuk wilayah kekuasaan.

Dari keturunan Puatta Timpae’ Tana atau To Pasaja inilah yang berhasil membentuk kerajaan dalam wilayah dekat pantai yang dikenal dengan kerajaan Tondong, Bulo-Bulo, dan Lamatti. Untuk memelihara hubungan dan keutuhan wilayah kerajaan yang bersumber dari satu keturunan, maka muncullah gagasan dari I Topacebba (anak dari La Padenring) yang digelar Lamassiajingeng (Raja Lamatti ke-X) berupaya mempererat hubungan Lamatti dengan Bulo-Bulo atas dasar semboyan “ PASIJAI SINGKERUNNA LAMATTI BULO-BULO

“ artinya satukan keyakinan/kekuatan Lamatti dengan Bulo-Bulo. Penggagas dalam memelihara persatuan Lamatti dan Bulo-Bulo saat meninggalnya digelar “ PUATTA MATINROE’ RISIJAINNA “. Sinjai dalam ungkapan bahasa Bugis bermakna satu jahitan.Sinjai artinya bersatu dalam jahitan. Dari istilah sijai menjadi sinjai, merupakan suatu simbol dalam mempererat hubungan

kekeluargaan, menurut bahasa Bugis. Dari pertumbuhan dan perkembangan kerajaan yang ada, muncul pemikiran baru tentang perlunya memperkuat persatuan dan kesatuan dalam memelihara dan melindungi kerajaan yang ada, maka dibentuklah kelompok gabungan kerajaan yang berbentuk vederasi yang dikenal dengan :

a. TELLU LIMPOE’, merupakan persekutuan kerajaan yang berdekatan dengan pantai, yaitu Tondong, Bulo-Bulo, dan Lamatti.

b. PITU LIMPOE’, merupakan persekutuan kerajaan yang berlokasi di daerah dataran tinggi , yaitu kerajaan Turungeng, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka, Balasuka.

Federasi kerajaan Tellu Limpoe’ dan Pitu Limpoe’ merupakan dua kekuatan yang akan membendung arus ekspansi dari barat dan selatan, juga merupakan kekuatan pertahanan untuk membendung arus ekspansi dari utara dan penyelamatan garis pantai.

2. Keadaan Geografis Desa Erabaru a. Letak Wilayah

Berdasar letak geografis wilayah, Desa Era Baru berada di dataran rendah, berbukit dan tinggi wilayah sekitar 5.000 meter dari permukaan laut, dengan batas – batas sebagai berikut :

Sebelah utara : Desa Sukamaju Sebelah Timur : Desa Pattongko

Sebelah Selatan: Desa Batu Nilamung, Kec. Kajang, Kab.Bulukumba Sebelah Barat : Desa Tellulimpoe

b. Luas Wilayah

Desa Erabaru terletak di bagian Timur Ibu Kota Kecamatan Tellulimpoe dengan jarak kurang lebih 6 Kilometer dari Ibu Kota Kecamatan dan berada di bagian Selatan Ibu Kota Kabupaten Sinjaidengan jarak tempuh kurang lebih 27 Kilometer, Desa Erabaru terdiri dari lima Dusun dengan luas wilayah 11, 32 Kilometer

c. Demografi

Jumlah penduduk Desa Erabaru secara administrasi tercatat berjumlah 3.694Jiwa, menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak sekitar 1.799 Jiwa dari pada jenis kelamin laki-laki sekitar 1.895 jiwa dengan jumlah 3.694 dengan jumlah KK 1.038.

3. Sejarah Desa Erabaru

Desa Erabaru merupakan salah satu desa di Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai terletak di bagian Timur ibu kota Kecamatan Tellulimpoe, secara geografis Desa Era Baru dinilai stretegis. Terbentuknya Desa Era Baru adalah Pemekaran dari Desa Pattongko pada tahun 1985 dan pemberian Nama tersebut oleh Arung Pattongko, Karaeng Bagong dan disepakati oleh Tokoh – Tokoh Sehingga lahirlah nama Desa Era Baru yang terbentuk pada masa Orde Baru.

a. Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesadaran Masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya, Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan.

Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru dengan sendirinya akan membantu program Pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju.

