• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PELAKSANAAN TRANSAKSI SAHAM TANPA WARKAT

C. Keabsahan Scriptless Trading

1. Sahnya TransaksiScriptless trading

Scriptless tradingatas efek-efek di pasar modal sangat terkait dengan prinsip- prinsip yang terdapat di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata khususnya

prinsip-prinsip yang terdapat di dalam hukum benda dan hukum perikatan. Oleh sebab itu ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kitab Undang Undang Hukum Perdata pada prinsipnya tetap berlaku terhadap scriptless trading atas efek-efek di pasar modal seperti ketentuan tentang konsep kepemilikan dan penguasaan secara perdata, konsep peralihan hak milik (eigendom), penjaminan (gadai) dan pembuktian hak secara hukum acara perdata.112

Menurut KUHPerdata, hak milik hanya dapat dialihkan apabila dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seperti, jika terhadap suatu benda yang bersifat bergerak (seperti saham, diatur dialam Pasal 60 ayat (1) Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan TerbatasjunctoPasal 511 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), maka dalam mengalihkan haknya (levering) dilakukan dengan proses penyerahan nyata dari benda yang bersangkutan (Pasal 612 KUH Perdata). Sedangkan untuk benda-benda yang bersifat tidak bergerak, dalam hal ini yang menyangkut dengan tanah dilakukan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah, dan peralihan hak tersebut dilakukan dengan suatu akta autentik dengan ancaman batal (617 KUH Perdata), selain itu juga harus didaftarkan pada pejabat yang berwenang.

Selanjutnya menurut KUH Perdata, levering atas piutang-piutang atas nama dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta autentik. Prinsip-prinsip levering ini sebenarnya kontradiktif dengan ketentuan levering dari efek-efek yang ada di pasar

112 Nindyo Pramono,Sertifikat Saham PT Go Public dan Hukum Pasar Modal di Indonesia,

modal, khususnya jika dilakukan dengan pengalihan secarascriptless trading. Namun ketentuan khusus dalam Undang Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengakomodir peralihan hak atas efek secara elektronik melalui book entry settlementyang menjadi cara dalam peralihan hal dalamscriptless trading.113

Berkaitan dengan prinsip Levering sebagaimana diatur dalam KUH Perdata, tampaknya kontradiktif dengan ketentuan levering dari efek-efek yang ada di pasar modal, terutama jika dilakukan dengan pengalihan hak melalui jalurscripless trading. Dalam hal pembuktian kepemilikan yang dapat ditunjukkan oleh investor (pembeli) bahwa dirinya memiliki sejumlah saham tertentu bagi pemegang saham tanpa warkat sering menjadi masalah berkenaan dengan pembuktian di pengadilan. Sehubungan dengan hal tersebut, bagi pemegang efek tanpa warkat, ada pegangan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani.114

KUH Perdata juga mengangut asas konsensual dalam perjanjian115, misalnya dalam perjanjian jual beli. Yang mana pada prinsipnya jual beli sudah dianggap sah apabila sudah ada kata sepakat, sedangkan mengenai persyaratan formal lainnya hanyalah bersifat administratif belaka tanpa berpengaruh terhadap keabsahan perjanjian tersebut. Di samping menganut asas konsensual, KUH Perdata juga menganut asasobligatoir.116 Pasal 1320 KUH Perdata bahwa dengan tercapainya kata sepakat, maka perjanjian sudah mengikat secara obligatoir, dalam arti hak milik

113

Nindyo Pramono, Op Cit. hal. 142.

114Nindyo Pramono, Op Cit. hal. 143.

115Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta : Internusa, 2004) hal 27. 116Ibid. hal 28.

belum berpindah. Untuk berpindahnya hak milik diperlukan perjanjian lain yang disebut dengan perjanjian riil atau yang lebih dikenal dengan Levering (penyerahan).

Konsekuensi dari berlakunya asas konsensual dan asas obligatoir adalah untuk dapat saja dilakukan beberapa kali jual beli, misalnya A menjual ke B, B menjual ke C, dan C menjual ke D. Akan tetapi dalam hal ini hanya terjadi sekali pernyerahan saja yaitu penyerahan langsung kepada pembeli terakhir yaitu dari A kepada D.