Dalam rangka memajukan pendidikan, Desa Erabaru akan secara bertahap merencanakan dan menganggarkan bidang pendidikan baik melalui ADD,DD, swadaya Masyarakat dan sumber-sumber dana yang sah lainnya, guna mendukung program Pemerintah yang termuat dalam RPJM Daerah Kabupaten Sinjai.

b. Perekonomian Desa

Secara umum kondisi perekonomian Desa Erabarudi topang oleh beberapa mata pencaharian warga Masyarakat dan dapat teridentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti:PNS/TNI/Polri, Guru swasta, Guru Honor, karyawan swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, tukang kayu, petani dan lain-lain.

c. Kesehatan

Kualitas Kesehatan sangat menentukan kualitas dan angka harapan hidup penduduk, semakin sehat suatu Desa maka angka harapan hidup semakin tinggi, untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat maka yang penting di dilihat sejauh mana pemerintah memperhatikan sector ini yakni dengan melihat sedekat apa fasilitas kesehatan, seberapa bagus kualitas sarana dan

prasarana serta pelayanan yang dilakukan tenaga medis juga sejauh mana kualitas SDM pelaku dan tenaga medis yang dimiliki sebuah Desa.

d. Keagamaan

Dilihat dari penduduknya, Desa Erabaru mempunyai penduduk yang heterogen dilihat dari agama dan keyakinan mereka. Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama.

e. Sarana dan Prasarana Desa

Pembangunan Infrastruktur akan dihadapkan pada terbatasnya kemampuan Pemerintah Desa untuk menyediakannya. Pada sebagian infrastruktur, pihak Desa telah berhasil membangun, harapannnya Infrastruktur ini dapat menopang pendapatan Masyarakat, memperlancar transportasi, pelayanan publik dan lain lain..

f. Pemerintahan Umum

Untuk memberikan pelayanan kepada Masyarakat, khususnya di sektor pemerintahan umum, Desa Erabaru telah sejak lama memberikan pelayanan antara lain berupa: pencatatan sipil/surat-surat keterangan perkawinan yang telah teradministrasi dengan baik. Selain itu guna memenuhi persyaratan administrasi perijinan, juga telah secara rutin memberikan surat keterangan usaha kepada warga Masyarakat Desa maupun pihak lain yang akan membuka usaha di Desa Erabaru Peng-administrasian perijinan juga telah dilakukan dengan baik, meskipun diperlukan penyempurnaan/perbaikan demi kepentingan kearsipan dan Pendokumentasian.

Dalam hal melayani Masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di desa Erabaru, telah tersedia tapi masih mau diperbaiki dan dimaksimalkan fungsi sebagai perputaran ekonomi Desa.Pemerintahan Desa ini menjadi ujung tombak penggerak pembangunan di Desa, sehingga untuk mencapai tatanan pemerintahan yang baik maka penting untuk memperhatikan kualitas SDM para pelaku pelayan masyarakat.

4. Visi dan Misi Desa Erabaru a. Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Peenyusunan Visi Desa Erabaru ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatka pihak-pihak yang berkepentingan di Desa seperti Pemerintahan Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, lembaga Masyarakat Desa dan Masyarakat Desa pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal bahwa Desa Erabaru merupakan salah-satu Desa yang berada di dataran rendah, berbukit dan tinggi wilayah sekitar 5.000 meter dari permukaan laut dan Desa Erab Baru merupakan daerah penghasil pertanian maka berdasarkan pertimbangan diatas Visi Desa Era Baru adalah:

“Terwujudnya Desa Era Baru sebagai Desa mandiri berbasis Pertanian dan Perkebunan melalui peningkatan infrastruktur, Sumber Daya Manusia yang handal dan berkualitas serta Pemerintahan yang baik dan bersih menuju Masyarakat Sejahtera”

b. Misi

Untuk mewujudkan Desa Erabaru dengan Visi sebagai di atas maka Desa Erabaru melakukan Misi sebagai berikut:

1. Basis Pertanian dan Perkebunan dengan cara sebagai berikut:

a) Peningkatan kapasitas bagi kelompok tani

b) Perbaikan, pembangunan sarana dan prasarana pertanian

c) Peningkatan produksi pertanian dan perkebunan dengan meningkatkan kualitas hasil pertanian dan perkebunan

d) Untuk mencapai pemerintahan yang bersih (good governanvce) maka ada beberapa yang harus dilakukan

e) Menciptakan kondisi kerja yang ramah berkualitas, kondusif dan inklusif f) Melakukan perekrutan aparatur desa secara terbuka

g) Peningkatan kapasitas bagi aparatur Desa dan perangkat Desa

h) Meningkatkan control masyarakart Desa terhadap kinerja Pemerintahan Desa

i) Menguatkan peran dan fungsi pemerintahan Desa, BPD, LPM dan Lembaga lainnya yang ada di Desa.

2. Peningkatan infrastruktur, beberapa yang harus dilukakan antara lain:

a) Pembangunan jalan, irigasi, tanggul, pompanisasi dan infrastruktur lainnya dalam mendukung peningkatan produksi pertanian dan perkebunan.

b) Selain pembangunan maka penting memastikan kualitas pembangunan dan pemanfaatan infrastruktur desa dalam peningkatan perekonomian Masyarakat Desa.

c) Pembangunan infrastruktur Desa secara merata untuk mencapai pemerataan akses masyarakat dalam mendapatkan manfaat pembangunan.

3. SDM yang handal dan berkualitas, untuk mecapai Misi ini maka penting melakukan antara lain:

a) Peningkatan kualitas dan derajat pendidikan Masyarakat b) Pemberantasan buta aksara

c) Peningkatan kapasitas bagi Masyarakat, kelembagaan dan organisasi lainnya.

d) Peningkatan intensitas pengorganisasian dan pemberian peningkatan kapasitas seperti pelaihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhan Masyarakat.

5. Bagan Struktur Organisasi

Bagan struktur Organisasi Desa Erabaru Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai

Gambar 2. Struktur Organisasi

Tata Kerja Organisasi Pemerintah Desa Era Baru : a. Kepala Desa

Kepala Desa mempunyai Fungsi dan Tugas Kepala Desa ( Pasal 6 Ayat 3, Permendagri 84 Tahun 2015) :

1. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan, penetapan peraturan di Desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan Masyarakat,

BP KADES LPM/BUM

administrasi kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.

2. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.

3. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban Masyarakat, partisipasi Masyarakat, sosial budaya mMsyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

4. Pemberdayaan Masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi Masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.

5. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga Masyarakat dan lembaga lainnya

b. Sekretaris Desa

Sekertaris Desa mempunyai tugas (Pasal 7 Ayat 3 Permendagri 84 Tahun ]2015) :

1. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.

2. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat Desa, penyediaan prasarana perangkat Desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

3. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat

Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

4. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.

c. Pelaksanaan Tekhnis Lapangan atau Kepala Urusan (KAUR)

Pelaksana Tekhnis mempunyai Tugas dan Fungsi merencanakan, mengkordinasikan dan melaksanakan segala usaha kegiatan yang menjadi kewenangan dalam rangka menunjang kegiatan penyelenggaran pemerintah Desa yang meliputi penyelenggaraan urusan Pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan.

Fungsi Kepala Urusan (KAUR) yaitu:

1. Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat Desa, penyediaan prasarana perangkat Desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

2. Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

3. Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja Desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.

d. Kepala Seksi

1. Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis.

2. Kepala seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional.

3. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi mempunyai fungsi:

a) Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah, serta pendataan dan pengelolaan Profil Desa.

b) Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.

c) Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan upaya partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

e. KADUS

Tugas dan Fungsi Kepala Dusun :

1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.

2. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

3. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

B. Karakteristik informan

Berikut adalah karakteristik secara umum menurut jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan Pekerjaan.

1. Karakteristik Informan berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik informan yang menjadi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada di bawah ini:

Tabel 2. Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan Frekuensi Persentase

Laki-laki 4 44,44 %

Perempuan 3 33,33 %

Jumlah 7 100 %

Sumber : diolah dari data primer, Juni 2017

Distributor informan tentang jenis kelamin berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 4 orang berjenis laki-laki atau sebesar 44,44 persen dan 3orang berjenis kelamin perempuan atau sebesar 33,33 persen dari keseluruhan informan yang ada.

2. Karakteristik Informan Berdasarkan Umur

Penelitian ini menggunakan karakteristik informan berdasarkan umur.