Jika hal ini dikaitkan dengan jual beli secarascriptless tradingdi pasar modal, maka seyogianya dapat saja dilakukan beberapa kali jual beli terhadap efek yang sama, namun pemindahbukuan (book entry settlement) hanya dilakukan satu kali saja yaitu pemindahbukuan ke rekening untuk pembeli terakhir. Pada bursa-bursa yang modern, dikenal dengan apa yang disebut dengan Daylight Overdraft walaupun dilakukan dengan pembatasan-pembatasan.117Daylight Overdraft adalah suatu sistem dimana pihak partisipan akan melakukan transaksi sepanjang hari secara berkali-kali denganintraday debits,akan tetapisettlementdilakukan sekali saja yaitu pada menit- menit terakhir hari kerja bursa. Walaupun sistemdaylight overdraft ini mengandung resiko-resiko tertentu seperti kemungkinan terjadinya gagal serah, tetapi pemakaian sistem ini sudah merupakan konsekuensi dari berlakunya asas konsensual dan asas obligatoir dari suatu perjanjian pada umumnya. Dalam hubungan dengan settlement di bursa, sistem daylight overdraft ini tentunya merupakan suatu pengecualian terhadap prinsipsettlement against money(delivery vs payment) yang memang dianut

117Fuady, Munir,Pasar Modal Modern (Suatu Tinjauan Hukum), (Bandung : PT Citra Aditya

oleh bursa efek pada umumnya. Dalam sistem dan proses peralihan hak atas efek tanpa warkat, berhubung terdapat beberapa pihak yang terlibat, maka fungsi dan inter relasi antara satu badan yang terlibat dengan badan lain turut menentukan inter relasi yuridis dan konsekuensi hukum di antara para pihak. Karena Kliring dilakukan oleh suatu lembaga/badan khusus, setelah memenuhi seluruh syarat formal maka setelah kliring dilakukan, pihak pialang jual sudah terputus hubungan dengan pihak pialang beli. Konsekuensinya yuridisnya pihak fasilitator (KPEI dan KSEI) harus bertangggung jawab secara yuridis atas penyelesaian levering efek tersebut kepada pihak pialang pembeli (dengan pemindahbukuan) yang selanjutnya akan meneruskan kepada pembeli (investor).118

2. Penyelesaian MelaluiBook Entry Settlement

SistemScriptless tradingadalah tata cara perdagangan efek tanpa adanya fisik efek berupa sertifikat saham, sertifikat obligasi dan lainnya.119 Perdagangan saham dilakukan secara elektronik dan ditindaklanjuti dengan penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan (book entry settlement) yaitu perpindahan efek maupun dana hanya melalui mekanisne debet dan/atau kredit atas suatu rekening efek (securities account) yang tanda bukti kepemilikan efeknya tidak lagi berbentuk fisik sertifikat efek, tetapi diwujudkan dalam rekening efek pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).120

118

Indra Surya,Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2004) hal. 63.

119 Bapepam, Strategi Pengembangan Pelaku Pasar Modal : Cetak Biru Pasar Modal

Indonesia 2004-2004, (Jakarta : Bapepam, 2000). Hal 63.

Pengalihan saham akan terjadi pada saat pertemuan transaksi jual dan transaksi beli (match order), dalam hal ini match order dapat dianalogikan sebagai kesepakatan mengenai jenis dan jumlah saham, harga, serta tanggal penyelesaian traksaksi bursa. Jika telah terjadi kesepakatan, maka akan dilakukan pengalihan saham secara scriptless trading yaitu dilakukan melalui penyelesaian pembukuan (book entry settlement) dengan cara mengurangi saham penjual dan menambahkannya ke dalam rekening saham pembeli.

Keadaan di atas berbeda dengan sistem hukum jual beli menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPer/BW) yaitu dalam Pasal 1458 BW yang menyebutkan bahwa Jual beli itu dianggap telah terjadi diantara kedua belah pihak, seketika setelahnya orang orang ini mencapai kata sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaan itu belum diserahkan, maupun harganya belum dibayar.