Karakteristik informan yang menjadi subjek penelitian menurut umur ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3. Karakteristik Informan Berdasarkan Umur

Keterangan Frekuensi Persentase

37-40 4 44,44 %

41-54 2 22,22 %

55 tahun ke atas 1 11,11 %

Jumlah 7 100 %

Sumber : diolah dari data primer, Juni 2017

Distributor informan berdasarkan umur menerangkan bahwa kebanyakan informan memiliki umur yang berkisar 37-46 tahun yang menunjukkan sebanyak 4 orang informan atau 44,44 % persen dari jumlah informan. Informan yang berumur 41-54 sebanyak 2 orang atau 22,22 % serta informan yang berusia 55 tahun ke atas sebanyak 1 orang atau 11,11 persen dari jumlah informan yang ada.

3. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik informan yang menjadi subyek penelitian menurut tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keterangan Frekuensi Persentase

Sumber : diolah dari data primer, Juni 2017

Distributor informan berdasarkan tingkat pendidikannya menerangkan bahwa 1 orang berpendidikan S2 atau sebanyak 11,11 persen, 1 orang

berpendidikan S1 atau sebanyak 11,11 persen dan jumlah tingkat pendidikan informan yang berpendidikan SMAatau 33,33 persen orang atau 11,11 persen, 1 orang berpendidikan SMP atau sebanyak 11,11 persen, dan 1 orang berpendidikan SD atau 11,11 persen dari jumlah yang ada.

4. Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan

Karakterisitik informan yang menjadi subjek penelitian menurut pekerjaan yang dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan

Keterangan Frekuensi Persentase

Sumber : diolah dari data primer, Juni 2017

Distributor informan tentang pekerjaannya berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 1 orang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil atau 11,11 persen, 1 orang informan berprofesi sebagai Kepala Desa atau 11,11 persen, 1 orang berprofesi sebagai Sekretarisatau 11,11 persen, 2 orang berprofesi ketua LPM atau 22,22 persen, dan 1 orang atau 11,11 persen berprofesi Wiraswasta dari informan yang ada.

5. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendapatannya

Karakteristik informan berdasarkan pendapatan perbulan dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Karakteristik Informan Berdasarkan Pendapatannya

Sumber: diolah dari data primer, Juni 2017

Distributor informan pendapatan perbulan berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa informan yang berpenghasilan sebesar Rp. 500.000-Rp.

1.000.000 sebanyak 3 orang atau 33,33 persen, Rp. 2.000.000-Rp. 3.000.000 sebanyak 3 orang atau 11,11 persen dan berpenghasilan Rp. 3.000.000-Rp 4.000.000 sebanyak 1 orang atau 11, 11 persen dari keseluruhan jumlah informan yang ada.

C. Participatory governance

Participatory governance sebagai mekanisme, praktik dan tata cara pemerintahan dan warga yang mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik. Participatory governance merupakan salah satu bentuk tanggungjawab Pemerintah untuk ikut serta dalam kegiatan yang sifatnya untuk kepentingan Masyarakat. Dalam participatory governance ada tiga aspek yang dibahas yaitu: (a). Kehadiran, (b). Penyampaian ide, (c). Kesediaan bertanggungjawab.

1. Kehadiran dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Desa

Keterlibatan Masyarakat secara langsung yang dapat dijumpai dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Musrenbang tingkat Desa di Desa Erabaru Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Kehadiran hal yang paling dibutuhkan oleh Pemerintah setempat karena Pembangunan yang dilaksanakan bukan hanya

dari proyek Pemerintah tetapi adanya kerjasama antara Pemerintah dan Masyarakat sebagai subjek dan obyek pembangunan. Kehadiran masyarakat sangat dibutuhkan karena dalam kehadiran dan keikutsertaan aktif masyarakat pada saat Musrenbang merupakan partisipasi Masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Sebab pembangunan yang akan dilaksanakan nantinya bukan hanya bagian dari proyek Pemerintah tetapi adanya kerjasama antara Pemerintah dan Masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan dan pihak-pihak terkait.

dari proyek Pemerintah tetapi adanya kerjasama antara Pemerintah dan Masyarakat sebagai subjek dan obyek pembangunan. Kehadiran masyarakat sangat dibutuhkan karena dalam kehadiran dan keikutsertaan aktif masyarakat pada saat Musrenbang merupakan partisipasi Masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Sebab pembangunan yang akan dilaksanakan nantinya bukan hanya bagian dari proyek Pemerintah tetapi adanya kerjasama antara Pemerintah dan Masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan dan pihak-pihak terkait.

Dokumen terkait