Dalam sistem scriptless trading, transaksi saham adalah sah terjadi pada saat match order. Pengalihan kepemilikan saham tersebut dilakukan dengan melakukan pemindahbukuan saham dari rekening efek anggota bursa selaku penjual kepada rekening efek anggota bursa pembeli melalui suatu jaringan komputer (electronic book entry settlement) tanpa diikuti penyerahan efek secara fisik yang tanda bukti kepemilikan efeknya tidak lagi berbentuk fisik sertifikat efek, tetapi diwujudkan dalam rekening efek pada KSEI. Keadaan ini berbeda dengan prinsip jual beli saham

menurut KUHPer yang masih menganut prinsip penyerahan secara nyata sehingga harus ada saham dalam bentuk riil yang dialihkan.121

Dalam sistem scriptless trading, para pihak yang terkait tetap memiliki kewajiban untuk melakukan penyelesaian (settlement) dan registrasi atas transaksi tersebut. Konsekuensinya, hak kepemilikan (ownership right) atas efek termasuk corporate action yang timbul berdasarkan efek tersebut baru akan berpindah kepada pembeli jika telah dilakukan penyelesaian transaksi efek (settlement).

Setiap pelaksaan penyelesaian transaksi efek (settlement) garus dilakukan berdasarkan transaksi-transaksi yang tercantum dalam daftar transaksi bursa yang diterbitkan oleh bursa pada setiap akhir hari kerja bursa. Berdasarkan uraian di atas, maka proses penyelesaian transaksi efek dalam sistem scriptless trading berbeda dengan KUHPerdata. Hal ini dikarenakan dalam scriptless trading tidak mengenal adanya pembuatan akta baik akta autentik maupun di bawah tangan.

Seluruh proses penyelesaian transaksi efek dalam scriptless tradingdilakukan secara elektronik berupa pemindahbukuan efek dari satu rekening efek ke rekening efek lainya serta pemindahan dana dari satu rekening dana ke rekening dana lainnya. Seluruh proses penyelesaian tersebut harus dilakukan pada hari yang sama agar tidak terjadi miss match. Selain itu KSEI selaku pihak yang memegang peranan dalam seluruh proses transaksi juga harus memonitor jumlah dana yang ada dalam rekening anggota bursa agar tidak terjadi gagal serah akibat tidak adanya atau tidak cukupnya dana untuk melakukan transaksi efek tersebut.

Dalam pelaksanaan book entry settlement, seluruh efek yang akan ditransaksikan disimpan ke dalam rekening efek elektronik yang terpusat di KSEI. Oleh karenanya merupakan kewajiban perusahaan efek atau bank kustodian untuk membuka rekening efek pada KSEI berdasarkan data rekening efek yang telah dibuka setiap nasabah/investor pada perusahaan efek terkait. Selanjutnya yang menjadi bukti kepemilikan efek dalam penitipan kolektif adalah konfirmasi tertulis yang diberikan olek KSEI kepada pemegang rekening.

Dalam pelaksanaan book entry settlement ini tidak perlu menggunakan akta pemindahan hak untuk pengalihan saham sebagaimana diatur dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Pelaksanaan book entry settlement diatur dalam Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal Penyelesaian transaksi bursa dapat dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan (book entry settlement). Hal ini sejalan dengan asas lex specialis derogat lex generalis, dimana ketentuan mengenai pemindahan saham dalam bidang pasar modal menyampingkan ketentuan tentang pemindahan saham dalam perseroan terbatas umumnya dan KUH Perdata.

3. Kekuatan Pembuktian DalamScriptless trading

Hukum pembuktian perdata yang berlaku menganut prinsip pembuktian yang eksklusif yaitu selain dari alat bukti yang sudah ditentukan, alat bukti yang lain tidak mempunyai kekuatan hukum. Pasal 164 HIR/Pasal 284 RBG/Pasal 1866 BW menentukan bahwa macam-macam alat bukti adalah:

a. bukti tertulis; b. bukti saksi; c. persangkaan; d. pengakuan; dan e. sumpah.

Bukti pemilikan dari Pemegang efek tanpa warkat seharusnya berupa surat tertulis yang ditandatangani (jadi tidak cukup hanya printing komputer tanpa tanda tangan) walaupun hanya dalam bentuk konfirmasi dari pihak yang berwenang, namun dapat menjadi alat bukti yang sah atas keabsahan kepemilikan efek tanpa warkat tersebut. Karena bukti surat tersebut diterbitkan oleh yang lembaga berwenang di pasar modal sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan demikian alat bukti tersebut sudah memenuhi persyaratan akta autentik, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Pasal 165 HIR meskipun yang dipegang oleh pemilik/pemegangnya bukanlah fisik sahamnya.

Akta otentik menurut ketentuan pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yaitu ”Suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai- pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana akta dibuatnya.”

Berdasarkan definisi tersebut diketahui bahwa suatu akta dapat dikatakan sebagai akta otentik harus memenuhi syarat-syarat yaitu dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang-undang, dibuat oleh seorang pejabat atau pegawai umum, dan

pejabat atau pegawai umum tersebut harus berwenang untuk membuat akta tersebut ditempat di mana akta dibuat.

Karena dibuat oleh seorang pejabat atau pegawai umum, maka akta otentik memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. Hal ini dikarenakan pejabat atau pegawai umum tersebut mendapatkan kepercayaan dari negara untuk menjalankan sebagian fungsi administratif negara, sehingga legalitasnya dapat dipastikan. Selain itu, seorang pejabat atau pegawai umum juga tidak memiliki keberpihakan dalam pembuatan akta.

Alasan lain akta otentik dikatakan sebagai alat bukti yang sempurna, karena akta otentik memiliki tiga kekuatan pembuktian, yaitu :

1. Kekuatan Pembuktian Lahiriah

Suatu akta otentik yang dapat membuktikan dirinya tanpa adanya penjelasan dari orang lain.

2. Kekuatan Pembuktian Formal

Keterangan-keterangan yang ada dalam akta ini secara formal benar adanya. Sebenar-benarnya disini bisa saja tidak benar karena penghadap berbohong. Kebenaran formal ini mengikat para pihak, para ahli waris dan para pihak yang menerima haknya.

3. Kekuatan Pembuktian Materiil

Isi materi dari apa yang ada dalam akta itu adalah dijamin benar adanya. Karena yang membuat dan menyusun adalah pejabat umum. Kebenaran materiil ini mengikat para pihak, para ahli waris dan para pihak yang menerima haknya.

Dari alasan-alasan yang diuraikan di atas dapat diketahui bahwa akta otentik merupakan suatu alat bukti yang sempurna, yaitu apabila akta otentik diajukan sebagai alat bukti dalam suatu persidangan, maka tidak diperlukan bukti pendukung lain yang menyatakan bahwa akta otentik tersebut benar. Hal ini dikarenakan suatu akta otentik telah dapat dipastikan kebenarannya.

Konfirmasi tertulis merupakan akta autentik walaupun yang dipegang oleh investor bukanlah fisik sahamnya karena bukti surat konfirmasi tertulis tersebut diterbitkan oleh KSEI yang merupakan pihak berwenang di pasar modal sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan merupakan amanat dari Peraturan Bapepam No VI. A. 3. Konfirmasi tertulis juga diakui dalam Pasal 5 ayat (1) Undang Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang menyatakan bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bukti kepemilikan efek diberikan dalam bentuk konfirmasi tertulis, begitu juga apabila terjadi transaksi, setiap transaksi yang telah dilaksanakan terhadap investor akan diberikan konfirmasi tertulis. Setiap penyelesaian transaksi dilakukan dengan debet ataupun kredit efek maupun uang dari rekening nasabah. Persoalan timbul apabila ternyata apa yang tertulis dalam konfirmasi tidak sesuai dengan catatan di Kustodian sebagai penyimpan efek.

Kustodian sebagai perusahaan terikat terhadap UU No.8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. Dalam pasal 11 UU tersebut dinyatakan bahwa dokumen perusahaan wajib disimpan selama 10 tahun. Penyimpanan ini sangat penting artinya

bagi perusahaan maupun investor. Data-data yang disimpan dalam rekening elektronik merupakan alat bukti yang sah apabila terjadi suatu default yang terjadi dengan atau tanpa kesengajaan. Hal ini diatur dalam pasal 15 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan yang menyatakan bahwa dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikfrofilm atau media lain dan atau hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah.